Yovita https://telusuri.id/penulis/yovita/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Sat, 16 May 2020 15:40:48 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 Yovita https://telusuri.id/penulis/yovita/ 32 32 135956295 Glenn Fredly, Paskah, dan Badai Perasaan https://telusuri.id/glenn-fredly-paskah-dan-badai-perasaan/ https://telusuri.id/glenn-fredly-paskah-dan-badai-perasaan/#comments Wed, 15 Apr 2020 06:19:45 +0000 https://telusuri.id/?p=20979 Aku menulis ini di tengah Pekan Suci Paskah yang sangat berbeda dari yang selama ini pernah kujalani. Sebagai umat Nasrani, Hari Raya Paskah yang kulewati umumnya sarat berbagai ritual yang melibatkan pergi ke gereja, berkumpul...

The post Glenn Fredly, Paskah, dan Badai Perasaan appeared first on TelusuRI.

]]>
Aku menulis ini di tengah Pekan Suci Paskah yang sangat berbeda dari yang selama ini pernah kujalani. Sebagai umat Nasrani, Hari Raya Paskah yang kulewati umumnya sarat berbagai ritual yang melibatkan pergi ke gereja, berkumpul dengan keluarga dan komunitas, dan berdoa bersama hampir sepekan, dari hari Kamis sampai Minggu. Tapi, tahun ini ada perbedaan yang signifikan dan kesedihan yang terlalu hebat.

Semua berawal ketika memasuki pekan keempat bekerja dari rumah alias work from home (WFH) tanggal 6 April 2020. Awalnya tanggal ini menjadi hari kembali ke kantor, namun kebijakan WFH diperpanjang sampai 19 April dan mungkin akan diperpanjang lagi dan lagi sampai situasi benar-benar kondusif.

Sebagai orang yang cenderung melankolis, aku bergantung pada perasaanku untuk hampir segala aktivitasku. Perasaan yang bahagia akan membuat hariku indah dan produktif. Tapi kalau hati ini sedang kalut, akan cukup menantang bagiku untuk dapat berpikir jernih dan objektif.

Jujur, di pekan ini ritme produktivitasku melemah, lelah. Lelah psikis dan hati karena segala ketidakpastian, ketakutan, dan kekhawatiran untuk segala dimensi di masa depan. Sebagai garda depan sebuah perusahaan yang bertanggung jawab untuk hidup sekelompok orang, kondisi saat ini sangat menantang dan tidak mudah. Kuyakin di luar sana banyak orang yang tidak bisa tidur untuk menghidupi karyawannya, atau bahkan untuk dirinya sendiri dan atau keluarganya.

Kuatasi kelelahanku ini dengan mencoba hal baru lagi, untuk memperbaiki perasaan yang meredup karena segala hal di luar sana yang tidak bisa kukontrol. Di hari Senin pagi yang cerah itu aku berlangganan Freeletics, sebuah aplikasi gaya hidup yang akan menemaniku bergerak dengan rangkaian sesi olahraga virtual dengan trainer bersertifikat. Sebuah harapan baru dan aku butuh itu. Apalagi setelah beberapa minggu pinggul ini melebar dan pipi ini membulat karena stress eating yang tidak terbendung.

Belum sempat hati ini terobati, menyeruak berita di tengah minggu kalau musisi ikonis tanah air dari timur meninggal dunia. Glenn Fredly, penyanyi yang sudah menemani masa-masa keemasan pubertasku, berpulang karena sakit. Kaget, tidak percaya, sedih—ah… kuyakin hampir semua yang tumbuh bersama karya-karyanya juga merasakan hal yang sama.

Untuk sebagian orang, 2020 ini dielukan semacam cobaan yang tidak ada habisnya. Aku pun merasa yang sama di titik itu, terpuruk dalam kesedihan yang luar biasa. Menyaksikan penampilan Bung Glenn yang semacam karaoke massal itu sudah tidak bisa lagi. “Melarikan diri” ke rumah-Nya pada momen Pekan Suci juga tidak bisa.

Akhirnya aku melarikan diri ke rumah orangtua. Jika Paskah di rumah Tuhan tidak bisa, setidaknya kubisa merayakannya di rumah orangtua dengan mereka yang kucintai. Ya, tentu suamiku kubawa serta pula. Kami menginap sampai hari Minggu di sana.

Makan malam bersama keluarga/Yovita Ayu Liwanuru

Banyak yang berkata corona membuat standar “normal” baru yang belum atau tidak pernah dilakukan sebelumnya, seperti ibadah Paskah yang kali ini kami lakukan secara virtual, ”langsung” disiarkan dari katedral lewat YouTube Keuskupan Agung Jakarta. Hanya pastor-pastor yang memimpin ibadah dan beberapa petugas saja yang terlihat di dalam gereja barok megah itu, sisanya bangku-bangku kosong dan kamera pendukung siaran.

Ada perasaan sedih lagi yang muncul, yang segera kutepis karena ini momen yang tepat untuk mensyukuri semua yang ada di masa-masa pandemi ini. Bisa berkumpul dengan keluarga, berada di rumah yang nyaman, makanan berkecukupan, dan beribadah bersama, menjadi sebuah privilese yang selama ini mungkin terabaikan. Ada baiknya juga wabah ini untuk sebagian orang, untuk belajar menghargai apa yang dipunya, tidak hanya terus berfokus dengan yang tidak dipunya.

Lalu, usai ibadah bersama keluarga pedih hati hilang? Belum sepenuhnya. Sampai tulisan ini dibuat, hati ini masih belum pulih betul. Daftar putar musik Glenn Fredly masih terus berkumandang bersama lilin-lilin Paskah di rumah. Tapi ini caraku untuk pulih; merayakan kesedihan untuk akhirnya keluar dari sini untuk berkarya lebih baik lagi esok hari.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Glenn Fredly, Paskah, dan Badai Perasaan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/glenn-fredly-paskah-dan-badai-perasaan/feed/ 1 20979
Liburan di Rumah lewat 8 Film Wisata Indonesia https://telusuri.id/liburan-di-rumah-lewat-8-film-wisata-indonesia/ https://telusuri.id/liburan-di-rumah-lewat-8-film-wisata-indonesia/#respond Sat, 21 Mar 2020 20:16:38 +0000 https://telusuri.id/?p=20378 Salah satu cara mudah lagi murah untuk menelusuri tempat-tempat indah di Indonesia tanpa harus keluar rumah adalah nonton film. Di zaman canggih begini, cukup bermodal internet dan perangkat elektronik, kamu bisa jalan-jalan ke berbagai tempat...

The post Liburan di Rumah lewat 8 Film Wisata Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
Salah satu cara mudah lagi murah untuk menelusuri tempat-tempat indah di Indonesia tanpa harus keluar rumah adalah nonton film. Di zaman canggih begini, cukup bermodal internet dan perangkat elektronik, kamu bisa jalan-jalan ke berbagai tempat bareng tokoh-tokoh berkarakter menarik.

Supaya nggak bingung milih, TelusuRI sudah merangkum beberapa film bertema pariwata Indonesia. Daftarnya disusun berdasarkan alfabet.

1. Aruna dan Lidahnya (2018)

Yang bikin Aruna dan Lidahnya menarik nggak semata keelokan pemeran-pemeran di dalamnya, tapi juga penggambaran kuliner-kuliner yang disantap Aruna dkk. di berbagai daerah di Indonesia. Siap-siap ngiler melihat gambar-gambar bergerak berisi bakmi Singkawang, soto Surabaya, sampai nasi goreng tektek khas Jakarta.

2. Denias (2006)

Film garapan John de Rantau yang diadaptasi dari kisah nyata ini mengisahkan perjuangan seorang anak dari pedalaman Papua bernama Denias untuk mendapat pendidikan yang layak. Selain mengagumi keindahan Pulau Cendrawasih, kita juga akan dibawa melihat isu-isus sosial di sana. Untuk teman-teman yang belum kesampaian menginjakkan kaki di Papua, film ini cocok untukmu.

3. Kulari ke Pantai (2018)

Kalau mereka yang remaja tahun 2000-an awal punya Petualangan Sherina, anak-anak 2010 ke atas punya Kulari ke Pantai. Film keluarga garapan duo legendaris Mira Lesmana dan Riri Riza ini renyah dinikmati bersama adik, sepupu, atau anak di rumah. Ceritanya tentang road trip dari Jakarta sampai Pantai G-Land di Banyuwangi. Lagi #dirumahaja seperti ini, Kulari ke Pantai bakal bikin kamu rindu menyusuri jalur pantura bersama keluarga tercinta.

4. Negeri Dongeng (2017)

Kawan pendaki pasti nggak asing lagi sama film dokumenter pendakian tujuh puncak tertinggi Indonesia yang satu ini. Digarap oleh Aksa7Art, film ini menghadirkan ekspedisi para pendaki kawakan di Indonesia, seperti Teguh Rahmadi, Wihana Erlangga, sampai Nadine Chandrawinata. Sudah lama nggak naik gunung dan menikmati suasana di atas sana? Tonton saja Negeri Dongeng untuk melepas rindu.

5. Pendekar Tongkat Emas (2014)

Film ini bertema silat, salah satu tradisi Indonesia yang sudah jarang diangkat di dunia perfilman tanah air. Yang membuat film ini asyik dinikmati adalah jalan ceritanya yang kuat dan aktor-aktor papan atas yang total memerankan lakon mereka sebagai para pendekar. Bintang-bintangnya antara lain Christine Hakim, Nicholas Saputra, dan Tara Basro. Kamu bakal kaget melihat mereka keren banget waktu adu silat!

6. Trinity the Nekad Traveler (2019)

Menjelajah Indonesia dan mancanegara belasan tahun, Trinity telah menghasilkan 15 buku tentang perjalanan-perjalanannya yang menarik dan apa adanya. Dari buku-buku itulah film ini dibuat. Fokusnya, kisah Trinity saat kuliah dan jatuh cinta. Selain menjelajah Indonesia, film ini juga bakal membawamu ke Maladewa dan Filipina.

7. Semesta (2019)

Film dokumenter yang diproduseri oleh Nicholas Saputra ini nggak hanya mengajak kita untuk sadar akan kesinambungan antara manusia dan alam semesta, tapi juga menyentil kesadaran kita akan kerentanan masa depan anak-cucu kita. Nonton film ini, kesadaranmu bakal digugah lewat bingkai-bingkai berisi konflik nyata manusia-alam di berbagai titik di Indonesia. Semesta juga berusaha untuk menggugah kita menyelesaikan persoalan itu mulai dari diri sendiri, misalnya dengan menggalakkan sistem perkebunan organik berkelanjutan dan mempraktikkan konsep tanpa sampah (zero waste).

8. 3 Hari untuk Selamanya (2007)

Sekarang perjalanan jalur darat dari Jakarta ke Yogyakarta naik mobil sudah makin efisien. Jaraknya sudah dipangkas sehingga kamu lebih cepat tiba. Tapi, masih ingat nggak sama jalur pantai utara? Di film ini kita diajak bernostalgia lewat jalur non-tol bersama Ambar dan Yusuf, saudara sepupu dengan karakter bertolak belakang, yang berkendara menempuh petualangan menarik sepanjang jalan menuju kampung halaman. Pesan moralnya pun sangat mengena: [ada] yang harus dipilih, ada yang harus diputuskan, dan pada akhirnya harus ada yang dijalankan.

Jadi, yang mana dulu ini yang bakal kamu tonton, Sob? Apa pun itu, jangan lupa selalu cuci tangan sebelum menyerok popcorn buatan sendiri ke dalam mulut, ya?! Kebersihan tangan tetap yang utama walau kamu lagi #dirumahaja.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Liburan di Rumah lewat 8 Film Wisata Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/liburan-di-rumah-lewat-8-film-wisata-indonesia/feed/ 0 20378
Gemala dan Kecintaannya pada Laut Indonesia https://telusuri.id/gemala-dan-kecintaannya-pada-laut-indonesia/ https://telusuri.id/gemala-dan-kecintaannya-pada-laut-indonesia/#respond Fri, 06 Mar 2020 06:37:57 +0000 https://telusuri.id/?p=20016 Perempuan dan kegiatan alam bebas masih kerap dianggap sebagai dua hal yang tidak biasa dipertemukan. Kesan itu juga berlaku bagi perempuan dan bidang-bidang olahraga yang berkaitan dengan laut, seperti selancar dan menyelam, yang kebanyakan didominasi...

The post Gemala dan Kecintaannya pada Laut Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
Perempuan dan kegiatan alam bebas masih kerap dianggap sebagai dua hal yang tidak biasa dipertemukan. Kesan itu juga berlaku bagi perempuan dan bidang-bidang olahraga yang berkaitan dengan laut, seperti selancar dan menyelam, yang kebanyakan didominasi oleh laki-laki.

Namun, hal ini justru dilihat sebagai peluang yang asyik bagi Gemala Hanafiah, ketika di tahun 2008 ia fokus ke dunia selancar bersama salah satu surf brand ternama. Niat awalnya hanya supaya olahraga ini bisa lebih diterima oleh masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan perempuan. 

Gemala juga aktif membagikan pengalamannya keliling nusantara di blog pribadinya dan situs Wet Traveler. Wet = basah, traveler = pejalan. Jadi situs itu memang adalah kumpulan kisah perjalanan yang tidak jauh-jauh dari air. Bersama dengan partner jalannya, Gemala bercerita pengalaman berselancar dan menyelam di berbagai destinasi cantik di Indonesia. Ia tak hanya bercerita tentang ombak, tapi juga dunia bawah laut Indonesia yang merupakan rumah bagi mayoritas spesies laut di dunia.

Tentang mengabdi dan berkarya untuk Indonesia bagi Gemala

Bagi Gemala, pengabdiannya sesederhana membagikan kecintaannya pada Indonesia kepada teman-teman di luar sana yang belum punya kesempatan sebanyak dirinya.

“Aku percaya [dengan pepatah] ‘tak kenal maka tak sayang.’ Untuk segala potensi dan kecantikan yang ada di Indonesia, gimana kita bisa cinta kalau kita gak tau dan kenal apa-apa aja yang ada di Indonesia?” ungkap Gemala. “Maka dari itu aku berkarya sebagai perantara [yang] bercerita untuk teman-teman yang mungkin belum bisa datang sendiri kelilingan, supaya teman-teman itu tau, kenal, dan jadinya sayang. Kayak aku ini, nih.”

Pesan untuk teman-teman perempuan yang juga ingin berkarya

Untuk hal ini, Gemala tegas dan lugas menyatakan kalau perempuan jangan terlalu banyak berpikir tentang halangan terus. Katanya, kalau ingin memulai berkarya, mulai saja dulu dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan.

“Saat yang tepat gak pernah ada. Kita yang harus yakin ini saat yang tepat. Langkah sekecil apa pun, yang penting mulai … mau mulai jalan eskplor Indonesia, ya mulai dulu aja dari nabung, riset, dan mungkin cari teman jalan. Dan yang terutama, nih, dear teman-teman perempuanku, jangan takut item!” pesan Gemala.

Jadi, masih takut sama sinar matahari?


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Gemala dan Kecintaannya pada Laut Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/gemala-dan-kecintaannya-pada-laut-indonesia/feed/ 0 20016