Devia Primastiani https://telusuri.id/penulis/devia-primastiani/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Sat, 17 Aug 2019 10:20:18 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 Devia Primastiani https://telusuri.id/penulis/devia-primastiani/ 32 32 135956295 Danau Kaolin, Danau Surealis Bekas Galian Tambang https://telusuri.id/danau-kaolin-belitung/ https://telusuri.id/danau-kaolin-belitung/#respond Sun, 14 Jul 2019 09:00:15 +0000 https://telusuri.id/?p=15089 Kalau pernah menonton film Laskar Pelangi, kamu pasti ingat adegan ketika anak-anak SD Muhammadiyah sedang mengetes “penemuan baru” mereka, yaitu telepon kaleng. Penemuan itu mereka tes bukan di halaman sekolah, tapi di sebuah tanah luas...

The post Danau Kaolin, Danau Surealis Bekas Galian Tambang appeared first on TelusuRI.

]]>
Kalau pernah menonton film Laskar Pelangi, kamu pasti ingat adegan ketika anak-anak SD Muhammadiyah sedang mengetes “penemuan baru” mereka, yaitu telepon kaleng.

Penemuan itu mereka tes bukan di halaman sekolah, tapi di sebuah tanah luas berbukit-bukit yang di sana-sini penuh lubang raksasa berisi air biru pirus. Itu, boi, bukan tempat yang khusus dibuat untuk keperluan wisata, melainkan kawasan danau kaolin bekas galian tambang.

Danau kaolin seperti itu banyak sekali di Belitung. Salah satu di antaranya ada di Desa Air Raya, Tanjungpandan, yang hanya terpaut sekitar 10 menit perjalanan dari pusat kota.

Mirip Kawah Putih Ciwidey dan Kawah Putih Tinggi Raja

Untuk kamu yang belum begitu familiar dengan kaolin, barangkali kamu perlu tahu sedikit soal mineral ini. Kaolin adalah mineral semacam tanah liat dengan daya hantar listrik dan daya hantar panas yang rendah. Mineral ini jadi bahan baku kosmetik, kertas, makanan, dan pasta gigi.

Ketika sebuah areal tambang kaolin selesai dieksploitasi, yang tersisa adalah lubang-lubang raksasa. Seiring berjalannya waktu, air terkumpul dan lubang-lubang itu pun berubah menjadi danau. Yang membuatnya menarik, air danau bekas galian kaolin ini mempunyai warna yang tidak biasa, yakni biru pirus alias toska.



Bekas galian tambang yang sekarang jadi danau/Oky Hertanto

Kombinasi tanah berwarna putih dan air danau biru pirus itulah yang membuat Danau Kaolin menjadi menarik. Banyak yang menyamakan Danau Kaolin dengan Kawah Putih Ciwidey di Jawa Barat dan Kawah Putih Tinggi Raja di Sumatera Utara. Namun, tak seperti kedua destinasi wisata itu, di Danau Kaolin kamu takkan mencium bau belerang.

Lokasi yang pas untuk melihat matahari terbenam

Perpaduan warna yang tidak biasa ditemukan di daratan ini membuat Danau Kaolin disenangi penggemar fotografi. Para fotografer bisa betah lama-lama di sekitar danau untuk mengabadikan lanskap surealis khas bekas galian kaolin.

Meskipun kamu bisa datang ke Danau Kaolin kapan pun sepanjang hari, waktu yang paling pas untuk jalan-jalan ke tempat ini adalah pagi atau sore hari menjelang matahari terbenam. Karena agak susah menemukan pohon untuk berteduh di kawasan danau, kamu pasti akan kesal sendiri menahan panas ketika matahari bersinar maksimal.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Danau Kaolin, Danau Surealis Bekas Galian Tambang appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/danau-kaolin-belitung/feed/ 0 15089
Liburan ke Pulau Lengkuas https://telusuri.id/liburan-ke-pulau-lengkuas/ https://telusuri.id/liburan-ke-pulau-lengkuas/#respond Wed, 17 Apr 2019 08:35:23 +0000 https://telusuri.id/?p=13311 Waktu libur panjang, aku dan teman-temanku liburan bersama ke Pulau Lengkuas, Kabupaten Belitung. Karena Pulau Lengkuas hanya bisa diakses lewat laut, kami ke sana naik kapal dari Pantai Tanjung Kelayang. Sinar mentari pagi mulai memantulkan...

The post Liburan ke Pulau Lengkuas appeared first on TelusuRI.

]]>
Waktu libur panjang, aku dan teman-temanku liburan bersama ke Pulau Lengkuas, Kabupaten Belitung. Karena Pulau Lengkuas hanya bisa diakses lewat laut, kami ke sana naik kapal dari Pantai Tanjung Kelayang.

Sinar mentari pagi mulai memantulkan cahayanya ke bebatuan saat kapal kayu yang kami tumpangi bergerak menuju Pulau Lengkuas. Cuaca yang sangat cerah membuat kapal melaju dengan tenangnya membelah lautan, melewati pulau-pulau kecil tak berpenghuni antara Tanjung Kelayang dan Pulau Lengkuas.

Sebelum tiba di Pulau Lengkuas, kapal kami berhenti sejenak di Pulau Pasir. Pulau Pasir ini hanya bisa dikunjungi saat laut sedang surut. Di sana banyak bintang laut yang bentuknya serupa tokoh Patrick Star dalam kartun Spongebob Squarepants. Setelah lelah bermain dan berfoto bersama, kami pun melanjutkan perjalanan.

pulau lengkuas
Sebuah perahu melaju di perairan Belitung/Devia Primastiani

Dari kejauhan, mercusuar kokoh yang menjulang di tengah Pulau Lengkuas mulai kelihatan. Pulau Lengkuas memang tak terlalu jauh dari pulau utama. Dikurangi waktu bermain di Pulau Pasir, waktu tempuh antara Tanjung Kelayang dan pulau itu barangkali hanya sekitar tiga puluh menit.

Begitu kapal tiba di tujuan, aku dan teman-teman langsung turun lalu mencari tempat untuk beristirahat dan bersantai.

Sembari bersantai, aku mengagumi keindahan Pulau Lengkuas, dengan pasirnya yang putih, airnya yang biru jernih, dan pesisirnya yang penuh bongkahan granit. Kemudian saat jam makan siang tiba kami mengeluarkan bekal yang memang sengaja dibawa untuk disantap bersama.

pulau lengkuas
Mercusuar ikonis Belitung/Devia Primastiani

Bongkah granit, mercusuar, dan hal-hal menarik lain di Pulau Lengkuas

Habis makan, kami masuk ke dalam mercusuar. Menara setinggi tujuh puluh meter itu adalah suar peninggalan Belanda yang sekarang menjadi ikon pariwisata Belitung. Kami meniti tangga sampai ke tingkat paling atas. (Sekarang kabarnya pengunjung hanya bisa naik sampai jendela ketiga mercusuar.)

Dari puncak menara, dari ketinggian, lanskap tampak begitu mengagumkan. Tak hanya pesisir Pulau Lengkuas yang kelihatan, namun juga perairan berwarna biru dan pulau-pulau kecil yang mengambang di sekitarnya.

pulau lengkuas
Berpose di puncak mercusuar/Devia Primastiani

Setelah itu kami kembali ke bawah dan mandi-mandi di Kolam Bidadari. Kolam Bidadari adalah kolam air-laut alami yang dipagari bongkah-bongkah granit. Airnya tak hanya segar tapi juga jernih. Aku bisa dengan mudah melihat ikan dari permukaan. Salah seorang temanku bahkan mencoba menangkap seekor ikan. Sayang sekali ia gagal sebab ikan yang ia incar bergerak terlalu cepat.

Sebagaimana rupa permukaannya, rupa bawah laut Pulau Lengkuas konon juga tak kalah menakjubkan. Perairan pulau ini disebut-sebut sebagai salah satu lokasi snorkeling terbaik di Belitung. Hari itu aku membuktikannya dengan mata kepala sendiri.

Begitu melongokkan kepala ke dalam air yang biru jernih itu, aku terpana melihat terumbu karang yang menghiasi dasar laut, juga ikan-ikan yang berkeliaran entah melakukan apa di sekitarnya.

pulau lengkuas
“Groufie”/Devia Primastiani

Tak terasa hari sudah semakin sore. Dengan berat hati kami segera bersiap untuk pulang. Jika terlalu sore, gelombang akan semakin tinggi sehingga perjalanan jadi kurang nyaman.

Rasa lelah mulai menghampiri kami. Meskipun demikian kami sangat senang karena diberi kesempatan untuk bersama-sama melihat keindahan alam dan mengabadikan momen di lanskap yang tiada duanya itu. Memori di Pulau Lengkuas itu sangat membekas dalam ingatanku, membuatku ingin mengulang kembali momen mengesankan itu.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Liburan ke Pulau Lengkuas appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/liburan-ke-pulau-lengkuas/feed/ 0 13311