candi borobudur Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/candi-borobudur/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Wed, 19 Jun 2024 08:29:06 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 candi borobudur Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/candi-borobudur/ 32 32 135956295 Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur https://telusuri.id/telusur-candi-candi-buddha-di-sekitar-borobudur/ https://telusuri.id/telusur-candi-candi-buddha-di-sekitar-borobudur/#respond Wed, 19 Jun 2024 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=42181 Di benak sebagian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, Kabupaten Magelang sangat erat dengan Candi Borobudur. Hampir bisa dipastikan candi Buddha berusia 1.200 tahun peninggalan Wangsa Syailendra itu menempati urutan teratas daftar destinasi wisata yang harus...

The post Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur appeared first on TelusuRI.

]]>
Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur
Wisatawan berfoto dengan latar Candi Borobudur/Rifqy Faiza Rahman

Di benak sebagian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, Kabupaten Magelang sangat erat dengan Candi Borobudur. Hampir bisa dipastikan candi Buddha berusia 1.200 tahun peninggalan Wangsa Syailendra itu menempati urutan teratas daftar destinasi wisata yang harus dikunjungi di Magelang. Biasanya, vakansi ke Candi Borobudur sepaket dengan kunjungan ke Candi Prambanan dan Ratu Boko, karena ketiganya termasuk dalam pengelolaan yang sama di bawah PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), badan usaha milik negara. Khusus untuk Borobudur, dipelukan reservasi daring lewat ticket.borobudurpark.com/id jika ingin menaiki struktur candi dan ditemani pemandu.

Selain itu, Candi Borobudur juga disorot publik karena menjadi tempat penting untuk prosesi puncak peringatan Hari Raya Waisak. Pada tahun lalu, Waisak berlangsung meriah karena puluhan bhante peserta tradisi Thudong dari Thailand berjalan kaki ke Candi Borobudur. Antusiasme warga di berbagai daerah yang dilintasi jalur ritual Thudong menunjukkan kehangatan dan toleransi antarumat beragama.

Dimensi sosial itulah yang juga menjadi nilai lebih keberadaan candi-candi Buddha di sekitar Borobudur. Latar belakang penduduk di permukiman yang mengapit candi juga cenderung beragam. Selain Borobudur, tercatat ada tiga candi lainnya yang terletak relatif berdekatan, yaitu Pawon, Mendut, dan Ngawen. Candi-candi tersebut bisa sekadar dikunjungi dalam sehari, atau satu hari satu candi jika ingin mengeksplorasi sejarah, relief, dan cerita yang mengiringinya.

*

Candi Pawon

Candi Pawon terletak paling dekat dengan Candi Borobudur, karena berada di kecamatan yang sama, tetapi beda desa. Candi Pawon yang berjarak sekitar 2 km dari Candi Borobudur itu berada di tengah permukiman Dusun Brojonalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Menurut catatan sejarah, pembangunan Candi Pawon kemungkinan berlangsung antara abad VIII–IX Masehi atau di era Wangsa Syailendra. Diperkirakan pula candi ini didirikan untuk menyimpan abu jenazah Raja Indra (782–812 M), ayahanda dari Raja Samaratungga.

Batu andesit menjadi bahan baku utama yang membangun Candi Pawon. Berdasarkan keterangan Balai Konservasi Borobudur, Candi Pawon setinggi 13,3 meter tersebut berdenah bujur sangkar dengan panjang sisi-sisinya 10 meter. Orientasi candi ini adalah ke arah barat, dan diyakini menjadi pintu gerbang menuju Candi Borobudur sebagai tempat umat mensucikan diri dari kotoran jasmani dan rohani.

Karakter Buddha yang menghiasi Candi Pawon antara lain arca-arca Bodhisattva di bagian tubuh candi dan stupa besar di puncak atap dan stupa-stupa kecil di sekelilingnya. Selain itu terdapat relief yang sama di sisi utara dan selatan, yaitu penggambaran Kinara dan Kinari, sepasang makhluk berkepala manusia dengan badan burung. Keduanya berdiri mengapit pohon kalpataru yang tumbuh di dalam jambangan. Sementara di bagian atasnya tampak sepasang manusia sedang terbang.

Waktu operasional: Selasa–Minggu, 07.00–16.00 WIB (Senin tutup)
Tiket masuk: Rp10.000 (WNI), Rp20.000 (WNA), Rp5.000 (anak-anak)

*

  • Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur
  • Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur

Candi Mendut

Candi Mendut terletak sekitar 4 km dari Candi Borobudur, tepatnya di wilayah Mendut, Kecamatan Mungkid. Meskipun berada di luar kawasan Borobudur, tetapi Candi Mendut memiliki peran penting bagi umat Buddha, khususnya saat prosesi Waisak. Candi ini berada dalam satu garis lurus dengan Candi Pawon dan Candi Borobudur. Seperti kedua candi tersebut, Candi Mendut juga terbuat dari batu andesit dengan ukuran denah panjang 33,8 meter, lebar 25 meter, dan tinggi 18,95 meter; serta berorientasi menghadap ke arah barat laut.

Berdasarkan catatan sejarah oleh Balai Konservasi Borobudur, Candi Mendut diperkirakan berusia lebih tua atau setidaknya sezaman dengan Candi Borobudur. Pembangunan candi bercorak BUddha Mahayana tersebut berlangsung pada masa pemerintahan Raja Indra dari Wangsa Syailendra. Pada masanya, selama kurun waktu sekitar satu abad, Candi Mendut digunakan sebagai tempat ziarah bagi umat Buddha. 

Pada bagian dinding di pipi tangganya dihiasi beberapa panil berpahat yang menceritakan ajaran-ajaran Buddha. Sementara di bagian tubuh candi, jika disimak secara pradaksina (berjalan searah jarum jam), terdapat relief jajaran dewa yang masyhur dikenal dengan nama Garbhadatu Mandala dari agama Buddha beraliran Tantrayana. Adapun di dalam bilik candi, tiga arca Buddha berukuran besar yang terletak bersisian, yaitu arca Cakyamuni (menghadap barat), arca Bodhisattva Avalokitesvara (menghadap selatan), dan arca Bodhisattva Vajrapani (menghadap utara). 

Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur
Beberapa pengunjung berjalan di bagian dalam Mendut Buddhist Monastery/Rifqy Faiza Rahman

Usai mengunjungi Candi Mendut, sempatkan pula untuk mampir ke Mendut Buddhist Monastery yang letaknya hanya sepelemparan batu. Mendut Buddhist Monastery merupakan mahavihara (vihara besar) yang di dalamnya terdapat patung Buddha, stupa, arca, vihara, taman, asrama, ruang pentahbisan bhikkhu, tempat tinggal bhikkhu, hingga perpustakaan. Tidak ada biaya masuk ke tempat ibadah ini, tetapi pengunjung diwajibkan menjaga ketenangan dan kebersihan.

Waktu operasional: Setiap hari, 07.00–16.00 WIB
Tiket masuk: Rp10.500 (WNI), Rp20.500 (WNA), Rp5.500 (anak-anak)

^

  • Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur
  • Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur
  • Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur

Candi Ngawen

Candi ini berada paling jauh dari Candi Borobudur, jaraknya sekitar 9,5 km. Atau berjarak kurang lebih 6 km dari Candi Mendut. Candi ini terletak di kawasan perdesaan dan persawahan asri di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan. Sebagaimana menjadi kekhasan arsitektur candi Jawa Tengah, Candi Ngawen juga berbahan batu andesit dan memiliki atap stupa. 

Seyogianya Candi Ngawen yang diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Indra dari Wangsa Syailendra di abad ke-8, merupakan kompleks kecil bangunan seluas 3.556 meter persegi yang terdiri dari lima candi dengan orientasi ke arah timur, berurutan dengan nama Candi I, II, III, IV, dan V. Namun, hanya Candi II dengan ukuran alas panjang 13 meter, lebar 12 m, dan tinggi 7 meter yang berhasil dipugar pada 1927, sementara empat candi lainnya hanya tersisa bagian pondasi. 

Selain dua arca Buddha yang sudah tidak utuh, ciri khas Candi Ngawen adalah keberadaan empat arca singa di sisi pojok kaki Candi II dan IV, yang mana keduanya merupakan candi induk di antara tiga candi pendamping (perwara). Menurut catatan Direktorat Perlindungan Kebudayaan, arca tersebut tampaknya lebih dari sekadar hiasan. Ada fungsi penting, yaitu sebagai saluran buangan air hujan. Relief Kinara Kinari yang mengapit pohon Kalpataru di sisi dinding candi, seperti halnya ditemukan di Candi Pawon, turut menjadi penghias yang memikat pengunjung karena kerumitan dan keindahan ukirannya.

Waktu operasional: Setiap hari, 08.00–16.00 WIB
Tiket masuk: Rp10.500 (WNI), Rp20.500 (WNA), Rp5.500 (anak-anak)


Referensi:

Balai Konservasi Borobudur. (2016, Juli 21). Candi Pawon. Diakses dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bkborobudur/candi-pawon.
Balai Konservasi Borobudur. (2016, Juli 21). Candi Mendut. Diakses dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bkborobudur/candi-mendut/.
Direktorat Perlindungan Kebudayaan. (2019, April 22). Candi Ngawen, si Mungil dengan Bingkai Keindahan Alamnya. Diakses dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/candi-ngawen-si-mungil-dengan-bingkai-keindahan-alamnya/.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Telusur Candi-Candi Buddha di sekitar Borobudur appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/telusur-candi-candi-buddha-di-sekitar-borobudur/feed/ 0 42181
Ke Candi Borobudur Kala Pandemi COVID-19 https://telusuri.id/ke-candi-borobudur-kala-pandemi-covid19/ https://telusuri.id/ke-candi-borobudur-kala-pandemi-covid19/#respond Mon, 04 Jan 2021 06:40:52 +0000 https://telusuri.id/?p=26071 Kamis pagi, 10 Desember lalu pukul 08.09 WIB kami sudah bersiap menanti kedatangan driver taxi online untuk menuju Candi Borobudur, Magelang, dari penginapan kami di Bausasran Yogyakarta. Pertimbangan kami naik taxi online adalah efektifitas waktu...

The post Ke Candi Borobudur Kala Pandemi COVID-19 appeared first on TelusuRI.

]]>
Kamis pagi, 10 Desember lalu pukul 08.09 WIB kami sudah bersiap menanti kedatangan driver taxi online untuk menuju Candi Borobudur, Magelang, dari penginapan kami di Bausasran Yogyakarta. Pertimbangan kami naik taxi online adalah efektifitas waktu dan lebih ekonomis. Pukul 08.15 WIB rombongan kami sekeluarga mulai menyusuri jalan utama Yogyakarta menuju Magelang.  Kondisi yang lancer membuat kami sampai di lokasi pukul 09.25 WIB.

Sejak kunjungan hampir 10 tahun lalu, kondisi Borobudur tidak banyak berubah. Tetap asri dan kerapihannya terjaga. Hanya saja pada masa pandemi COVID-19 ini selepas dari area parkir kami tidak bisa langsung mengantri di loket penjualan tiket. Kecuali sambutan sejumlah pedagang asongan di areal parkir, dari tempat tersebut kami diwajibkan masuk pada satu tenda besar. Selepas dicek suhu dan disemprot hand sanitizer, kami dikumpulkan di tenda itu untuk mendapat pengarahan. Inti dari pengarahan tersebut adalah prosedur kunjungan selama merebaknya virus corona.

Candi Borobudur sendiri baru dibuka akhir Juni 2020, setelah sebelumnya ditutup karena Jawa Tengah menerapkan PSBB. Sementara itu, sejak dibuka sampai Desember ini pelaku wisata di Candi Borobudur menuturkan kunjungan wisatawan menurun drastis, utamanya wisatawan asing. Bahkan sejak Juni sampai Desember ini masih belum tampak rombongan wisatawan mancanegara. Kalaupun ada, bisa dihitung dengan jari dan biasanya datang perorangan.

Candi Borobudur Magelang Yogyakarta (3)

Loket masuk Candi Borobudur/Morgen Indriyo Margono.

Tiba di Candi Borobudur

Selepas mendapat pengarahan di tenda depan, pengunjung diarahkan menuju loket penjualan tiket yang jaraknya kurang lebih 50 meter. Menuju ke loket, pengunjung diarahkan untuk kembali mencuci tangan dengan sabun, di tempat yang sudah disediakan.

Transaksi ada dua jenis. Untuk yang datang pada hari itu, loket ada di sebelah kanan, sementara itu untuk yang sudah reservasi online, loket berada di sebelah kiri, bersebelahan dengan loket untuk wisatawan asing. Ticket dilengkapi dengan barcode sehingga di pintu masuk Taman Wisata Borobudur, pengunjung hanya tinggal memindai tiket pada mesin yang tersedia.

Candi Borobudur Magelang Yogyakarta (3)

Halaman Candi Borobudur kala pandemi, terlihat sepi/Morgen Indriyo Margono.

Saat berkunjung ke Candi Borobudur, sebaiknya kamu tidak membawa makanan minuman dari rumah, karena memang tidak diperkenankan oleh pengelola wisata. Kami sempat tanyakan pada petugas pengecekan barang di pintu masuk, apa alasan pelarangan tersebut. Petugas yang berjaga saat itu mengatakan tujuannya agar taman wisata yang cukup luas tidak terdampak oleh banyaknya sampah dari luar. Dengan disiapkan makanan dan minuman di titik tertentu, pengunjung tidak akan menyantap makanan di sembarang tempat, sehingga kemungkinan penumpukan sampah tidak tersebar di setiap penjuru.

Untuk kamu yang sudah terlanjur membawa makanan dan minuman dari luar, petugas menyiapkan tempat penitipan. Setelah kamu berkunjung, kamu  bisa mengambilnya kembali.

Candi Borobudur Magelang Yogyakarta (3)

Pengunjung Candi Borobudur saat pandemi COVID-19/Morgen Indriyo Margono.

Selepas pintu masuk, kamu bisa kembali mencuci tangan dengan hand sanitizer yang sudah disediakan. Dari sini, untuk mencapai ke pelataran Candi Borobudur kamu bisa menggunakan kendaraan khusus yang diberi nama Si Tayo dengan tarif sebesar Rp15.000 atau bisa juga menggunakan mobil golf yang sudah disediakan pengelola.

Masa pandemi, pengunjung tak bisa singgah hingga puncak stupa Borobudur

Di pintu masuk jelang pelataran, yang jaraknya kurang lebih 150 meter dari tangga naik menuju pelataran Candi Borobudur, kita kembali dikumpulkan petugas untuk dibagi kelompok. Selama COVID-19, pengunjung yang akan menuju ke pelataran Candi Borobudur dibatasi maksimal hanya 20 orang dan diwajibkan ditemani oleh seorang pemandu dengan biaya Rp100.000 per kelompok.

Candi Borobudur Magelang Yogyakarta (3)

Kunjungan ke Candi Borobudur selama pandemi COVID-19 dibagi menjadi kelompok kecil/Morgen Indriyo Margono.

Hal ini dilakukan untuk mengontrol jumlah pengunjung di sekitar pelataran, sehingga memenuhi syarat kapasitas maksimal yang sudah ditentukan pada masa merebaknya COVID-19 ini. Selain itu, pemandu juga menjadi pengontrol protokol kesehatan. Misalnya saja, ia akan menunjukan dimana posisi yang nyaman untuk berfoto dengan sementara membuka masker dan dan mengingatkan pengunjung untuk mengenakan masker saat ia memberikan penjelasan A sampai Z-nya Candi Borobudur.

Selama masa pandemi, pengunjung tidak bisa naik sampai stupa. Pengunjung hanya diijinkan naik sampai pelataran bawah saja. Aturan ini diterapkan agar pengunjung aman. Karena bila berada di atas Candi, dikhawatirkan sentuhan-sentuhan pada batu candi bisa menjadi faktor penyebaran virus corona dari orang yang tanpa gejala, walaupun pengecekan suhu dan protocol Kesehatan selama berada di areal Candi Borobudur sudah dilakukan dengan sangat ketat.

Meski begitu, umumnya pengunjung merasa menikmati perjalanan karena masih bisa berada di titik terdekat dengan Candi Borobudur dan mengabadikan gambar pada titik terbaik selama berada di areal wisata tersebut.Candi Borobudur Magelang Yogyakarta (3)

Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat

Penerapan protokol Kesehatan dilakukan sangat ketat, tidak hanya di pintu masuk, di setiap titik yang biasa dikunjungi wisatawan, baik taman, restoran, atau museum yang tersebar di areal Taman Wisata Borobudur, selalu tersedia tempat cuci tangan atau hand sanitizer. Tidak hanya itu, pemandu selalu mengingatkan pada pengunjung untuk kembali mengenakan masker bila terlihat dilepas terlalu lama. Demikian pula saat mendengarkan penjelasan pemandu, wisatawan selalu diingatkan untuk menjaga jarak satu sama lain.

Kami juga melihat sebuah mobil patroli yang hampir 15 menit sekali melintas. Untuk tidak menciptakan kerumunan, bahkan keberadaan wisatawan di pelataran dibatasi waktunya, yang bila sudah habis dan pelataran Candi Borobudur harus kosong, maka petugas keamanan akan membunyikan peluit panjang. Ketika peluit terdengar, pemandu akan menyampaikan pada wisatawan bahwa waktu kunjungan sudah habis.

Ketatnya penerapan protokol kesehatan ini tidak membuat wisatawan merasa dibatasi. Sebaliknya, justru wisatawan merasa nyaman dalam berkunjung dan masih bisa berlama-lama menikmati suasana Taman Wisata Borobudur sampai jam kunjungan ditutup.

Pukul 15.30 kami kembali ke Yogyakarta dengan menggunakan mobil carteran yang tarifnya disesuaikan dengan tarif taksi online. Driver kami, Pak Amin hampir setiap hari mangkal di seberang pintu keluar Taman Wisata Candi Borobudur untuk menjemput rezekinya.

Ternyata kami adalah tamunya yang pertama setelah seminggu terakhir sangat sepi. Ia menuturkan, sebelum covid bisa dalam seminggu bisa 4 hari bolak balik Magelang-Yogya. Di masa pandemi ini, menurutnya, mendapat 1 rombongan tamu saja, sudah bersyukur.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Ke Candi Borobudur Kala Pandemi COVID-19 appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/ke-candi-borobudur-kala-pandemi-covid19/feed/ 0 26071