eiger Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/eiger/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Fri, 19 Apr 2024 08:15:45 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 eiger Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/eiger/ 32 32 135956295 Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023 https://telusuri.id/cerita-dari-seorang-peserta-eiger-mountaineering-jungle-course-2023/ https://telusuri.id/cerita-dari-seorang-peserta-eiger-mountaineering-jungle-course-2023/#respond Fri, 19 Apr 2024 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=41724 Namanya Emma Justica Rusadi. Adik ipar penulis. Anak muda yang—setidaknya—dua tahun belakangan sangat aktif mendaki gunung. Selain karena memang suka, renjananya terhadap rimba juga disebabkan “kegilaan” kakak-kakaknya yang memang sangat hobi dan menggilai petualangan alam,...

The post Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023 appeared first on TelusuRI.

]]>
Namanya Emma Justica Rusadi. Adik ipar penulis. Anak muda yang—setidaknya—dua tahun belakangan sangat aktif mendaki gunung. Selain karena memang suka, renjananya terhadap rimba juga disebabkan “kegilaan” kakak-kakaknya yang memang sangat hobi dan menggilai petualangan alam, terutama pendakian gunung.

Meskipun portofolio pendakiannya baru seputar gunung-gunung di Jawa Tengah, lakunya menunjukkan antusiasme besar melebihi pengalamannya sejauh ini. Ia hampir selalu ikut jika penulis dan teman-teman memiliki agenda mendaki gunung di sekitar rumah. Beruntung dan bersyukur Magelang dikaruniai gunung-gunung yang bisa dijangkau dengan mudah.

Beberapa bulan lalu perempuan kelahiran Magelang itu baru pulang dari “diklat singkat” dalam EIGER Mountaineering & Jungle Course (MJC) pada 24 September–1 Oktober 2023, yang acara intinya dihelat di Bumi Perkemahan Kalipasang, kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Getasan, Kabupaten Semarang. Saat dinyatakan lolos seleksi setelah periode pendaftaran 8–11 September, ia dan peserta lainnya mendapat sejumlah fasilitas, antara lain tas carrier EIGER Rhinos 45 L, kostum kegiatan (kaus dan syal), transportasi titik kumpul Koramil Getasan–basecamp (PP), peta kawasan, tenda dan konsumsi selama kegiatan, pendampingan medis, Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi), dan sertifikat kegiatan.

Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023
Djukardi “Bongkeng” Adriana (paling depan, memegang kapak) membuka acara EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023 secara resmi di Bumi Perkemahan Kalipasang, Taman Nasional Gunung Merbabu/EIGER Adventure

Pada event tersebut, Emma dan puluhan peserta lainnya berkesempatan mereguk ilmu seputar pendakian gunung dari Djukardi “Bongkeng” Adriana dan 10 pembicara lainnya dengan materi-materi terbaik: Galih Donikara (manajemen ekspedisi), Heri “Jaro” Herdiana (manajemen perlengkapan dan peralatan ekspedisi), Heri “Uu” Suherman (teknologi navigasi darat gunung hutan), Nana Herdiana (perencanaa perbekalan), Gustaman (membangun jaringan komunikasi lapangan), Mamay S. Salim (wawasan ekspedisi), Dudi Sugandi (dokumentasi ekspedisi), Siska Nirmala (pendakian zero waste), serta dr. Darmawati Ayu, M.Si.Med (kesehatan perjalanan dan medis ekspedisi). Nurpana Sulaksono, yang saat itu menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, turut berbicara memberi wawasan mengenai kawasan konservasi Gunung Merbabu.

Di tengah keterbatasan waktu, Emma (panggilan akrabnya) berbagi cerita singkat serta banyaknya ilmu dan keterampilan yang didapat saat mengikuti agenda tahunan EIGER tersebut. 

Ceritakan, dong, awalnya bisa ikut EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023?

Pertama kali lihat (poster iklan) MJC itu pas mau naik Merbabu [via] Thekelan itu, loh (Agustus 2023). Terus langsung [berpikir]. wah, ini [menarik]. Slot terbatas dan cepet-cepetan.

Kenapa mau ikut event ini? 

Karena memang background-ku bukan dari anak pencinta alam, terus [aku] merasa kayak butuh. [Selain itu] pengin coba dan kenalan sama teman-teman pendaki yang pastinya banyak dari komunitas pencinta alam. Apalagi dari kampus kampus, kan, biasanya. Dan kemarin kebetulan juga banyak banget perwakilan [organisasi] pencinta alam kampus, yang sangat didukung secara finansial dan moral.

  • Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023
  • Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023
  • Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023

Bagaimana proses pendaftaran dan seleksinya?

Daftarnya itu gampang sebenarnya. Tinggal isi formulir (secara daring lewat tautan Instagram EIGER Adventure Service Team/EAST) kemudian diseleksi. [Jika lolos] dihubungi untuk registrasi ulang dan [baru] aku bayar [biaya registrasi] Rp750.000.

Sistem bayarnya juga harus dihubungi satu per satu dulu baru bisa bayar, sehingga yang bukan calon peserta itu enggak bisa transfer. Jadi, memang sangat terseleksi dan tepatlah orangnya [yang bisa ikut].

[Setelah itu] akhirnya masuk ke grup [Whatsapp]. Nah, di grup tersebut mulai kayak ada [tambahan persyaratan] tes kesehatan dan surat keterangan dari orang tua atau wali, karena kita delapan hari kegiatan di luar [rumah].

Dari mana saja 80 orang yang ikut MJC kemarin?

Untuk peserta tahun ini hampir rata, sih, karena hampir setiap provinsi ada. Yang paling jauh itu Papua, cuma aku lupa bagian mana dan enggak banyak. [Peserta] paling banyak itu [dari] Sulawesi, Nusa Tenggara, sama Sumatra pun ada. Kalau dihitung rata banget, kok. Cuma kalau dari Jawa Tengah hanya Magelang dan Banjarnegara.

Dari 80 peserta, hampir 97% berpengalaman mendaki gunung. [Kadar] pengalamannya paling minim mendaki gunung tertinggi di provinsi mereka. Misalnya, orang-orang Jawa Tengah sudah sampai Slamet. Orang Nusa Tenggara Barat sudah sampai Rinjani.

  • Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023
  • Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023

Bagaimana jadwal kegiatan berlangsung selama delapan hari itu?

Di grup kita dikasih briefing materi dan lain-lain, seperti persiapan dan daftar perlengkapan apa saja yang harus dibawa besok. Nah, untuk kegiatannya [apa saja] itu sangat-sangat dirahasiakan. Jadi, selama delapan hari itu kita sama sekali enggak tahu kita besok mau ngapain, materinya apa, ketemu siapa. Kita enggak tahu.

Habis subuh itu, sekitar pukul 05.00 kita sudah bangun untuk persiapan senam. Habis senam kita makan. Setelah itu kayak enggak ada jeda untuk mandi dan lain-lain. Ya, sudah, langsung mulai pukul 07.00 itu mulai [pemberian] materi sampai pukul 21.00. Pembicara itu banyak, tetapi melingkupi seluruh materi. Jadi, kayak step by step.

Sebenarnya banyak pembicara selain dari [yang tertera] di poster MJC. Misalnya, 17 ekspeditor perempuan dari Ekspedisi 17 Gunung di tanggal 17 Agustus itu juga diundang. Bahkan Kang Bongkeng itu malah hadir dari mulai panitia masuk buka tenda, benar-benar dari nol belum ada apa-apa di lapangan, sampai hari H selesai.

Di akhir kegiatan, peserta MJC praktik melakukan ekspedisi ke Gunung Merbabu. Seperti apa itu proses perjalanannya?

Dari 80 dibagi empat kelompok. Berarti [ada] 20 orang per tim, [masing-masing] lewat jalur Suwanting, Wekas, Thekelan, dan Selo. Tanggal 29 September itu naik, tanggal 28 malam (sehari sebelumnya), kita baru dikasih tahu [pembagian kelompok dan jalur].

Di situ tugas kita sebagai peserta dalam satu tim, diminta buat proposal ekspedisi. Mulai dari ketua, sekretaris, bendahara, koordinator logistik, siapa navigatornya, siapa bagian dokumentasi; itu [harus] detail semua. Setelah buat kepanitiaan dan pembagian tugas, kita menyusun rencana anggaran untuk ekspedisi itu. Istilahnya kita [akan] dibiayai EIGER, tapi kita [harus] mengajukan proposal dulu. sampai di-ACC pagi harinya.

Kita tuh enggak tahu per tim itu dapat berapa juta. Jadi, ya, kita harus seminimal mungkin anggarannya dan tetap sesuai tujuan gitu. Makanya kemarin aku sempat jadi bendahara di tim jalur Suwanting, ya, kerasa [pusing].

Setiap materi itu diterapkan saat ekspedisi. Salah satunya soal navigasi darat. Jadi, meskipun sudah jelas jalurnya, kita tetap merasa bahwa ini tidak jelas jalannya. Kita benar-benar belajar [praktik langsung], kita berangkat berapa mdpl (meter di atas permukaan laut), sampai Pos 1 berapa mpdl, berapa jam [perjalanan]. Serinci itu. Kemudian handy talky (HT) itu dibagi ke tiga: ketua tim satu, sweeper satu, sama navigator satu. Dibagi tiga tim selama perjalanan.

Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023
Keesokan paginya, 30 September 2023, masing-masing tim dari empat jalur resmi bertemu di puncak tertinggi Gunung Merbabu. Kemudian dilanjutkan seremoni pengibaran bendera merah putih memanjang ditopang 80 peserta MJC di bawah pos Helipad di punggungan jalur Thekelan. Setelah itu masing-masing tim kembali turun melalui jalur seperti saat berangkat/EIGER Adventure

Adakah feedback dari perusahaan, dalam hal ini EIGER Adventure, selaku penyelenggara MJC?

Pertama, kalau dari MJC (dalam hal ini EIGER) sebenarnya enggak muluk-muluk ya. Maksudnya, enggak kayak besok kamu keluar dari MJC harus begini-begitu, harus naik gunung terus, enggak sih. Tapi mereka sangat terbuka, kalau misalnya kita mau ekspedisi dan dibantu finansial (disponsori) sama EIGER, [kita dipersilakan] buat proposal apa saja bentuk ekspedisinya. Kalau diterima [proposalnya], ya, kita dengan senang hati ngasih feedback, karena mereka senang banget [kalau] ada ekspedisi dari orang-orang atau anak-anak muda [peserta MJC].

Terus yang kedua, kalau misalnya [berkegiatan] keluar atau mau jadi apa juga dipersilakan. Be yourself. Mau pakai nama MJC enggak apa-apa, yang penting bertanggung jawab, karena kita sebelum masuk itu kayak ada surat pernyataan persetujuan gitu, [salah satunya] detail seperti membawa nama baik brand.

Apa saja pesan yang kamu dapat selama mengikuti EIGER MJC?

Secara keseluruhan [hampir semua pembicara] bilang, selagi kamu masih muda silakan bermimpi besar. Karena mimpi-mimpi kecilmu akan menjadi besar.

Kayak aku yang perempuan aja ditanya begini sama Kang Iwan “Kwecheng” Irawan:
“Kamu masih muda, Mbak. Perempuan lagi. Umurnya berapa?”
“24 tahun, Pak.”
“Loh, enggak mau nikah, ya?”
“Belum, Pak.”
“Kamu cita-citanya atau impian terbesarmu apa?”
“Ya, pengin paling enggak sampai basecamp Everest.”
“Ya, bisa! Kamu itu punya mimpi yang besar, jangan yang kecil-kecil. Karena kalau [mimpi] yang besar itu pasti effort-nya akan besar untuk mencapai itu.”

Semua orang di EIGER Adventure Service Team (EAST) itu kan rata-rata tidak punya tujuan untuk menjadi pendaki profesional dari muda. Kang Bongkeng saja di-drop out (DO) dari sekolah. Jadi, beliau [Kang Bongkeng] juga bilang, “Ya, kalau kamu misalnya [mau] sekolah, silakan fokus sekolah dulu. Jangan fokus naik gunung. Kalau kamu sudah punya titel, sudah lulus, baru kamu jadi pendaki profesional. Jangan kayak saya.”

Kesan apa yang sangat menempel di benak kamu selama mengikuti MJC?

[Aku merasa] sangat diterima dengan baik walaupun aku masih pemula dan enggak tahu apa-apa. Tidak ada yang membedakan sama sekali, entah itu pesertanya maupun orang-orang EIGER-nya. Bahkan orang orang basecamp pun sangat welcome [berbagi] pengetahuan, kayak [misalnya] kamu nggak tahu sesuatu, ya, dijelaskan kok. Sangat merangkul, siapa pun itu di acara MJC.

Apalagi orang-orang dari taman nasional, kemarin kan datang semua. Sangat welcome juga, diajak ngobrol. Benar-benar kayak enggak ada batasan dan tidak pandang bulu sama sekali.


Foto sampul:
Foto bersama para peserta EIGER MJC 2023 di puncak Gunung Merbabu/EIGER Adventure


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Cerita dari Seorang Peserta EIGER Mountaineering & Jungle Course 2023 appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/cerita-dari-seorang-peserta-eiger-mountaineering-jungle-course-2023/feed/ 0 41724
Review Eiger Pulse Trail Run Women Series: Sepatu Versatile dengan Daya Tahan Maksimal https://telusuri.id/review-eiger-pulse-trail-run-women-series-sepatu-versatile-dengan-daya-tahan-maksimal/ https://telusuri.id/review-eiger-pulse-trail-run-women-series-sepatu-versatile-dengan-daya-tahan-maksimal/#respond Sat, 21 Aug 2021 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=30108 Sepatu versatile belakangan ini banyak digemari para pejalan. Daripada memilih antara sepatu lari atau sepatu gunung, kenapa tidak mendapatkan dua-duanya? Sepatu Eiger Pulse Trail Run rupanya ingin menjawab kebutuhan akan keduanya, ringan dan kuat dalam...

The post Review Eiger Pulse Trail Run Women Series: Sepatu Versatile dengan Daya Tahan Maksimal appeared first on TelusuRI.

]]>
Sepatu versatile belakangan ini banyak digemari para pejalan. Daripada memilih antara sepatu lari atau sepatu gunung, kenapa tidak mendapatkan dua-duanya? Sepatu Eiger Pulse Trail Run rupanya ingin menjawab kebutuhan akan keduanya, ringan dan kuat dalam segala medan. Berdasarkan klaim Eiger, sepatu ini dilengkapi stabilizer chassis yang mampu mencegah keseleo saat berlari. Benarkah demikian? Produk yang diulas kali ini merupakan Eiger Pulse Trail Run women series bertipe low cut shoes dengan ukuran 40 dan warna pink.

Material pembentuk sepatu ini adalah ripstop woven fabric, polyester mesh, EVA, dan Vibram XS trek compound. Ripstop woven fabric terbuat dari nilon dengan teknik penguat khusus yang bisa menahan sobekan. Polyester mesh adalah pelapis anti air yang terbuat dari benang polyester. EVA midsole diklaim memberikan kenyaman pada telapak kaki untuk menapak dengan material yang breathable. Sedangkan outsolenya menggunakan merek Vibram seri XS trek compound.

Sepatu ini menggunakan salah satu outsole terbaik di dunia, Vibram seri XS trek compound, sehingga sangat cocok digunakan untuk kegiatan outdoor karena lentur dan sangat kuat ketahanan. Selain itu, daya cengkramnya yang mampu menahan ketika berjalan dengan bidang yang cukup miring. Apabila digunakan di medan yang berbatu sole ini dapat diandalkan karena tidak membuat kaki terasa mengganjal dan tidak selip. Outsole ini juga masih nyaman untuk dipakai di medan yang lembab dan sedikit berair karena tidak mudah menyerap air, meskipun bila dipakai saat hujan akan terasa sedikit lembab, tapi tidak membuat kaki sampai menjadi basah.

Jika dilihat bagian midsole, terlihat tipis pada bagian tumit. Ketika digunakan sangat lentur akan tetapi meskipun namanya Pulse Train Run, menurut saya sepatu ini lebih cocok digunakan untuk hiking ketimbang dipakai untuk running. Midsole pada sepatu ini pun tidak mudah rusak atau “retak” seperti sepatu pada umumnya yang sering digunakan dan menyebabkan sole bagian tengah terbelah dua karena sole yang sangat lentur.

Seperti yang sudah dikatakan jika sepatu ini tidak mudah menyerap air, disinilah letak keluhannya karena sepatu ini kedap udara atau lebih tepatnya tidak ada ventilasi,  sehingga membuat kaki cukup panas apalagi dipakai saat berlari. Pada bagian mata kaki, bahan sepatu nya mudah sobek karena ketika baru dipakai beberapa bulan sudah ada sobekan kecil yang terlihat.

Eiger Pulse Trail Run Women Series
Sepatu yang sudah dipakai 3 tahun tampak masih bagus/M. Irsyad Saputra

Insole pada sepatu ini saya rasakan cukup nyaman dan menyesuaikan telapak kaki. Apalagi insole yang digunakan Eiger adalah busa yang tipis dan berongga sehingga cukup ringan ketika dipakai. Selain itu, insole nya juga dapat menopang tumit dan jari kaki dengan baik sebab saya tidak merasakan keluhan ketika memakai sepatu ini dalam keadaan yang lama, tetapi bila menggunakan kaos kaki yang cukup tebal maka akan “menambah volume sepatu” karena selama saya menggunakan sepatu ini bentuk nya menyesuaikan bentuk kaki.

Secara keseluruhan, sepatu Eiger Pulse Trail Run cukup nyaman dan juga keren untuk digunakan karena desainnya yang sangat modis dan memberi kesan modern serta minimalis. Selain itu, berat sepatu ini cukup ringan dan cukup tahan air. Meskipun embel-embelnya “Train Run” menurut saya sepatu ini lebih cocok digunakan untuk kegiatan outdoor dibanding untuk lari. Sebagai sepatu versatile, beratnya masih terasa berlebih untuk sepatu lari tetapi cukup ringan untuk ukuran sepatu outdoor. Mengingat sepatu ini tidak memiliki sirkulasi udara yang cukup baik, sehingga bila digunakan lari akan membuat kaki sangat gerah.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Review Eiger Pulse Trail Run Women Series: Sepatu Versatile dengan Daya Tahan Maksimal appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/review-eiger-pulse-trail-run-women-series-sepatu-versatile-dengan-daya-tahan-maksimal/feed/ 0 30108