Yayang Nanda Budiman, Penulis di TelusuRI https://telusuri.id/penulis/yayang-nanda-budiman/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Mon, 16 Jun 2025 09:57:39 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 Yayang Nanda Budiman, Penulis di TelusuRI https://telusuri.id/penulis/yayang-nanda-budiman/ 32 32 135956295 Panduan Liburan Yogyakarta–Bandung dengan Kereta Api https://telusuri.id/panduan-liburan-yogyakarta-bandung-dengan-kereta-api/ https://telusuri.id/panduan-liburan-yogyakarta-bandung-dengan-kereta-api/#respond Tue, 17 Jun 2025 03:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=47462 Bepergian ke Bandung menggunakan kereta api adalah pilihan yang sangat praktis, nyaman, dan menyenangkan. Kereta api banyak dipilih wisatawan atau warga lokal karena bisa melihat pemandangan dan durasi perjalanan tidak terlalu lama. Berikut ini adalah...

The post Panduan Liburan Yogyakarta–Bandung dengan Kereta Api appeared first on TelusuRI.

]]>
Bepergian ke Bandung menggunakan kereta api adalah pilihan yang sangat praktis, nyaman, dan menyenangkan. Kereta api banyak dipilih wisatawan atau warga lokal karena bisa melihat pemandangan dan durasi perjalanan tidak terlalu lama.

Berikut ini adalah panduan menggunakan kereta api dari Yogyakarta ke Bandung berdasarkan pengalaman saya. Di dalamnya terdapat tips, informasi layanan kereta api dan harga tiketnya, serta pertimbangan memilih stasiun tujuan, antara Stasiun Bandung atau Stasiun Kiaracondong.

Tampak depan Stasiun Yogyakarta (kiri) dan Stasiun Lempuyangan. Jarak kedua stasiun sekitar 2,5 km dan berada di tengah Kota Jogja.

Memilih Kereta Api Yogyakarta–Bandung

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merencanakan perjalananmu dengan baik. Kereta api (KA) jarak jauh yang menghubungkan Yogyakarta–Bandung umumnya berangkat dari Stasiun Yogyakarta (disebut juga Stasiun Tugu) atau Stasiun Lempuyangan. Lama perjalanan dari Jogja menuju Bandung sekitar 7–8 jam, tergantung dari jenis layanan kereta dan kondisi cuaca. Jadi, pastikan kamu mempersiapkan segala sesuatunya agar perjalanan panjang ini terasa menyenangkan.

Ada beberapa pilihan kelas yang bisa disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dan kenyamanan yang kamu inginkan. Jika kamu menginginkan perjalanan dengan fasilitas terbaik dan merasakan nuansa kemewahan, kelas eksekutif adalah jawabannya, dengan harga tiket sekitar Rp300.000–Rp450.000 sekali jalan. Beberapa di antaranya KA Lodaya, Malabar, Argo Willis, Mutiara Selatan, atau Turangga yang mempunyai jadwal keberangkatan dan harga tiket yang cukup beragam. 

Kereta kelas eksekutif menawarkan kenyamanan lebih, dengan kursi yang lebih besar dan ruang kaki maupun bagasi yang lebih luas. Selain itu, layanan makanan dan minuman di kelas ini juga lebih memadai. 

Namun, jika anggaran kamu terbatas, kelas ekonomi premium dengan rentang harga Rp200.000–Rp 300.000 bisa menjadi alternatif yang nyaman. Beberapa kereta api menggabungkan rangkaian kelas eksekutif dengan bisnis atau eksekutif dengan ekonomi.

Sementara itu, kelas ekonomi kini telah mengalami banyak peningkatan dan mempunyai sejumlah pilihan yang perlu kamu ketahui: 

  • Ekonomi AC Reguler: kursi disusun 3-2, dengan sandaran yang belum berubah, tegak, dan ruang kaki yang cukup terbatas. Ini merupakan tipe ekonomi yang paling umum, tetapi tetap dilengkapi AC, toilet, colokan listrik untuk cas handphone, dan cukup nyaman untuk perjalanan jarak menengah.
  • Ekonomi Premium: kursi dengan formasi 2-2, dapat diatur tingkat sandarannya, dan legroom jauh lebih luas jika dibandingkan ekonomi biasa. 
  • Ekonomi New Generation (NG): formasi kursinya 2-2 dengan tipe lebih baru dan memiliki tingkat kenyamanan yang signifikan, bahkan lebih mendekati kelas eksekutif. Dilengkapi fitur seperti pada umumnya, tetapi sandaran kursi lebih ergonomis. Cocok buat kamu yang ingin hemat tanpa mengorbankan kenyamanan.

Jika kamu memilih lebih hemat lagi, maka kereta ekonomi AC reguler adalah pilihan yang lebih terjangkau, dengan harga tiket antara Rp80.000 hingga Rp150.000. Meskipun lebih sederhana, kereta ekonomi tetap menawarkan kenyamanan yang cukup baik untuk perjalanan jarak jauh. Salah satu yang populer adalah KA Kahuripan dengan tiket seharga Rp 80.000 yang jadwal berangkatnya pukul 23.59 WIB. Sekadar tips, jika kamu berencana membeli tiket KA Kahuripan, pastikan untuk memesannya minimal 14 hari sebelum jadwal keberangkatan agar tidak kehabisan.

Perbedaan interior dan susunan kursi kelas ekonomi AC reguler KA Kahuripan (paling kiri), ekonomi premium KA Mutiara Selatan (tengah), dan ekonomi New Generation KA Lodaya

Daftar Pilihan Kereta Api Yogyakarta–Bandung

Berikut ini daftar lengkap harga tiket, kelas dan jadwal keberangkatan kereta api dari stasiun Lempuyangan maupun stasiun Tugu ke Stasiun Bandung dan Kiaracondong:

Rute Stasiun Yogyakarta–Stasiun Bandung
BerangkatTibaKereta ApiKelasRentang Harga
(Rp)
08.1115.27LodayaEkonomi (NG)230.000 – 310.000
Eksekutif430.000 – 540.000
11.3118.05MalabarEkonomi (Premium)217.000 – 345.000
Eksekutif520.000 – 600.000
12.1318.17Argo WilisEksekutif (Reguler)580.000 – 715.000
Eksekutif (Panoramic)1.000.000
20.0103.14LodayaEkonomi (NG)230.000 – 310.000
Eksekutif430.000 – 540.000
22.1605.15Mutiara SelatanEkonomi (Premium)231.000 – 345.000
Eksekutif465.000 – 575.000
22.4105.45MalabarEkonomi (Premium)217.000 – 345.000
Eksekutif520.000 – 600.000
23.5006.10TuranggaEksekutif (Reguler)480.000 – 600.000
Eksekutif (Panoramic)585.000
Rute Stasiun Lempuyangan–Stasiun Kiaracondong
BerangkatTibaKereta ApiKelasRentang Harga
(Rp)
09.5518.58PasundanEkonomi AC (Reguler)154.000 – 235.000
23.5907.15KahuripanEkonomi AC (Reguler)80.000

(pemutakhiran informasi jadwal dan tarif pada 16 Juni 2025 melalui aplikasi KAI)

Tips Membeli Tiket Kereta Api

Setelah menentukan kelas kereta, langkah berikutnya adalah membeli tiket. Saat ini, sangat mudah untuk membeli tiket kereta api secara daring (online) melalui situs resmi PT Kereta Api Indonesia (KAI) di booking.kai.id. Kamu juga bisa memesan lewat aplikasi Access by KAI di gawai Android maupun Apple. Pastikan untuk membuat akun terlebih dahulu, ya.

Pembelian tiket daring tidak hanya lebih praktis, tetapi juga memberi kamu kesempatan untuk memilih tempat duduk sesuai keinginan dan menghindari antrean panjang di stasiun. Selain itu, dengan membeli tiket lebih awal, kamu juga bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau dan menghindari kehabisan kursi pada tanggal yang kamu inginkan. Harga tiket kereta api menuju Bandung bervariasi, tergantung pada jenis kereta yang kamu pilih, serta kelas tempat duduk yang diinginkan. Biasanya ada beberapa pilihan kereta yang tersedia.

Perlu juga untuk diingat, moda transportasi kereta api sangat diminati, terutama saat momen-momen libur nasional seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, atau libur panjang akhir pekan yang berdekatan dengan tanggal merah. Pada periode tertentu, lonjakan jumlah penumpang bisa sangat signifikan. Oleh karena itu, jika kamu berencana liburan ke Bandung di waktu-waktu tersebut, sangat disarankan untuk merencanakan perjalanan sejak jauh-jauh hari. Manfaatkan fitur notifikasi dari aplikasi penjualan tiket agar kamu bisa segera membeli tiket saat penjualan dibuka.

Panduan Liburan Yogyakarta–Bandung dengan Kereta Api
Jalan Braga, kawasan wisata penuh sejarah dan peninggalan bangunan ikonik di Kota Bandung/Yayang Nanda Budiman

Menentukan Stasiun Tujuan di Bandung

Menentukan stasiun tujuan antara Stasiun Bandung atau Stasiun Kiaracondong memang bergantung pada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan. Kedua stasiun ini memiliki kelebihan masing-masing, tergantung pada kebutuhan perjalananmu dan tujuan liburanmu di Bandung.

Stasiun Bandung terletak di pusat kota, sehingga sangat strategis untuk kamu yang ingin langsung menikmati suasana Kota Bandung. Akses transportasi umum seperti taksi, angkot, dan transportasi daring sangat mudah ditemukan di stasiun ini. Dari Stasiun Bandung, kamu bisa dengan mudah menuju berbagai tempat wisata terkenal, seperti Braga, Alun-alun Bandung, dan Pasar Baru. Namun, jika daftar tempat itu terlalu mainstream, maka kamu bisa coba beberapa pilihan destinasi lainnya, seperti pusat kuliner Cihapit, Masjid Raya Al Jabbar, Kiara Artha Park, Museum Geologi Bandung, dan banyak lagi.

Walaupun lebih jauh dari pusat kota, Stasiun Kiaracondong juga menyediakan akses transportasi yang cukup baik. Kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju pusat kota maupun tempat wisata lain menggunakan angkot atau taksi. Biaya transportasi lanjutan dari Stasiun Kiaracondong biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan Stasiun Bandung. Jadi, jika kamu tidak keberatan menambah sedikit waktu perjalanan, Stasiun Kiaracondong bisa menjadi pilihan yang lebih hemat dan tenang.

Tips Penting selama Perjalanan di Kereta Api

Selain mengetahui waktu keberangkatan, jenis kereta, dan tarifnya, kamu juga harus mengetahui hal-hal yang mesti dipersiapkan sebelum keberangkatan, supaya perjalanan liburanmu semakin aman dan menyenangkan.

1. Mempersiapkan barang bawaan sebaik-baiknya
Meskipun perjalanan kereta api cukup nyaman, karena waktu tempuhnya yang relatif lama, pastikan kamu membawa barang-barang yang dibutuhkan selama perjalanan.

2. Membawa bekal nakanan dan minuman secukupnya
Membawa makanan dan minuman sendiri sangat disarankan. Walaupun ada layanan makanan di kereta, membawa camilan ringan (roti, buah, kacang-kacangan) atau minuman akan lebih praktis dan ekonomis untuk menemani perjalananmu.

    3. Menggunakan pakaian yang nyaman
    Suhu di dalam kereta bisa menjadi cukup dingin karena adanya pendingin udara, terutama saat malam hari. Membawa jaket atau pakaian hangat akan sangat membantu, apalagi jika kamu memilih jadwal kereta malam.

      4. Peralatan hiburan pengisi perjalanan
      Membawa peralatan hiburan seperti buku, pemutar musik atau film juga bisa membuat perjalanan terasa lebih menyenangkan. Kereta api menyediakan ruang yang cukup luas, sehingga kamu bisa menikmati hiburan pribadi tanpa terganggu.

        Selain kenyamanan, salah satu hal yang paling dinanti-nanti  adalah pemandangan yang bisa dinikmati selama perjalanan. Kereta yang melintasi jalur Yogyakarta–Bandung akan melewati bentang pemandangan alam yang memukau, mulai dari hamparan sawah hijau, pegunungan yang menjulang, hingga kota-kota kecil yang dilalui. Pastikan kamu duduk di sisi jendela agar dapat menikmati pemandangan ini secara maksimal.

        Secara keseluruhan, perjalanan menggunakan kereta api dari Yogyakarta ke Bandung adalah pengalaman yang menyenangkan. Dengan persiapan yang matang, tiket yang sudah dipesan lebih awal, dan barang bawaan yang tepat, perjalanan panjang ini bisa menjadi momen liburan yang seru dan penuh kenangan. Jangan lupa untuk menikmati perjalanan, daya tarik alam dan budaya, dan tentu saja segala hal menarik yang ditawarkan Bandung.


        Foto sampul: Rangkaian kereta api edisi livery HUT Republik Indonesia meliuk di lintasan rel wilayah Daop 2 Bandung, Jawa Barat (Humas PT KAI Daop 2 Bandung via RRI)


        Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
        Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

        The post Panduan Liburan Yogyakarta–Bandung dengan Kereta Api appeared first on TelusuRI.

        ]]>
        https://telusuri.id/panduan-liburan-yogyakarta-bandung-dengan-kereta-api/feed/ 0 47462
        Prawirotaman dan Runtuhnya Mitos Jogja yang Murah Meriah https://telusuri.id/prawirotaman-dan-runtuhnya-mitos-jogja-yang-murah-meriah/ https://telusuri.id/prawirotaman-dan-runtuhnya-mitos-jogja-yang-murah-meriah/#comments Tue, 10 Jun 2025 03:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=47371 Di antara riuh rendahnya tempat yang berjuluk “Kota Pelajar”, sebuah kampung hangat bernama Prawirotaman perlahan berubah menjadi dunia kecil yang berbeda. Gang-gang sempit yang dulunya disesaki oleh lalu-lalang warga lokal, kini bersolek layaknya galeri seni...

        The post Prawirotaman dan Runtuhnya Mitos Jogja yang Murah Meriah appeared first on TelusuRI.

        ]]>
        Di antara riuh rendahnya tempat yang berjuluk “Kota Pelajar”, sebuah kampung hangat bernama Prawirotaman perlahan berubah menjadi dunia kecil yang berbeda. Gang-gang sempit yang dulunya disesaki oleh lalu-lalang warga lokal, kini bersolek layaknya galeri seni terbuka. Tembok-tembok gang menjadi kanvas lepas, diwarnai mural dan grafiti nyentrik yang tak hanya mencuri perhatian, tapi juga menggoda lensa kamera wisatawan. Aroma cat semprot berpadu dengan kopi artisan, lalu suara gamelan dan keroncongan berganti petikan gitar dan tabuhan drum dari bar-bar kecil yang terdengar hingga larut malam. 

        Dulu, orang berdatangan ke Yogyakarta untuk mencari ketenangan dan keberagaman budaya. Murahnya angkringan, hotel melati yang tarifnya tak lebih dari harga tiket bioskop, dan suasana santai yang membuat siapa pun ingin berlama-lama. 

        Namun, saya selalu percaya bahwa Yogyakarta tak akan berubah menjadi kota serupa Jakarta. Ia akan tetap istimewa dengan kesederhanaannya. Tak hanya populer karena keberagaman destinasi wisata dan melekatnya unsur budaya, tapi juga identik dengan “murah meriahnya”. Keyakinan itu bukanlah datang dari serbuan video yang selalu dibalut dengan narasi hiperbolis dari kreator konten, melainkan rentetan cerita autentik mereka yang telah lebih dulu menginjakan kaki di kota ini: teman sejawat, tetangga, hingga abang-abangan di kampus. 

        Konon, dengan uang seratus ribu, mereka bisa bertahan hidup seminggu di Yogyakarta. Katanya, di sana masih banyak makanan di bawah harga Rp5.000 dan sudah bisa bikin perut kenyang. Tapi itu dulu. Hari ini, saya duduk di salah satu bar di jantung Prawirotaman. Menu ditulis dengan spidol putih di papan hitam, lampunya temaram, musik jazz yang mengalun pelan, dan harga softdrink serupa Coca-Cola dibandrol dengan harga Rp30.000-an. Meski awalnya cukup kaget, tapi saya mulai sadar bahwa saat ini saya tengah duduk di dalam bar, bukan di warung-warung pinggir jalan. Terlebih di antara para wisatawan mancanegara yang tengah bervakansi di tempat yang sama. 

        Prawirotaman kini tak lagi sekadar kampung. Ia menjelma serupa kota dalam kota: tempat segala hal yang “instagramable” menyatu dalam satu zona eksklusif. Di tengah euforia malam di pusat Prawirotaman, gerobak bakso Malang dan siomay Bandung menepi diantara sederet gerai bakery dan restoran ala Western dan Asia. Beberapa orang menyebutnya sebagai pluralitas. Tapi buat saya, ini semacam distorsi. 

        Plang utama Jalan Prawirotaman (kiri) dan aneka plang petunjuk arah menuju sejumlah penginapan/Yayang Nanda Budiman

        Hidup di Yogyakarta Tak Lagi Murah

        Saya tak ingin dicap sebagai lelaki tua yang selalu meromantisasi masa lalu dan menolak perubahan. Namun,  ada yang terasa ganjil tatkala mitos murahnya hidup di Yogyakarta terus dipamerkan, padahal realitasnya sudah jauh berbeda dari apa yang diceritakan. Seolah-olah kota ini dipoles eksklusif untuk turis, tetapi perlahan ia melupakan warganya sendiri.

        Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Upah Minimum Provinsi (UMP) Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2025 adalah Rp2.264.080,95. Meski telah mengalami kenaikan sekitar 6,5% dari tahun sebelumnya, tetapi angka ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa. 

        Bahkan jika kita melihat biaya sewa kos di sekitar Prawirotaman dan pusat kota, kini bisa menyentuh Rp1.000.000–1.500.000 per bulan untuk kamar standar. Itu pun belum termasuk biaya listrik, uang makan, transportasi, dan kebutuhan harian lainnya. Biaya tersebut hampir serupa dengan kota Bandung yang mempunyai upah minimum dua kali lipat jauh lebih besar, yakni Rp4.482.914,09. 

        Tak hanya soal biaya hidup dan sewa kamar kost yang melangit, harga makanan pun tampaknya kian mengikuti arus tren yang populer. Meski bukan bermaksud menyamaratakan, tetapi saya mengalami ketika makan seporsi bakmi godog Rp30.000, nasi goreng serupa daerah lain Rp15.000, bahkan sebungkus nasi ayam geprek di tempat yang dulu saya kenal, kini tak lagi bisa ditebus dengan uang Rp10.000. Tak cuma itu, angkringan yang selalu menjadi primadona kota ini pun kini banyak yang memasang harga lebih tinggi. Sebab, mereka tak hanya melayani pelanggan lokal, tapi juga wisatawan. 

        Ketika saya bilang di Yogyakarta sudah tak lagi murah, sebagian orang menjawab “Kalau kamu pintar cari tempat, Yogyakarta masih banyak tempat makan yang murah.” Mungkin pendapat itu benar. Tapi yang murah sulit ditemukan di pusat kota, apalagi di daerah populer seperti Prawirotaman.

        Yogyakarta memang masih mempunyai segudang sudut yang menawarkan kesederhanaan. Akan tetapi, kesederhanaan itu perlahan tersingkirkan oleh euforia. Prawirotaman adalah simbol pesta dan kesenangan. Kawasan ini tak lagi bicara soal budaya lokal yang otentik, tapi perihal estetika mancanegara. 

        Akankah Yogyakarta Kembali Murah Meriah?

        Jalan Prawirotaman kini menjadi nama kedua yang terlintas usai Malioboro, ketika orang berbicara tentang liburan di Yogyakarta. Popularitasnya kian melesat, terlebih setelah film Ada Apa dengan Cinta 2 mengambil beberapa adegan di tempat ini. Dikenal dengan sebutan “kampung turis” atau “Balinya Yogyakarta”, di antara mural-mural berwarna dan lampu-lampu jalan yang temaram, Prawirotaman mengajarkan satu hal: bahwa di kota ini, jarak antara rumah dan petualangan hanya selembar peta.

        Dan Jogja, saya tak bisa menyalahkan atas kepudaran nilai murah meriahnya. Bagaimanapun, kota ini dipaksa untuk ikut bergerak oleh zaman yang berubah terlalu cepat. Ia tak sempat menolak, bahkan mungkin tak diberi pilihan. Mitos tentang hidup murah di Yogyakarta tetap dirawat rapat-rapat, dipoles dalam konten sosial media penuh nostalgia.

        Seolah kota ini adalah jawaban bagi mereka yang lelah dengan kepadatan dan mahalnya hidup di Jakarta dan sekitarnya. Namun, kenyataan berbanding terbalik. Murahnya Jogja kini hanya romantisme masa lalu—kenangan yang ditawarkan dalam bentuk unggahan feed Instagram, bukan kenyataan yang bisa kita genggam.

        Dan ketika saya duduk terdiam di sebuah kafe di Prawirotaman, menyeruput kopi sambil memotret mural di seberang jalan, ingatlah: di balik dinding dan lorong sempit gang itu, masih ada kehidupan lain yang jarang terekam di media sosial. Ada keriangan anak-anak yang bermain di pelataran rumah yang terbatas, ibu-ibu yang menjemur pakaian dan seorang bapak yang membetulkan rantai sepedanya. Ada banyak sudut Jogja yang orisinal, tak estetik—tapi nyata—menyaksikan euforia dari kejauhan dalam keheningan. 

        Di tengah terbukanya ruang Prawirotaman untuk setiap orang yang menikmati Yogyakarta, ia adalah ruang yang harus tetap kita jaga. Bukan hanya untuk para tamu yang datang dan pergi, melainkan juga tuan rumah yang lahir dan menua bersama kenangan kota ini.


        Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
        Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

        The post Prawirotaman dan Runtuhnya Mitos Jogja yang Murah Meriah appeared first on TelusuRI.

        ]]>
        https://telusuri.id/prawirotaman-dan-runtuhnya-mitos-jogja-yang-murah-meriah/feed/ 1 47371
        Mencari Ketenangan Diri lewat Karya Seni di NuArt Sculpture Park Bandung https://telusuri.id/mencari-ketenangan-diri-lewat-karya-seni-di-nuart-sculpture-park-bandung/ https://telusuri.id/mencari-ketenangan-diri-lewat-karya-seni-di-nuart-sculpture-park-bandung/#respond Mon, 23 Dec 2024 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=44670 Kehidupan sering kali bergerak begitu cepat. Seperti laju sepeda motor yang dipacu kencang di jalanan kota Bandung, menyusuri kepadatan lalu lintas yang tak pernah berhenti. Terperangkap dalam rutinitas yang tiada habisnya, kita kadang lupa untuk...

        The post Mencari Ketenangan Diri lewat Karya Seni di NuArt Sculpture Park Bandung appeared first on TelusuRI.

        ]]>
        Kehidupan sering kali bergerak begitu cepat. Seperti laju sepeda motor yang dipacu kencang di jalanan kota Bandung, menyusuri kepadatan lalu lintas yang tak pernah berhenti. Terperangkap dalam rutinitas yang tiada habisnya, kita kadang lupa untuk memberi sedikit jeda, untuk berhenti sejenak dan meresapi setiap detik yang mengalir begitu saja.

        Hiruk-piruk kota beradu dengan detakan jarum jam yang terus berputar, seakan menuntut kita untuk selalu bergerak. Lalu, di tengah segala kepadatan itu, tiba-tiba ada sebuah tempat yang menawarkan pelukan ketenangan—sebuah ruang untuk menepi dan menikmati keindahan karya seni—bernama NuArt Sculpture Park.

        Di balik kebisingan kota, jauh dari riuh arus lalu lintas, ada taman seni yang menantang kita untuk berhenti dan melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. NuArt adalah sebuah karya seni yang senantiasa hidup, lebih dari sebatas galeri atau pameran patung. Ia adalah ruang untuk meresapi, ruang untuk merenung, dan lebih dari itu, ia sebuah perjalanan ke dalam diri. 

        Mencari Ketenangan Diri lewat Karya Seni di NuArt Sculpture Park Bandung
        Patung paus menyembul di atas tanah, terpisahkan dari tubuh dan ekornya. Salah satu ikon NuArt Sculpture Park Bandung/Yayang Nanda Budiman

        Di balik nama besarnya, masih banyak wisatawan yang belum mengetahui tempat istimewa yang satu ini. Entah karena lokasinya yang cukup berjauhan dari pusat wisata, atau karena masih sedikit dari para pengunjung yang memopulerkannya di media sosial mereka. NuArt Sculpture Park mengombinasikan beragam karya monumental dari salah satu pematung legendaris Indonesia, I Nyoman Nuarta. Galeri yang berada di Jalan Setra Duta Raya No. L6, Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Bandung ini tidak hanya menyajikan lebih dari sekadar pameran patung, tetapi juga sebuah perjalanan menyelami filosofi kehidupan dan keindahan ciptaan Tuhan.  

        Dibangun sekitar tahun 2000, NuArt awalnya didesain sebagai ruang pribadi bagi I Nyoman Nuarta untuk menyimpan karya-karya besar miliknya. Namun, karena tingginya atensi pengunjung, galeri ini akhirnya dibuka untuk umum. Berada di lingkungan seluas empat hektare, NuArt mengelaborasikan konsep seni dan alam dalam suasana yang sangat khas Kota Kembang.

        NuArt menawarkan ruang perenungan dan meditasi visual dari setiap karya seni yang dipamerkan. Para pengunjung diajak untuk meresapi lebih dalam apa itu seni, kehidupan, dan waktu.

        Mencari Ketenangan Diri lewat Karya Seni di NuArt Sculpture Park Bandung
        Salah satu sudut lorong ruangan yang memuat patung-patung beraneka ragam dengan makna dan filosofi tersendiri/Yayang Nanda Budiman

        Ruang Seni dan Renung Alam

        Mengunjungi NuArt Sculpture Park adalah perjalanan menuju ketenangan. Begitu memasuki kawasan ini, para pengunjung akan merasa seakan telah menepi dari segala rasa sesak rutinitas. 

        Lokasinya yang terletak cukup jauh dari jantung kota—sekitar 10 km dari Alun-alun Bandung—membuatnya menjadi “harta karun” bagi mereka yang mencari keindahan karya seni dan ketenangan alam yang masih rimbun pepohonan. Karena di sini, kita tak akan menemukan keramaian seperti yang lumrah ditemui di tempat lain di Kota Bandung. Tak ada antrean panjang maupun kegaduhan. Hanya keheningan yang mengundang kita untuk menyelam dalam perenungan dan menikmati berbagai produk karya seni dengan cara yang lebih intim.

        Di setiap jengkalnya, karya seni yang dipamerkan merangsang kita untuk berpikir filosofis dan memaksa untuk mencerna beragam bahasa yang tak tertuang dalam aksara. Patung-patung itu menggugah emosi dan mengundang interpretasi yang luas. 

        NuArt memang bukan tempat biasa. Ada pengalaman yang benar-benar berbeda jika dikomparasikan dengan melihat lukisan di galeri tertutup atau mendengarkan musik lewat konser. Ratusan karya seni yang terpajang bukan hanya sekadar objek visual, melainkan simbol, metafora, dan representasi dari berbagai gagasan yang memvisualisasikan pergulatan manusia. Setiap patung yang kita saksikan seolah mengajak kita untuk berhenti sejenak bagi kita untuk berefleksi. 

        Lewat karya, sang seniman memberikan pelajaran bagi para pengunjung bahwa seni bukan sebagai hasil, melainkan pergumulan proses. Berkesenian bukanlah sesuatu yang instan. Setiap karya yang dipamerkan memerlukan waktu, cinta, ketekunan, dan pengorbanan. Hal ini sangat jelas terlihat di NuArt, di mana setiap patung tak hanya mencerminkan kemampuan teknis, tetapi juga keberanian untuk mengungkapkan ide dan emosi yang mendalam.

        Mencari Ketenangan Diri lewat Karya Seni di NuArt Sculpture Park Bandung
        “Nightmare”, salah satu mahakarya Nyoman Nuarta/Yayang Nanda Budiman

        Ruang Pamer Sejumlah Mahakarya dan Sarana Dialog

        Begitu memasuki galeri, para pengunjung akan disambut dengan beragam patung yang menakjubkan, terutama di lantai pertama. Patung-patung besar dan tinggi dengan detail yang sangat teliti ini menjadi daya tarik utama. Beberapa patung, yang terbuat dari bahan tembaga, kuningan atau susunan kayu, menawarkan keindahan yang mendalam. Di sini, pengunjung bisa melihat miniatur desain Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ikonis hingga lukisan yang menggambarkan proses pembangunan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali—mahakarya monumental yang diciptakan oleh Nyoman Nuarta. 

        NuArt juga memuat cerita-cerita yang terkandung di dalamnya. Patung-patung di lantai kedua dan ketiga, meski tak serupa ukuran dengan lantai sebelumnya, tetap memancarkan daya tarik tersendiri. Ada patung wanita yang terbuat dari kawat dan logam yang tampak sangat hidup, ada pula sekelompok orang yang sedang menikmati minuman keras di tangga; menggambarkan potret sosial yang menggetarkan perasaan atas tatap setiap patung yang serasa hendak menyampaikan sejumlah pesan. 

        Karya epik lain yang dipamerkan di sini adalah patung berjudul “Nightmare”. Karya ini terinspirasi oleh momen sejarah ketika kerusuhan etnis Tionghoa yang terjadi di Jakarta pada 1998. Patung dengan warna hitam dominan dan sedikit sentuhan emas ini menggambarkan seorang perempuan yang tengah terbaring. Dengan posisinya yang horizontal, patung ini menawarkan perspektif yang berbeda jika dibandingkan dengan patung vertikal lainnya. Lewat “Nightmare”, sang seniman mencoba mengingatkan kita pada sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia.

        Mencari Ketenangan Diri lewat Karya Seni di NuArt Sculpture Park Bandung
        Panggung pagelaran seni atau amfiteater di NuArt Sculpture Park/Yayang Nanda Budiman

        NuArt Sculpture Park juga berfungsi sebagai sarana untuk berekspresi dan berdialog. Komitmen pada pluralisme membuat tempat ini menjadi media bagi para seniman muda untuk berkreasi dan mengeksplorasi karya mereka. Seiring dengan berkembangnya waktu, fasilitas di NuArt pun semakin lengkap. Kini, para pengunjung dapat menikmati berbagai sajian kuliner lokal hingga mancanegara di restoran. Kemudian terdapat ruang pertemuan, arena bermain anak-anak, serta amfiteater dan bangunan serbaguna.

        Untuk waktu operasionalnya, NuArt buka pukul 09.00–17.00 WIB setiap Selasa–Minggu. Harga tiket masuk galeri sebesar Rp50.000 untuk pengunjung reguler. Tersedia harga diskon 50% untuk pelajar, mahasiswa, dan pengajar setiap Selasa–Jumat dengan menunjukkan kartu tanda pelajar, serta gratis untuk anak berusia di bawah dua tahun. Tiket dapat dibeli langsung di lobi dekat pintu masuk galeri. Para pengunjung tak perlu khawatir soal aksesibilitas menuju galeri. Sebab, kondisi jalan dari Kota Bandung cukup baik dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan. Fasilitas lahan parkir pun cukup luas.


        Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
        Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

        The post Mencari Ketenangan Diri lewat Karya Seni di NuArt Sculpture Park Bandung appeared first on TelusuRI.

        ]]>
        https://telusuri.id/mencari-ketenangan-diri-lewat-karya-seni-di-nuart-sculpture-park-bandung/feed/ 0 44670
        Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung https://telusuri.id/grey-art-gallery-bervakansi-lewat-pameran-karya-seni-di-jantung-kota-bandung/ https://telusuri.id/grey-art-gallery-bervakansi-lewat-pameran-karya-seni-di-jantung-kota-bandung/#respond Wed, 11 Dec 2024 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=44530 Bandung merupakan kota yang dikenal karena panorama alam dan pusat fashion dengan gelar “Paris Van Java”, sehingga menjadi kiblat gaya hidup anak muda. Tak hanya itu, gaya arsitektur ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut juga...

        The post Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung appeared first on TelusuRI.

        ]]>
        Bandung merupakan kota yang dikenal karena panorama alam dan pusat fashion dengan gelar “Paris Van Java”, sehingga menjadi kiblat gaya hidup anak muda. Tak hanya itu, gaya arsitektur ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut juga masih kental dengan perpaduan sejarah dan nuansa modern. Berbagai gedung, rumah, dan pertokoan lama masih bertahan sampai sekarang.

        Selain Museum Konferensi Asia Afrika atau Gedung Sate, Braga juga menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan di jantung Kota Bandung. Pada masa lalu, kawasan sarat sejarah ini merupakan pusat berbagai kegiatan publik, serta lokasi favorit untuk berbelanja dan bersantai. Hingga kini, perasaan nostalgia itu masih kental melalui suguhan arsitektur bernuansa retro dan art deco yang menghiasi sebagian besar bangunan di sepanjang jalan ini.

        Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung
        Suasana salah satu sudut Jalan Braga, Bandung/Yayang Nanda Budiman

        Di tengah keramaian aktivitas kota, Grey Art Gallery hadir sebagai oase etalase seni yang menawarkan pengalaman alternatif bagi para wisatawan. Tak hanya berfungsi sebagai ruang pameran, galeri ini juga menjadi jendela untuk menerjemahkan Kota Bandung melalui kanvas dan eksplorasi warna. Beragam pameran konsisten digelar di sini dengan narasi budaya dan tema yang beragam.

        Grey Art Gallery merupakan media bagi seniman lokal maupun internasional untuk memperkenalkan karya besar mereka. Terletak tepat di Braga, galeri ini menyediakan ruang untuk pameran seni visual, workshop, diskusi, hingga pertunjukan seni. Sejak diresmikan pada Februari 2023 lalu, Grey Art Gallery tak hanya berfokus pada pemeran, tetapi juga aktif menyelenggarakan beragam program alternatif menarik, seperti bedah buku dan diskusi terbuka agar pengunjung mengapresiasi seni lebih mendalam.

        Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung
        Lukisan-lukisan menarik di Grey Art Gallery/Yayang Nanda Budiman

        Menceritakan Bandung dalam Dimensi Visual

        Salah satu karakter khas dari Grey Art Gallery adalah komitmennya untuk mengeksplorasi potensi seni kontemporer yang dapat memvisualkan keanekaragaman kota Bandung. Setiap pameran tidak hanya menawarkan pengalaman estetika, tetapi juga peluang bagi para pengunjung untuk menyelami cerita yang termuat di dalamnya. Dengan pendekatan seni yang plural—lukisan, instalasi, fotografi, hingga seni media baru—sejumlah pameran tersebut mengangkat esensi kota Bandung dalam beragam dimensi visual. 

        Galeri ini kerap mengusung tema sejarah dan budaya lokal Bandung yang sering kali termarjinalkan. Melalui karya yang penuh imajinasi, mereka mengajak para pengunjung untuk merefleksikan pentingnya melestarikan warisan budaya lokal yang mulai terabaikan. 

        Misalnya, beberapa bulan lalu Grey Art Gallery bersama Holy Zpace mempersembahkan pameran dengan tajuk Bandung Painting Today. Pameran tersebut menyajikan berbagai kecenderungan dan praktik seni lukis Bandung saat ini, serta menggambarkan pluralisme seni lukis yang berkembang lintas generasi. Desain pameran dirancang sebagai ruang terbuka, yang memberi peluang bagi perkembangan dan pembacaan yang lebih luas tentang seni lukis Bandung. Pameran yang melibatkan 66 seniman lintas generasi itu dikuratori oleh Asmujo Jono Irianto dan Jajang Supriyadi. 

        Bandung Painting Today mempunyai peta jalan yang jelas. Dimulai dengan memfokuskan perhatian pada para seniman dan praktik seni lukis Bandung. Mereka berencana melibatkan lebih banyak seniman dari Indonesia, Asia Tenggara, bahkan internasional di masa yang akan datang. Harapannya, kelak Bandung Painting Today bisa menjadi pameran yang diperhitungkan, memberi kontribusi pada pasar seni dan dunia seni rupa kontemporer yang lebih luas. 

        Kurator Asmujo Jono Irianto, dalam konferensi pers di Grey Art Gallery pada 27 April 2024, menyatakan pameran ini berusaha menampilkan seni lukis kontemporer Bandung dalam arti yang lebih luas. Ia juga menyoroti fenomena di mana pameran seni lukis di Bandung acap kali sepi pengunjung, berbeda dengan suasana di Yogyakarta yang lebih hidup. Ia juga menambahkan, atmosfer Bandung sangat berbeda. Ia mengkritisi kurangnya perhatian dari Pemerintah Kota Bandung terhadap keberadaan galeri seni. 

        Ruang Kolaborasi di Grey Art Gallery

        Di lain pameran, Grey Art Gallery menampilkan perspektif aktual tentang Kota Bandung melalui karya-karya fotografi. Para seniman yang berpartisipasi menangkap momen-momen autentik warga Bandung, baik itu di jalanan, pasar, maupun ruang publik lainnya. Hasilnya, galeri ini tak hanya menampilkan wajah lain kota Bandung, tetapi juga mendefinisikan dinamika urban, budaya, dan interaksi antara manusia dan ruang kota. Para pengunjung dapat menyaksikan bagaimana sebuah kota dengan segala dinamikanya dapat dibingkai dalam tangkapan kamera, cat, kuas, dan kanvas dengan cara yang penuh makna dan multi-interpretasi. 

        Grey Art Gallery tak jarang menjadi ruang kolaborasi antara seniman dengan komunitas kreatif di Bandung. Kolaborasi seperti itu membentuk sinergi yang kuat, menghasilkan karya-karya yang lebih holistik dan mencerminkan beragam perspektif dalam melihat Bandung.

        Bagi yang belum tahu, Grey Art Gallery mempunyai berbagai cara untuk menghadirkan karya seni para senimannya. Selain melalui open call—mengundang para seniman ternama yang karya dan tema seninya relevan dengan visi Grey Art Gallery—ada juga jalur kurasi, yang mana para seniman bebas mengirimkan karya mereka untuk dinilai. Jika lolos seleksi, mereka akan dihubungi dan kerja sama pun terjalin antara seniman dan galeri.

        Selain itu, galeri juga menjadi sarana berkumpulnya berbagai kalangan, mulai dari seniman, kolektor seni, hingga masyarakat. Tak jarang, pameran di Grey Art Gallery dihadiri oleh berbagai komunitas seni dan budaya di Bandung yang secara aktif berdiskusi dan bertukar pandangan. Hal ini memperlihatkan Grey Art Gallery juga berfungsi sebagai sebuah pusat lalu lintas pertukaran ide yang memperkaya kehidupan seni di Bandung.

        Grey Art Gallery sering menyelenggarakan sejumlah pameran interaktif. Pameran ini memungkinkan pengunjung untuk ikut andil dalam pameran tersebut, sehingga terbuka ruang ekspresi diri pengunjung dan membangun rasa personal terhadap karya seni yang tengah dipamerkan.

        Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung
        Sudut lorong penuh lukisan karya banyak seniman/Yayang Nanda Budiman

        Grey Art Gallery sebagai Alternatif Bervakansi

        Lokasi yang sangat strategis di Braga menjadi daya tarik utama Grey Art Gallery. Para pengunjung dapat menikmati karya seni sambil merasakan suasana khas di sekitarnya, seperti sejumlah kafe klasik, butik, kuliner, hingga toko-toko seni.

        Pengunjung juga bisa mengeksplorasi dan merenungkan Bandung sebagai kota dengan segala kompleksitas sosial dan budayanya. Beragam pameran menghadirkan sejumlah kisah dan cerita yang tak hanya terekam dalam sejarah, tetapi juga terefleksikan dalam kehidupan aktual di masyarakat urban Bandung. 

        Bagi para penikmat seni atau wisatawan umum yang ingin merasakan perspektif lain dari Bandung, mengunjungi Grey Art Gallery adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Tidak perlu khawatir jika pameran berakhir. Sebab, hampir setiap beberapa bulan sekali Grey Art Gallery menghadirkan tema yang berbeda dan beragam. 

        Pengunjung hanya membayar tiket masuk sebesar Rp20.000–25.000. Setelah itu dapat menikmati sajian karya seni tanpa batas waktu selama mematuhi peraturan galeri yang sudah ditetapkan.


        Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
        Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

        The post Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung appeared first on TelusuRI.

        ]]>
        https://telusuri.id/grey-art-gallery-bervakansi-lewat-pameran-karya-seni-di-jantung-kota-bandung/feed/ 0 44530