diving Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/diving/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Mon, 01 Jan 2024 13:52:25 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 diving Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/diving/ 32 32 135956295 Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2) https://telusuri.id/menyelam-di-karimunjawa-pulau-menjangan-kecil-2/ https://telusuri.id/menyelam-di-karimunjawa-pulau-menjangan-kecil-2/#respond Wed, 03 Jan 2024 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=40797 Pulau Menjangan Kecil adalah tujuan kedua penyelaman kami di Kepulauan Karimunjawa. Pulau ini tidak kalah menarik dengan Pulau Cemara. Saat menuju ke sana gerimis kembali mengiringi perjalanan kami. Ombak pun jadi lebih besar dari sebelumnya....

The post Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2) appeared first on TelusuRI.

]]>
Pulau Menjangan Kecil adalah tujuan kedua penyelaman kami di Kepulauan Karimunjawa. Pulau ini tidak kalah menarik dengan Pulau Cemara. Saat menuju ke sana gerimis kembali mengiringi perjalanan kami. Ombak pun jadi lebih besar dari sebelumnya. Meskipun begitu, eksplorasi kami tidak mungkin kami akhiri. 

Instruktur kami mengatakan jika cuaca seperti ini masih aman. Hal itu juga setelah mempertimbangkan dari kemampuan tim yang telah menempuh lima kali log dive sebelumnya.

Semesta seperti merestui. Lagi-lagi ketika mendekati pulau hujan mereda dan cuaca menjadi sedikit cerah. Perjalanan menuju Pulau Menjangan Kecil tidak begitu lama, mungkin hanya sekitar 30 menit dari Pulau Cemara.

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1)
Berteduh di dalam kapal saat gerimis mengguyur dalam perjalanan ke Pulau Menjangan Kecil/Lya Munawaroh

Briefing Sebelum Penyelaman

Ketika kapal berhenti dan ABK menancapkan jangkar, kami sudah dibuat terkesima dengan keindahan terumbu karang yang bisa dilihat dari atas kapal. Kalau seperti ini, dengan snorkeling saja kami sudah bisa melihatnya cukup jelas. Namun, mungkin feel-nya sangat berbeda ketika berada sejengkal lebih dekat dengan terumbu karang yang megah itu. Kami tetap ingin menyelam dan mengeksplorasi lebih dalam lagi perairan Pulau Menjangan Kecil ini. 

Segera kami setting peralatan selam masing-masing dan turun ke air sesuai arahan dari instruktur. Sudah menjadi hal wajib, sebelum menyelam kami melakukan briefing terlebih dahulu.

Begitu masuk ke air, ombak laut tiada henti mengombang-ambingkan tubuh kami sehingga kami saling menjauh dan kesulitan berkumpul untuk melakukan briefing. Setelah berusaha saling mendekatkan diri, akhirnya briefing baru bisa dilakukan. 

Briefing diperlukan untuk mencapai kesepakatan mengenai lama waktu penyelaman kali ini, berapa kedalaman maksimal perairan, serta apa saja yang mungkin akan kami temui di bawah nanti. Instruktur kami juga mewanti-wanti agar menjaga buoyancy (daya apung) dengan baik supaya tidak menabrak dan merusak karang.

  • Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2)
  • Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2)

Panorama Bawah Laut Pulau Menjangan Kecil

Kondisi bawah air di Pulau Menjangan Kecil ini sangat berbeda jika dibandingkan sekitar dermaga Karimunjawa, tempat kami menyelam sehari sebelumnya. Di diving spot Pulau Menjangan Kecil, dasar perairan bukan lagi pasir ataupun lumpur, tetapi berupa terumbu karang yang beraneka jenis dan warna serta memiliki ukuran yang besar-besar. 

Sedikit berbeda dengan Pulau Cemara, di diving spot Pulau Menjangan Kecil ini kami langsung dihadapkan pada terumbu karang yang megah. Baru lima meter menyelam kami sudah menemukan terumbu karang yang besar dengan aneka biota dan ikan-ikan yang hidup di sekelilingnya. 

Di pulau ini terdapat beberapa jenis karang hidup, seperti Acropora, Porites, Turbinaria, dan Montipora. Akan tetapi, kebanyakan karang yang sering ditemukan adalah berjenis Acropora divaricata dan Acropora formosa. Karang-karang tersebut relatif tumbuh lebih besar dan berwarna cokelat kemerahan. 

Sungguh kami merasa seolah berada di dunia lain. Apa pun yang kami saksikan terlihat menakjubkan. Ketika sudah menyaksikan keindahan bawah laut Pulau Cemara dan Pulau Menjangan Kecil, rasanya penyelaman kami ketika di dermaga Karimunjawa menjadi tidak ada apa-apanya. Begitu berbeda, mulai dari visibilitas, suhu, dan biota bawah air. 

  • Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2)
  • Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2)

Visibilitas di diving spot Pulau Cemara dan Pulau Menjangan Kecil tergolong lebih jernih daripada di dermaga. Di sana juga masih bersih dan tidak tercemar oleh limbah hasil aktivitas manusia. Suhu perairan saat itu juga terasa lebih dingin daripada, mungkin karena cuaca sehabis hujan. Meskipun begitu, penyelaman kami di dermaga juga menjadi penyelaman kami yang tak terlupakan, karena berawal dari sanalah kami merasakan pengalaman first log dive kami. 

Penyelaman kami lakukan selama 30 menit dengan kedalaman rata-rata 15 meter. Begitu naik ke permukaan salah satu dari kami mengeluh telinganya agak sakit. Dia juga terlihat mengalami mimisan.

Peristiwa tersebut memang bisa saja terjadi setelah menyelam. Kemungkinan disebabkan gagalnya equalizing saat menyelam. Equalizing adalah proses penyeimbangan tekanan di sekitar tempat kita menyelam dengan tekanan di tubuh kita. Equalizing bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti mencubit hidung layaknya membuang ingus, menelan ludah, ataupun menggerakkan rahang.

Equalizing harus dilakukan dengan baik sebelum menambah kedalaman saat menyelam. Risiko yang akan terjadi ketika gagal equalizing bisa saja membuat gendang telinga pecah atau pembuluh darah sinus pada hidung pecah. Dalam kasus mimisan sering kali disebabkan oleh barotrauma sinus (perbedaan tekanan pada sinus). Bisa juga terjadi karena lapisan hidung mengering, sehingga sensitif terhadap tekanan saat mencubit hidung sewaktu equalizing

Tips Menyelam di Kepulauan Karimunjawa

Diving atau menyelam memang bukanlah olahraga yang mudah untuk dilakukan. Mulai dari segi peralatan yang tergolong mahal dan juga risiko yang menyertainya tidak main-main. Namun, tidak perlu khawatir jika kamu ingin memulai belajar menyelam. Saat ini sudah banyak dive center di yang menawarkan paket-paket dive tour di beberapa pulau eksotis, termasuk Pulau Karimunjawa. 

Paket-paket wisata tersebut memiliki tarif berkisar Rp900.00—1.500.000 per satu hingga dua orang. Fasilitas yang didapatkan meliputi biaya kapal, dive equipment, makan siang, guide bersertifikat, dokumentasi, dan sebagainya. Paket dive tour tersebut bahkan boleh diikuti oleh peserta yang belum bersertifikat menyelam.

Meski banyak kemudahan yang ditawarkan oleh paket wisata, alangkah baiknya bila memilih paket yang memberi asuransi juga. Hal tersebut dapat mencegah dan mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan rencana. 

Ada beberapa tips untuk kamu yang ingin belajar menyelam. Walaupun akan melakukan penyelaman dengan agen wisata, akan lebih baik jika mempelajari terlebih dahulu mengenai ilmu dasar penyelaman, seperti peralatan, bahaya-bahaya menyelam, dan hal-hal yang dihindari ketika menyelam. Tidak hanya itu, tetapi juga syarat untuk menyelam harus menguasai kompetensi air, seperti kemampuan berenang dan menggunakan alat selam sederhana (skin dive). 

Memiliki kompetensi air saja belum cukup. Tak kalah pentingnya juga mesti memenuhi syarat kesehatan sebagai penyelam, di antaranya harus benar-benar sehat dan tidak boleh memiliki penyakit sinusitis akut, darah tinggi, vertigo, dan beberapa penyakit lainnya yang memiliki risiko tinggi. Lebih baik memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui apakah diperbolehkan melakukan penyelaman atau tidak. Selanjutnya jika sudah lolos kompetensi air dan lolos syarat sehat untuk menyelam, ikutilah semua arahan instruktur. Ingat baik-baik dan praktikkan arahan-arahan tersebut ketika menyelam.

Dalam olahraga selam dikenal istilah “never dive alone”, artinya menyelam tidak boleh dilakukan sendirian. Saat menyelam kita harus memiliki buddy (partner menyelam). Jika baru pertama kali menyelam maka harus ada instruktur yang mendampingi. Penyelaman harus dilakukan sesuai arahan instruktur.

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2)
Penyelaman tidak boleh dilakukan sendirian dan harus memerhatikan buddy/Lya Munawaroh

Kita harus mendengar dan mengamati baik-baik arahan dari instruktur. Jangan sampai terlalu asyik menikmati keindahan bawah laut, malah menyelam secara terpisah dari instruktur. Selain instruktur, perlu juga saling memerhatikan buddy supaya terhindar dari risiko hilang terseret arus.

Pada dasarnya menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan bukan di dunia kita. Menyelam dilakukan di tempat yang mana tubuh kita tidak diciptakan untuk terus bertahan di dalamnya. Akan tetapi, semua itu dapat dipelajari dan dilakukan pembiasaan sesuai prosedur yang benar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, buat kamu yang baru memulai belajar menyelam, jangan pernah takut mencoba. Semuanya bisa dipelajari jika kita bersungguh-sungguh. 

Selamat menyelam, jangan lupa menyelam di Kepulauan Karimunjawa!

Referensi

Dasika, Lomar. (2011). Pentingnya Equalizing. Diakses dari https://lomardasika.blogspot.com/ pada 11 November 2023.
Denny, Megan. (2022).Vertigo and Vomiting While Diving. Diakses dari https://blog.padi.com/ pada 11 November 2023.
Nurridha, Luthfa. (2019). 7 Spot Diving Terbaik di Karimunjawa. Diakses dari https://review.bukalapak.com/travel/diving-di-karimunjawa pada 11 November 2023.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Menyelam di Karimunjawa: Pulau Menjangan Kecil (2) appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/menyelam-di-karimunjawa-pulau-menjangan-kecil-2/feed/ 0 40797
Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1) https://telusuri.id/menyelam-di-karimunjawa-pulau-cemara-1/ https://telusuri.id/menyelam-di-karimunjawa-pulau-cemara-1/#respond Tue, 02 Jan 2024 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=40787 Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah, memiliki banyak diving spot yang menyajikan keindahan bawah laut yang mengagumkan. Delapan diving spot yang terkenal adalah Pulau Menyawakan, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Cemara, Pulau Cilik, Pulau Tengah, Karang Torpedo, Tanjung...

The post Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1) appeared first on TelusuRI.

]]>
Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah, memiliki banyak diving spot yang menyajikan keindahan bawah laut yang mengagumkan. Delapan diving spot yang terkenal adalah Pulau Menyawakan, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Cemara, Pulau Cilik, Pulau Tengah, Karang Torpedo, Tanjung Gelam, dan Pulau Menjangan Besar.

Dari delapan lokasi penyelaman terpopuler itu, saya bersama tim Ekspedisi Layar Biru Karimunjawa menyelam di Pulau Cemara dan Pulau Menjangan Kecil. Sebuah kesempatan yang menyenangkan dan tak terlupakan, karena bisa mengeksplorasi keindahan bawah laut di dua tempat tersebut. 

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1)
Dermaga Pulau Karimunjawa/Lya Munawaroh

Persiapan Peralatan

Eksplorasi bawah laut kami lakukan pada hari ketiga dari seluruh rangkaian jadwal kegiatan Ekspedisi Layar Biru Karimunjawa, yaitu 18 Oktober 2021. Aktivitas penyelaman tetap didampingi oleh dua instruktur.

Kami rencananya berangkat dari penginapan pukul 07.00 WIB, dengan menyewa satu kapal nelayan untuk rombongan kami yang berjumlah 12 orang. Kami mendapat harga sewa Rp750.000 dengan dua ABK (anak buah kapal). Menurut Pak Zaenal, pemilik Penginapan Gemilang, harga segitu sebenarnya termasuk mahal. Ada kapal yang lebih murah kalau mau mencari persewaan lagi.

Oh, ya. Kami menginap di tempat Pak Zaenal berkat rekomendasi dari senior. Kami mendapat tarif murah meriah, yaitu Rp80.000 per hari untuk satu kamar. Bahkan sekamar boleh diisi dua orang atau lebih.

Sebelum berangkat, berbagai peralatan kami siapkan. Baik itu peralatan selam maupun kebutuhan lain, seperti P3K, peralatan masak, dan logistik. Peralatan masak digunakan untuk memasak air hangat yang akan kami minum sebagai penghangat tubuh setelah menyelam.

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1)
Membawa peralatan selam dan logistik yang akan diangkut ke kapal/Lya Munawaroh

Sedari pagi kami sudah mulai membawa peralatan ke dermaga. Keberangkatan agak terlambat karena adanya kesalahpahaman dengan orang dari persewaan tabung selam. Situasi ini mengharuskan kami mencari persewaan tabung selam yang lain saat itu juga. 

Hari ini kami berencana melakukan dua kali log dive di dua pulau yang berbeda. Oleh karena itu kami harus membawa persediaan tabung selam yang cukup. Dua tabung untuk masing-masing orang dan dua tabung lagi sebagai cadangan.

Meskipun dadakan, kami bersyukur masih ada persewaan tabung selam yang memiliki stok. Segera semua peralatan dan barang bawaan kami tata sebaik mungkin di kapal. Peralatan selam ditata dalam posisi tidur untuk menghindari risiko alat terjatuh dari kapal. Tak lupa semua penumpang juga wajib memakai pelampung atau BCD (Buoyancy Control Device) selama naik kapal. 

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1)
Menata peralatan selam di kapal/Lya Munawaroh

Menuju Pulau Cemara 

Awal perjalanan kami diiringi awan mendung dan gerimis kecil. Saat itu kami tetap optimis mungkin nanti cuaca akan berubah cerah. Akan tetapi, tatkala kapal sudah menjauh dari Pulau Karimunjawa, gerimis berubah menjadi hujan deras dan sesekali bunyi gemuruh terdengar. Angin berembus sedikit lebih kencang dan air laut berombak lebih besar menggoyangkan kapal kami. 

Gejolak alam memberikan pengalaman tak terlupakan sekaligus menegangkan. Kami berada di tengah lautan luas dengan cuaca tidak bersahabat. Kami berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dan cuaca kembali cerah agar penyelaman dapat dilakukan. Dalam kegiatan penyelaman cuaca menjadi hal penting dan perlu dipertimbangkan. Apalagi bagi pemula, sehingga penyelaman sebaiknya dilakukan ketika cuaca cerah dan tidak ada hujan. 

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1)
Cuaca mendung saat menuju Pulau Cemara/Lya Munawaroh

Ketika kapal mendekati Pulau Cemara, kami bersyukur karena hujan mereda. Kami makin optimis cuaca bakal cerah setelahnya. Setelah menempuh tiga jam perjalanan, akhirnya kapal kami berhenti dan berlabuh tak jauh dari Pulau Cemara.

Dari atas kapal kami bisa melihat sebuah pulau yang tampak sepi dan masih begitu asri. Hamparan pasir putih dan birunya laut begitu memanjakan mata. Tak perlu berlama-lama kami segera setting peralatan selam. Lalu seperti biasa, melakukan pemanasan air terlebih dahulu untuk beberapa saat dengan skin dive. 

Keindahan Bawah Laut Pulau Cemara

Dari permukaan air kami bisa melihat berbagai jenis karang di bawah sana. Sungguh kami tidak sabar untuk melihatnya lebih dekat. Keinginan tersebut adalah suatu hal pasti karena selanjutnya kami langsung melakukan penyelaman.

Penyelaman kali ini dilakukan secara bersamaan. Semua personel melakukan log dive dalam satu waktu. Meski mengalami sedikit masalah dengan peralatan kami, yaitu ada satu tabung selam yang mengalami kebocoran, tetapi penyelaman tetap berlanjut setelah mengganti tabung. 

Ketika penyelaman dari kapal, entry yang biasanya digunakan adalah teknik entry back roll. Akan tetapi, kami tidak melakukannya untuk menghindari benturan antara tabung dengan lambung kapal. Back roll adalah salah satu teknik entry atau masuk ke dalam air. Tabung selam yang digunakan akan menabrak permukaan air dahulu demi menahan benturan ke badan kita secara langsung. Teknik ini termasuk menjadi favorit para penyelam. 

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1)
Briefing sebentar sebelum menyelam/Lya Munawaroh

Setelah semua personel tim turun ke air, kami melakukan briefing sebentar. Kemudian instruktur menggerakkan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf “O”. Ia bertanya kepada kami, “Apakah semua aman?”

Kami membalasnya dengan memberi isyarat serupa tanda bahwa kami siap menyelam. Tangan kiri kami sudah menekan deflator, sementara tangan kanan memberi isyarat untuk turun. Penyelaman dalam tim harus selalu melihat dan menunggu masing-masing buddy (partner menyelam). Setelah seluruh personel tim sampai dasar baru kami bisa melakukan eksplorasi. 

Eksplorasi kami lakukan di sebelah kanan dari pemberhentian kapal. Kami begitu terpukau dengan keanekaragaman karang dan biota laut di diving spot Pulau Cemara ini. Depth gauge menunjukkan kami berada di kedalaman 11 meter dari kedalaman maksimal 17 meter. Pada kedalaman ini terdapat beberapa jenis ikan yang kami lihat, antara lain ikan badut (Amphiprion ocellaris), ikan ekor kuning (Caesio cuning), Abudefduf sexfasciatus, Caesio xanthonota, Hemiglyphidodon plagiometopon, dan Pomacentrus moluccensis.

Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1)
Keindahan biota bawah laut di perairan Pulau Cemara/Lya Munawaroh

Bukan hanya ikan, melainkan juga beberapa biota lain tidak kalah menarik. Berbagai bentuk karang tampak menakjubkan, bahkan terdapat gugusan karang besar dan begitu indah. Rata-rata karang di Pulau Cemara berjenis Acropora dengan bermacam morfologi, mulai dari tipe bercabang (branching), padat (massive), merayap (encrusting), daun atau lembaran (foliose), meja (tabulate), jamur (mushroom), serta menjari (digitate). Karang-karang tersebut memiliki aneka warna, seperti putih, kuning, biru, dan beberapa warna keemasan. 

Penyelaman selama setengah jam kali ini tak begitu terasa. Kami sempat enggan untuk naik ke permukaan. Namun, eksplorasi harus tetap berlanjut, karena kami percaya ada surga bawah air lainnya di Kepulauan Karimunjawa.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Menyelam di Karimunjawa: Pulau Cemara (1) appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/menyelam-di-karimunjawa-pulau-cemara-1/feed/ 0 40787
“Try Scuba” di Wangi-wangi https://telusuri.id/try-scuba-di-wangi-wangi/ https://telusuri.id/try-scuba-di-wangi-wangi/#respond Mon, 06 May 2019 15:55:06 +0000 https://telusuri.id/?p=13718 Suasana pagi buta itu kian mencekam. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Wajahnya pun kian memucat. Tangan makin dingin. Ekspresinya penuh keraguan sesaat sebelum naik mobil menuju dermaga. Dalam pikirannya, ia selalu bertanya-tanya apakah ia...

The post “Try Scuba” di Wangi-wangi appeared first on TelusuRI.

]]>
Suasana pagi buta itu kian mencekam. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Wajahnya pun kian memucat. Tangan makin dingin. Ekspresinya penuh keraguan sesaat sebelum naik mobil menuju dermaga.

wangi-wangi
Dunia bawah laut Wangi-wangi/Widhi Bek

Dalam pikirannya, ia selalu bertanya-tanya apakah ia akan mampu mengatasi masalah kepanikan yang dipunya? Atau terpaksa gagal dan malah semakin bikin repot banyak orang? Pada saat bersamaan, perasaan tak sabar pun juga datang, berpacu dengan kepanikan; sebuah pengalaman langka yang sudah lama ia idam-idamkan akan menjadi nyata dalam hitungan jam saja.

Sekitar pukul 5 pagi, ia mulai meninggalkan penginapan. Dengan si Kijang Hijau ia berangsur-angsur mendekat ke dermaga, ke batas antara lautan dan daratan. Ia menanti kapal yang akan membawanya mencoret daftar bucket list hidup.

Namun, lebih dari enam puluh menit berlalu, tak ada tanda-tanda kapal akan mendekat. Rasa panik makin menjadi-jadi. Lalu ia sadar, sepagi ini ia sudah melakukan hal konyol. Ia sudah rapi mengenakan wetsuit. Padahal, ini masih di dermaga. Seharusnya wetsuit baru dipakai saat di kapal. Jadilah ia bahan candaan sekaligus keheranan orang-orang. Tapi, mau bagaimana lagi? Namanya saja pertama kali.

Sebuah kapal akhirnya menepi ke dermaga. Seorang lelaki tak terlalu tua melambaikan tangan dari haluan. Namanya Pak Albar, seorang pemandu sekaligus dive master di Bajo Mola, Wangi-wangi, Wakatobi. Pak Albarlah yang akan menjadi buddy sekaligus pengendali nyawanya selama di bawah laut nanti.

Rasa cemas dan tegang semakin mengekang. Momen mendebarkan semakin dekat. Ada apa di bawah laut sana? Apakah menyenangkan? Atau ia terpaksa mesti cepat-cepat naik ke permukaan karena panik yang tak bisa dikendalikannya sendiri?

wangi-wangi
“Sea fan” di taman laut Wangi-wangi/Widhi Bek

Ia naik kapal, lalu berlayar ke tengah laut. Beberapa orang kawannya berbagi ilmu-ilmu baru soal menyelam, disertai candaan. Sebisa mungkin ia mengalihkan rasa panik menjadi antusias dan penasaran tak terhingga. Lumba-lumba yang berloncatan ke sana kemari itu setidaknya sedikit mengurai rasa tegangnya. Pak Albar bercerita kepadanya bahwa kawanan mamalia itu adalah sahabat suku Bajo. Orang-orang laut itu bahkan punya panggilan akrab untuk mereka: lummu. Mereka penanda banyak hal, termasuk musibah dan rezeki.

Sementara kawanan lumba-lumba itu meneruskan perjuangan mencari tuna untuk sarapan, kapal pun menjauh. Bersama kapal, ia meluncur di atas air menuju lokasi penyelaman di perairan Pulau Kapota. Pulau Kapota hanyalah salah satu dari banyak lokasi penyelaman di Wangi-wangi, selain Sombu, Secret Garden, Nua Shark Point, Waha Wall, Waha Cemara, Wandoka Pinnacle, dan Kapota Pinnacle.

Bukannya kapok malah ketagihan

Sebelum turun pertama kali di Wakatobi, ia diajari banyak hal. Ia berusaha mengakrabi teknik-teknik penyelaman dan peralatan yang akan ia gunakan, mulai dari masker, regulator, pemberat, fins, tank, dan lain-lain. Ia sekuat tenaga mencoba memahaminya, meskipun fokus mesti dibagi dengan kepanikan. Terus ia yakinkan diri, sebagaimana kawan-kawannya terus meyakinkannya agar relaks di bawah laut.

wangi-wangi
Menyelam bersama “buddy”/Widhi Bek

Enjoy aja,” kata seorang kawannya.

Ia sudah siap. Ia bergerak ke pinggir kapal untuk duduk; ia akan back roll menuju bawah laut. Agak ribet. Belum lagi tangki yang lumayan berat itu mesti digendong. Tapi ia takkan menyia-nyiakan momen menyelam pertamanya itu.

Byur!

Ia di laut. Pak Albar dan beberapa kawan sudah menunggu. Sempat sulit bernafas dengan mulut, ia minta waktu beberapa saat untuk beradaptasi. Tak berapa lama, ia merasa aman. Kini ia yakin untuk menyelam.

wangi-wangi
Visibilitas brilian/Widhi Bek

Ia pun turun. Pucuk kepalanya melewati ambang air dan udara. Visibilitas brilian. Beberapa meter di bawah permukaan, ia menyelam di antara kumpulan terumbu karang yang beberapa bagiannya sudah memutih.

Bersama Pak Albar ia menelusuri kedalaman lautan. Berenang ia bersama ikan-ikan dan terumbu karang warna-warni. Meskipun beberapa kali ia mesti mengalami sakit telinga akibat equalizing yang belum pas, tak ada panik berarti. Semuanya terkendali. Malah, muncul ketagihan untuk terus menyelam. Kali pertama itu, ia berkeliaran di bawah laut Wakatobi selama sekitar 45 menit.

Di lain kesempatan, ia kembali try scuba di lokasi berbeda, yakni Secret Garden. Kali ini speed boat yang membawanya mesti terombang-ambing di tengah lautan sebab mesin mendadak bermasalah. Namun ia coba tenang. Ia alihkan pikirannya pada keindahan bawah laut yang akan segera kembali ia saksikan.

wangi-wangi
Membiasakan diri untuk “equalizing”/Widhi Bek

Ia bersiap. Dengan wetsuit yang kali ini sudah dikenakan secara tepat dan peralatan yang sudah lebih ia pahami cara pemakaiannya, kembali ia back roll memasuki laut dengan buddy yang berbeda. Ia sempat bingung, kok buddy tak lekas membawanya ke dalam laut? Ia makin heran saat ia malah dipandu kawan lain. Ternyata, sang buddy panik dan terpaksa harus naik ke perahu lebih dulu. Alhasil, pergantian buddy terjadi. Ia menyelam bersama rekan yang lain.

Kondisi bawah laut Secret Garden menurutnya lebih menarik dan bersih dibanding Pulau Kapota. Terumbu karang lebih warna-warni. Berbagai biota laut terlihat jelas. Ada lobster, clownfish, anemone, dan lainnya. Arus terasa lebih kencang. Namun, ia lebih mampu mengontrol diri. Ia tidak melakukan banyak gerakan tak perlu seperti pada penyelaman sebelumnya.

Kala di bawah laut dan menelusuri keindahannya, beberapa kali ia sempat merasa agak pusing. Rasanya seperti ingin pingsan, walaupun sebenarnya ia belum punya pengalaman kehilangan kesadaran.

Pernah juga ia tanpa sadar bernapas lewat hidung—dan rasanya, entah kenapa, seperti menghirup air. Begitu kembali ke permukaan, saat membuka masker ia melihat darah segar. Ia diberi tahun kawannya kalau ia mimisan, yang lumrah terjadi saat seseorang belum menguasai teknik equalizing.

Tapi—wow!—semuanya mengesankan: pengalaman ke Wakatobi pertama kali, menyelam pertama kali, mimisan pertama kali seumur-umur! Ia—kau perlu tahu—adalah saya yang kini semakin menggebu-gebu ingin mengambil lisensi selam.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post “Try Scuba” di Wangi-wangi appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/try-scuba-di-wangi-wangi/feed/ 0 13718
Menunggu untuk Dijelajahi, Inilah 7 Spot Selam Keren di Indonesia https://telusuri.id/spot-selam-keren-indonesia/ https://telusuri.id/spot-selam-keren-indonesia/#comments Wed, 20 Dec 2017 02:30:04 +0000 https://telusuri.id/?p=4742 Kalau diibaratkan, Indonesia ini terletak di sebuah perempatan, pusat keramaian, tempat segalanya ada. Berada di wilayah tropis dan pertemuan tiga lempeng bumi, laut Indonesia jadi “subur” banget sehingga terumbu karang dan ikan bisa hidup dengan...

The post Menunggu untuk Dijelajahi, Inilah 7 Spot Selam Keren di Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
Kalau diibaratkan, Indonesia ini terletak di sebuah perempatan, pusat keramaian, tempat segalanya ada. Berada di wilayah tropis dan pertemuan tiga lempeng bumi, laut Indonesia jadi “subur” banget sehingga terumbu karang dan ikan bisa hidup dengan nyaman. Makanya Indonesia punya banyak spot selam keren. Buat kamu yang penasaran, nih kita ulas 7 spot selam keren di Indonesia:

1. Iboih dan Pulau Rubiah

spot selam keren

Perairan Iboih, Pulau Weh/Michael Sjukrie

Iboih adalah sebuah pesisir di Pulau Weh, Aceh, sementara Pulau Rubiah adalah nusa kecil yang berada di seberang Iboih. Pesisir Iboih dan Pulau Rubiah dipisahkan oleh selat kecil yang dunia bawah airnya masih begitu asri, sampai-sampai beberapa ratus meter dari bibir pantai kamu sudah bisa ketemu hiu! Gurita jago kamuflase juga banyak di sini.

Banyak operator selam di Iboih yang bisa dipilih sesuai dengan bujetmu. Sebagai salah satu spot selam keren di Indonesia, biaya penyelaman di Iboih ternyata nggak mahal-mahal banget—terutama kalau kamu sudah punya lisensi selam. Cuma bayar sekitar Rp 500 ribu kamu sudah bisa menyelam dua kali dan dapat fasilitas lengkap (alat dasar, wetsuit, tabung oksigen, perahu, dan tip buat dive master).

2. Kepulauan Derawan

spot selam keren

Dunia bawah laut Derawan/Michael Sjukrie

Derawan di perairan timur Kalimantan Timur sebenarnya lebih pas buat bulan madu ketimbang cuma buat iseng nyelem doang. Resor-resornya bakal bikin kamu betah lama-lama di sana. Waktu bakalan terasa berhenti, kamu bakalan merasa seperti terisolasi dari segala konflik yang sedang terjadi di dunia.

Tapi nggak apa-apa juga sih mencoba menyelam di Kepulauan Derawan. Seru juga mengunjungi kawanan ikan, kura-kura raksasa, dan terumbu karang menawan yang berdiam di sekitar Kepulauan Derawan. Atau, kamu juga bisa coba snorkeling di danau penuh ubur-ubur di Kakaban. Tinggal pilih!

3. Kepulauan Wakatobi

spot selam keren

Menjelajahi dunia bawah laut Wakatobi/Michael Sjukrie

Spot selam keren ini terletak di Segitiga Terumbu Karang Dunia. Nama “Wakatobi” yang terletak di Sulawesi Tenggara ini sebenarnya berasal dari singkatan Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Wakatobi yang sekarang sudah jadi kabupaten yang mengandalkan pariwisata bawah laut ini dulunya cuma dikenal sebagai markas para pandai besi, sebab wilayah ini di zaman baheula adalah pusat pembuatan keris tradisional.

Sekarang banyak sekali resor selam di Kepulauan Wakatobi. Karena terletak jauh dari Jakarta, kamu nggak bakal ketemu terlalu banyak pelancong di sini. Masih sepi banget. Selain diving, di Wakatobi kamu juga bisa sekalian main-main ke permukiman suku Bajo, orang laut yang konon bisa tahan belasan menit di bawah laut tanpa bantuan tabung oksigen. Kalau mereka ikutan freedive, Jason Hakim atau William Trubridge pasti kalah!

4. Selat Lembeh

spot selam keren

Nudibranch Hypselodoris bullockii/Michael Sjukrie

Kita nggak salah tulis, kok. Memang “Lembeh,” bukan Lembah. Selat Lembeh terletak di Sulawesi Utara, dekat Manado, nggak jauh dari Taman Nasional Laut Bunaken yang namanya sudah lama dikenal para penyelam dunia. Ada lebih dari 60 titik penyelaman di Selat Lembeh.

Sebagai lokasi favorit muckdive (penyelaman di laut yang dasarnya lumpur), primadona Selat Lembeh adalah organisme laut bernama nudibranch alias nudis alias siput laut yang warna-warni (ada yang diberi nama Spanish dancer karena warnanya merah dan tampak seperti rok penari Spanyol yang sedang digerakkan). Kamu juga bisa ketemu ikan-ikan tak biasa seperti hairy frogfish, hairy octopus, atau mandarinfish.

5. Raja Ampat

spot selam keren

Drop off di Raja Ampat/Michael Sjukrie

Kayaknya nggak perlu menyelam buat bisa dibikin terpana oleh Raja Ampat. Nongkrong aja di salah satu pulau sambil minum kelapa muda, kamu bakal merasa jadi raja dunia. Angin sepoi-sepoi, laut berwarna toska, pulau-pulau karang bermunculan dari dasar lautan, air kelapa muda yang dingin mengalir lewat kerongkongan.

Tapi, rugi juga kalau sudah jauh-jauh ke timur tapi kamu nggak nyobain nyelam untuk melihat makhluk laut khas Raja Ampat, yakni hiu karpet. Ikan itu disebut hiu karpet karena, pertama, ia termasuk golongan ikan hiu…. dan, kedua, karena di sekitar mulutnya ada renda-renda seperti yang biasa ada di pinggiran karpet. Tapi rendanya jangan ditarik, lho!

6. Amed dan Tulamben

spot selam keren

Salah satu spot selam di Tulamben, Bali/Michael Sjukrie

Dua spot selam keren ini terletak di Pulau Bali. Uniknya, karena titik penyelamannya deket banget dari bibir pantai, kamu nggak perlu naik perahu. Kamu tinggal jalan ke pantai terus langsung menyelam di spot-spot keren di sana.

Kalau yang “dijual” Amed adalah suasananya yang bikin mager, Tulamben “menjual” ocean sunfish alias mola mola, ikan unik tanpa sirip ekor yang hidup di kedalaman sekitar 40 meter. Tapi, nggak semua penyelam beruntung bisa lihat mola mola. Di Tulamben juga ada bangkai kapal USAT Liberty yang karam puluhan tahun silam dan sekarang jadi rumah bagi ikan-ikan karang.

7. Kepulauan Seribu

spot selam keren

Karang sehat di Kepulauan Seribu/Michael Sjukrie

Inilah spot selam keren di Indonesia yang paling dekat sama Ibukota. Buat ke salah satu pulaunya, kamu tinggal naik kapal dari Muara Angke (kalau mau murah) atau dari Dermaga Pantai Marina Ancol (kalau mau yang lebih nyaman tapi lebih mahal). Perjalanannya juga nggak terlalu lama, cuma sekitar tiga jam tergantung kamu mau ke pulau mana.

Banyak spot diving di Kepulauan Seribu. Kamu bisa menyelam di Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Harapan, Pulau Pramuka, Pulau Kelapa, Pulau Putri, Pulau Sepa, Pulau Kotok, Pulau Ayer, dan Pulau Bidadari. Kepulauan Seribu juga jadi lokasi yang pas buat latihan perairan terbuka (LPT) kalau kamu mau ngambil lisensi selam.

Gimana? Jadi pengen, ‘kan?

The post Menunggu untuk Dijelajahi, Inilah 7 Spot Selam Keren di Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/spot-selam-keren-indonesia/feed/ 1 4742