Zahir, Penulis di TelusuRI https://telusuri.id/author/zahir/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Mon, 19 Dec 2022 04:47:27 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 Zahir, Penulis di TelusuRI https://telusuri.id/author/zahir/ 32 32 135956295 Singgah ke Museum H.O.S Tjokroaminoto https://telusuri.id/singgah-ke-museum-h-o-s-tjokroaminoto/ https://telusuri.id/singgah-ke-museum-h-o-s-tjokroaminoto/#respond Mon, 26 Dec 2022 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=36734 Di Kota Surabaya terdapat sebuah museum yang terbilang unik. Museum tersebut merupakan sebuah rumah huni yang dulunya merupakan sebuah rumah indekos. Dari sekedar rumah yang berfungsi sebagai kos tersebut, banyak melahirkan buah pemikiran yang tidak...

The post Singgah ke Museum H.O.S Tjokroaminoto appeared first on TelusuRI.

]]>
Di Kota Surabaya terdapat sebuah museum yang terbilang unik. Museum tersebut merupakan sebuah rumah huni yang dulunya merupakan sebuah rumah indekos. Dari sekedar rumah yang berfungsi sebagai kos tersebut, banyak melahirkan buah pemikiran yang tidak disangka-sangka akan menjadi landasan pemikiran oleh founding father negara Indonesia di masa depan. Mari menelusurinya, Museum H.O.S. Tjokroaminoto.

Museum H.O.S. Tjokroaminoto berada di kawasan Peneleh, Kota Surabaya. Kota yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan ini memang terkenal memiliki beragam objek bersejarah dan berbagai museum yang tersebar di penjuru kota. Dahulu Presiden Republik Indonesia pertama yakni Ir. Soekarno pada masa mudanya pernah menetap di sini.

Rumah H.O.S. Tjokroaminoto dan Para Tokoh Nasional Bangsa

Museum ini dulunya merupakan rumah dari salah satu tokoh pergerakan nasional yakni Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Beliau merupakan salah satu tokoh pergerakan yang cukup identik dengan kelompok organisasi Sarekat Islam pada masa tersebut. Rumah yang terbilang cukup sederhana ini, menjadi saksi bisu lahirnya buah-buah pemikiran dan ideologi para pendiri bangsa saat masih muda. Rumah yang berdesain klasik dengan sentuhan khas Jawa dari era abad ke-19 hingga awal abad ke-20 inilah menjadi tempat bernaung sekaligus berdiskusi para penghuninya.

Rumah HOS Cokroaminoto
Rumah HOS Cokroaminoto/Zahir

Mulai dari Ir. Soekarno, Musso, Semaoen, hingga pentolan DI/TII semacam Kartosoewirjo pernah indekos di rumah tersebut. Para penghuni rumah yang kebanyakan memang masih usia belia seringkali menimba ilmu sekaligus berdiskusi tentang berbagai hal. Dunia politik, pandangan agama serta ideologi, bisa dibilang menjadi menu rutin anak-anak kos di rumah tersebut. H.O.S. Tjokroaminoto tentunya berperan sebagai ayah asuh sekaligus mentor dalam ilmu kebangsaan dan perpolitikan bagi mereka, sehingga membentuk pola pemikirannya masing-masing.

Ruangan-ruangan di Museum H.O.S. Tjokoroaminoto

Lazimnya rumah pada umumnya, tentu kondisi ruangan dalam museum ini juga menyesuaikan bentuk asli rumah tersebut. Bagian depan rumah masih mempertahankan desain rumah khas Jawa yang dihiasi pagar kayu yang dicat berwarna hijau. Area ruangan depan atau ruang tamu banyak dihiasi koleksi asli dari empunya, mulai dari beragam pernak Pernik hiasan dinding, beberapa buah kursi lengkap dengan mejanya, dan beberapa plakat penghargaan juga terpasang di ruangan ini.

Bagian lantai rumah ini juga masih menggunakan ubin klasik yang tentunya menambah kesan vintage. Berlanjut di ruangan berikutnya yakni di sisi kiri ketika memasuki sebuah lorong akan disuguhi beragam koleksi milik H.O.S. Tjokroaminoto sewaktu aktif berorganisasi di Sarekat Islam. Mulai dari beragam buku-buku lama, arsip-arsip kuno hingga beragam surat kabar yang memuat pemberitaan mengenai Sarekat Islam kala itu terpajang di dinding-dinding lorong yang berukuran tidak terlalu luas ini. Ada pula ragam koleksi benda-benda asli milik H.O.S. Tjokroaminoto yang tersimpan rapi menjadi koleksi di ruangan tersebut. Selain itu, ada beberapa infografis yang menceritakan perjalanan hidup H.O.S. Tjokroaminoto sewaktu aktif berorganisasi. 

Menuju ke ruangan berikutnya, beberapa foto-foto penghuni dari rumah ini mulai dari Ir. Soekarno, Musso, dan beberapa tokoh lainnya menjadi suguhan. Kamar mereka berada di lantai dua di sisi kanan ruangan belakang tersebut. Di sanalah, kerap kali terjadi diskusi antara para penghuninya.

Salah satu koleksi yang bisa dibilang menjadi ikon dari rumah H.O.S. Tjokroaminoto ini adalah setelan baju yang dulunya dipergunakan oleh Soekarno sewaktu muda. Baju ini tersimpan rapi di lorong belakang dalam sebuah lemari kaca yang bersebelahan dengan lemari kuno. Selain baju milik Soekarno, juga terdapat setelan baju milik H.O.S. Tjokroaminoto.

  • Area Ruang Tengah Museum Cokroaminoto
  • Area Ruang Tamu Museum
  • Replika Baju Soekarno
  • koleksi koran kuno
  • Logo PSII

Ada pula sebuah kamar pribadi yang dulunya merupakan tempat tidur H.O.S. Tjokroaminoto bersama dengan sang istri yakni Soeharsikin. Kamar yang berukuran tidak terlalu luas ini terdapat berbagai macam perabotan asli mulai dari meja rias, lemari, bahkan ranjang asli juga berada di tempat ini. Para pengunjung diperbolehkan untuk mengambil foto namun tidak diperbolehkan untuk menyentuh apalagi duduk di ranjang tersebut. 

Rumah yang telah menjadi museum ini tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu saksi bisu dalam perkembangan pemikiran para tokoh nasional bangsa Indonesia kala itu masih muda. Meskipun dalam perjalanannya, mereka seringkali berseberangan pendapat dan ideologi, tidak dapat dipungkiri melalui proses diskusi dan bimbingan dari H.O.S. Tjokroaminoto juga turut memberi tuntunan terhadap pola pemikiran mereka.

Museum tersebut buka setiap hari Selasa–Minggu mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Lokasi museum ini berada di Jl. Peneleh Gang VII No. 29-31, Kel. Peneleh, Kec. Genteng. Jika ingin mengunjungi rumah sekaligus museum H.O.S. Tjokroaminoto, kamu harus melakukan pendaftaran secara daring melalui tiketwisata.surabaya.go.id. Setelah melakukan pendaftaran, kamu cukup menunjukan barcode yang tercetak dalam tiket tersebut saat berkunjung.

Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Singgah ke Museum H.O.S Tjokroaminoto appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/singgah-ke-museum-h-o-s-tjokroaminoto/feed/ 0 36734
Gedung Tua di Bekas Pelabuhan Kalimas Surabaya https://telusuri.id/gedung-tua-di-bekas-pelabuhan-kalimas-surabaya/ https://telusuri.id/gedung-tua-di-bekas-pelabuhan-kalimas-surabaya/#respond Mon, 19 Sep 2022 02:26:00 +0000 https://telusuri.id/?p=35261 Kota tua seakan memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang menggemari menjelajah kawasan yang mungkin dianggap sangat membosankan oleh sebagian orang. Namun kota tua dengan segala hiruk-pikuknya, sejak dulu hingga kini seakan-akan menolak untuk tergerus...

The post Gedung Tua di Bekas Pelabuhan Kalimas Surabaya appeared first on TelusuRI.

]]>
Kota tua seakan memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang menggemari menjelajah kawasan yang mungkin dianggap sangat membosankan oleh sebagian orang. Namun kota tua dengan segala hiruk-pikuknya, sejak dulu hingga kini seakan-akan menolak untuk tergerus dengan roda zaman. Kemegahan bangunan-bangunan masa lampau yang menyimpan cerita dan rahasia di setiap bangunannya tentu menjadi daya pikat bagi sebagian orang yang sangat menggemari dunia sejarah, khususnya wisata sejarah yang mulai dilirik oleh sebagian kalangan.

Jika berbicara mengenai kota tua yang ada di kota-kota di Indonesia, Kota Surabaya merupakan salah satu kota dengan status metropolitan yang masih mempertahankan eksistensi kota tuanya untuk kepentingan wisata dan perekonomian.

Kawasan kota tua di kota yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan ini terletak di sekitar pesisir seperti lazimnya beberapa kota lain di Pulau Jawa yang masih mempertahankan keberadaan kawasan tempo doeloe. Lebih tepatnya yakni di sekitar bekas Pelabuhan Kalimas di sepanjang muara Sungai Kalimas yang menjadi roda penggerak perekonomian Kota Surabaya di masa lampau.

Ramai Aktivitas Perekonomian Sejak Abad ke-14

Kawasan bekas Pelabuhan Kalimas di sepanjang muara Sungai Kalimas yang menuju ke Selat Madura diyakini sudah ramai dengan segala macam aktivitas perekonomian serta hiruk-pikuk penduduk sejak abad ke-14. Akan tetapi menurut beberapa sumber sejarah lainnya seperti dari Prasasti Canggu (1395) dan Prasasti Kamalagyan menyebutkan sebuah daerah yang menjadi pusat perekonomian yang lokasinya diperkirakan berada dekat dengan Mojokerto. Hal ini diyakini sudah ada sejak abad ke-11 yang saat itu memang ramai sebagai jalur pelayaran kuno.

Di masa kolonial Belanda, Pelabuhan Kalimas tumbuh menjadi sebuah kawasan yang cukup padat dengan aktivitas bongkar muat barang yang berasal dari Pelabuhan Oedjoeng (Tanjung Perak) maupun yang berasal dari kawasan hinterland (pedalaman) Surabaya. Bahkan di masa ini diperkirakan Pelabuhan Kalimas memasuki masa kejayaannya karena berperan cukup besar dalam perekonomian serta perkembangan Kota Surabaya.

Bangunan Pasar Pabean (Zahir)
Bangunan Pasar Pabean/Zahir

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan megah yang dibangun di sekitar aliran sungai Kalimas baik di sisi timur maupun barat. Umumnya kegiatan perekonomian terpusat di sisi timur yang menjadi area bongkar muat barang. Bukti kegiatan perekonomian tersebut tercermin dari sebuah kawasan yang bernama Pasar Pabean. Pasar tua ini berdiri di sebuah gedung kolonial dan sudah ada sejak tahun 1849. Kawasan ini dulunya merupakan perbatasan antara kawasan pecinan yang terpusat di Jalan Kembangan Jepun dan juga daerah Kampementstraat (kini Jalan KH. Mas Mansyur) yang merupakan kawasan permukiman etnis arab.

Pasar ini menjual beragam rempah-rempah kualitas tinggi pada masa lampau, bahkan hingga kini pasar yang sudah berusia kurang lebih sekitar 150 tahun tersebut masih menjual beragam rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, cengkeh, ketumbar, dan beragam rempah serta bumbu dapur lainnya. Selain itu pasar ini juga menjual beragam jenis ikan mulai dari ikan air tawar maupun ikan hasil tangkapan nelayan di laut.

Komplek Gedung Megah di Sisi Barat

Jika di kawasan sisi timur Sungai Kalimas didominasi oleh daerah perekonomian yang dikelola oleh etnis Arab maupun Tionghoa dan Bumiputera, lain hal dengan sisi barat Kalimas yang menjadi kawasan elit yang didominasi oleh etnis Eropa khususnya Belanda. Hal ini tidak terlepas dari politik ras di masa lalu yang diterapkan di Kota Surabaya yang dimana pembagian kawasan administrasi dan pemukiman berdasarkan etnis atau ras. Di sisi barat ini kamu dapat melihat banyak bangunan besar dengan gaya khas kolonial yang cukup kental.

Banyak bangunan di kawasan tersebut difungsikan sebagai perkantoran, gedung bank serta bangunan-bangunan lainnya yang dikelola oleh orang-orang Eropa. Kawasan tersebut tersebar di sekitar Jalan Kalisosok, Jalan Rajawali hingga menuju ke Jalan Veteran. Mungkin salah satu ikon di kawasan barat ini adalah keberadaan Gedung Singa yang cukup ikonik. 

Gedung Singa (zahir)
Gedung Singa/Zahir

Gedung yang terkenal dengan patung dua ekor macan bersayap tepat di pintunya ini dulunya merupakan sebuah gedung asuransi yang sudah ada sejak awal abad ke-20. Dahulu gedung ini dikenal dengan nama De Algemeene karena dimiliki oleh Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente te Amsterdam, yakni perusahaan asuransi asal Belanda.

Selain itu di kawasan ini juga banyak gedung-gedung besar lainnya seperti pabrik Siropen Telasih yang berada tepat di samping Gedung Singa, kemudian sedikit berjalan ke arah utara maka akan menemukan bekas Gedung AA Energy yang juga merupakan salah satu bangunan cagar budaya.

Kawasan di sepanjang sisi barat ini memiliki keindahan khas nuansa Eropa yang cukup kental, tidak heran lokasi ini banyak ditemukan beragam wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang sedang melakukan jelajah sejarah atau blusukan sembari mengabadikan momen dengan kamera. 

Jembatan Merah (zahir)
Jembatan Merah/Zahir

Kawasan ini juga dihubungkan dengan kawasan sisi timur melalui sebuah jembatan yang cukup ikonik di kawasan kota tua yakni Jembatan Merah atau Roode Brug.

Terdapat Teknologi Canggih di Sekitar Pelabuhan Kalimas

Untuk menunjang kegiatan bongkar muat barang dan juga arus lalu lintas pelayaran di kawasan Pelabuhan Kalimas, tentunya diperlukan sistem teknologi untuk mempermudah proses tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya situs bekas jembatan mekanik yang dapat dinaik turunkan diantara aliran sungai Kalimas.

Situs Bekas Jembatan Petekan (Zahir)
Situs Jembatan Petekan/Zahir

Jembatan tersebut dikenal dengan nama Jembatan Petekan karena pada masanya dulu dioperasikan dengan cara menekan tombol mekanisme atau “dipetek” yang merupakan bahasa lokal dari kata ditekan. Jembatan ini dibangun pada awal abad ke-20 dan diyakini merupakan jembatan mekanik paling canggih pada masanya di Hindia-Belanda.

Lanjut jika kita menyusuri sisi timur Pelabuhan Kalimas akan menemukan sebuah alat besar yang berbentuk seperti crane di era modern. Alat tersebut memanglah sebuah alat angkat atau crane kuno yang dulu dioperasikan di kawasan Pelabuhan Kalimas untuk memindahkan barang dari kapal-kapal ke area dermaga maupun sebaliknya. Crane ini diyakini dibangun pada abad ke-20 untuk mempermudah kegiatan bongkar muat barang pada kala itu.

Kawasan bekas Pelabuhan Kalimas sejatinya hingga kini masih difungsikan sebagai kawasan niaga meski kegiatan bandar pelabuhan sudah tidak beroperasi. Meskipun terkenal sebagai kawasan yang sedikit kumuh namun area ini tidak pernah kehilangan daya tarik nuansa kolonialnya yang seakan-akan terus hidup melewati zaman.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Gedung Tua di Bekas Pelabuhan Kalimas Surabaya appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/gedung-tua-di-bekas-pelabuhan-kalimas-surabaya/feed/ 0 35261
Berziarah ke Komplek Wisata Religi Sunan Ampel https://telusuri.id/berziarah-ke-komplek-wisata-religi-sunan-ampel/ https://telusuri.id/berziarah-ke-komplek-wisata-religi-sunan-ampel/#respond Sat, 16 Jul 2022 01:47:00 +0000 https://telusuri.id/?p=34559 Wisata religi memang menjadi salah satu genre wisata minat khusus. Umumnya wisata ini cukup lekat dengan kegiatan menyejukkan batin maupun rohani dan tidak terlalu memfokuskan kepada urusan duniawi semata. Meski demikian, wisata religi tetap mendapatkan...

The post Berziarah ke Komplek Wisata Religi Sunan Ampel appeared first on TelusuRI.

]]>
Wisata religi memang menjadi salah satu genre wisata minat khusus. Umumnya wisata ini cukup lekat dengan kegiatan menyejukkan batin maupun rohani dan tidak terlalu memfokuskan kepada urusan duniawi semata. Meski demikian, wisata religi tetap mendapatkan tempat sebagai pilihan wisata. Di Surabaya, Komplek Wisata Religi Sunan Ampel menjadi salah satu destinasi wisata religi para peziarah.

Warga asli Surabaya mengenalnya sebagai Komplek Masjid Ampel karena memang terdapat masjid besar yang berusia cukup tua dan memiliki rekam sejarah panjang di dalamnya. Jika kamu pernah melakukan wisata religi khususnya untuk napak tilas perjalanan Wali Songo di tanah Jawa, pastinya tidak asing dengan tempat ini. Namun ternyata, tidak hanya keberadaan Sunan Ampel—salah satu anggota Wali Songo—saja yang menjadi daya tarik tempat ini.

Bangunan Masjid Ampel Dari Sisi Selatan (Zahir)
Bangunan Masjid Ampel dari sisi selatan/Zahir

Bangunan Masjid Megah Berusia Tua

Di area komplek Wisata Religi Sunan Ampel terdapat sebuah masjid tua yang dikenal dengan nama Masjid Ampel. Masjid yang tergolong cukup besar ini menjadi salah satu masjid tertua di Kota Surabaya, bahkan menjadi salah satu masjid tertua di Provinsi Jawa Timur. Menurut penuturan beberapa orang, konon Masjid Ampel dibangun sejak abad ke-13 oleh Raden Rachmat, nama asli Sunan Ampel.

Sunan Ampel membangun masjid bersama para sahabat dan murid-muridnya kala itu dengan mengambil corak  perpaduan arsitektur Jawa kuno dan meletakkan sentuhan gaya Timur Tengah di beberapa sudut bangunan masjid. Selain itu di beberapa bagian masjid terdapat tiang-tiang dari kayu jati, menambahkan kesan kuno pada bangunan masjid.

Setiap harinya masjid selalu ramai oleh para pengunjung baik mereka yang beribadah maupun para pengunjung yang sekedar ingin menikmati arsitektur klasik dari bangunan Masjid Ampel tersebut.

Gerbang Masuk Area Makam Sunan Ampel (Zahir)
Gerbang masuk area makam Sunan Ampel/Zahir

Makam Sunan dan Keluarga

Lazimnya tempat ziarah, area Komplek Wisata Religi Sunan Ampel memiliki beragam tempat ziarah yang tersebar di sekitar area Masjid Ampel. Lokasi ziarah utama yakni adalah tempat pemakaman Sunan Ampel beserta para keluarga dan muridnya. Lokasi makam ini berada tepat di belakang bangunan Masjid Ampel.

Sunan Ampel sendiri dikisahkan lahir di negeri Champa yang kini masuk wilayah antara negara Vietnam dan Laos. Beliau lahir pada tahun 1401 dan wafat pada tahun 1481, dimakamkan di area barat Masjid Ampel. Beliau dikenal sebagai salah satu Wali Songo yang turut andil dalam penyebaran islam di Nusantara khususnya di Pulau Jawa.

Area Komplek Makam KH Mas Mansyur (Zahir)
Area komplek makam KH Mas Mansyur/Zahir

Selain makam Sunan Ampel, di sini juga terdapat beberapa makam lain dan makam pahlawan nasional. Salah satu pahlawan nasional yang dimakamkan di area Masjid Ampel adalah KH. Mas Mansyur. Beliau merupakan salah satu tokoh pergerakan nasional yang cukup aktif dalam dunia politik khususnya perpolitikan umat muslim kala itu. Makam beliau menjadi satu dengan makam dari Keluarga Gipo yang juga merupakan tokoh masyarakat dalam pergerakan umat Islam di Kota Surabaya.

Tidak jauh dari lokasi makam ini terdapat sebuah makam yang terbilang cukup unik, yakni sebuah makam dari seorang murid sekaligus marbot Masjid Ampel, Mbah Soleh. Fakta menariknya, Mbah Soleh dikisahkan meninggal sembilan kali. Hal inilah yang membuat makam beliau terdapat sembilan pusara di lokasi yang sama.

Makam Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong (Zahir)
Makam Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong/Zahir

Sebuah makam dengan nama Mbah Sonhaji atau lebih dikenal dengan nama Mbah Bolong berdiri di samping kanan area makam Sunan Ampel. Semasa hidupnya, beliau dipercaya memiliki sebuah “karomah” atau kelebihan yang tidak bisa dinalar logika. Kelebihan beliau yakni mampu melihat Ka’bah di Kota Mekkah langsung dari Surabaya. Padahal pada masa itu hampir mustahil melihat langsung Ka’bah yang berjarak ribuan kilometer dari Kota Surabaya dengan mata telanjang.

Kisah ini diyakini juga menjadi salah satu penentu arah lokasi kiblat saat pembangunan Masjid Ampel. Sebenarnya, kemampuan Mbah Sonhaji dirasa cukup masuk akal karena beliau juga dikenal sebagai seorang nahkoda kapal yang sangat menguasai ilmu perbintangan.

Area Pasar Masjid Ampel (Zahir)
Area pasar/Zahir

Area Pasar yang Selalu Ramai

Di area komplek Wisata Religi Sunan Ampel juga terdapat dua pasar yang menjual beragam pernak-pernik ziarah dan kebutuhan umat islam. Mulai dari baju koko dan busana muslim, kitab-kitab dan Al-Qur’an. Ada juga beragam aksesoris khas Timur Tengah.

Tak hanya itu, beberapa pedagang menjual beragam makanan khas Surabaya seperti rujak cingur, lontong balap hingga kuliner khas dari Timur Tengah seperti nasi kebuli, kopi rempah, gule maryam, dan beragam kuliner lainnya.

Kapan-kapan, kamu tertarik berkunjung?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Berziarah ke Komplek Wisata Religi Sunan Ampel appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/berziarah-ke-komplek-wisata-religi-sunan-ampel/feed/ 0 34559
Representasi Pertempuran Surabaya di Komplek Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember https://telusuri.id/representasi-pertempuran-surabaya-di-komplek-tugu-pahlawan-dan-museum-10-nopember/ https://telusuri.id/representasi-pertempuran-surabaya-di-komplek-tugu-pahlawan-dan-museum-10-nopember/#respond Mon, 02 May 2022 03:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=33535 Wisata museum tentunya merupakan hal yang bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang sangat membosankan, namun dengan berwisata di museum selain dapat memperoleh beragam informasi menarik, juga dapat menambah kecintaan terhadap negara dan kian menumbuhkan rasa...

The post Representasi Pertempuran Surabaya di Komplek Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember appeared first on TelusuRI.

]]>
Wisata museum tentunya merupakan hal yang bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang sangat membosankan, namun dengan berwisata di museum selain dapat memperoleh beragam informasi menarik, juga dapat menambah kecintaan terhadap negara dan kian menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri. Di Surabaya terdapat sebuah museum yang menjadi salah satu ikon kotanya, museum ini dikenal dengan nama Museum 10 Nopember Surabaya. 

Monumen Tugu Pahlawan/Zahir

Museum 10 Nopember berada satu area dengan Monumen Tugu Pahlawan yang merepresentasikan perjuangan bangsa Indonesia, khususnya anak-anak muda atau yang dalam bahasa Jawa Timur lebih dikenal dengan sebutan arek-arek saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serbuan tentara sekutu.

Hanya dengan membayar tiket masuk sebesar Rp5.000/orang ditambah dengan biaya parkir sebesar Rp3.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil, kita sudah bisa masuk dan menikmati beragam koleksi di komplek Tugu Pahlawan beserta Museum 10 Nopember.

Sebagian besar koleksinya merupakan barang otentik dari peninggalan semasa perang, khususnya pada saat pertempuran Surabaya.

Kendaraan Perang

Sebelum memasuki area Tugu Pahlawan, para pengunjung akan disuguhi berbagai relief yang berada tepat di depan pintu masuk area Monumen Tugu Pahlawan. Relief-relief tersebut berisi tentang peristiwa yang terjadi di Surabaya.

Di sudut timur dari komplek Tugu Pahlawan ini terdapat beberapa persenjataan berat yang dulunya digunakan oleh pihak sekutu untuk menggempur Surabaya. Salah satunya adalah mobil Bren Carrier yang digunakan oleh tentara Inggris ketika mendarat di Surabaya dan melakukan kegiatan pengamanan. Ada pula sebuah mortar dengan kaliber 120 mm yang turut dipamerkan.

Monumen Kendaraan Perang/Zahir

Di sekeliling taman Monumen Tugu Pahlawan juga dapat ditemui berbagai patung-patung tokoh perjuangan yang turun ke pertempuran di kota Surabaya baik melalui jalur “angkat senjata” maupun melalui jalur diplomasi politik. 

Beberapa tokoh yang turut diabadikan di Monumen Tugu Pahlawan antara lain Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Bung Tomo, HR. Mohammad, dan beberapa tokoh lainnya. Suasana di sekitar Tugu Pahlawan terbilang cukup sejuk karena ditumbuhi beberapa pohon yang cukup rindang.

Museum 10 Nopember dan Saksi Bisu Pertempuran Surabaya

Sebelum memasuki area museum, kita harus melakukan registrasi secara daring melalui tiketwisata.surabaya.go.id. Selain itu selama masa pandemi jumlah pengunjung dibatasi dan terbagi dalam beberapa sesi.

Museum 10 Nopember yang berada di ruang bawah tanah ini menggambarkan tentang kronik pertempuran Surabaya yang dianggap sebagai salah satu pertempuran terhebat yang pernah terjadi di Indonesia.

Lantai 2 Museum 10 Nopember/Zahir

Museum ini terbagi menjadi 2 lantai berdasarkan jenis koleksi yang ditampilkan. Di lantai dasar kita akan menemukan beberapa replika pakaian dan seragam para tentara yang ikut bertempur. Selain itu ada pula beragam ornamen yang menggambarkan kondisi pertempuran kala itu. Ada pula ruang audio-visual yang digunakan untuk memutar film dokumenter dan beberapa biografi dari tokoh-tokoh penting yang turut andil dalam pertempuran Surabaya.

Suasana di lantai dasar ini mengajak kita turut merasakan kondisi pertempuran saat itu.

Beranjak ke lantai dua, kita akan melihat pelbagai koleksi persenjataan dan alat-alat yang digunakan semasa pertempuran Surabaya. Mulai dari yang digunakan oleh tentara sekutu, pasukan Jepang hingga tentara pejuang Surabaya. Beragam senapan seperti senapan Arisaka buatan Jepang, M1 Garand buatan Amerika yang dibawa oleh sekutu serta beberapa pistol juga turut menjadi koleksi di museum ini.

Ruang Diorama Statis

Koleksi lainnya seperti peralatan makan para tentara, alat-alat medis, sepeda kuno dan juga peralatan komunikasi juga turut ditampilkan di lantai dua museum. Pada lantai dua ini pengunjung juga dapat melihat beragam ruangan diorama statis yang menggambarkan beragam peristiwa penting yang pernah terjadi pada masa sebelum, saat, dan sesudah pertempuran Surabaya. Ruangan diorama statis ini terbagi menjadi dua dan dilengkapi dengan sistem audio tiga bahasa.

Ruang Diorama Statis/Zahir

Keberadaan ruangan diorama tentunya memberikan gambaran kondisi di Kota Surabaya pada saat itu, lengkap dengan audio yang menjelaskan tentang berbagai peristiwa tersebut. Hal ini tentu sangat penting bagi para generasi muda untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap sejarah bangsanya.

Setelah berkeliling di area Museum 10 Nopember dan Monumen Tugu Pahlawan, para pengunjung juga dapat membeli pelbagai macam souvenir yang dijual di tempat ini. Mulai dari baju, gantungan kunci, replika patung mini dan beragam buku dapat dibeli di toko yang berada tepat di sebelah kiri pintu keluar museum.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Representasi Pertempuran Surabaya di Komplek Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/representasi-pertempuran-surabaya-di-komplek-tugu-pahlawan-dan-museum-10-nopember/feed/ 0 33535