bersepeda Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/bersepeda/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Sat, 13 Jul 2024 08:36:23 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 bersepeda Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/bersepeda/ 32 32 135956295 Bersepeda ke Wana Wisata Pokland Cianjur https://telusuri.id/bersepeda-ke-wana-wisata-pokland-cianjur/ https://telusuri.id/bersepeda-ke-wana-wisata-pokland-cianjur/#respond Sat, 13 Jul 2024 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=42333 Suatu pagi bersamaan dengan terbitnya fajar aku melewati sawah-sawah sambil bersepeda menggerakkan tubuh yang terasa kaku. Awal perjalanan menuju Wana Wisata Pokland disuguhi pemandangan cantiknya matahari terbit, yang menambah kehangatan pagi untuk memulai hari baru....

The post Bersepeda ke Wana Wisata Pokland Cianjur appeared first on TelusuRI.

]]>
Suatu pagi bersamaan dengan terbitnya fajar aku melewati sawah-sawah sambil bersepeda menggerakkan tubuh yang terasa kaku. Awal perjalanan menuju Wana Wisata Pokland disuguhi pemandangan cantiknya matahari terbit, yang menambah kehangatan pagi untuk memulai hari baru.

Sepanjang perjalanan aku sangat menikmati indahnya pagi dengan kayuhan sepeda. Sesekali aku berhenti sejenak untuk mengabadikan panorama dengan gawai, termasuk pemandangan sawah saat kondisi pascapanen.

Perjalanan dimulai dari rumah menuju Doktormangku, Bojongpicung, Cianjur. Tepat di pertigaan aku menepi terlebih dahulu karena menunggu teman yang sudah janji mau bersepeda juga. Aku menunggu sekitar 10 menit dengan membaca artikel di internet yang bisa dituntaskan dalam waktu singkat. Kemudian setelah temanku datang, kami bersama-sama melanjutkan perjalanan.

Pagi ini kami bersepeda cukup santai karena tidak berniat pergi terlalu jauh, hanya ke tempat wisata saja. Kalau ditempuh dengan motor, untuk sampai ke Wana Wisata Pokland bisa ditempuh sekitar 15–30 menit. Sementara jika menggunakan sepeda bisa memakan waktu kurang lebih 60 menit.

Bersepeda ke Wana Wisata Pokland Cianjur
Menunggu kedatangan teman di pinggir jalan sembari melihat anak-anak pergi ke sekolah berjalan kaki/Riris Ismidiyati

Perubahan Rute

Aku memerhatikan jalan yang cukup ramai dengan anak sekolah. Dari Doktormangku menuju Cipetir, kami memilih rute yang tidak banyak dilalui kendaraan, di antaranya lewat perumahan warga dan pesawahan. Sawah-sawah di wilayah ini sudah ditanami padi. Mungkin panennya lebih awal dari sawah yang pertama kami lewati sebelumnya.

Terpancar keindahan persawahan dengan latar belakang perbukitan hijau. Kami pun beristirahat sejenak sambil berswafoto. Di tempat ini banyak ditemukan burung kuntul yang sedang mencari makan, tetapi sayangnya tidak sempat dipotret.

Di tengah perjalanan kami mengubah rute bersepeda sedikit lebih jauh dari rencana. Namun, rute ini nantinya akan bertemu jalan yang sama di Haurwangi. Kami langsung belok ke perkebunan kapas milik warga di Kampung Sukatani. Kami jadi menemukan rute yang baru menuju Wana Wisata Pokland.

  • Bersepeda ke Wana Wisata Pokland Cianjur
  • Bersepeda ke Wana Wisata Pokland Cianjur

Pepohonan menjulang tinggi dengan daun yang cukup lebat memberikan kesan rindang. Selain kapas, kami juga melewati perkebunan warga yang ditanami berbagai sayuran dan bibit-bibit bunga untuk diperjualbelikan.

Tidak hanya itu. Kami juga melalui semak belukar dengan rumput dan ilalang yang tinggi. Sisa-sisa embun pagi masih menempel pada dedaunan sehingga udara pagi terasa segar. Tetesannya pun mengenai pakaian kami.

Saat jalanan menurun sempat ada tragedi kecil, yaitu salah satu teman terpeleset. Sebabnya ia mengerem hanya menggunakan rem depan saja, sehingga langsung tergelincir ditambah rumput-rumput yang licin. Kami harus tetap waspada. Jika menggunakan rem depan maka harus dibarengi juga dengan rem belakang agar seimbang, apalagi di jalanan yang menurun.Setelah trek tanaman semak, kami menemukan jalan berbatu yang menanjak. Oleh karena itu kayuhan pedal sepeda terasa lebih berat. Tidak lama kemudian kami hampir sampai di Wana Wisata Pokland. Saat hari kerja, wisata yang cocok untuk healing therapy ini cukup sepi pengunjung.

Wajah Baru Pokland

Tempat wisata ini sempat viral pada masanya. Namun, sekarang mungkin hanya sedikit yang berkunjung. Padahal sekarang lebih nyaman dengan beberapa fasilitas wisata, seperti gazebo kayu yang sebelumnya rusak dan lapuk karena rayap, kini telah diperbaiki. Wajah baru tersebut menarik untuk dinikmati kembali sembari merasakan kesejukan dari tegakan pohon pinus.

Wana Wisata Pokland terletak di Kampung Selakopi, Haurwangi, Cianjur, Jawa Barat. Di tempat ini banyak ditemui vegetasi pinus yang berjajar rapi serta pemandangan pegunungan wilayah Saguling yang menghadap ke arah utara. Kawasan wisata tersebut dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang bekerja sama dengan pihak Perhutani dan pemerintah desa setempat.

Waktu operasional Wana Wisata Pokland buka setiap hari, mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB. Khusus untuk hari Sabtu buka 24 jam. Tiket masuk juga cukup terjangkau, yaitu hanya Rp10.000 per orang dengan biaya parkir Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil. Jika pengunjung mau mencoba wahana di kawasan wisata dikenakan biaya tambahan Rp10.000 per wahana.

Sebelumnya memang banyak wahana yang bisa digunakan untuk berswafoto, tetapi sebagian di antaranya sekarang sudah tidak difungsikan lagi. Namun, justru jadi lebih ramah lingkungan dan lebih alami. Di sini kami hanya duduk-duduk sebentar menikmati kesegaran hutan pinus, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumah masing-masing.

Dalam perjalanan balik dari tempat wisata menuju Ciranjang, kami memilih jalan Cipeuyeum yang kemudian bertemu rute yang sama ke Doktormangku. Jalur alternatif yang sebenarnya lebih tepat untuk bersepeda santai dan tidak terburu-buru, daripada memilih jalan utama yang lebih ramai lalu lintas, berat, dan melelahkan. Jalan desa yang kami lalui biasanya berfungsi sebagai jalur alternatif bagi kendaraan yang terjebak macet menuju Ciranjang.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Bersepeda ke Wana Wisata Pokland Cianjur appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/bersepeda-ke-wana-wisata-pokland-cianjur/feed/ 0 42333
Demam “Gowes” dan Pengembangan Pariwisata https://telusuri.id/demam-gowes-dan-pengembangan-pariwisata/ https://telusuri.id/demam-gowes-dan-pengembangan-pariwisata/#respond Fri, 30 Oct 2020 06:00:56 +0000 https://telusuri.id/?p=24879 Potensi negara kita untuk mengembangkan industri wisata bersepeda masih sangat terbuka. Banyak kawasan menawan di negeri ini yang menantang untuk disambangi dan dijelajahi dengan sepeda. Aktivitas bersepeda di sejumlah kota di Indonesia menunjukkan tren yang...

The post Demam “Gowes” dan Pengembangan Pariwisata appeared first on TelusuRI.

]]>
Potensi negara kita untuk mengembangkan industri wisata bersepeda masih sangat terbuka. Banyak kawasan menawan di negeri ini yang menantang untuk disambangi dan dijelajahi dengan sepeda.

Aktivitas bersepeda di sejumlah kota di Indonesia menunjukkan tren yang meningkat belakangan ini. Setidaknya ini ditandai dengan kian banyaknya warga di beberapa kota yang mengayuh sepeda menyusuri pelbagai jalur untuk mencapai beragam destinasi di setiap akhir pekan. Belum lagi aktivitas gowes yang rutin digelar oleh sejumlah aktivis dan komunitas sepeda di hari-hari kerja biasa.

Kita berharap tren bersepeda yang meningkat ini ikut mendorong dan membentuk kultur bersepeda yang semakin kuat di masyarakat. Dengan begitu, sepeda, yang notabene sangat ramah lingkungan itu, menjadi alat transportasi sehari-hari masyarakat. Di saat yang sama, industri wisata bersepeda juga diharapkan akan tumbuh dan berkembang.

Manfaat besar

Tidak perlu diragukan, penggunaan sepeda secara masif akan memberikan manfaat besar bagi kesehatan Bumi yang kita huni. Kita tahu saat ini miliaran ton gas beracun terus dilepaskan ke udara tanpa henti, menjadikan udara di sekeliling kita kian kotor dan membahayakan. Salah satu sumber gas beracun yang mengotori udara kita saat ini adalah kendaraan bermotor berbahan bakar fosil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri mendorong negara-negara anggotanya serta para pemangku kepentingan lainnya untuk menekankan dan mempromosikan penggunaan sepeda sebagai sarana untuk mewujudkan tercapainya pembangunan berkelanjutan, memperkuat pendidikan, termasuk pendidikan jasmani, khususnya untuk anak-anak dan kaum muda, meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, mempromosikan toleransi dan saling pengertian serta menghormati, juga memfasilitasi inklusi sosial dan pengembangan budaya damai.

Selain itu, PBB mendorong pula negara-negara anggotanya untuk mencurahkan perhatian khusus pada penggunaan sepeda dalam strategi pembangunan lintas sektoral dan sekaligus memasukkan sepeda dalam kebijakan pembangunan di level internasional, regional, nasional, maupun lokal.

Ketersediaan infrastruktur sepeda menjadi salah satu elemen krusial yang mampu mendorong warga memilih sepeda sebagai sarana transportasi sehari-hari. Keberhasilan Kopenhagen (Denmark), Groningen (Belanda), dan Portland (Amerika Serikat) menjadi Kota Sepeda antara lain karena pengelola kota-kota tersebut mampu menyediakan infrastruktur sepeda secara prima.

Sejumlah warga bersepeda di luar jalur sepeda yang baru di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 7 Desember 2014 via TEMPO/Dasril Roszandi

Kita perlu mengapresiasi langkah sejumlah pemerintah daerah di negeri ini yang telah membangun jalur khusus bagi pesepeda (bike lane). Sebagai hal yang sangat dibutuhkan demi menjamin kenyamanan dan keselamatan para pesepeda, jalur khusus tersebut perlu diperbanyak dan diperpanjang–jika mungkin hingga ke luar kota.

Keberadaan jalur khusus pesepeda perlu didukung pula oleh sarana parkir sepeda. Dengan demikian, para goweser tidak kebingungan atau kerepotan ketika mereka telah sampai di suatu tempat dan harus memarkir kendaraan mereka. Tempat dan fasilitas publik seperti taman kota, perpustakaan, kampus perguruan tinggi, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, gedung pertemuan, pusat perbelanjaan, kantor pemerintah, seyogianya mulai menyediakan lahan parkir buat sepeda.

Khusus untuk kampus perguruan tinggi dan sekolah, tidak ada salahnya apabila diwajibkan memiliki lahan parkir sepeda. Ini guna menyokong gerakan bersepeda ke kampus maupun bersepeda ke sekolah. Pengelola sekolah perlu mendorong agar siswa-siswinya bersepeda, ketimbang menunggang sepeda motor dan naik mobil pribadi seperti banyak dikukan para siswa sekarang ini—kendatipun sebagian dari mereka tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) karena masih belum cukup umur.

Keberadaan pangkalan sewa sepeda (bike sharing) perlu pula diperbanyak untuk mengakomodir mereka yang tidak memiliki atau tidak membawa sepeda, namun ingin bersepeda. Jika memungkinkan, pangkalan sewa sepeda ini tersedia juga di sekitar kompleks-kompleks permukiman sehingga akses warga untuk bersepeda semakin mudah.

Mengingat kita berada di daerah tropis, di mana matahari bersinar sepanjang tahun, infrastruktur hijau berupa pohon-pohon rindang peneduh jalan mutlak dibutuhkan untuk membikin nyaman para pesepeda. Pohon-pohon berdaun rimbun yang berjejer di kanan dan kiri jalan membentuk kanopi, selain membuat suasana terlihat asri, juga akan membikin hawa lebih adem dan lebih segar. Keberadaan jalur khusus pesepeda dengan pohon-pohon peneduh yang rindang menjadikan para goweser tidak akan cepat lelah dan kehilangan banyak cairan tatkala harus mengayuh pedal sepeda di siang hari bolong saat matahari bersinar sangat terik sekalipun.

Yang juga penting adalah edukasi bagi para pesepeda. Edukasi bersepeda dibutuhkan agar para pesepeda mampu senantiasa tertib berlalu-lintas, mematuhi rambu-rambu yang berlaku dan sekaligus menghormati pengguna jalan lainnya. Dengan begitu, mereka tidak akan membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.

Bagaimanapun, jalan raya bukan hanya milik pesepeda, tetapi juga milik pengguna jalan lainnya. Itulah sebabnya ada prinsip share the road—saling berbagi jalan dengan pengguna jalan lainnya. Komunitas-komunitas sepeda yang ada memiliki kewajiban untuk ikut mengedukasi para anggotanya agar mampu tertib saat bersepeda.

Wisata sepeda

Dalam kaitannya dengan kepariwisataan, aktivitas bersepeda dapat ikut mendukung pengembangan sektor wisata minat khusus dalam wujud wisata bersepeda. Aktivitas wisata bersepeda bisa dilakukan di kawasan perkotaan, daerah pinggiran maupun di daerah perdesaan. Wisata ini bisa pula digabungkan dengan event atau acara tertentu, seperti atraksi seni, pameran, festival, maupun perlombaan/pertandingan olahraga.

Menurut Outdoor Industry Association yang bermarkas di Colorado, Amerika Serikat (AS), bersepeda merupakan salah satu bentuk rekreasi dan wisata yang paling cepat pertumbuhannya saat ini. Di AS, aktivitas wisata bersepeda menyumbang pemasukan sekurangnya 83 miliar dolar AS per tahun. Sementara di Skotlandia, wisata bersepeda menghasilkan antara 120 juta hingga 257 juta dolar AS per tahun.

Sejumlah pesepeda gunung menyusuri jalanan di Desa Sebotok, Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 2 November 2012 via TEMPO/Rully Kesuma

Wisata bersepeda bukan saja sangat cocok dikembangkan di wilayah perkotaan yang padat, tetapi juga di perdesaan yang notabene masih memiliki banyak kawasan berpanorama asri, lantaran dampak negatifnya terhadap lalu lintas yang sangat rendah serta tidak menimbulkan polusi udara dan suara.

Ditilik dari durasi tinggalnya di destinasi wisata, wisatawan bersepeda cenderung tinggal lebih lama. Merujuk kepada hasil kajian dari Universitas Montana, yang bertajuk “Analysis of Touring Cyclists: Impacts, Needs and Opportunities for Montana” (2013), wisatawan yang menggunakan sepeda umumnya tinggal sekitar 40 persen lebih lama dibanding para wisatawan bermotor dan bermobil.

Potensi negara kita untuk mengembangkan industri wisata bersepeda tentu saja masih sangat terbuka. Banyak kawasan menawan di negeri ini yang menantang untuk disambangi dan dijelajahi dengan sepeda. Pemerintah dan pelaku industri wisata bisa bekerja sama dengan berbagai komunitas sepeda untuk merancang dan menyiapkan paket-paket wisata bersepeda yang atraktif, baik itu yang menyasar wisatawan domestik maupun mancanegara.

The post Demam “Gowes” dan Pengembangan Pariwisata appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/demam-gowes-dan-pengembangan-pariwisata/feed/ 0 24879