events Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/events/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Thu, 23 Mar 2023 00:40:58 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 events Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/events/ 32 32 135956295 Lenggak-lenggok Peraga Busana Berbatik di Sriwedari https://telusuri.id/lenggak-lenggok-peraga-busana-berbatik-di-sriwedari/ https://telusuri.id/lenggak-lenggok-peraga-busana-berbatik-di-sriwedari/#respond Thu, 16 Dec 2021 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=30889 Batik dan Kota Solo bisa dibilang seperti ikan dan air. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Kota Solo bahkan disebut-sebut sebagai the Capital of Batik alias Ibukota Batik. Selain ada museum batik, di Solo juga ada pasar...

The post Lenggak-lenggok Peraga Busana Berbatik di Sriwedari appeared first on TelusuRI.

]]>
Batik dan Kota Solo bisa dibilang seperti ikan dan air. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Kota Solo bahkan disebut-sebut sebagai the Capital of Batik alias Ibukota Batik. Selain ada museum batik, di Solo juga ada pasar khusus batik. Siapa yang tak kenal Pasar Klewer, yang lokasinya hanya sepelemparan batu dari Bundaran Gladak dan Keraton Surakarta. 

Dengan jumlah kios mencapai hampir 3.000 unit, Pasar Klewer kini menjadi pusat perdagangan kain batik terbesar di Indonesia. Aneka ragam motif batik bisa kita temukan di pasar ini, baik batik tulis maupun batik cap, dari mulai harga belasan ribu rupiah hingga yang ratusan ribu rupiah.

Dulu sekali, Pasar Klewer bernama Pasar Slompretan. Beberapa literatur menyebut di masa pendudukan Jepang, kawasan Klewer sempat menjadi tempat pemberhentian kereta api. Setiap kereta api yang hendak berangkat, biasanya membunyikan klakson terlebih dahulu yang bunyinya mirip terompet—yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai slompret.

Pasar Klewer
Pasar Klewer/Djoko Subinarto

Di masa itu, sudah banyak pedagang yang menjajakan kain batik dengan cara menaruhnya di pundak mereka sehingga tampak menggelantung atau disebut kleweran, dalam bahasa Jawa. Nah, lambat laun, orang-orang pun kemudian menyebut Pasar Slompretan ini sebagai Pasar Klewer. Nama inilah yang lantas populer hingga sekarang.

Belanja batik di Solo tak selalu harus menyambangi pasar Klewer. Wisatawan bisa juga berbelanja batik, atau pun pernak-pernik yang berbau batik, di kampung-kampung batik yang ada di sekitar pusat Kota Solo. Misalnya di Kauman dan Laweyan. Di kedua kampung ini, kalian bukan hanya bisa berbelanja aneka produk batik, tetapi juga dapat mengetahui secara langsung ihwal pembuatan kain batik. Jika berminat, kalian juga bisa mencoba sendiri membuat kain batik dengan jalan dipandu oleh seorang instruktur.

Karnaval Batik

Khusus bagi para pecinta dan penikmat mode kontemporer, sejak tahun 2008, Kota Solo secara rutin menyuguhkan pagelaran busana kolosal serba batik yang digelar saban tahun dalam tajuk Solo Batik Carnival.

Pagelaran busana serba batik ini digelar setiap pertengahan tahun. Acara utamanya berupa aneka kreasi model busana batik yang dibawakan oleh para peraga busana dengan konsep fashion carnival, di mana ratusan peraga busana berlenggak-lenggok memamerkan aneka model busana batik dalam sebuah karnaval di jalanan Kota Solo. 

Sejak pertama kali digelar, saya telah berusaha untuk dapat menonton perhelatan Solo Batik Carnival ini. Namun, baru pada gelaran kelimalah saya baru bisa memperoleh kesempatan menyaksikannya. Itu pun hampir saja batal. Pasalnya, hingga H-2 sebelum penyelenggaraan, saya masih belum dapat tiket kereta. Semua tiket kereta api jurusan Bandung—Solo telah ludes dipesan. Maklum, bertepatan dengan musimnya orang liburan waktu itu.

Akhirnya, karena tak dapat tiket kereta, saya beralih berburu tiket bus. Dan beruntung, masih kebagian. Hingga akhirnya, Sabtu pagi, tanggal 30 Juni 2012, saya telah berada di Solo. Dari terminal bus Tirtonadi, saya menunggang becak menuju penginapan langganan di sekitar Jalan Rajiman. Lokasi penginapannya tidak berada persis di pinggir jalan Rajiman, melainkan masuk sedikit gang besar. Setiap ke Solo, saya memilih penginapan tersebut karena homy dan juga tidak bising.

Solo Batik Carnival
Solo Batik Carnival/Djoko Subinarto

Sampai di penginapan, mandi dan beres-beres sebentar, kemudian pesan makanan, dan lantas istirahat. Baru menjelang petang, saya bergegas menuju Stadion Sriwedari. Stadion ini merupakan salah satu stadion tertua di Indonesia, pernah menjadi tempat dilangsungkannya Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama, pada tanggal 9 September 1946. Tanggal 9 September kemudian dijadikan sebagai Hari Olahraga Nasional.

Sabtu itu, Stadion Sriwedari menjadi pusat penyelenggaraan Solo Batik Carnival. Begitu sampai depan stadion, saya lihat para peserta karnaval sudah memadati halaman stadion. Meski acara karnaval dimulai pada sekitar pukul 19.30 WIB, para peserta karnaval rupanya sudah stand by di lokasi sedari petang. Saya pun berkeliling stadion. Di sisi timur, saya lihat sebagian peserta sedang menyiapkan kostum mereka. Beberapa juru rias terlihat sibuk merias wajah para peserta karnival. 

Beranjak malam, Stadion Sriwedari makin ramai. Nyaris semua tempat duduk, baik yang di tribun tertutup maupun tribun terbuka, terisi. Dan momen yang ingin saya saksikan itu akhirnya tiba. Pukul 19.30. WIB lebih sedikit, acara Solo Batik Carnival dimulai. Begitu tarian pembuka acara usai, ratusan peserta—dari berbagai jenjang usia—langsung bergiliran memperagakan aneka kreasi model busana batik di tengah lapang Stadion Sriwedari yang malam itu disulap menjadi catwalk.

Lampu sorot aneka warna berkelap-kelip menyorot para peraga busana. Beres berlenggak-lenggok di stadion, para peraga busana itu kemudian berlenggak-lenggok di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, hingga ke Balai Kota Solo.

Tema Solo Batik Carnival tahun itu adalah Metamorphosis, yaitu pendeskripsian perjalanan atau tahapan proses pembatikan dari mulai pengerjaan awal yakni pemolaan motif pada kain putih atau mori, dilanjutkan pada proses pemalaman (penorehan lilin) pada motif-motif yang telah digambar, kemudian tahap pewarnaan dan terakhir adalah proses penghilangan malam (pelorodan).

Sayang, tahun 2020 dan tahun 2021, Solo Batik Carnival tak dapat digelar karena pandemi COVID-19. Solo Batik Carnival yang terakhir, sebelum pandemi mewabah, digelar pada Juli 2019. Temanya yakni Suvarnabhumi The Golden of ASEAN. Sesuai temanya, beberapa peserta dari negara ASEAN ikut ambil bagian dalam Solo Batik Carnival di tahun 2019 itu.

Ke depan, jika Solo Batik Carnival ini kembali dapat digelar, dan mengambil tema internasional, tak menutup kemungkinan partisipan dari negara-negara lain di luar ASEAN akan turut serta. Seperti diketahui, batik telah menjadi warisan budaya dunia. Sejak tahun 2009, UNESCO—Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan—telah menetapkan batik dalam daftar yang disebut sebagai intangible cultural heritage. 

Sebagai salah satu produk budaya bangsa, warisan nenek moyang kita, yang telah diakui UNESCO, batik wajib kita pelihara dan lestarikan. Jangan sampai malah bangsa lain yang justru lebih getol memelihara dan melestarikannya.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu
!

The post Lenggak-lenggok Peraga Busana Berbatik di Sriwedari appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/lenggak-lenggok-peraga-busana-berbatik-di-sriwedari/feed/ 0 30889
Talkshow: Peran Perempuan dalam Pengembangan Pariwisata di Indonesia https://telusuri.id/talkshow-peran-perempuan-dalam-pengembangan-pariwisata-di-indonesia/ https://telusuri.id/talkshow-peran-perempuan-dalam-pengembangan-pariwisata-di-indonesia/#respond Tue, 28 Jul 2020 07:21:16 +0000 https://telusuri.id/?p=23279 Bu Dayang adalah seorang guru sekaligus Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Samiran. Terletak di Kecamatan Selo, Boyolali, Desa Samiran berhawa sejuk dan dipagari pegunungan. Desa ini berpotensi untuk dikemas sebagai tujuan wisata minat...

The post Talkshow: Peran Perempuan dalam Pengembangan Pariwisata di Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
Bu Dayang adalah seorang guru sekaligus Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Samiran. Terletak di Kecamatan Selo, Boyolali, Desa Samiran berhawa sejuk dan dipagari pegunungan. Desa ini berpotensi untuk dikemas sebagai tujuan wisata minat khusus. 

Perlu waktu cukup panjang bagi Bu Dayang untuk meyakinkan masyarakat desa supaya mereka mau bergerak menyemarakkan pariwisata. Sebagai langkah awal, ia merangkul para tetua desa. Karena orang tua biasanya “susah” diajak bergerak, mereka diberikan tanggung jawab lebih besar, yakni sebagai ketua atau pengurus. Bu Dayang yakin bahwa melibatkan masyarakat akan membuat mereka bisa merasakan manfaat secara langsung. Akhirnya, mereka akan lebih bersemangat mengembangkan pariwisata desa.

Berbagai program dan metode dicoba Bu Dayang untuk mengemas paket wisata. Menariknya, ia tidak mengubah pekerjaan utama masyarakat desa menjadi pekerja pariwisata. Mereka yang bekerja sebagai petani tetap bertani setiap pagi. Ibu-ibu yang membuat sajian oleh-oleh seperti keripik, dodol, olahan jamur, dan sebagainya tetap berproduksi seperti biasa.

Pekerjaan masyarakat desa ini justru diolah menjadi paket wisata yang menarik. Wisatawan diajak memanen sayur di kebun, juga membuat sajian oleh-oleh di rumah warga.


Bu Dayang tentu bukan satu-satunya perempuan pekerja pariwisata. Baru-baru ini, sebuah program pelatihan daring yang diselenggarakan oleh Desa Wisata Institute dan Tripvologue mempertemukan para perempuan penggiat pariwisata lain yang berasal dari berbagai daerah.

Dari Raja Ampat, ada Bu Ursula dan Sherly. Keduanya adalah ASN yang mendampingi Geowisata Piaynemo di Distrik Waigeo Barat dan Kampung Wawiyai di Distrik Waigeo Selatan. Ada pula Dyah Anjely Wibowo, peserta paling muda yang usianya masih 15 tahun, yang menjadi bagian dari tim promosi digital Desa Wisata Bareng Berseri. Menjadi penggiat sekaligus pemimpin yang berada di garda depan ranah masing-masing, tentu mereka memegang peran penting dalam perkembangan pariwisata Indonesia.

Faktanya, sekitar 55,07% pekerja pariwisata di Indonesia adalah perempuan. Angka ini muncul dalam riset yang dipublikasikan oleh UNWTO (Global Report on Women in Tourism, Second Edition) tahun 2019. Meski tingkat partisipasi perempuan yang bekerja di sektor pariwisata lebih tinggi, upah/gaji mereka lebih kecil dibandingkan dengan pekerja laki-laki. Sayangnya, tidak banyak organisasi atau komunitas bagi para pekerja pariwisata perempuan di Indonesia. Salah satu dari sedikit organisasi/komunitas itu adalah Women in Tourism Indonesia (WTID), yang lewat daring atau luring aktif mempromosikan kesetaraan gender di sektor pariwisata. Mereka mendorong keterlibatan perempuan agar bisa menjangkau ranah publik.

Salah satu upaya WTID adalah berkolaborasi dengan Conservation International Indonesia (CI)—sebuah organisasi yang melindungi keanekaragaman hayati bumi—dengan menghadirkan temu wicara (talkshow) yang mengangkat peran perempuan dalam menghadapi peluang dan tantangan pariwisata di Indonesia. Ide ini muncul karena hingga saat ini riset dan pembahasan praktis mengenai perempuan dan pariwisata di Indonesia masih sangat sedikit. Oleh karena itu, WTID dan CI ingin memperluas cakrawala pembahasan isu-isu gender dalam sektor pariwisata.

Temu wicara ini akan dilangsungkan secara daring melalui platform Zoom dan YouTube Streaming pada 1 Agustus 2020 mendatang, dengan menghadirkan 8 orang praktisi pariwisata perempuan dari berbagai latar belakang—organisasi nirlaba, industri, dan pelaku bisnis. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi ruang bagi para perempuan untuk terus bergerak, berinovasi, dan berekspresi bersama di dalam wadah yang positif.

Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama akan mencoba mengidentifikasi peran perempuan dalam usaha dan organisasi pariwisata. Narasumber yang akan diajak berbincang pada sesi pertama adalah Ellys (Instruktur selam & Pemilik Alexa Scuba), Ranny Iriani Tumundo (Pemandu Wisata HPI Raja Ampat & Pemilik Travel Ethnic Journey), Sanawiyah (Manager BUMDES Labuhan Jambu, Sumbawa), dan Anindwitya Rizqi Monica (Founder Women Tourism Indonesia).

Sesi kedua menghadirkan Rani Bustar (Pemilik Kurabesi Explorer), Radempta Bato (Chairwoman Sumba Hospitality Foundation), Artin Wuriyani (Direktur Bisnis & Development HS Silver, Co-founder @coachcircle.id), dan Lita Hutapea (Elasmobranch Project Coordinator CI Indonesia) yang akan berbincang tentang peluang dan tantangan perempuan dalam pemanfaatan teknologi sebagai upaya inovasi pariwisata.

Dapatkan informasi selengkapnya mengenai temu wicara ini melalui akun Instagram @womentourism.id atau narahubung WITD (Lulu: +62-8213-357-8941).


Foto header: TEMPO/Johannes P. Christo

The post Talkshow: Peran Perempuan dalam Pengembangan Pariwisata di Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/talkshow-peran-perempuan-dalam-pengembangan-pariwisata-di-indonesia/feed/ 0 23279
5 Event Seru Bulan Agustus 2019 https://telusuri.id/5-event-bulan-agustus-2019/ https://telusuri.id/5-event-bulan-agustus-2019/#comments Wed, 07 Aug 2019 08:36:39 +0000 https://telusuri.id/?p=16448 Sudah ada bayangan mau ke mana saja bulan Agustus ini? Kalau belum, sepertinya kamu bisa mikir-mikir buat jalan ke salah satu dari lima event bulan Agustus 2019 berikut: 1. Festival Morotai Mau ke Indonesia bagian...

The post 5 Event Seru Bulan Agustus 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
Sudah ada bayangan mau ke mana saja bulan Agustus ini? Kalau belum, sepertinya kamu bisa mikir-mikir buat jalan ke salah satu dari lima event bulan Agustus 2019 berikut:

1. Festival Morotai

Mau ke Indonesia bagian timur tapi masih ragu-ragu? Mungkin Festival Morotai di Maluku Utara bisa jadi alasan kamu buat main ke sana.

Mengusung tema “Land of Stories,” festival yang berlangsung tanggal 2-8 Agustus 2019 ini akan diramaikan oleh berbagai acara bernuansa budaya, misalnya lomba perahu hias dan pertujukan tarian tradisional. Informasi lebih lanjut soal event bulan Agustus 2019 yang satu ini bisa kamu lihat di akun Instagram @morotaiindonesia.

new bali
Diving in Morotai via odydive.com

2. Pekan Sastra Betawi

Event bulan Agustus 2019 yang satu ini cocok sekali buat kamu yang penasaran sama sastra Betawi. Dalam Pekan Sastra Betawi yang diadakan 5-8 Agustus 2019 di Taman Ismail Marzuki ini kamu bisa ikut berbagai workshop penulisan dan talkshow soal dunia literatur Betawi.

Serunya, di sela-sela workshop dan talkshow, kamu bisa nonton pertunjukan kesenian khas Betawi atau nyicipin aneka kuliner.

Wisatawan/turis asing dengan perahu nelayan menyaksikan sejumlah lumba-lumba jenis hidung botol berenang di lepas Pantai Lovina, Buleleng, Bali, Senin, 14 April 2014 via TEMPO/Johannes P. Christo

3. Buleleng Festival

Tanggal 6-10 Agustus 2019, kawasan sekitar Tugu Singa Ambara Raja, Singaraja, Buleleng yang biasanya sepi bakal semarak sekali. Para penari akan melenggak-lenggok menyemarakkan suasana, sementara para musisi lokal dan nasional bakal bikin Buleleng makin gayeng dengan alunan nada.  

Kalau mau tahu lebih banyak soal event bulan Agustus 2019 yang satu ini, intip akun Instagram @genpi.yukbuleleng.

4. Pasa Harau Art Culture Festival

Tanggal 16-18 Agustus 2019 nanti bakal ada Pasa Harau Art Culture Festival di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Di sekitar lembah raksasa itu, kamu bisa menyaksikan berbagai atraksi budaya khas Ranah Minang, seperti randai, malewakan gola, pacu jawi, silek lacah, dan makan bajamba.

Info terkini soal Pasa Harau Art Culture Festival bisa kamu pantau lewat akun Instagram @genpisumbar.

events bulan agustus 2019
Sebuah pesawat trike lepas landas di runway Jogja Air Show, Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Sabtu, 9 Februari 2013 via TEMPO/Suryo Wibowo

5. Jogja Air Show 2019

Dalam Jogja Air Show 2019, kamu punya kesempatan buat nonton berbagai hal yang berhubungan dengan penerbangan, dari mulai pesawat tempur, layang-layang dan lampion, lomba aeromodelling, sampai coaching clinic penerbangan.

Menariknya acara ini bakal diadakan di dua tempat, yakni Bukit Sriten, Gunungkidul, (17-18 Agustus 2019) dan Pantai Depok dan sekitarnya (24-25 Agustus 2019). Kalau minat nonton event bulan Agustus 2019 yang satu itu, pantau terus info terbaru soal acara ini di akun Instagram @ppdadisucipto.

Jadi, mau datang ke event yang mana nih, Sob?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 5 Event Seru Bulan Agustus 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/5-event-bulan-agustus-2019/feed/ 1 16448
Festival Cheng Ho 2019 https://telusuri.id/festival-cheng-ho-2019/ https://telusuri.id/festival-cheng-ho-2019/#respond Fri, 02 Aug 2019 04:31:23 +0000 https://telusuri.id/?p=16272 Tertarik sama festival bernuansa akulturasi budaya? Kalau iya, datang saja ke Festival Cheng Ho 2019 yang akan dilangsungkan 3-4 Agustus 2019 nanti di Semarang. Festival tahunan memperingati kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang lebih dari enam abad...

The post Festival Cheng Ho 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
Tertarik sama festival bernuansa akulturasi budaya? Kalau iya, datang saja ke Festival Cheng Ho 2019 yang akan dilangsungkan 3-4 Agustus 2019 nanti di Semarang.

Festival tahunan memperingati kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang lebih dari enam abad silam ini menghadirkan berbagai acara menarik, misalnya pertunjukan barongsai, light show, tarian 1000 tangan, drumblek show, pertunjukan seni dari siswa TK, reog, pertunjukan suara dari Fitri Carlina, bazar kuliner, dan juga pertunjukan kembang api.

  • festival cheng ho 2019

Meskipun Festival Cheng Ho 2019 baru akan diadakan besok, sekitar sebulan lalu kedatangannya sudah disambut lewat seminar budaya “Menyingkap Peran Laksamana Cheng Ho dari Altar Sejarah dan Warisan Budaya.”

Laksamana penganut Islam itu ternyata memang banyak sekali meninggalkan budaya dan tradisi yang kemudian mengalami akulturasi dengan budaya lokal Jawa-Semarang. Contoh-contohnya masih bisa disaksikan sampai sekarang, misalnya barongsai, kungfu, hingga warak ngendog yang jadi ikon Kota Semarang. Belum lagi sebuah masjid yang hingga sekarang masih eksis di dalam Klenteng Sam Poo Kong.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, arak-arakan atau kirab akan menjadi puncak acara Festival Cheng Ho 2019. Semua peserta kirab akan memoles penampilan dengan nuansa budaya Tionghoa. Kirab budaya yang akan dilangsungkan pada hari Minggu (4/08/2019) ini selain sebagai napak tilas perjalanan Cheng Ho di Semarang juga menjadi medium edukasi kepada masyarakat tentang sejarah perjalanan sang laksamana.

Replika patung Laksamana Cheng Ho dan abunya akan diarak dalam kirab budaya sepanjang kurang lebih 6 kilometer dari Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, menuju Klenteng Sam Poo Kong di Simongan. Kirab yang akan dimulai sekitar pukul 05.00 WIB ini diperkirakan akan diikuti oleh ribuan orang.

Kemeriahan dan kesaratmaknaan Festival Cheng Ho membuat ajang ini dimasukkan dalam 100 Calendar of Events 2019.

“Festivalnya sangat pas untuk masyarakat keturunan Tionghoa. Ini penting sekali, orang Asia itu, ketika disentuh dengan kebudayaan dan sejarah masa lalu, hatinya bisa runtuh berkeping-keping. Mereka bisa jatuh cinta karena sejarah nenek moyang mereka,” kata Arief Yahya dilansir dari laman pesona.travel.

Jadi, berminat untuk menyaksikan kemeriahan Festival Cheng Ho 2019?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Festival Cheng Ho 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/festival-cheng-ho-2019/feed/ 0 16272
ASEAN Contemporary Dance Festival 2019 https://telusuri.id/asean-contemporary-dance-festival/ https://telusuri.id/asean-contemporary-dance-festival/#respond Fri, 19 Jul 2019 19:07:26 +0000 https://telusuri.id/?p=15144 Pada pertengahan abad ke-20, tari kontemporer (contemporary dance) mulai berkembang menjadi genre tari dominan. Dari Amerika Serikat dan Eropa, genre ini menyebar ke seluruh dunia, termasuk wilayah Asia Tenggara. Tanggal 13 Juli 2019 lalu, sebuah...

The post ASEAN Contemporary Dance Festival 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
Pada pertengahan abad ke-20, tari kontemporer (contemporary dance) mulai berkembang menjadi genre tari dominan. Dari Amerika Serikat dan Eropa, genre ini menyebar ke seluruh dunia, termasuk wilayah Asia Tenggara.

Tanggal 13 Juli 2019 lalu, sebuah festival tari kontemporer diadakan di Yogyakarta. Acara berjudul ASEAN Contemporary Dance Festival itu menampilkan kelompok tari dari 10 negara ASEAN, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Yogyakarta dipilih sebagai panggung sebab kota ini sudah sejak lama berkontribusi positif terhadap perkembangan seni dan kebudayaan, tidak hanya untuk Indonesia namun juga untuk kawasan Asia Tenggara. Pada Sidang Menteri-menteri Kebudayaan se-ASEAN ke-8 tahun lalu, Yogyakarta bahkan ditetapkan sebagai Kota Budaya ASEAN (ASEAN City of Culture) untuk periode 2018-2020.

Mengenal budaya negara-negara ASEAN

ASEAN Contemporary Dance Festival diselenggarakan di Auditorium Driyarkara, Universitas Sanata Dharma mulai jam 7 malam. Tarian pembuka dipersembahkan oleh penampil dari Indonesia yang dengan apik menerjemahkan kisah keseharian ibu-ibu penjual jamu.

asian contemporary dance festival
Seniman tari dari Indonesia tampil di depan latar Gunung Bromo/Arsenia Hokor

Sebagaimana delegasi Indonesia yang terinspirasi dari budaya lokal, rombongan dari negara-negara lain juga membawa kekhasan budaya mereka masing-masing.

Brunei, misalnya, menampilkan tarian tradisional berjudul “Wangmalagalai”; Kamboja membawakan tari kontemporer berjudul “The Garuda”; sementara seniman Indonesia mempersembahan “Raga-Raga” yang penarinya meliuk-liuk memakai topeng di depan latar berupa keindahan alam Indonesia.

Selain menonton aksi para seniman tari, ASEAN Contemporary Dance Festival juga jadi ajang yang pas bagi publik dalam negeri untuk lebih mengenal negara-negara tetangga Indonesia di  kawasan Asia Tenggara.

Acara festival tari kontemporer ini ditutup dengan tarian hasil kolaborasi dengan sema negara di ASEAN. Terakhir, sebelum acara ditutup, seorang berdiri di lampu sorot sambil mengibarkan bendera ASEAN.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post ASEAN Contemporary Dance Festival 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/asean-contemporary-dance-festival/feed/ 0 15144
Bulan Juli Ada 5 Event Seru di Pulau Jawa https://telusuri.id/5-event-bulan-juli-2019/ https://telusuri.id/5-event-bulan-juli-2019/#respond Thu, 11 Jul 2019 05:23:15 +0000 https://telusuri.id/?p=15022 Lagi nyari excuse buat melarikan diri dari rutinitas? Kenapa nggak datang ke 5 event bulan Juli 2019 di Pulau Jawa ini saja? 1. Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) FKY 2019 sebenarnya sudah mulai sejak 4 Juli...

The post Bulan Juli Ada 5 Event Seru di Pulau Jawa appeared first on TelusuRI.

]]>
Lagi nyari excuse buat melarikan diri dari rutinitas? Kenapa nggak datang ke 5 event bulan Juli 2019 di Pulau Jawa ini saja?

1. Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY)

FKY 2019 sebenarnya sudah mulai sejak 4 Juli 2019 lalu. Tapi jangan khawatir, sebab acara ini bakal berlangsung sampai 21 Juli 2019. Venue FKY 2019 lumayan banyak. Sebagian acara digelar di Museum Dewantara Kirti Griya, sebagian lagi di Museum Gunungapi Merapi, dan sebagian lain di Museum Sonobudoyo.

Venue-nya banyak, tentu saja acara FKY 2019 juga banyak banget. Ada Pameran Seni Wirama-Wiraga-Wirasa, pertunjukan teater, panggung kontemporer, Pesta Rakyat Kampung Terban, serta berbagai workshop dan diskusi. Kalau sebelumnya pernah ke FKY, kamu pasti bakal ngerasa kalau scope FKY 2019 jadi makin luas. Untuk info lebih lanjut soal event bulan Juli 2019 ini, kamu bisa buka laman infofky.com atau pantau akun Instagram @infofky.

event bulan juli 2019
ARTJOG 17 di Jogja Nasional Museum via TEMPO/Pius Erlangga

2. ARTJOG 2019

FKY 2019 rampung, Jogja nggak bakal jadi sepi tiba-tiba. Kenapa? Soalnya bakal ada event bulan Juli 2019 lain, yaitu ARTJOG. Gelaran ARTJOG bakal menyemarakkan Jogja dari tanggal 25 Juli-25 Agustus 2019. Mengusung tema “Arts in Common,” sebagai upaya “membumikan” kembali ajang ini, ARTJOG bakal diadakan di Jogja National Museum (JNM).

Serunya, nanti bakal ada beberapa program di ARTJOG yang mempertemukan berbagai stakeholder seni kontemporer, dari mulai praktisi seni (artis), kurator, sampai pendidik. Pokoknya, kamu bakal seneng banget kalau bisa ikut tiga program utamanya, yakni pameran, pertunjukan, dan merchandise project. Pantau info soal ARTJOG di akun Instagram @artjog.id.

3. Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2019

Event bulan Juli 2019 lain yang seru banget buat dilihat adalah Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2019. Lewat penampilan 13 negara, 20 kota, dan lebih dari 350 partisipan, ajang ini bakal ngasih kamu banyak insight baru soal kultur Nusantara dan dunia.

Acara ini diadakan tanggal 21-25 Juli 2019. Setiap hari bakal selalu ada acara seru buat dinikmati, dari mulai kunjungan budaya, city tour, workshop, penampilan seni, sampai pesta perpisahan alias farewell party. Kalau mau tanya-tanya soal festival ini, colek aja mimin Facebook Official Surabaya Tourism Information Center.

4. Pameran Seni Interaktif “teamLab Future Park” Jakarta

Pernah lihat video klipnya “Strawberry Swing” Coldplay? Nah, di Pameran Seni Interaktif “teamLab Future Park,” kamu bisa lihat karya seni yang mirip-mirip itu. Ya, close enough, lah.

Pameran “teamLab Future Park” bakal diadakan di Gandaria City tiap hari mulai tanggal 20 Juni 2019 sampai…. akhir tahun, yakni 20 Desember 2019 nanti. Jadi kamu sebenarnya masih punya banyak waktu buat nabung supaya bisa beli tiket masuk Rp135.000 (Senin-Jumat) atau Rp150.000 (Sabtu-Minggu dan hari libur).

Salah seorang dukun pandita sedang membacakan sejarah Tengger via sahabatransel.com

5. Upacara Kasada Bromo 2019

Yajña Kasada adalah upacara masyarakat Tengger yang diadakan setiap bulan Kasada di Lautan Pasir Bromo. Upacara yang sudah berlangsung selama ratusan tahun ini merepresentasikan ungkapan rasa syukur dan sebuah perayaan awal waktu. Tahun ini, upacara Kasada diadakan tanggal 13-17 Juli.

Menariknya, untuk memeriahkan Yajña Kasada, akan diadakan pertunjukan seni kolosal-kontemporer di Lautan Pasir Bromo.

Jadi, kamu mau datang ke event bulan Juli 2019 yang mana?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Bulan Juli Ada 5 Event Seru di Pulau Jawa appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/5-event-bulan-juli-2019/feed/ 0 15022
Warna-warni Pelangi Indonesia di Semarang Night Carnival 2019 https://telusuri.id/semarang-night-carnival-2019/ https://telusuri.id/semarang-night-carnival-2019/#respond Mon, 08 Jul 2019 16:10:01 +0000 https://telusuri.id/?p=14966 Malam itu, 3 Juli 2019, selain saya, ada ribuan orang yang berdiri memenuhi Jalan Imam Bonjol, Jalan Kapten Piere Tendean, dan Jalan Pemuda, Semarang. Kami semua punya misi sama, yakni menonton Semarang Night Carnival 2019....

The post Warna-warni Pelangi Indonesia di Semarang Night Carnival 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
Malam itu, 3 Juli 2019, selain saya, ada ribuan orang yang berdiri memenuhi Jalan Imam Bonjol, Jalan Kapten Piere Tendean, dan Jalan Pemuda, Semarang. Kami semua punya misi sama, yakni menonton Semarang Night Carnival 2019.

Meskipun acara belum dimulai, saya bisa bilang terlambat datang. Selidik punya selidik, jalanan ternyata sudah sesak sejak menjelang petang oleh orang-orang yang ingin dapat posisi enak untuk menonton.

semarang night carnival 2019
Kostum pawai warna-warni/Mauren Fitri

Dimeriahkan penampil dari 98 kabupaten/kota dan luar negeri

Semarang Night Carnival 2019 agak beda dari gelaran-gelaran sebelumnya. Jika sebelumnya peserta acara hanya berasal dari Kota Semarang, tahun ini partisipan berasal dari penjuru Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, ada 98 kabupaten/kota yang mengirim tim. Total, 4.148 orang unjuk gigi memamerkan pakaian adat, tarian, kuliner, atraksi khas, dan produk-produk budaya lain dari daerah mereka masing-masing.

Partisipan bisa membeludak seperti ini karena perhelatan Semarang Night Carnival 2019 berbarengan dengan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XIV.

Menariknya, pawai malam ini juga dimeriahkan oleh beberapa kontingen dari luar negeri, seperti dari Australia, Nanjing (Tiongkok), Jerman, dan Belanda.

semarang night carnival 2019
Kostum bernuansa Jam Gadang/Deta Widyananda

Dari “tatung” Singkawang sampai barong Pasuruan

Ada empat tema besar dalam Semarang Night Carnival 2019, yakni Wayang (Pulau Jawa dan Bali), Indonesia Timur, Sumatera, dan Enggang (Pulau Kalimantan).

Favorit saya malam itu adalah Singkawang. Para penampil dari pesisir barat Kalimantan itu sukses bikin jantung penonton deg-degan lewat atraksi tatung. Sensasi menonton tatung barangkali hanya bisa ditandingi oleh sensasi melihat atraksi debus yang dipersembahkan defile Banten atau stunt menyemburkan api yang ditampilkan Banjarmasin.

semarang night carnival 2019
Tradisi “tatung” Singkawang/Mauren Fitri

Tema tradisi pernikahan yang diangkat oleh rombongan Padang juga menarik, begitu juga dengan gendang beleq dari Lombok dan kesenian barong dari Pasuruan.

Rasa-rasanya, Semarang Night Carnival 2019 yang mengusung tema “Pelangi Nusantara” sudah berhasil memamerkan keragaman budaya Indonesia.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Warna-warni Pelangi Indonesia di Semarang Night Carnival 2019 appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/semarang-night-carnival-2019/feed/ 0 14966
Mom, I Wish to Have This Conversation with You https://telusuri.id/i-wish-to-have-this-conversation-with-you/ https://telusuri.id/i-wish-to-have-this-conversation-with-you/#respond Wed, 19 Jun 2019 16:17:28 +0000 https://telusuri.id/?p=14688 “Kalau diberi kesempatan, dengan siapa kamu ingin ngobrol? Dan tentang apa?” Dua pertanyaan itu tertoreh dengan tinta hitam pada latar berupa dinding putih. Dalam ruangan tak begitu besar, deretan huruf yang membentuk makna itu diposisikan...

The post Mom, I Wish to Have This Conversation with You appeared first on TelusuRI.

]]>
“Kalau diberi kesempatan, dengan siapa kamu ingin ngobrol? Dan tentang apa?”

Dua pertanyaan itu tertoreh dengan tinta hitam pada latar berupa dinding putih. Dalam ruangan tak begitu besar, deretan huruf yang membentuk makna itu diposisikan berhadap-hadapan dengan ratusan jajan sarad khas Bali.

Ini bukan ruang kelas, bukan pula toko kelontong. Ini adalah pameran tunggal seniman I Made Agus Darmika “Solar,” “I Wish to Have This Conversation with You,” yang diadakan di Kedai Kebun Forum (KKF), Jalan Tirtodipuran No. 3, Yogyakarta.

i wish to have this conversation with you
Dua pertanyaan dalam “I Wish to Have This Conversation with You”/Dewi Rachmanita Syiam

Sesaat setelah saya tiba di ruang seni alternatif yang sudah eksis sejak 1997 itu, sang seniman, Solar, masuk ke ruang eksebisi. Usai memperkenalkan diri, ia bercerita banyak soal karya-karyanya yang kultural namun juga sangat personal itu.

Sesajen khas Bali

Jajan sarad punya posisi lumayan penting dalam kehidupan masyarakat Bali. Ini adalah salah satu sesajen yang dipersembahkan dalam berbagai upacara di Pulau Dewata. Bahan dasarnya adalah tepung beras yang kemudian dibentuk dan digoreng layaknya kue. Warna-warnanya yang mentereng—hijau, biru, jambon, dan kuning—merepresentasikan betapa warna-warninya alam semesta.

Instalasi jajan sarad Solar digantung dan dibagi dalam tiga kelompok. Pembagian itu terinspirasi dari tiga venue kehidupan Bali, yakni gunung, darat, dan laut. Di bagian gunung, jajan sarad yang digantung berbentuk gunung, juga berbagai macam hewan. Kelompok daratan adalah tempat bagi jajan sarad berbentuk manusia aneka rupa. Bagian laut diisi dengan jajan sarad serupa biota laut.

i wish to have this conversation with you
Instalasi jajan sarad dalam “I Wish to Have This Conversation with You”/Dewi Rachmanita Syiam

Menariknya, dalam “kehidupan nyata,” proses pembuatan unsur sesajen ini melibatkan kerja kolektif banyak orang, dari mulai ibu-ibu sampai anak muda. Komunikasi tentu jadi bagian tak terpisahkan dari proses pembuatan jajan sarad. Dalam rilis pameran dijelaskan bahwa orang-orang bisa bicara apa saja sembari mengolah tepung beras, mulai dari kisah personal sampai nilai-nilai dalam budaya Bali.

Lalu, apa yang membuat jajan sarad begitu personal bagi Solar?

Tentang ibu

Wafatnya sang ibu membuat Solar segera meninggalkan Yogyakarta dan kembali ke Bali selepas belajar di Institut Seni Indonesia (ISI). Lama di perantauan, Solar akhirnya kembali pada akarnya, budaya dan tradisinya.

Solar bercerita bahwa kegiatan sang ibu di masa tuanya adalah membuat jajan sarad. Itulah yang membuat Solar kemudian mulai mengulik jajan sarad dan memaknai proses pembuatannya.

Bagi seniman kelahiran 1991 ini, proses kreatifnya dalam mengulik jajan sarad adalah upaya untuk berkomunikasi dengan sang ibu, juga dengan dirinya sendiri. Selain itu, ini adalah usaha untuk memeriksa ulang hal-hal yang tercecer di belakang sembari terus melangkah ke depan.

Setelah mendengar cerita Solar, cara saya memandang instalasi seni warna-warni di tengah cahaya remang-remang itu pun jadi berbeda. Bukan, “I Wish to Have This Conversation with You” bukan sekadar tentang keindahan, namun sebuah ekspresi tentang bagaimana seharusnya memaknai “kemarin,” “besok,” dan “kemudian.”


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Mom, I Wish to Have This Conversation with You appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/i-wish-to-have-this-conversation-with-you/feed/ 0 14688
SENANTI 2019 UAJY: Bincang Sehari tentang Asmat https://telusuri.id/senanti-2019-bincang-sehari-tentang-asmat/ https://telusuri.id/senanti-2019-bincang-sehari-tentang-asmat/#respond Sun, 05 May 2019 15:17:01 +0000 https://telusuri.id/?p=13701 Bagi sebagian besar kita, wilayah-wilayah di kawasan timur Indonesia adalah realm yang misterius. Beyond the wall. Alasannya jelas: karena kita belum pernah ke sana. Maka, keberadaan pusat-pusat studi seperti Pusat Studi Kawasan Indonesia Timur Universitas...

The post SENANTI 2019 UAJY: Bincang Sehari tentang Asmat appeared first on TelusuRI.

]]>
Bagi sebagian besar kita, wilayah-wilayah di kawasan timur Indonesia adalah realm yang misterius. Beyond the wall. Alasannya jelas: karena kita belum pernah ke sana.

Maka, keberadaan pusat-pusat studi seperti Pusat Studi Kawasan Indonesia Timur Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PUSKIT UAJY) sangat membantu pejalan-pejalan seperti kita, yang mendamba bertualang ke Indonesia bagian timur tapi belum kunjung ditepuk pundaknya oleh Dewi Fortuna.

Tiap tahun, demi membuka wawasan kalangan akademisi dan masyarakat luas tentang Indonesia bagian timur, PUSKIT UAJY mengadakan sebuah acara bernama SENANTI (Seminar Nasional Indonesia Timur).

Dalam setiap gelarannya, seminar ini mengangkat wilayah-wilayah yang berbeda di kawasan Indonesia Timur. Jika SENANTI 2018 kemarin “membawa” imajinasi para hadirin ke Sumba, SENANTI 2019 nanti akan mengajak audiens “mampir” ke salah satu kabupaten di sebelah selatan Papua yang termasyhur karena rawa dan ukirannya, yakni Asmat.

senanti-2019
Poster SENANTI 2019 via PUSKIT UAJY

Dalam acara bertajuk “Bincang Sehari tentang Asmat: Merajut Gap Sosial-Budaya dalam Pengelolaan SDM di Wilayah Indonesia Timur” ini, lima narasumber keren bakal hadir, yakni Mgr. Aloysius Murwito, O.F.M. (Uksup Agats, Papua), Jaleswari Pramodhwardani, M.A. (Deputi V Kantor Staf Presiden RI), Elisa Kambu S.Sos. (Bupati Asmat), Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T. (Rektor Universitas Cendrawasih), dan Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama S.J., M.Sc. (Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik).

Tapi, SENANTI nggak cuma bincang-bincang doang. Acara ini juga bakal dimeriahkan oleh pertunjukan-pertunjukan kesenian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia Timur, dari mulai musik sampai tarian adat.

SENANTI 2019 akan diadakan hari Sabtu, 11 Mei 2019, pukul 08.00-14.00 WIB, di Ruang Auditorium Kampus IV UAJY, Jl. Babarsari No. 6, Yogyakarta.

Gimana? Tertarik buat mampir? Kalau iya, kamu bisa langsung daftar ke nomor 0852-9326-8758 (Kanissiagarera) atau 0822-2034-9304 (Christineidie04). Dengan kontribusi Rp25.000, selain info berharga tentang Asmat, kamu bakal dapat sertifikat dan makan plus snack.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post SENANTI 2019 UAJY: Bincang Sehari tentang Asmat appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/senanti-2019-bincang-sehari-tentang-asmat/feed/ 0 13701
Menuju Satu Dekade Dieng Culture Festival https://telusuri.id/satu-dekade-dieng-culture-festival-x-2019/ https://telusuri.id/satu-dekade-dieng-culture-festival-x-2019/#comments Sun, 14 Apr 2019 02:00:56 +0000 https://telusuri.id/?p=13240 Setiap daerah di Indonesia punya cara masing-masing untuk mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya, entah melalui beragam upacara, tradisi, sampai festival yang digelar setahun sekali. Tak terkecuali Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Daerah yang kerap disebut sebagai...

The post Menuju Satu Dekade Dieng Culture Festival appeared first on TelusuRI.

]]>
Setiap daerah di Indonesia punya cara masing-masing untuk mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai budaya, entah melalui beragam upacara, tradisi, sampai festival yang digelar setahun sekali. Tak terkecuali Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Daerah yang kerap disebut sebagai “Negeri di Atas Awan” ini rutin mengadakan festival tahunan, yakni Dieng Culture Festival.

Dalam Dieng Culture Festival ada berbagai macam acara, dari mulai prosesi ruwat rambut gimbal, pertunjukan seni daerah, sendratari rambut gimbal, festival makanan, festival lampion, sampai pertunjukan musik jazz yang sudah pernah menampilkan musisi-musisi tenar seperti Gugun Blues Shelter, Anji, Hiroaki Kato, dll.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, gelaran Dieng Culture Festival X 2019 nanti akan lebih spesial. Kenapa? Karena tahun ini Dieng Culture Festival akan menginjak usia satu dekade alias sepuluh tahun. Tentu ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar dan tak banyak festival yang bisa bertahan selama itu.

Kapan Dieng Culture Festival X 2019 akan diadakan?

Dieng Culture Festival X 2019 akan digelar tanggal 2-4 Agustus 2019 di Dieng Kulon. Belum ada rilis resmi tentang detail acara. Tapi, akun Instagram resmi Dieng Culture Festival, @festivaldieng, sudah kasih bocoran kalau Jazz Atas Awan akan diadakan tanggal 2 Agustus 2019.

“[…] tiket secara resmi juga belum kami rilis,” tulis penyelenggara Dieng Culture Festival X 2019. Namun, tak ada salahnya buat kamu untuk terus memantau informasi penjualan tiket lewat akun Instagram @festivaldieng agar kamu bisa segera memesan. Karena biasanya penyelenggara menyediakan kuota tiket yang terbatas, tentu kompetisi buat cari tiket bakal lumayan sengit. Selain itu, siapa tahu kamu beruntung bisa dapat tiket presale yang selisih harganya (biasanya) lumayan dibandingkan harga biasa.

Mampir ke Dieng Culture Festival X 2019 yang spesial ini pasti juga bakal jadi momen yang spesial buatmu, apalagi jika kamu berangkat bareng orang-orang terkasih, entah keluarga, sahabat, pacar—atau bahkan mantan. Sembari ikut merayakan festival budaya dan tradisi masyarakat Dieng, kamu juga bisa sekalian mampir ke atraksi-atraksi wisata sekitar Dieng.

Jadi, sampai jumpa di Negeri di Atas Awan!


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Menuju Satu Dekade Dieng Culture Festival appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/satu-dekade-dieng-culture-festival-x-2019/feed/ 3 13240