Malikha Emayusita, Penulis di TelusuRI https://telusuri.id/penulis/malikha-emayusita/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Mon, 05 Sep 2022 01:30:05 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 Malikha Emayusita, Penulis di TelusuRI https://telusuri.id/penulis/malikha-emayusita/ 32 32 135956295 Ketagihan Geseng Entok, Kuliner Khas Banyuwangi https://telusuri.id/ketagihan-geseng-entok-kuliner-khas-banyuwangi/ https://telusuri.id/ketagihan-geseng-entok-kuliner-khas-banyuwangi/#respond Fri, 02 Sep 2022 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=34959 Ada yang suka menyantap entok? Entok atau entog di sebagian Pulau Jawa disebut mentok. Entok adalah jenis unggas yang masih satu keluarga dengan bebek, nama latinnya cairina moschata, selain itik serati juga disebut bebek manila....

The post Ketagihan Geseng Entok, Kuliner Khas Banyuwangi appeared first on TelusuRI.

]]>
Ada yang suka menyantap entok? Entok atau entog di sebagian Pulau Jawa disebut mentok. Entok adalah jenis unggas yang masih satu keluarga dengan bebek, nama latinnya cairina moschata, selain itik serati juga disebut bebek manila. Banyak olahan entok diantaranya pedesan entok, entok slenget, tongseng, kari,  rendang, rica-rica, gule, sate, dan satu lagi mungkin banyak yang belum kenal dengan olahan geseng entok khas Banyuwangi.

Bersama Bu Tin (baju merah)
Bersama Bu Tin/Malikha Emayusita

Geseng entok merupakan kuliner yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, berasal dari Dusun Wijenan Kidul Desa Singolatren. Menariknya hanya warga dusun tersebut yang bisa membuat dengan rasa pas. Warga dusun lainnya di desa yang sama ketika mengolahnya tak bisa menghasilkan cita rasa sama. Sejak dulu geseng dibuat hanya pada momen tertentu, yakni acara keagamaan seperti Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad, jadi tidak dijual. Karena banyak yang penasaran ingin beli, barulah ada yang membuka usaha kuliner bernama Warung Geseng Wijenan Bu Tin, yang sudah berjualan lebih dari lima tahun.

Daun Wadung, Ciri Khas Geseng

Pupus Daun Wadung
Pupus daun wadung/Malikha Emayusita

Penasaran ingin mencicipi geseng mentok, saya segera meluncur ke Warung Geseng Wijenan Bu Tin yang berlokasi di Dusun Wijenan Desa Singolatren Kecamatan Singojuruh, 19 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Akhirnya ketemulah yang dicari. Saat itu sudah lewat jam makan siang, sehingga suasana sepi dan tak perlu antri. Bu Tin, si pemilik warung, menyambut kami. Beliau dengan sabar menunggu kami memilih makanan dan minuman.

Keterangan pada spanduk tersedia delapan jenis makanan, olahan entok berupa geseng, gule, dan sate. Bebek dimasak geseng dan digoreng krispi. Sedangkan ayam dibuat geseng dan sate. Selain itu kita juga bisa memilih sate jamur. Minumannya ada temulawak, teh, dan jeruk tersedia dalam pilihan dingin maupun panas. Juga tersedia angsle. Harga makanan mulai dari Rp20.000, sedangkan minumannya dibanderol mulai dari Rp5.000. Warung ini buka setiap hari jam 08.00 – 21.00.

Resep geseng otentik didapat Bu Tin dari warisan turun temurun dengan bumbu cabai rawit, cabai besar, kunyit, kemiri, terasi, gula, dan garam. Uniknya, resep ini tanpa bawang merah dan bawang putih. Yang membuat geseng terasa khas karena kehadiran pupus daun wadung menghasilkan rasa masam. Daunnya berbentuk dan bertekstur seperti daun so (daun melinjo), yang muda rasanya masam, yang tua terasa pahit, tanaman ini tumbuh di hutan.

Sembari menunggu pesanan dibuat, kami mengamati sekeliling warung. Tampak beberapa foto terpajang di dinding, di antaranya foto Bu Tin bersama bupati periode 2010-2020, Abdullah Azwar Anas yang mengunjungi lapaknya di Pasar Wit-witan Alasmalang pada 1 November 2019 lalu.

Cita Rasa yang Bikin Nagih

Geseng
Geseng/Malikha Emayusita

Kami memesan tiga jenis geseng yaitu geseng mentok, geseng bebek, dan geseng ayam kampung. Dari ketiga jenis unggas yang dipesan, potongan dada mentok berukuran paling besar, satu ekor dipotong menjadi enam bagian. Dominan daging tebal yang empuk dan hanya menyisakan tulang kecil, lalu pupus daun wadung yang dirajang mempercantik tampilan geseng, memperkaya rasa, membuat kesat, dan melenyapkan bau anyir. Bumbu geseng meresap kuat hingga ke dalam. Gigitan pertama tak seperti yang saya bayangkan karena katanya komposisi cabainya banyak, nyatanya sensasi pedas tak begitu menyengat.

Setelah dua suapan, terlebih ketika mencabik bagian daging yang menempel pada tulang, barulah pedas menjalar. Bagi yang bukan penggila pedas, sensasi ini tak hanya terasa di lidah tetapi seisi mulut, namun tak menyurutkan niat untuk mencocolkan daging mentok ke genangan bumbu (sambal) di sekitarnya. Bahkan memakan nasi dengan kuah bumbunya saja sudah memanjakan lidah bikin nagih.

Benar bahwa ada yang bilang kalau kuliner Banyuwangi itu cita rasanya tak selalu langsung dikenali dalam gigitan atau suapan pertama. Para petualang rasa saat menyantap kue bercita rasa manis akan merasakan karakter gula setelah beberapa gigitan. Begitu juga ketika mencicipi rasa gurih dan pedas perlahan menguat dalam beberapa suapan.

Es Temulawak
Es temulawak/Malikha Emayusita

Penjualnya ramah dan dermawan, tak disangka ketika akan melahap, kami beruntung diberi semangkuk kuah bumbu untuk menyemarakkan cita rasa geseng yang kami santap. Untuk melepas dahaga karena sensasi pedas, kami memilih es temulawak. Minuman buatan Bu Tin ini begitu diteguk, tercium aroma khas temulawak kemudian turun membasahi tenggorokan diiringi sensasi dingin yang menciptakan rasa segar. Setelah beberapa tegukan, saya melanjutkan hingga piring licin. Benar-benar makan siang yang memanjakan perut.

Di depan warung tampak pohon wadung, menjadi daya tarik pembeli yang penasaran dengan bentuk dan tekstur daun tersebut. Benar seperti yang saya lihat dalam foto dan video, daunnya berbentuk dan bertekstur seperti daun so (daun melinjo). Rupanya Bu Tin tak menggunakan daun tersebut untuk masakannya. Dia memperolehnya dari tempat lain.

Tertarik mencoba geseng mentok? Segera datang ke Dusun Wijenan Kidul.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Ketagihan Geseng Entok, Kuliner Khas Banyuwangi appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/ketagihan-geseng-entok-kuliner-khas-banyuwangi/feed/ 0 34959
Menyeberang ke Pulau Merah https://telusuri.id/menyeberang-ke-pulau-merah/ https://telusuri.id/menyeberang-ke-pulau-merah/#respond Fri, 08 Jul 2022 02:44:00 +0000 https://telusuri.id/?p=34492 Banyuwangi terkenal dengan keindahan pantainya, di kota ini terdapat lebih dari 20 pantai. Salah satunya yang banyak dikunjungi wisatawan yaitu Pantai Pulau Merah, terkenal oleh kalangan wisatawan karena memiliki Pulau Merah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata...

The post Menyeberang ke Pulau Merah appeared first on TelusuRI.

]]>
Banyuwangi terkenal dengan keindahan pantainya, di kota ini terdapat lebih dari 20 pantai. Salah satunya yang banyak dikunjungi wisatawan yaitu Pantai Pulau Merah, terkenal oleh kalangan wisatawan karena memiliki Pulau Merah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi memperkenalkannya ke dunia internasional sebagai Merah Island Beach. Dulunya bernama Pantai Ringinpitu karena banyak pohon beringin di sekitar pantai, kemudian lebih dikenal dengan sebutan Pantai Pulau Merah.

Pantai Pulau Merah terletak di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. 80 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Baik dari Kota Banyuwangi maupun Jember, dari arah Jajag hingga perempatan lampu merah Jajag—yang ditandai dengan patung macan putih di tengahnya—setelahnya akan menjumpai banyak penunjuk arah menuju Pantai Pulau Merah. Diskominfo Banyuwangi, Dishub Banyuwangi, dan Disbudpar Banyuwangi menyediakan angkutan wisata gratis untuk pejalan yang tidak menggunakan kendaraan pribadi. Program ini diadakan beberapa kali setiap bulannya.

Deretan penginapan berupa homestay dan vila yang tak dapat dihitung dengan sepuluh jari tangan saya, berjajar di sekitar lokasi, 300 meter sebelum loket yakni mulai masuk Jalan Pantai Pulau Merah. Petugas menyambut kami di loket, di situ tertera harga tiket masuk Rp10.000 per orang, parkir kendaraan bermotor roda empat Rp5.000 dan Rp2.000 untuk kendaraan roda dua.

Geopark Nasional

Pulau Merah merupakan tiang batu (sea stack) yang terdapat sekitar 200 meter dari pinggir pantai berpasir putih. Dinamakan merah karena berasal dari batuan berwarna merah dari mineral yang mengandung besi. Batuan beku jenis diorit atau granodiorit yang disingkapkan Pulau Merah, mengalami alterasi (perubahan), dan terkekarkan dengan kuat karena diterobos berkali-kali oleh magma di bawah gunung api purba yang masih aktif 8-4 juta tahun yang lalu. Pada 3,2 juta tahun yang lalu aktivitas vulkanisme telah terhenti hingga sekarang.

Pada 2018, Komite Geopark Nasional menetapkan Situs Geologi Pulau Merah sebagai Taman Bumi atau Geological Park (Geopark Nasional) yang menjadilaboratorium geologi dunia.

Gapura Pulau Merah
Gapura Pulau Merah/Malikha Emayushita

Dari tempat parkir tampak gapura bertuliskan “Pantai Pulau Merah”, pulau seakan terbingkai dalam gapura. Untuk memotret, atau sekedar swafoto, saya harus antre dengan dua ibu berusia lebih dari setengah abad yang asyik dengan gawai masing-masing, mereka berulang kali mengambil potret diri karena merasa kurang puas dengan hasil foto yang sudah diambil. Saya akui,  pergi ke sini saat akhir pekan bukan pilihan yang tepat. Jumlah pengunjung lebih banyak dari hari-hari biasa.

Biota Laut pada Hamparan Koral

Pantai Pulau Merah memiliki hamparan pasir putih sepanjang 3 kilometer. Terkenal dengan ombaknya hingga setinggi 5 meter. Selain bermain dengan deburan ombak, pengunjung juga bisa menyeberang ke Pulau Merah, sebuah pulau dengan bukit kecil berwarna hijau setinggi sekitar 200 meter. Sore hari jika ombak tenang dan air laut surut hingga sebatas mata kaki, kita bisa menyeberang, menyusuri karang menuju pulau yang pasirnya berwarna kemerahan.

Jika dihubungkan, Pulau Merah merupakan fosil dari Gunung Ijen. Bongkah batu yang banyak mengandung besi menimbulkan pecahan koral, sehingga banyak hewan invertebrata menempati zona tersebut, seperti kima (Tridacnidae), tiram (Ostreidae), bintang rapuh (Frittle Star), teripang (Holothuroidea), cacing laut (Polychaeta), dan bulu babi (Echinoidea).

Sore itu ketika kami melintasi koral, air laut terlihat jernih, sehingga biota laut terlihat jelas. Saat itu yang kami jumpai pada hamparan koral hanya cacing laut, bintang rapuh, dan bulu babi. Saat tiba di pulau, saya memandang air beriak. Berkeliling menggunakan perahu nelayan.

Terdapat Pura Segara Tawang Alun dan Langgar Jogo Segoro

Di Kawasan Pantai Pulau Merah terdapat Pura Tawang Alun, pura ini berdiri tahun 1980, untuk mengenang Prabu Tawang Alun. Biasanya, pemeluk agama Hindu yang melaksanakan upacara Mekiyis di sini. Pura ini juga dikenal melalui upacara Melasti yang diadakan setiap menjelang Hari Raya Nyepi.

Kawasan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyuwangi Selatan ini dilengkapi musala bernama Langgar Jogo Segoro, yang terletak di tepian pantai sebelah selatan, disediakan untuk umat muslim menunaikan salat . Langgar dalam bahasa Jawa yang artinya musala atau surau. Sehingga bagi para wisatawan muslim yang berkunjung ke Pantai Pulau Merah seharian tentunya merasa nyaman, karena keberadaan musala.

Bangunan tersebut dibangun pada 2 Februari 2020, digagas oleh Tanggung Ahmad Fauzy, yang dikenal dengan Abah Tanggung. Bila sebelumnya berbentuk kecil, lalu pada 16 Maret 2021 ada pembangunan lanjutan. Kayu-kayu sebitan atau kayu sisa tebangan, dan juga bebatuan pantai tampak menghias gapura musala.

Berkali-kali datang ke Pantai Pulau Merah, saya tak pernah bosan. Justru tiap kali ke sana ada saja hal baru yang menarik. Karena menikmati pantai ini tak hanya cukup dengan satu aktivitas saja dan menelusuri satu bagian saja.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Menyeberang ke Pulau Merah appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/menyeberang-ke-pulau-merah/feed/ 0 34492
Rela Antre di Warung Rujak Soto Mbok Mbret https://telusuri.id/rela-antre-di-warung-rujak-soto-mbok-mbret/ https://telusuri.id/rela-antre-di-warung-rujak-soto-mbok-mbret/#respond Sun, 29 May 2022 23:04:43 +0000 https://telusuri.id/?p=33731 Kuliner Nusantara sangatlah beragam, diantaranya adalah soto dan rujak. Keduanya termasuk hidangan  yang banyak digemari masyarakat. Berbagai jenis soto dan rujak di tiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Namun bagaimana rasanya jika rujak...

The post Rela Antre di Warung Rujak Soto Mbok Mbret appeared first on TelusuRI.

]]>
Kuliner Nusantara sangatlah beragam, diantaranya adalah soto dan rujak. Keduanya termasuk hidangan  yang banyak digemari masyarakat. Berbagai jenis soto dan rujak di tiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Namun bagaimana rasanya jika rujak dan soto dicampur dalam sebuah hidangan? Mungkin sebagian orang merasa belum akrab, karena rujak dan soto adalah dua makanan yang memiliki penampilan berbeda. Rujak hidangan berbalut bumbu kacang, sedangkan soto adalah sajian berkuah.

Banyuwangi terkenal dengan kuliner lokalnya yang kebanyakan terdiri dari perpaduan dua jenis makanan, salah satunya adalah rujak soto. Dalam hidangan ini, rujak sayur berbalut bumbu kacang bertemu dengan guyuran kuah soto daging atau soto babat dan dilengkapi kerupuk udang. Ada juga yang memadukan rujak sayur dengan soto ayam maupun soto ceker (kaki ayam) yang didampingi telur asin. 

Menurut budayawan Banyuwangi, Hasnan Singodimayan, rujak soto mulai muncul setelah tahun 1970-an. Makanan tersebut merupakan sebuah keisengan dari penikmat rujak di kota yang juga dikenal dengan julukan Bumi Blambangan. Bahkan Festival Rujak Soto turut diadakan setiap tahun sejak 2014, yang termasuk dalam rangkaian festival tahunan bernama Banyuwangi Festival. Rasanya belum lengkap ke Banyuwangi jika belum mencicipi rujak soto.

Penjual rujak soto bertebaran di wilayah Banyuwangi, mulai dari warung rumahan, rumah makan, hingga hotel berbintang. Namun kebanyakan rujak soto yang terkenal justru yang dijual di warung rumahan karena diracik langsung oleh pembuatnya. Sehingga otentisitasnya terjaga. 

Es dawet/Malikha Emayusita

Jika rujak soto Losari adalah rujak soto legendaris, maka rujak soto Mbok Mbret salah satu yang terlaris. Kalau bertanya tentang rujak soto, warung ini salah satu yang banyak direkomendasikan oleh orang, bahkan selalu masuk dalam daftar rujak soto terkenal di kota yang berjuluk Kota Gandrung.

Tak hanya rujak soto, kita bisa memilih rujak cingur, rujak buah, nasi rujak, dan lontong soto. Minuman yang tersedia yaitu es campur, es dawet, es teh, dan es temulawak dan masih diramaikan pula dengan bubur ketan hitam, jenang grendul, dan jenang sumsum.

Gorengan Mbok Mbret/Malikha Emayusita

Gorengan yang Menggoda

Daya tarik lainnya, Mbok Mbret juga menjual gorengan berupa bakwan sayur, tahu isi, tempe, dan pisang goreng, yang begitu matang diletakkan di nampan, aromanya memanggil para pembeli yang sedang menunggu pesanannya dibuat, lantas mengambil beberapa dan diletakkan di piring. Ada juga yang datang membeli gorengan saja untuk dibawa pulang, tak tanggung-tanggung yang diambil lebih dari sepuluh buah. Tak berapa lama ada yang datang untuk membeli gorengan dengan jumlah sama banyaknya, tentu saja gorengan panas yang baru saja diletakkan langsung tandas.

Begitu gorengan berikutnya matang, saya bergegas mengambilnya, takut kehabisan. Tampilannya memang menggiurkan, tak mengkilap, warnanya bersih. Saat saya menggigit bakwan, renyahnya sayuran berbaur dengan tepung yang garing di luar dan dalamnya empuk, lalu manisnya wortel berimbang dengan rasa asin dan gurih. Yang paling saya suka yaitu pisang gorengnya, tepung yang menyelimutinya tipis sehingga fungsinya hanya menjaga pisang goreng tetap crispy, tak sampai mendominasi pisang goreng. Wajar jika gorengan di Mbok Mbret sayang untuk dilewatkan.

Rujak soto dengan daging melimpah/Malikha Emayusita

Daging Soto Melimpah

Jika tak ingat masih akan melahap rujak soto yang sedang dibuat, setelah bakwan dan pisang pisang goreng, jemari ini akan segera mengambil gorengan ketiga. Saat rujak soto dihidangkan, tak seperti rujak soto pada umumnya yang berisi jeroan seperti usus dan babat, rujak soto Mbok Mbret dominan daging sapi, dalam seporsi hanya menemukan tiga potong babat saja, jeroan lainnya tak ikut nimbrung. Bagi yang bukan penggemar jeroan, salah satunya saya, cocok memilih rujak soto Mbok Mbret. Ciri khas lainnya, rujak soto di sini tak disajikan dalam mangkok, melainkan dalam piring, sehingga porsinya sedang, tak membuat isi perut terlalu penuh. 

Sebagai pendamping makan, kami memesan es dawet, salah satu menu favorit para pelanggan. Perpaduan pas antara dawet berbahan dasar tepung beras dengan gula merah dan santan.Para pembeli bisa memilih untuk duduk di dalam warung sambil melihat pramusaji hilir mudik mengambil piring berisi rujak yang telah diulek di teras lalu membawa ke dalam untuk diguyur kuah soto, kemudian diantarkan ke pembeli, atau bisa juga duduk di depan etalase dekat tempat penjualnya mengulek rujak. Kursi lainnya juga disediakan di samping warung.

Harga dan Lokasi

Warung Rujak Soto Mbok Mbret buka mulai Senin-Sabtu jam 10.00-16.00. Datanglah sebelum jam makan siang jika tak ingin antri berlama-lama. Saat pemilik warung dan pramusaji baru saja membuka warung untuk bersiap-siap menata bahan beserta pelengkapnya, pembeli sudah mulai berdatangan.

Rujak soto dibanderol Rp20.000, makanan lainnya mulai dari Rp10.000, minuman mulai dari Rp3.000-Rp5.000. Beralamat di Dusun Kepatihan Desa Cluring Kecamatan Cluring Banyuwangi, bersebelahan dengan bekas gedung bioskop Sylva, dan berjarak 750 meter dengan Hutan De Djawatan, yang menjadi salah satu tempat wisata favorit di Banyuwangi.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Rela Antre di Warung Rujak Soto Mbok Mbret appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/rela-antre-di-warung-rujak-soto-mbok-mbret/feed/ 0 33731