desa wisata yogyakarta Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/desa-wisata-yogyakarta/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Sun, 22 Jan 2023 06:56:54 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 desa wisata yogyakarta Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/desa-wisata-yogyakarta/ 32 32 135956295 Menyusuri Alam dan Budaya Desa Wisata Tinalah https://telusuri.id/menyusuri-alam-dan-budaya-desa-wisata-tinalah/ https://telusuri.id/menyusuri-alam-dan-budaya-desa-wisata-tinalah/#respond Wed, 22 Dec 2021 07:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=31767 Dewasa ini, desa wisata semakin menjamur di Indonesia. Satu per satu masyarakat mulai mengelola potensi desa. Banyak ragam yang ditonjolkan oleh desa wisata sebagai jenama mereka; ada yang promosikan pesona alamnya, ada yang dengan hasil...

The post Menyusuri Alam dan Budaya Desa Wisata Tinalah appeared first on TelusuRI.

]]>
Dewasa ini, desa wisata semakin menjamur di Indonesia. Satu per satu masyarakat mulai mengelola potensi desa. Banyak ragam yang ditonjolkan oleh desa wisata sebagai jenama mereka; ada yang promosikan pesona alamnya, ada yang dengan hasil kerajinannya, ada yang dengan keunikan budayanya. Desa wisata di Jawa, khususnya Yogyakarta seakan tidak pernah kehabisan pesona untuk unjuk gigi. Salah satunya adalah Desa Wisata Tinalah.

Alam yang hijau dan udara dingin khas pegunungan, dikelilingi Pegunungan Menoreh dan Sungai Tinalah, desa ini berada di Kabupaten Kulon Progo, Kecamatan Samigaluh, Desa Purwoharjo. Desa ini secara resmi menjadi desa wisata pada 2013 dengan memakai jenama Dewi (Desa Wisata) Tinalah. Berdasarkan situs resmi Desa Tinalah, nama tersebut diberikan untuk menggambarkan sosok sahabat yang memberikan kenyaman dan ketenangan, yang akhirnya juga menjadi motto desa yakni pesona alam dan budaya.

Dewi Tinalah
Kawasan Dewi Tinalah/Galuh Fahmi

Secara resmi, desa ini menyediakan paket wisata yang bisa pengunjung pilih, sesuai dengan maksud dan keinginan pengunjung. Kalau mau santai-santai sambil menikmati semliwir angin dari Menoreh kamu bisa memesan Paket Camping Jogja. Kalau mau ada aktivitas fisik dan sedikit menantang kamu bisa memilih Paket Outbound Jogja. Kalau untuk ramai-ramai sambil berdiskusi dan makrab organisasi bisa dicoba Paket Makrab Jogja.

Salah satu wisata alam yang terkenal di Tinalah adalah Goa Sriti. Goa Sriti memang tidak seterkenal Goa Pindul, yang sudah lebih dahulu dikenal masyarakat banyak namun goa ini memiliki sejarah yang panjang. Konon saat Perang Diponegoro, goa ini digunakan sebagai tempat persembunyian pasukan Diponegoro, sekaligus tempat pelantikan Diponegoro sebagai sultan dengan nama Sultan Abdul Hamid. Goa Sriti punya ruang cukup luas untuk dimasuki beberapa orang, namun sedikit pengap dan gelap.

Untuk penyuka wisata sejarah, wisatawan bisa berkunjung ke salah satu tempat bersejarah yang ada di Desa Tinalah, yakni Rumah Sandi. Rumah Sandi merupakan salah satu saksi bisu perjuangan Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda ke-2 yang berperan dalam menyebarkan informasi perjuangan kepada luar negeri. Meskipun sempat mengalami kerusakan, rumah ini telah dipugar dan difungsikan sebagai museum untuk mengenang perjuangan bangsa. 

  • Dewi Tinalah
  • Dewi Tinalah
  • Dewi Tinalah

Matahari pagi memang terlihat menyenangkan untuk dilihat, apalagi dari daerah ketinggian. Gardu pandang di Desa Tinalah yakni Puncak Kleco. Puncak Kleco merupakan salah satu tempat favorit di Desa Tinalah untuk melihat matahari terbit. Kita bisa melihat pemandangan Wates, Jogja, dan Pegunungan Menoreh dari atas sini yang kadang masih diselimuti kabut tipis.

“Sebelum menjadi desa wisata, masyarakat kebanyakan menjadi petani, peternakan, pengrajin mebel kayu , atau berjualan,” ungkap Galuh Fahmi, salah seorang pengelola Desa Tinalah. 

“Setelah menjadi desa wisata, banyak masyarakat terlibat sebagai pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti menjadi pemandu wisata, penyedia homestay, penyedia kuliner,” lanjutnya.

Menjadi desa wisata itu bukan hanya menjadikan desa sebagai tempat pertunjukkan, tetapi lebih dari itu dapat kita lihat perekonomian desa semakin maju, masyarakat menjadi tulang punggung pergerakan wisata desa. Desa menjadi lebih terbangun dengan label “desa wisata”, banyak pikiran yang menjadi terbuka akan pentingnya aktualisasi diri di tengah modernisasi. Maklum, kemajuan teknologi tidak bisa kita pungkiri turut andil menyebarkan dampak positif menjadi desa wisata.

Desa Tinalah, ungkap Fahmi, sudah menjadi ruang kolaborasi lintas generasi baik generasi muda maupun tua. Generasi muda yang energik diberikan ruang tampil, tantangan, serta tanggung jawab untuk keberlangsungan kegiatan desa wisata.  Para pemuda diberikan kesempatan untuk menjadi pemandu wisata, pemandu outbound, pelatihan desa wisata, dan pengembangan konten kreatif di berbagai media daring.

TelusuRI melihat Desa Tinalah keluar sebagai pemenang pada Anugerah Desa Wisata 2021 kategori desa digital. Program yang digagas Kemenparekraf ini berhasil memicu desa-desa untuk semakin kreatif menemukan ruang untuk melabeli diri mereka dengan label wisata. Dalam salah satu artikel di situs Kemenparekraf, ada empat tingkatan desa wisata yaitu: rintisan, berkembang, maju, dan mandiri. Desa Tinalah sendiri masuk pada kategori.

Galuh mengungkapkan apa yang ingin dicapai oleh desanya lima tahun kedepan. “Rencana pengembangan desa wisata lima tahun ke depan dengan semakin banyaknya partisipasi masyarakat di desa, akan disosialisasikan ke masyarakat dan melibatkan berbagai kelompok-kelompok masyarakat seperti seni budaya, PKK, Karang taruna dan UMKM.”

Kedepannya akan lebih banyak diadakan paket homestay yang ada di Desa Tinalah untuk memberikan kesempatan lebih kepada para masyarakat untuk bisa berpartisipasi lebih dalam kegiatan desa wisata. Perkembangan dan perencanaan ini patut kita syukuri, terlebih Indonesia berhasil melewati masa krisis akibat COVID-19 yang menghantam perekonomian negeri.

Desa Tinalah, berdasarkan penilaian dari Kemenparekraf merupakan desa wisata yang masih berkembang, yang artinya desa ini mempunyai potensi dan sudah mulai dikembangkan secara serius. Masih ada beberapa tahap yang harus dikembangkan guna mencapai desa wisata mandiri. Penambahan fasilitas, kegiatan, dan juga kelengkapan tentu akan menambah semarak wisata di desa ini, tetapi yang lebih penting adalah bisa tetap menjaga desa wisata yang berkelanjutan.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu
!

The post Menyusuri Alam dan Budaya Desa Wisata Tinalah appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/menyusuri-alam-dan-budaya-desa-wisata-tinalah/feed/ 0 31767
Jalan-jalan ke Desa Wisata Kasongan Bantul https://telusuri.id/jalan-jalan-ke-desa-wisata-kasongan-bantul/ https://telusuri.id/jalan-jalan-ke-desa-wisata-kasongan-bantul/#respond Mon, 08 Feb 2021 04:25:00 +0000 https://telusuri.id/?p=26893 Setiap daerah di Indonesia memang memiliki keunikannya masing-masing. Mulai dari adat istiadat yang masih terjaga, kebudayaannya, sampai kreativitas juga patut diapresiasi. Salah satu daerah tersebut adalah Desa Wisata Kasongan yang berlokasi di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. ...

The post Jalan-jalan ke Desa Wisata Kasongan Bantul appeared first on TelusuRI.

]]>
Setiap daerah di Indonesia memang memiliki keunikannya masing-masing. Mulai dari adat istiadat yang masih terjaga, kebudayaannya, sampai kreativitas juga patut diapresiasi. Salah satu daerah tersebut adalah Desa Wisata Kasongan yang berlokasi di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 

Desa ini dikenal sampai kancah internasional sebagai desa penghasil gerabah terbaik. Bahkan rumah-rumah yang ada di sana disulap menjadi showroom untuk menjual berbagai kerajinan terutama dari gerabah. Hal ini tentu bisa menarik minat wisatawan yang datang untuk mampir dan membeli hasil kerajinan mereka. 

Sebetulnya, di Yogyakarta memang ada banyak sekali kampung atau desa seni lainnya karena rata-rata penduduk di Yogyakarta memiliki profesi sebagai seniman. Namun untuk sentra kerajinan gerabah yang paling besar dan paling terkenal adalah Desa Wisata Kasongan. 

Penasaran ingin tahu tentang Desa Wisata Kasongan ini lebih jauh? Simak informasinya berikut ini, ya!

Desa Wisata Kasongan
Pengrajin membuat gerabah di Kasongan, Jogjakarta/Subekti (TEMPO)

Asal Nama Desa Kasongan

Menurut cerita lama, awal dari desa ini dimulai saat masa penjajahan. Dulu, ada seekor kuda milik perwira Belanda yang mati di lahan persawahan desa ini. Karena takut dijatuhi hukuman berat oleh Belanda maka banyak pemilik tanah yang meninggalkan hak kepemilikan tanah mereka dan disusul oleh warga sekitar lainnya.

Lahan persawahan yang sudah tidak memiliki pemilik ini akhirnya ditempati oleh warga desa lain yang sengaja memanfaatkan tanah liatnya yang melimpah. Awalnya mereka mulai membuat berbagai perlengkapan dapur dan mainan dari tanah liat. 

Namun karena tanah liatnya berkualitas tinggi, maka mereka mengembangkan produknya menjadi perabotan rumah tangga lain yang lebih berat dan besar seperti kendi, pot, guci, dan masih banyak lagi. 

Cerita tersebut memang belum bisa dipastikan kebenarannya namun masih banyak warga sekitar yang percaya kalau asal mula Desa Kasongan dimulai dengan kisah tersebut. Sampai sekarang ini, Desa Kasongan semakin berkembang dengan menawarkan berbagai hasil kerajinannya 

Desa Wisata Kasongan
Seorang pengrajin menyelesaikan pembuatan motif pada gerabah tungku di kawasan Kasongan, Bantul, Yogyakarta/Arie Basuki (TEMPO)

Produk Unggulan Desa Wisata Kasongan

Desa Kasongan tak hanya membuat kerajinan dari gerabah saja, namun sudah mengembangkan hasil karya mereka menggunakan bahan lain yang bisa ditemukan di sekitar mereka. Misalnya bambu, batok kelapa, rotan, kayu dan batu. 

Bahan-bahan tersebut akan diolah dan dikreasikan menjadi hiasan yang bernilai tinggi. Jadi tak hanya memproduksi gerabah saja, tapi bisa menjadi produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih beragam.

Berkat ketekunan dan keterampilan secara turun temurun dari generasinya, hasil jadi produknya sangat bernilai tinggi. Bahkan tak sedikit dari negara luar yang melirik berbagai hasil kerajinan dari desa ini. Seperti contohnya adalah vas bunga, patung-patungan, mebel rotan, bahkan cermin yang terdapat corak kayu di pinggirnya pun bisa menarik minat mereka. 

Menurut penjual yang ada di sana, harga dari barang-barang yang dijual di Desa Kasongan jauh lebih murah dibandingkan dengan toko kerajinan atau tempat lain yang sudah punya nama. Padahal kualitas dan bahannya pun tak jauh beda. 

Untuk harga kerajinan yang ada di sana bervariasi, tergantung dari bahan, ukuran dan bentuknya. Harga gerabahnya dibanderol mulai dari Rp40 ribu saja, untuk kerajinan bambu atau rotan dari Rp20 ribu. Harga perabotan lain yang berbahan kayu dijual lebih murah yaitu mulai dari Rp7 ribu seperti talenan, pisau atau gelas. 

Ada juga berbagai pernak-pernik dekorasi taman yang terbuat dari batu alam dengan harga yang bervariasi juga. Harga yang ditawarkan memang bukan harga akhir karena pengunjung masih bisa menawarnya lagi. Jadi jangan ragu untuk menawar barangnya jika sesuai dengan yang kamu inginkan, ya!

Desa Wisata Kasongan
Pengrajin melukis gerabah di Kasongan, Jogjakarta/Subekti (TEMPO)

Wisata Edukasi Kasongan

Tak hanya menawarkan hasil kerajinannya saja, kampung gerabah ini juga menyediakan paket belajar membuat gerabah sendiri. Ada paket untuk mewarnai, melukis, atau paket membuat gerabah dari nol. Namun untuk paket membuat gerabah hasil karyanya bisa diambil setelah proses pembakaran selesai (kurang lebih seminggu). 

Harga yang ditawarkan untuk setiap paketnya beraneka ragam tergantung dari jumlah peserta dan paket yang diinginkan. Rasanya memang perlu untuk menambah pengalaman membuat gerabah dari tanah liat sampai menjadi bentuk barang. 

Gerabah paling mudah dibuat menjadi vas bunga atau gentong kecil karena ketika berputar hanya perlu membentuknya secara sederhana. Sedangkan untuk bentuk ceret, celengan, kuali, atau bentuk lain yang lebih sulit memang diperlukan keahlian khusus. 

Pengunjung yang datang ke Desa Wisata Kasongan memang rata-rata ingin belajar membuat gerabahnya sebagai sarana edukasi. Mulai dari anak-anak sampai dewasa pun banyak yang terjun untuk belajar. 

Menembus Pasar Internasional

Desa Wisata Kasongan memang tidak hanya dikenal di Indonesia saja, namun ketenarannya sudah terdengar sampai negara lain. Hasil karya yang unik dan alami ini lebih diminati oleh masyarakat luar seperti Jepang dan Finlandia. 

Angka permintaan yang terus tinggi membuat pengrajinnya semakin sibuk untuk mengekspor hasil kerajinan mereka di pasar internasional. Beberapa produk unggulannya seperti keranjang rotan, tas rotan, tas kayu atau pernak-pernik hiasan rumah laku terjual.

Bahkan dari beberapa pembelinya sering memesan barang sesuai permintaan mereka. Kualitasnya pun bisa diadu dengan negara pengekspor lainnya. Apalagi hasil desainnya yang selalu mengikuti tren terbaru tentu bisa bikin semua yang datang akan terpincut untuk membawa pulang. 

Sangat cocok bagi kamu yang ingin mendekorasi ulang rumahmu dengan berbagai hiasan yang Instagenic atau minimalis seperti di café-café.

Desa Wisata Kasongan
Pengrajin membuat gerabah di Kasongan, Jogjakarta/Subekti (TEMPO)

Cara Menuju Ke Desa Kasongan

Lokasi Desa Wisata Kasongan terletak di Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Dari lokasinya ini bisa diakses dari banyak arah seperti pusat Kota Yogyakarta, Purworejo atau dari Wonosari.

Bagi kamu yang berada di daerah Yogyakarta bisa mengarahkan kendaraan ke perempatan Dongkelan atau perempatan Ring Road Selatan ke arah Bantul. Waktu tempuhnya sekitar 15 sampai 20 menit menggunakan motor atau mobil. Selama perjalanan akan ada banyak petunjuk yang mengarah ke Kasongan, jadi kamu tidak akan tersesat di jalan.

Atau jika tidak ingin berganti-ganti angkutan bisa langsung menggunakan taksi online karena harganya bisa dibagi dengan teman yang ikut berangkat. Jaraknya hanya 8 KM dari pusat Kota Yogyakarta. 

Jika ingin lebih cepat sampai, kamu bisa langsung menggunakan Google Maps dengan mencari “Desa Wisata Gerabah Kasongan” dan mulai bernavigasi dari titik awal kamu berangkat. 

Banyak hal yang bisa dilakukan di Desa Wisata Kasongan, mulai dari belajar membuat gerabah, melihat aktivitas keseharian masyarakatnya, sampai membeli gerabah untuk dibawa pulang.sebagai oleh-oleh. Ada banyak lokasi untuk belajar dan membeli hasil kerajinannya, jadi sebaiknya melihat-lihat dahulu tak hanya di satu tempat saja. 

Selain itu, Desa Wisata Kasongan juga cocok sebagai tempat wisata keluarga karena di sini bisa belajar dan menghabiskan waktu bersama untuk membuat kerajinan yang bagus. Pastikan untuk membawa bekal uang yang cukup untuk berbelanja kerajinan di Desa Wisata Kasongan, ya!


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Jalan-jalan ke Desa Wisata Kasongan Bantul appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/jalan-jalan-ke-desa-wisata-kasongan-bantul/feed/ 0 26893