danau Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/danau/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Wed, 27 Jul 2022 02:27:14 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 danau Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/danau/ 32 32 135956295 Melabuhkan Hati di Danau Kelimutu https://telusuri.id/melabuhkan-hati-di-danau-kelimutu/ https://telusuri.id/melabuhkan-hati-di-danau-kelimutu/#respond Tue, 26 Jul 2022 02:56:00 +0000 https://telusuri.id/?p=34623 Pada 2019 silam di bulan Agustus, tekad bulat saya mengantarkan diri melancong dari Jogja ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Dalam masa perjalanan, saya semacam mendapat pencerahan dari seorang tuan rumah di Lombok Barat perihal...

The post Melabuhkan Hati di Danau Kelimutu appeared first on TelusuRI.

]]>
Pada 2019 silam di bulan Agustus, tekad bulat saya mengantarkan diri melancong dari Jogja ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Dalam masa perjalanan, saya semacam mendapat pencerahan dari seorang tuan rumah di Lombok Barat perihal Danau Kelimutu. 

“Terletak di Kabupaten Ende. Dari Labuan Bajo kamu perlu meneruskan perjalanan menuju Ruteng, Bajawa lalu tiba Ende—tempat di mana Kelimutu berada,” tutur Bang Dodik saat saya tengah berada di rumahnya, Narmada.

Tangkapan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai
Tangkapan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai/Raja Syeh Anugrah

Tanpa berlama kata kunci “Kelimutu” saya ketik di Google dan terhamparlah sejumlah informasi. Saya terkesiap ketika melihat sepotong potret nan indah pancaran tiga warna kawah Kelimutu. Meski visual belaka, saya justru terkesima dengan deretan nama kawah danau, seperti Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Ata Polo, dan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang bernuansa kearifan lokal sekaligus berbau sakral.

Sepercik informasi tersebut telah saya kantongi. Sesampai di Labuan Bajo, dan ketika berada di rumah salah seorang kawan lokal di Flores, saya menanyakan, “Jauh tidak letak Danau Kelimutu dari sini, Bang?” ucap saya dengan penasaran kepada Bang Abs, bikers CB Labuan Bajo.

“Oh, jauh tentu,” singkatnya. “Adakah angkutan umum untuk membawa saya ke sana atau mobil bak yang bisa menumpangkan saya?” Dengan ragu-ragu Bang Abs menjawab “Tentu,” sekaligus mengusahakan dengan mencari informasi lewat relasi teman-temannya. 

Singkatnya, sebab belum menemukan titik terang, Bang Abs berbaik hati meminjamkan motor CB-nya kepada saya. Oleh karena akan melangsungkan petualangan berikutnya, saya kembali membaca literatur ‘Kelimutu’ agar menguatkan tekad dan semangat. Sekaligus mempelajari kebudayaan lokal dan hal apa saja yang mesti dipersiapkan setiba di sana.

Sementara itu dalam beberapa artikel menyebutkan, bahwa Kelimutu berasal dari dua kata menurut bahasa setempat, yakni “keli” yang artinya gunung dan “mutu” yang artinya mendidih. Atau secara definisi, Kelimutu adalah gunung yang mendidih.

Empat Orang Kawan Saya di Ende
Empat orang kawan saya di Ende/Raja Syeh Anugrah

Menyaksikan Langsung

Sebelum Kota Ende disirami cahaya mentari pagi—bersama empat orang kawan—saya berangkat menuju Taman Nasional Kelimutu di Desa Pemo, Kec. Kelimutu, Kab. Ende menaiki sepeda motor dengan waktu tempuh kira-kira 1 jam 45 menit, dan melintasi ‘seribu kelok Flores’ di jalan Trans Ende-Maumere.

Sedikit memacu motor, tibalah kami di lapangan parkir Kelimutu yang ramai dengan warung berjejer, lapak aksesoris, dan pengunjung lintas daerah bahkan negara tengah bersiap-siap menuju puncak. Dari lapangan parkir ini kami masih perlu meneruskan perjalanan hiking selama 40 menit waktu normal. 

Akses jalan menuju objek Danau Kelimutu sudah difasilitasi undakan tangga dan jalan setapak yang cukup rapi. Selain danau menjadi tujuan utama, sepanjang jalur pendakian tumbuhan endemik pun tumbuh subur dan kicauan burung penghuni taman nasional seperti burung Garugiwa berbunyi nyaring menambah kesan bagi para pelancong.

Meski matahari terbit yang menjadi primadona tidak saya dapatkan, setidaknya saya masih bisa menyaksikan langsung wujud asli pancaran tiga warna kawah Kelimutu. Oh iya, kedatangan saya bertepatan hari kemerdekaan Indonesia, yakni 17 Agustus. Jadi sepanjang jalur saya banyak bersua dengan peserta dari pelbagai lembaga yang hendak memeriahkan perayaan tahunan di puncak Kelimutu.

Dipandu empat orang kawan, saya dibawa menuju puncak agar dapat menyaksikan rupa asli danau yang disakralkan masyarakat setempat itu. Puncak Kelimutu tidak begitu istimewa, namun dari sinilah kami leluasa memandang tiga kawah yang menjorok sedalam ratusan meter. Tertanda konstruksi monumen setinggi tiga meteran bercorak ukiran hasil buah tangan seniman. Monumen yang terletak di puncak tersebut memiliki fungsi sebagai tempat rehat wisatawan. 

Dari atas saya menyaksikan dengan lepas tiga kawah yang terpisah dan saling bersisian. Dua kawah yang bersanding, yakni Tiwu Nuwa Muri Koo Fai dan Tiwu Ata Mbupu. Sementara kawah kecil yang letaknya cukup tersembunyi bernama Tiwu Ata Polo. 

Pertanyaan saya akhirnya terjawab ketika menyaksikan langsung gradasi warna yang berbeda pada setiap kawah, dan kita dapat membaca papan narasi yang dicantumkan pada beberapa titik. Narasi tersebut berisikan hasil riset penelitian dan investigasi yang dilakukan oleh Dr. Greyjoy Pasternack dari University of California.

Berdasarkan sejarah, Kelimutu bisa dinikmati dan dapat diakses oleh umum berawal dari sebuah penemuan berharga yang dilakukan oleh Van Such Telen, seorang berkewarganegaraan Belanda pada tahun 1915. Serta dikenal luas, tak luput dari buah tangan Y. Bouman yang memvisualisasikan keindahan lewat karya tulis pada tahun 1929.

Sejak saat itu Kelimutu mulai kedatangan wisatawan asing yang mendamba keindahan, meski bagi masyarakat setempat keindahan Kelimutu menjadi keangkeran. Keangkeran karena tiga kawahnya, memiliki dimensi lain—roh-roh yang bersemayam dan muara bagi arwah yang telah meninggal. 

Mengenai warna kawah, secara ilmiah terjadi akibat perubahan oksidasi air danau yang dipengaruhi oleh asam garam. Selain itu juga terdapat kandungan mineral, asam rendah, sulfur dan tembaga, serta memiliki gas yang dipengaruhi asam sulfat. 

Setelah menghabiskan waktu cukup lama di puncak Kelimutu, kami pun turun hendak menyaksikan lebih dekat dua kawah yang berwarna kebiru-biruan dan kehijau-hijauan, kadang kemerah-merahan. Melintasi tangga kembali ke bawah, di tepi jalan, kera tak diundang menghampiri kami dengan malu malu.

Plang Kawasan Arboretum
Plang kawasan Arboretum/Raja Syeh Anugrah

Lewat Arboretum

Taman Nasional Kelimutu memiliki beragam satwa, dan yang paling umum ditemui adalah kera. Selain dari keindahan yang tiada tara. Ada hal lain yang lebih penting namun terkadang luput dari perhatian wisatawan. 

Adalah kawasan berupa “taman pohon” yang berisikan flora khas dari Kelimutu. Kawasan tersebut bernama Arboretum, yakni wilayah terpusat yang menjadi tempat budidaya 78 jenis pohon dari 36 kelompok suku di areal seluas 4,5 Ha yang difungsikan sebagai pusat penelitian, pendidikan dan kerja-kerja ilmiah.

Saya terbilang minim pengetahuan terkait tumbuh-tumbuhan. Namun terbantu ketika mendapati papan informasi yang menarasikan setiap jengkal hal penting dari luasnya Taman Nasional Kelimutu yang ditetapkan sebagai kawasan alam sejak 26 Februari 1992 meliputi lima kecamatan sekitarnya, seperti Ndona, Wolojita, Ndona Timur, Detusoko, dan Kelimutu.

Gapura Kelimutu National Park
Gapura Kelimutu National Park/Raja Syeh Anugrah

Tanpa terasa keelokan alam membawa kami kembali ke lapangan parkir yang dipenuhi sesak wisatawan. Ada yang naik dan ada yang turun. Sementara tak jauh dari tempat kami berdiri, penjaja oleh-oleh  berdiri tegak menawarkan tenunan Flores sambil menenteng kain-kain tersebut yang berupa ikat kepala, tas dan blanket.Di gapura bertuliskan “Kelimutu National Park”, saya menyempatkan berswafoto untuk mengabadikan arsip perjalanan. Matahari yang mulai terik sebelum benar-benar menyengat, ditepis dahulu lalu kami benar-benar beranjak meninggalkan kawasan Kelimutu kembali ke ‘Kota Pancasila’, Ende.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Melabuhkan Hati di Danau Kelimutu appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/melabuhkan-hati-di-danau-kelimutu/feed/ 0 34623
Indah Saja Nggak Cukup Buat Bikin 8 Danau Ini Jadi Terkenal https://telusuri.id/8-danau-nggak-terkenal-tapi-indah/ https://telusuri.id/8-danau-nggak-terkenal-tapi-indah/#respond Wed, 28 Feb 2018 02:30:44 +0000 https://telusuri.id/?p=6839 Semua mungkin sudah pernah dengar nama-nama danau tenar seperti Toba, Singkarak, Gunung Tujuh, atau Tondano. Tapi mungkin hanya sedikit di antara kamu yang pernah dengar 8 nama danau nggak terkenal ini. 1. Danau Yamor di...

The post Indah Saja Nggak Cukup Buat Bikin 8 Danau Ini Jadi Terkenal appeared first on TelusuRI.

]]>
Semua mungkin sudah pernah dengar nama-nama danau tenar seperti Toba, Singkarak, Gunung Tujuh, atau Tondano. Tapi mungkin hanya sedikit di antara kamu yang pernah dengar 8 nama danau nggak terkenal ini.

1. Danau Yamor di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

danau nggak terkenal

Suasana pagi di Danau Yamor via SkyGrapher.id/Renol Bomel

Nama Danau Yamor mungkin baru sekali ini kamu dengar—memang ini danau nggak terkenal. Letaknya di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Sekilas, Danau Yamor ini mirip Rawa Pening di Jawa Tengah karena sama-sama jadi habitat eceng gondok.

Menurut hasil penelitian LIPI tahun 2015 lalu, di Danau Yamor ditemukan 29 jenis burung. Uniknya, ekspedisi LIPI itu juga mendapati bahwa di areal Danau Yamor ada burung migran dari Australia. Di sana juga ada burung camar laut dan dua jenis burung beo asli Papua. Cocok nih buat birdwatching.

2. Danau Uter di Kabupaten Maybrat, Papua Barat

danau nggak terkenal

Birunya Danau Uter via SkyGrapher.id/Dian Nugraha

Terletak di bentang alam karst, wajar sana Danau Uter dikaruniai air yang jernih. Saking jernihnya, kamu bisa melihat bayangan sampan di dasar danau! Bahkan, ada yang berani bilang kalau ini adalah danau terjernih di Indonesia.

Kalau kamu dari Sorong, perlu waktu sekitar lima jam buat mencapai danau nggak terkenal ini. Tapi kalau kamu naik pesawat ke Bandara Kambuaya di Kabupaten Maybrat, kamu cuma perlu melakukan perjalanan sekitar satu jam via darat buat menuju ke danau ini.

3. Danau Framu di Kabupaten Maybrat, Papua Barat

danau nggak terkenal

Tampak atas, Danau Framu seperti simbol cinta via SkyGrapher.id/Dian Nugraha

Sama-sama terletak di Kabupaten Maybrat, Danau Framu juga jernih kayak Danau Uter. Hutan sekitar danau ini juga masih asri. Nongkrong sambil menghirup udara segar dan menikmati keindahan Danau Framu bakal jadi salah satu pengalaman yang nggak bakal bisa kamu lupakan dalam hidupmu.

Tapi kalau nggak betah cuma duduk-duduk doang, kamu juga bisa berenang di Danau Framu yang bahkan lebih jernih dari kolam. Seru banget.

4. Danau Tolire Atas dan Danau Tolire Bawah di Ternate, Maluku Utara

danau nggak terkenal

Tolire yang misterius via SkyGrapher.id/Ismail Abd. Muttalib

Di kaki Gunung Gamalama, ada dua danau yang tampak misterius, yakni Tolire Besar dan Tolire Kecil. Airnya pekat seolah-olah tanpa dasar. Penduduk setempat malah percaya kalau dasar dari salah satu danau itu, yakni Tolire Besar, terhubung dengan samudra. Entahlah.

Kabar baiknya, kedua danau nggak terkenal ini berada nggak terlalu jauh dari pusat kota Ternate. Kalau berkendara cuma perlu waktu sekitar 10 menit. Kamu bisa nyewa mobil atau motor. Jangan lupa juga buat mampir di objek-objek wisata yang berada di jalan menuju Danau Tolire, seperti lokasi persemayaman terakhir sultan legendaris Ternate—Sultan Baabullah.

5. Danau Ngade di Ternate, Maluku Utara

danau nggak terkenal

Seperti “infinity pool,” Danau Ngade berbatasan langsung dengan samudra via SkyGrapher.id/Opan Jacky

Dilihat dari jauh, Danau Ngade mirip infinity pool di resor-resor mahal. Dari danau ini kamu bisa lihat laut, karena posisinya memang dekat banget sama laut. Anehnya, meskipun nggak seberapa jauh dari samudra, ini danau airnya tawar.

Selain nambah koleksi foto di Instagram, kamu juga bisa memadamkan kelaparan di Danau Ngade. Di pinggir sungai ada warung-warung yang menjajakan makanan-makanan olahan ikan air tawar. Bahkan, ada juga restoran terapung di sana. Seru, ‘kan?

6. Danau Paisu Pok di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

danau nggak terkenal

Danau “Kaca” Paisu Pok via SkyGrapher.id/Hendro Farezi

Datang pagi-pagi sebelum ada orang lain yang ke sini bakal ngasih kamu sensasi seperti berada di pinggir meja raksasa berlapis resin. Jernihnya memang mintan ampun. (“Ampun!”) Dari permukaan, kamu bakal bisa melihat segala yang ada di dasar danau nggak terkenal ini, termasuk rumput-rumput yang memantulkan warna hitam.

Dari rumput-rumput “menghitam” inilah nama Danau Paisu Pok muncul. Paisu pok berarti “air hitam.” Dari pusat kota, buat ke Paisu Pok, pertama kamu mesti naik kendaraan selama 2,5 sampai 1 jam sampai ke Desa Luk Panenteng di Kecamatan Bulagi Utara, lalu mesti lanjut jalan kaki lewat trek nanjak selama 5-10 menit.

7. Danau Kastoba di Pulau Bawean, Jawa Timur

danau nggak terkenal

Kastoba yang dikelilingi hutan belantara via SkyGrapher.id/Fahrezal Amaludin

Kalau mau ke sini, pastikan indera keenam kamu nggak bekerja. Kenapa? Soalnya danau nggak terkenal ini masih kental dengan suasana mistis, banyak cerita yang beredar tentangnya. Bahkan, katanya air danau ini bikin awat muda.

Danau ini berada di Desa Paroman, Pulau Bawean. Dari Dermaga Sangkapura, kamu cuma perlu berkendara selama sekitar 1,5 jam buat ke sana. Karena Danau ini letaknya di bukit, kamu mesti trekking sejauh satu kilometer. Nggak lama-lama amat, kok. Cuma sekitar 25 menit.

8. Danau Mini di Bukit Kapur Jaddih, Bangkalan, Madura, Jawa Timur

danau nggak terkenal

Uniknya Danau Mini di Bukit Kapur Jaddih via SkyGrapher.id/Ade Wicaksono

Di bukit kapur jaddih, Bangkalan, Madura, ada sebuah kawasan bernama Bukit Kapur Jaddih. Kamu bisa tebak sendiri namanya kalau ini adalah … sebuah kawasan bukit kapur. Nuansa warnanya—tentu saja—putih.

Nah, di areal ini juga ada danau mini berwarna toska yang warnanya kontras banget sama putihnya Bukit Kapur Jaddih. Sayangnya, danau-danau seperti ini lebih enak buat dilihat ketimbang buat direnangi.

Gimana? Indah-indah ‘kan 8 danau nggak terkenal di atas?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Indah Saja Nggak Cukup Buat Bikin 8 Danau Ini Jadi Terkenal appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/8-danau-nggak-terkenal-tapi-indah/feed/ 0 6839
Ada Danau Indah di 11 Gunung Ini https://telusuri.id/ada-danau-indah-di-11-gunung-indonesia/ https://telusuri.id/ada-danau-indah-di-11-gunung-indonesia/#respond Tue, 03 Oct 2017 17:15:06 +0000 http://telusuri.id/?p=2690 Dari banyak gunung di Indonesia, nggak sedikit yang juga punya danau, atau terletak dekat sekali dengan danau. Tapi, mana saja? Nih, TelusuRI kasih daftar 11 gunung di Indonesia yang juga punya danau: 1. Talamau (2.920...

The post Ada Danau Indah di 11 Gunung Ini appeared first on TelusuRI.

]]>
Dari banyak gunung di Indonesia, nggak sedikit yang juga punya danau, atau terletak dekat sekali dengan danau. Tapi, mana saja? Nih, TelusuRI kasih daftar 11 gunung di Indonesia yang juga punya danau:

1. Talamau (2.920 mdpl)

Danau-Danau di Gunung Talamau via okezone.com/Harian Haluan

Meskipun Talamau adalah gunung tertinggi di Sumatera Barat, namanya masih kalah tenar dibandingkan Marapi, Singgalang, dan Talang. Mungkin karena letaknya yang lumayan jauh dari ibukota provinsi, yakni Padang. Kalau mau ke Talamau, dari Padang kamu mesti naik angkutan ke arah utara selama sekitar 6 jam ke Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat. Kalau kamu mabuk perjalanan, siapkan kresek sebab jalan ke sana lumayan mengguncang perut.

Talamau yang dari jauh tampak seperti Gunung Salak ini punya tiga pintu pendakian, yaitu Desa Pinagar, Malampah, dan Kinali. Perjalanan ke puncak juga lumayan lama, sekitar 12 jam. Tapi rasa letih akibat perjalanan panjang itu bakal terbayar lunas waktu kamu tiba di puncak, sebab dari sana kamu akan bisa menyaksikan beberapa danau mini (talago atau telaga) yang tampak magis sebab seringkali disembunyikan oleh kabut. Kalau ditotal, Gunung Talamau punya 13 talago!

2. Singgalang (2.877 mdpl)

Talago Dewi Gunung Singgalang via morishige.wordpress.com

Mungkin inilah gunung di Sumatera Barat yang paling populer, soalnya namanya sering digunakan sebagai nama RM Padang. Gunung Singgalang letaknya bersebelahan dengan Marapi, seperti Merbabu dan Merapi di Jawa Tengah. Akses menuju jalur pendakian Singgalang juga gampang banget. Kamu tinggal naik minibus selama sekitar 1,5-2 jam dari Kota Padang ke Pasar Koto Baru, sekitar 10 km dari Padang Panjang. (Koto Baru ini juga jadi pemberhentian pendaki yang mau naik Marapi.) Dari sana, tinggal jalan kaki atau naik ojek ke Pemancar.

Setelah 4-5 jam pendakian (kalau santai bisa 7-8 jam), kamu bakal tiba di kawah Gunung Singgalang. Tapi jangan bayangin kawahnya seperti kawah Sumbing, Sindoro, atau Tambora. Kawah Singgalang sudah terisi air dan membentuk sebuah danau yang dikenal sebagai Talago Dewi (Telaga Dewi). Talago Dewi semakin indah karena dikelilingi oleh rumpun-rumpun pohon cantigi. Karena airnya bisa diminum, ada saja pendaki yang betah berlama-lama kemah di Gunung Singgalang. Dari Talago Dewi, Puncak Singgalang hanya terpaut sekitar 15-30 menit.

3. Kerinci (3.805 mdpl)

Danau Gunung Tujuh dari kejauhan via ceritapejalan.wordpress.com

Kalau kamu belum pernah dengar nama Kerinci, kebangetan! Titik tertinggi di Sumatera ini adalah gunung tertinggi nomor dua di Indonesia setelah Puncak Carstensz Pyramid di Papua. Dalam jajaran gunung berapi, ini adalah gunung tertinggi di Indonesia. Gunung ini juga masuk dalam Taman Nasional Kerinci Seblat dan jadi habitat binatang dilindungi seperti harimau sumatera.

Titik awal pendakian Kerinci ada di Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci. Durasi pendakian gunung ini juga lumayan lama, yakni 10-11 jam, melewati medan terjal yang sebagian besar berupa jalinan akar pohon. Capek? Pasti. Tapi dari puncak kamu bakal menganga melihat keelokan Danau Gunung Tujuh yang letaknya bersebelahan dengan Gunung Kerinci.

4. Rakutak (1.921 mdpl)

Menuju Danau Ciharus via morishige.wordpress.com

Gunung Rakutak yang terletak di Kabupaten Bandung ini nggak terlalu tinggi, cuma 1921 mdpl. Tapi medannya lumayan. Jalurnya terjal dan licin, namun indah karena dipagari oleh rumpun-rumpun bunga saliara. Puncaknya juga keren; memanjang dan dihubungkan oleh beberapa pelana sempit yang disebut oleh pendaki sebagai Jembatan Shiratal Mustaqim. Ini adalah salah satu dari sedikit gunung yang seru buat ditelusuri lintas-jalur.

Dari Puncak Rakutak bakal kelihatan sebuah danau yang mirip simbol “love.” Namanya Danau Ciharus. Nah, ke sanalah kamu bakal menuju. Tapi hati-hati. Dalam perjalanan menuju Danau Ciharus, kamu bakal melewati trek menurun yang terjal. Di kanan-kiri banyak tumbuhan berduri dan jelatang. Sesekali kamu akan menyusuri aliran sungai kecil. Yup, ini adalah pendakian basah. Makanya, pas di Danau Ciharus periksa badanmu—siapa tahu ada pacet!

5. Semeru (3.676 mdpl)

danau indah ranu kumbolo
Ranu Kumbolo via morishige.wordpress.com

Pendaki mana sih yang nggak tahu Gunung Semeru? Dari zaman dahulu, gunung tertinggi di Jawa ini nggak pernah sepi peminat. Salah satu alasan pendaki buat ke Semeru adalah supaya bisa kemping-kemping lucu di Ranu Kumbolo (ranu berarti danau) sambil melihat matahari terbit dari celah di antara dua bukit.

Perjalanan dari Base Camp Ranu Pane ke Ranu Kumbolo lumayan lama, yaitu sekitar 3-4 jam. Buat yang sudah terbiasa mendaki, perjalanan akan terasa sangat menyenangkan. Treknya lumayan landai, hanya menanjak cukup ekstrem selepas Pos 3. Kalau kamu nggak ada persiapan dan baru pertama kali naik gunung, siap-siap saja buat ngos-ngosan.

6. Argopuro (3.088 mdpl)

danau indah
Danau Taman Hidup/Fuji Adriza

Meskipun jarang didengar, gunung ini istimewa sebab jalur pendakiannya (dari Baderan ke Bremi) adalah jalur pendakian terpanjang se-Jawa, yakni sekitar 59 km. Makanya nggak heran kalau pendakian Argopuro berlangsung lumayan lama, sekitar seminggu. Selain jalurnya yang panjang, Argopuro menjadi menarik karena punya sabana mahaluas yang masih jadi habitat babi hutan dan merak.

Beberapa jam dari Pintu Bremi, ada Danau Taman Hidup yang pemandangannya seperti lukisan anak SD: dua buah gunung yang di depannya ada danau besar. Kamu pasti bakal betah lama-lama kemping di sini. Tapi ada mitos unik tentang Danau Taman Hidup: kalau bersiul, badai akan datang. Nggak percaya? Coba saja buktikan sendiri!

7. Ijen (2.443 mdpl)

danau indah
Kawah Ijen/Septiant Erma Putra

Daya tarik utama Gunung Ijen di Jawa Timur adalah kawahnya yang terisi air membentuk sebuah danau berwarna toska. Selain itu, yang dicari-cari para pejalan adalah fenomena unik berupa api biru di malam hari yang keluar dari tambang belerang di bibir kawah.

Pendakian ke Puncak Gunung Ijen cuma sebentar, sekitar 3 jam. (Sekarang bahkan sudah banyak yang menawarkan jasa ojek gerobak.) Tapi dari awal, perjalanan menuju Kawah Ijen sudah merupakan petualangan. Dari Stasiun Karangasem di Banyuwangi, kamu bisa menumpang angkutan umum menuju Licin. Dari sana, kamu bisa menumpang truk belerang ke base camp Kawah Ijen, bersama-sama dengan para penambang belerang.

8. Batur (1.717 mdpl)

Gunung Batur/Syukron

Gunung Batur berada di kawasan Danau Batur atau Danau Kintamani. Sekilas, Danau Kintamani dan Gunung Batur ini tampak seperti Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari di Rinjani, tapi versi lebih besarnya.

Tinggi gunung ini nggak sampai 2000 mdpl dan pendakiannya hanya memakan waktu sekitar 3-4 jam. Di puncaknya pun sudah banyak kios yang menjual makanan dan minuman. Tapi sensasi yang bakal kamu rasakan waktu naik Gunung Batur saingan sama sensai naik gunung-gunung tinggi. Uniknya, di sepanjang jalur kamu bakal menemukan banyak pelinggih dan orang-orang yang sedang beribadah khusyuk di sana. Yang nggak ada duanya dari Gunung Batur adalah sunrisenya!

9. Rinjani (3726 mdpl)

danau indah segara anak
Danau Segara Anak/Eka Apriyanto

Gunung ini nggak cuma gunung ketiga tertinggi di Indonesia, tapi juga salah satu yang terindah. Kalau mendaki dari Pintu Sembalun, kamu akan menyaksikan salah satu sabana terindah di Indonesia. Sementara kalau kamu naik dari pintu utara, yakni Senaru, kamu bakal berjalan di bawah kerindangan hutan tropis yang lebat. Tapi Rinjani paling seru kalau didaki lintas jalur.

Kawah Gunung Rinjani sudah menjadi danau, yakni Danau Segara Anak, yang dari puncak tampak seperti bulan sabit. Pinggiran danau diperindah oleh sebuah gunung mini yang bernama Baru Jari. Biasanya, pendaki betah berlama-lama di Danau Segara Anak. Gimana enggak kalau di sana kamu nggak bakal kekurangan minuman dan makanan. Siapkan tali pancing, sebab di Danau Segara Anak banyak ikan karper yang bisa dipancing.

10. Kelimutu (1.640 mdpl)

danau indah kelimutu
Danau Kelimutu/Fuji Adriza

Gunung Kelimutu di Moni, Flores, Nusa Tenggara Timur, punya tiga danau yang bernama Danau Kelimutu. Makanya Danau Kelimutu juga dikenal sebagai Danau Tiga Warna. Konon, ketiga danau ini menjadi tempat bersemayam arwah manusia yang telah meninggal.

Dari tempat parkir Danau Kelimutu, kamu tinggal jalan sekitar 15-20 menit sampai ke puncak. Karena singkat, perjalanannya nggak bakal terasa membosankan. Apalagi sepanjang jalan kamu bakal bisa mendengar suara merdu kawanan burung garugiwa, yang menurut legenda setempat dipercaya sebagai burung penjaga Danau Tiga Warna.

11. Carstensz Pyramid (4.884 mdpl)

Kamp Danau-Danau via travel.kompas.com

Sekitar hari pendakian kelima atau keenam, kamu akan tiba di sebuah tempat bernama Lembah Danau-Danau. Kamp itu bakal jadi titik tolak kamu menuju Puncak Carstensz Pyramid. Dari namanya saja sudah jelas kelihatan bahwa kamp ini ada hubungannya dengan danau. Yes, kamu kemping di pinggir danau.

Terletak di ketinggian 4.250 mdpl, di sekitar Lembah Danau-Danau ada beberapa danau kecil dengan air berwarna toska. Kalau kamu baru terbiasa dengan gunung-gunung di Jawa, kamu akan merasa sedang berada di alam lain ketika sedang berada di Lembah Danau-Danau.

Jadi, tertarik main ke gunung-gunung yang ada danaunya?

The post Ada Danau Indah di 11 Gunung Ini appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/ada-danau-indah-di-11-gunung-indonesia/feed/ 0 2690