film perjalanan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/film-perjalanan/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Thu, 23 Mar 2023 10:31:39 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 film perjalanan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/film-perjalanan/ 32 32 135956295 Wild: Upaya Memulihkan Diri di Alam Liar Amerika https://telusuri.id/wild-upaya-memulihkan-diri-di-alam-liar-amerika/ https://telusuri.id/wild-upaya-memulihkan-diri-di-alam-liar-amerika/#respond Sat, 25 Mar 2023 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=37565 Cheryl Strayed merasa kehilangan semuanya. Ibu yang menjadi pusat semestanya meninggal karena kanker. Setelah itu, pernikahan dengan sang suami kacau sebab ia selingkuh berkali-kali. Suaminya tak dapat menoleransi tingkah Cheryl sehingga mereka bercerai. Dia juga...

The post Wild: Upaya Memulihkan Diri di Alam Liar Amerika appeared first on TelusuRI.

]]>
Cheryl Strayed merasa kehilangan semuanya. Ibu yang menjadi pusat semestanya meninggal karena kanker. Setelah itu, pernikahan dengan sang suami kacau sebab ia selingkuh berkali-kali. Suaminya tak dapat menoleransi tingkah Cheryl sehingga mereka bercerai. Dia juga sempat mengonsumsi obat-obatan serta hamil tanpa tahu siapa laki-laki yang menjadi ayah dari anaknya. 

Semua kejadian itu lantas mendorongnya untuk melakukan perjalanan sendirian melintasi Pacific Crest Trail (PCT) selama tiga bulan di tahun 1995. PCT adalah jalur pendakian yang membentang dari wilayah California, Oregon, hingga Washington di Amerika Serikat. Lewat trip tersebut, Cheryl berharap menemukan dirinya yang diharapkan sang ibu: seorang perempuan yang kuat, bertanggung jawab, dan baik hati.

Wild
Cheryl Strayed melakukan perjalanan sejauh kurang lebih 1.800 km di Pacific Crest Trail via Fox Searchlight

Di film Wild (2014) buatan sutradara Jean-Marc Vallée, kisah Cheryl yang berusaha menaklukkan jalur PCT sejauh kurang lebih 1.800 km itu ditampilkan. Film ini merupakan film biografi yang naskahnya ditulis berdasarkan buku memoar karya Cheryl berjudul Wild: From Lost to Found on the Pacific Crest Trail. Selain Wild, Jean-Marc Vallée juga pernah membuat film biografi Dallas Buyers Club (2013) yang berhasil mendapat nominasi dan menyabet piala Oscar di beberapa kategori tahun 2014.

Di ajang penghargaan Academy Award tahun 2015, Reese Witherspoon yang memerankan tokoh Cheryl di Wild memperoleh nominasi untuk kategori aktris pemeran utama terbaik. Meski tak menang, akting perempuan berusia 46 tahun tersebut memang patut diacungi jempol sebab ia mampu memperlihatkan berbagai macam emosi yang dialami Cheryl. Dari awal hingga akhir film, fase kehidupan Cheryl yang ditampilkan terbagi menjadi dua: sebelum dan sesudah sang ibu meninggal. Ada banyak perubahan luapan perasaan di sana dan Reese bisa menyampaikannya dengan apik.

Wild
Reese Witherspoon memerankan Cheryl Strayed via Fox Searchlight

Sejumlah adegan yang dapat menjadi contoh adalah scenescene ketika Cheryl tengah mengurus perceraiannya. Ia merasa bersalah menyakiti sang suami: hal ini ia katakan dengan mata hampir menangis serta mimik sedih. Dia pun mengganti nama belakangnya menjadi Strayed yang diambil dari kata stray pada stray dog sewaktu mengurus dokumen perceraian. Raut wajah Cheryl tampak biasa ketika menjelaskan alasannya memilih nama itu. Akan tetapi, ia tak bisa membendung tangisnya saat dipeluk sang suami usai mereka mengirim berkas perceraian sebelum akhirnya keduanya berpisah.

Wild
Cheryl Strayed dan sang suami Paul dalam film Wild (2014) via Fox Searchlight

Di samping akting Reese, sutradara Jean-Marc Vallée lihai menyampaikan problem-problem yang muncul sekaligus emosi Cheryl yang timbul karenanya. Ia menggunakan berbagai macam cara, dari tulisan di buku harian, percakapan Cheryl dengan sang ibu serta temannya, kutipan novel juga lagu dan puisi, hingga ingatan berikut mimpi Cheryl untuk menampilkan hal tersebut. 

Pikiran Cheryl yang tak tenang itu disuguhkan sang sutradara sejak film mulai. Terdapat adegan ketika Cheryl marah sebab sepatu gunung yang ia kenakan jatuh ke jurang. Cheryl berteriak. Akan tetapi, teriakan itu terus menggema ke cuplikan scenescene berikutnya yang menampilkan kejadian di waktu lampau. Setelah itu, liarnya pikiran Cheryl semakin diperlihatkan dengan jelas. Salah satu adegan yang menggambarkan hal ini adalah ketika ia tersentak pertama kali dari tidur sebab teringat peristiwa mantan suaminya yang pernah memergoki dirinya menggunakan obat-obatan.

Wild
Film Wild (2014) karya Jean-Marc Vallée via Fox Searchlight

Hingga akhir film, semua cara yang dipakai sang sutradara berhasil memberikan gambaran utuh tentang betapa tak tenangnya pikiran Cheryl pada penonton. Ia pun bisa mewujudkan arti kata Wild di judul film menjadi tak sekadar berkaitan dengan perjalanan si tokoh utama di alam liar tetapi juga pengalaman hidup Cheryl yang traumatis serta liarnya pikiran perempuan tersebut gara-gara peristiwa di masa lalu.

Jean-Marc Vallée lebih lanjut turut bisa menyuguhkan proses tak mudah dari seseorang yang ingin lepas dari trauma dan depresi. Cheryl jadi korban kekerasan sang ayah saat dirinya kecil. Gara-gara hal ini, ia lebih dekat dengan ibunya. Kematian sang ibu yang diperankan oleh Laura Dern di film Wild pun mengguncang dunia Cheryl. Ia kemudian melampiaskan kedukaannya pada seks serta obat-obatan.

Selama melakukan perjalanan di PCT, kilasan ingatan Cheryl akan masa lalu suka muncul gara-gara adanya trigger. Dalam dunia psikologi, istilah ini merujuk pada stimulus yang menyebabkan memori menyakitkan datang kembali. Trigger tersebut bisa berupa suara, bau, atau benda juga hal tertentu yang seseorang lihat. Dalam hal ini, adegan kuping Cheryl yang berdenging usai meniup peluit kencang-kencang dapat dijadikan contoh. Gara-gara peristiwa itu, ia langsung teringat pada kejadian ketika mantan suaminya memarahi dirinya di mobil gara-gara memakai heroin.

Meski alurnya mudah ditebak dan tidak ada twist mengejutkan, Wild menarik perhatian sebab ia berhasil menceritakan kisah tak biasa seorang yang biasa. Biasa karena tokoh utama di film ini tak jauh beda dari kebanyakan orang yang punya masalah dengan masa lalu. Akan tetapi, kisah Cheryl tidak bisa dibilang biasa sebab ia berusaha keras menemukan jalan keluar atas masalahnya yang pelik. Setelah trip usai, masalah Cheryl tentu tidak langsung selesai. Meski begitu, perjalanan tersebut membuatnya dapat mengenal serta berbincang dengan diri sendiri. Perlahan ia pun paham bahwa tubuhnya yang menjadi sumber segala kesakitan juga bisa jadi tempat asal dari seluruh kekuatan yang ia punya.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Wild: Upaya Memulihkan Diri di Alam Liar Amerika appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/wild-upaya-memulihkan-diri-di-alam-liar-amerika/feed/ 0 37565
Biking Borders: Wujudkan Impian lewat Bersepeda https://telusuri.id/biking-borders-wujudkan-impian-lewat-bersepeda/ https://telusuri.id/biking-borders-wujudkan-impian-lewat-bersepeda/#respond Sat, 25 Feb 2023 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=37385 Dua orang yang bersahabat pada umumnya memiliki sesuatu yang disukai, digemari, diinginkan, atau dicita-citakan bersama. Bagi Max dan Nono, hal yang diimpikan itu adalah membangun sekolah.  Mimpi ini muncul usai mereka mengajar di beberapa sekolah...

The post Biking Borders: Wujudkan Impian lewat Bersepeda appeared first on TelusuRI.

]]>
Dua orang yang bersahabat pada umumnya memiliki sesuatu yang disukai, digemari, diinginkan, atau dicita-citakan bersama. Bagi Max dan Nono, hal yang diimpikan itu adalah membangun sekolah. 

Mimpi ini muncul usai mereka mengajar di beberapa sekolah di luar negeri saat kuliah. Max Jabs dan Nono Konopka menemui ada anak-anak yang tak bisa mengenyam pendidikan karena infrastruktur serta pendanaan yang kurang. Mereka lalu berusaha menggalang dana dengan cara bersepeda sepanjang 15.000 km dari Jerman menuju China. Layaknya impian membangun sekolah, mengendarai sepeda menjadi aktivitas yang disukai keduanya.

Biking Borders
Biking Borders menceritakan dua sahabat yang melakukan perjalanan untuk menggalang dana via pencilsofpromise.org

Pengalaman melintasi negara-negara di benua Eropa serta Asia tersebut menjadi fokus film Biking Borders (2021). Max dan Nono mengalami banyak peristiwa selama perjalanan dari Berlin ke Beijing. Kejadian itu sering kali tak terlepas dari karakteristik geografis serta warga negara-negara yang mereka lewati. Dua hal ini membuat kisah perjalanan dua sahabat tersebut menarik untuk ditonton dan diikuti sebab mampu menghadirkan perspektif dari kacamata seorang pesepeda.

Adegan Max dan Nono saat di Austria dapat dijadikan contoh untuk menggambarkan poin di atas. Di scene ini, mereka bersusah payah melewati jalanan di negara itu sebab konturnya tak datar. Keduanya sering mendorong sepeda dengan napas terengah-engah. 

Jalan-jalan di Austria memang naik-turun sebab daratannya berbentuk pegunungan dan perbukitan. Gara-gara hal ini, Max dan Nono melontarkan guyonan dengan nada sarkas, ”Pergilah ke Austria mereka bilang…” di media sosial. Mereka kemudian menyarankan warganet untuk tidak melakukan trip sepeda di negara tersebut karena medannya yang berat. 

  • Biking Borders
  • Biking Borders

Bagi orang yang mengadakan perjalanan di negara itu menggunakan kendaraan, jalanan yang naik-turun bisa jadi tak menjadi persoalan besar. Problem kontur jalan yang tak datar hanya disadari oleh mereka yang menjelajahi jalan-jalan Austria dengan sepeda. Dalam hal ini, perspektif yang terbentuk dari pengalaman Max dan Nono mampu memberikan informasi yang berbeda tentang Austria lewat kacamata seorang pesepeda. Bagaimana keduanya bertahan lantas menjadi hal lain yang menarik buat diketahui dalam film.

Selain adegan di atas, trip di Turkmenistan juga dapat menggambarkan bagaimana karakteristik negara, termasuk geografis serta warganya memberi warna perjalanan Max serta Nono dalam Biking Borders. Turkmenistan merupakan negara bekas jajahan Uni Soviet di Asia Tengah yang dikenal tertutup pada dunia luar serta sulit untuk dikunjungi. Peraturan visa yang ketat membuat negara ini jarang dikunjungi wisatawan mancanegara. Turkmenistan diatur oleh pemerintah yang otoriter sehingga tindak tanduk warganya berada di bawah pengawasan. 

Biking Borders
Max Jabs dan Nono Konopka via IMDb

Berbeda dengan negara lain yang telah dilewati, peraturan ketat di Turkmenistan mengharuskan dua sahabat itu bersepeda hampir 600 km sehari. Hal ini membuat mereka gugup sekaligus ragu sebab keduanya tak pernah mengendarai sepeda lebih dari 100 km per hari sebelumnya. Kejadian yang dialami Max dan Nono sewaktu melakukan trip di Turkmenistan pada akhirnya mampu menyuguhkan pengalaman khas yang dialami pesepeda di negara tersebut. Hal ini turut berlaku ketika mereka melewati negara-negara lain selama perjalanan dari Berlin ke Beijing buat menggalang dana.

Dari segi penceritaan, adanya animasi yang memvisualisasikan jumlah donasi yang didapat memudahkan penonton untuk mengikuti proses penggalangan dana Max serta Nono. Selebrasi-selebrasi di media sosial buat merayakan jarak yang telah ditempuh dua sahabat itu dengan sepeda juga menggambarkan seberapa jauh usaha mereka mewujudkan impian membangunan sekolah.

Pengambilan shot gambar di Biking Borders pun tak monoton. Film ini memang menyuguhkan perjalanan pribadi Nono dan Max yang ditampilkan lewat visual yang mirip dengan video blogging atau vlog. Meski begitu, unsur sinematik tetap dimasukkan dalam pengambilan gambar. Berbagai macam shot seperti extreme wide shot, two shot, dan close up dipakai. Selain itu, angle di antaranya high angle, eye level, serta low angle ditemukan pula di film ini. 

Masalah baru muncul ketika konflik yang ada dalam Biking Borders melulu berbicara tentang problem yang dihadapi Max dan Nono sewaktu bersepeda dari awal hingga pertengahan film. Meski karakteristik negara, termasuk geografis serta warganya mampu memberikan warna pada perjalanan keduanya, formula konflik ini dapat menimbulkan rasa bosan apabila terus-menerus disuguhkan. Untungnya, kebosanan tersebut hilang ketika adegan Nono yang menangis karena relasinya dengan sang pacar tengah bermasalah muncul.Sejak awal film, Max dan Nono tak banyak menceritakan soal kehidupan pribadi mereka di samping kisah tentang keduanya yang telah bersahabat sejak kuliah. Konflik antara Nono dengan orang terdekatnya pun mampu menyegarkan alur cerita film sebab kejadian itu turut mempengaruhi trip belasan ribu kilometer yang ia lakukan bersama Max. Terkait ending film, akhir cerita Biking Borders tetap menyenangkan untuk ditonton walau mudah ditebak karena usaha yang mereka kerahkan membuahkan hasil.   


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Biking Borders: Wujudkan Impian lewat Bersepeda appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/biking-borders-wujudkan-impian-lewat-bersepeda/feed/ 0 37385
6 Film Komedi-Romantis tentang Perjalanan yang Mengaduk-aduk Perasaan https://telusuri.id/6-film-komedi-romantis-tentang-perjalanan/ https://telusuri.id/6-film-komedi-romantis-tentang-perjalanan/#respond Tue, 13 Feb 2018 02:30:15 +0000 https://telusuri.id/?p=6532 Selain jalan-jalan ke destinasi-destinasi romantis, masih banyak hal lain yang bisa kamu lakukan sama pasangan buat merayakan Hari Valentine. Nonton film komedi romantis tentang perjalanan, misalnya. “Boljug! Tapi bingung nih mau nonton film apa.” Jangan...

The post 6 Film Komedi-Romantis tentang Perjalanan yang Mengaduk-aduk Perasaan appeared first on TelusuRI.

]]>
Selain jalan-jalan ke destinasi-destinasi romantis, masih banyak hal lain yang bisa kamu lakukan sama pasangan buat merayakan Hari Valentine. Nonton film komedi romantis tentang perjalanan, misalnya.

“Boljug! Tapi bingung nih mau nonton film apa.” Jangan bingung. Nih, TelusuRI kasih 6 film komedi romantis tentang perjalanan yang bakal mengaduk-aduk perasaan.

1. The Before Trilogy: Before Sunrise (1995), Before Sunset (2004), Before Midnight (2013)

Ketiga film ini seru banget. Kenapa? Pertama, meskipun sepanjang film kamu cuma bakal melihat sepasang kekasih sedang ngobrol ngalor-ngidul, secara aneh dialog-dialog dalam trilogi ini bakal membawa kamu masuk dalam alam pikiran kedua tokoh utamanya.

Hal kedua yang bikin trilogi ini seru adalah lokasi syutingnya, yaitu di destinasi-destinasi keren di Eropa. Film pertama, Before Sunrise, di-take di Wina, Austria. Before Sunset disyuting di Paris. Sementara film ketiga, Before Midnight, diproduksi di Yunani.

2. Im Juli (2000)

Film Jerman-Turki ini juga masuk dalam jajaran film komedi romantis tentang perjalanan yang cocok banget kamu tonton pas Hari Kasih Sayang. Ceritanya tentang calon guru, Daniel Banner (Moritz Bleibtreu), dan seorang cewek gimbal, Juli (Christiane Paul). Mereka berdua naik mobil butut dari Hamburg, Jerman, ke Istanbul, Turki.

“Terus romantisnya di mana?” Nah, si Daniel ini nggak sadar kalau si Juli sudah lama naksir sama dia. Mereka tinggal deketan di Hamburg dan Juli sudah lama curi-curi pandang ke Daniel. Ironisnya, Daniel ke Istanbul buat ngejar cewek yang dia suka. Ngenes, ya?

3. Leap Year (2010)

Niat mau ngelamar cowoknya pas “Leap Day,” sebuah hari di Irlandia ketika seorang cowok nggak boleh menolak lamaran seorang cewek, Anna Brady (Amy Adams) malah ketemu sama cowok Irlandia yang akhirnya bikin dia kesengsem.

Film komedi romantis tentang perjalanan ini bakal bikin kamu terpesona sama pedesaan Irlandia. Melihat Anna Brady jalan sambil bawa koper di jalan kecil di pinggir padang rumput hijau sehalus karpet, pasti kamu jadi ngiler pengen ke sana.

4. When in Rome (2010)

Cerita film komedi romantis ini bakal mengantarkan kamu ke Italia. Kisahnya tentang seorang kurator seni yang sukses—tapi jomblo—bernama Beth (Kristen Bell) yang traveling ke Roma buat menghadiri pernikahan saudarinya. Pas lagi agak tipsy, dia nekat ngambil beberapa koin di sebuah air mancur di Roma.

Mitosnya, kalau kamu ngambil koin di air mancur itu, sang pemilik koin bakal jatuh cinta sama kamu. Makanya, pas dia udah balik ke New York, Beth dideketin sama lima orang yang koinnya diambil sama dia. Nah, mulai dari sana ceritanya jadi makin seru! Penasaran? Tonton aja.

5. Letters to Juliet (2010)

Seorang pengecek fakta (fact-checker) di The New Yorker bernama Sophie (Amanda Seyfried) pergi ke Verona, Italia, sama tunangannya. Tunangan Sophie ini seorang chef yang berencana bikin restoran sendiri. Karena terlalu sibuk riset keliling-keliling restoran di Verona, dia sering ninggalin Sophie.

Bosen di kamar aja, Sophie lalu jalan-jalan keliling Verona. Pas lagi muter-muter di sekitar “jejak-jejak” cerita Romeo dan Juliet-nya Shakespeare, Sophie menemukan “surat-surat kepada Juliet” kiriman orang-orang dari penjuru dunia. Karena belum dijawab, dia iseng membalas surat-surat itu. Waktu ngebalas surat-surat itulah Sophie masuk ke dalam petualangan baru.

6. Midnight in Paris (2011)

Kayaknya nggak perlu dijelasin lagi kalau latar film ini adalah Paris. Ceritanya tentang seorang screenwriter Hollywood bernama Gil Pender (Owen Wilson) yang pergi ke Paris sama pacar dan calon mertuanya. Di Paris, dia malah dapat pengalaman absurd, yakni ketemu sama para penulis dan pelukis zaman dulu yang seharusnya udah lama meninggal. Bukannya takut, Pender malah senang. Soalnya dia punya obsesi buat jadi penulis novel.

Dia ngafe sama Ernest Hemingway, clubbing sama F. Scott Fitzgerald dan Zelda Fitzgerald, “ngerebut” cemceman Pablo Picasso, ngobrol ngalor-ngidul sama Salvador Dali, dan hal-hal lain yang nggak masuk akal. Tragisnya, akhirnya Gil Pender malah putus sama tunangannya. “Seru nggak?” Seru, lah! Sutradaranya aja Woody Allen.

Jadi mau nonton yang mana, nih?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Foto header: imdb.com

The post 6 Film Komedi-Romantis tentang Perjalanan yang Mengaduk-aduk Perasaan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/6-film-komedi-romantis-tentang-perjalanan/feed/ 0 6532
Belum Tayang, Inilah Bakal Calon Film Petualangan Terbaik 2018 https://telusuri.id/film-petualangan-terbaik-2018/ https://telusuri.id/film-petualangan-terbaik-2018/#respond Fri, 19 Jan 2018 02:30:37 +0000 https://telusuri.id/?p=5832 Tahun 2018 kayaknya kamu bakal lebih sering ke bioskop, nih. “Lho, kenapa?” Soalnya tahun ini bakal penuh dengan film-film petualangan seru! Terus, banyak yang bilang kalau 4 film berikut inilah yang bakal masuk dalam jajaran...

The post Belum Tayang, Inilah Bakal Calon Film Petualangan Terbaik 2018 appeared first on TelusuRI.

]]>
Tahun 2018 kayaknya kamu bakal lebih sering ke bioskop, nih. “Lho, kenapa?” Soalnya tahun ini bakal penuh dengan film-film petualangan seru! Terus, banyak yang bilang kalau 4 film berikut inilah yang bakal masuk dalam jajaran film petualangan terbaik tahun 2018. Kamu setuju atau enggak?

1. Maze Runner: The Death Cure

Kalau merujuk novelnya, The Death Cure yang jadi buku terakhir trilogi The Maze Runner, Thomas bakal memimpin beberapa Gladers untuk melarikan diri dalam misi terakhir dan paling berbahaya.

Untuk menyelamatkan teman-teman mereka, Thomas dan para Gladers mesti masuk ke dalam Last City yang legendaris; labirin paling mematikan yang dikontrol oleh WCKD. Siapa pun yang berhasil bertahan hidup akan dapat jawaban atas pertanyaan yang diajukan Gladers sejak mereka tiba di labirin.

Awalnya film ini bakal dirilis 17 Februari 2017 di Amerika Serikat oleh 20th Century Fox. Tapi ternyata ngaret bukan cuma kebiasaan di sini. Hollywood juga bisa ngaret. Film ini baru akan tayang tanggal 26 Januari 2018 besok. Buat penggemar The Maze Runner, tentu saja inilah salah satu kandidat film petualangan terbaik 2018 yang paling ditunggu-tunggu.

2. Jurassic World: Fallen Kingdom

Premis film ini sebenernya senderhana. Ketika gunung berapi yang lama nggak aktif di pulau tempat mereka berada mulai kebas-kebus, Owen dan Claire berinisiatif untuk melakukan aksi penyelamatan terhadap sisa dinosaurus buat menghindarkan mereka dari kepunahan.

Film yang disutradai oleh J.A. Bayona dan ditulis oleh Colin Trevorrow dan Derek Connolly ini kembali menghadirkan Chris Pratt yang berperan sebagai Owen Grady. Bryce Dallas Howard juga kembali berperan sebagai Claire Dearing. Ian Malcolm juga masih diperankan sama Jeff Goldblum.

Tapi kamu mesti nunggu agak lama sebelum film ini dirilis. Baru pertengahan tahun nanti kamu bisa nonton, yakni tanggal 7 Juni 2018. Apakah ini bakal jadi salah satu film petualangan terbaik tahun 2018? Cuma waktu yang bisa jawab.

3. Mowgli

Film Petualangan Terbaik

Salah satu adegan dalam film Jungle Book (2016) via imdb.com

Ini juga jadi salah satu film yang disebut-sebut sebagai calon film petualangan terbaik 2018. Prekuel film karya Andy Serkis yang diadaptasi dari novel Rudyard Kipling ini berjudul The Jungle Book: Origins.

Namun, cerita lanjutannya diberi judul Mowgli, sebab ceritanya mengikuti perkembangan seorang anak manusia bernama Mowgli yang diadopsi oleh keluarga serigala di hutan. Selain bersaudara dengan serigala, Mowgli juga berteman baik dengan seekor beruang bernama Baloo.

Di film ini, karakter Mowgli yang diperankan oleh Neel Sethi akan berhadapan dengan ancaman seekor harimau ganas bernama Shere Khan. Rencananya film Mowgli akan dirilis 19 Oktober 2018. Masih lama banget.

4. Annihilation

Sedikit berbeda dari tiga film petualangan di atas, Annihilation meramu genre sains, action, fantasi, dan horor.

Film yang disutradarai Alex Garland ini bercerita tentang seorang ahli biologi yang mengajukan diri untuk terlibat dalam sebuah ekspedisi rahasia yang sangat berbahaya, di mana hukum alam tidak berlaku. Dalam perjalanannya, ia menemukan hal-hal baru yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.

Salah satu dari empat bakal calon film petualangan terbaik tahun 2018 ini rencananya akan tayang tanggal 23 Februari 2018 nanti.

Nah, kamu nungguin yang mana, nih? Atau kamu juga punya film petualangan yang recommended buat ditonton tahun 2018 ini?

The post Belum Tayang, Inilah Bakal Calon Film Petualangan Terbaik 2018 appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/film-petualangan-terbaik-2018/feed/ 0 5832