film petualangan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/film-petualangan/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Fri, 03 Mar 2023 08:19:55 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 film petualangan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/film-petualangan/ 32 32 135956295 The Summit of the Gods: Kisah Mereka yang Tak Bisa Hidup Tanpa Mendaki Gunung https://telusuri.id/the-summit-of-the-gods/ https://telusuri.id/the-summit-of-the-gods/#respond Fri, 10 Mar 2023 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=37563 Semua berawal dari kamera Vest Pocket Autographic milik George Mallory yang ditawarkan seseorang pada Makato Fukamachi. Kala itu, ia menolaknya gara-gara tengah pusing tak memperoleh bahan tulisan. Mallory merupakan pendaki gunung yang terkenal karena berpartisipasi...

The post The Summit of the Gods: Kisah Mereka yang Tak Bisa Hidup Tanpa Mendaki Gunung appeared first on TelusuRI.

]]>
Semua berawal dari kamera Vest Pocket Autographic milik George Mallory yang ditawarkan seseorang pada Makato Fukamachi. Kala itu, ia menolaknya gara-gara tengah pusing tak memperoleh bahan tulisan.

Mallory merupakan pendaki gunung yang terkenal karena berpartisipasi dalam tiga ekspedisi awal Inggris ke Gunung Everest. Makato lantas berubah pikiran setelah ia melihat seorang pendaki bernama Habu Joji membawa pergi kamera tersebut. Ia lalu mencari cara agar bisa menuntaskan misinya: bertemu Habu dan mendapatkan kamera Mallory. Makato ingin membuktikan apakah Mallory jadi orang pertama yang mencapai puncak Everest. Di perjalanan, ia pun berkesempatan mengenal sosok Habu yang serius sekaligus memahami kegemarannya mendaki gunung.

Kisah Makato Fukamachi dan Habu Joji di atas jadi cerita utama film animasi berjudul The Summit of the Gods (2021). Film ini mengangkat perjalanan Makato berdasarkan serial manga karya Jiro Taniguchi dengan judul serupa yang terbit pertama kali di majalah tahun 2000 hingga 2003.

Selain The Summit of the Gods, banyak film lain yang memasukkan Gunung Everest ke dalam cerita mereka. Hal ini bisa jadi karena Everest merupakan gunung paling tinggi di dunia. Tak sedikit pula orang yang mencoba menaklukkan puncak gunung dengan ketinggian 8.848 mdpl itu lewat berbagai cara hingga kini. Di film The Summit of the Gods, sosok nyata yang diceritakan mendaki Everest adalah George Mallory.

Mallory, penjelajah dan pendaki gunung asal Inggris, menjadi anggota dari tim ekspedisi ke Gunung Everest di tahun 1921, 1922, serta 1924. Di pendakian ketiga, ia berusaha mencapai puncak Everest bersama dengan Andrew Irvine. Mallory membawa kamera model Vest Pocket Autographic selama pendakian. Akan tetapi, perjalanan tersebut tidak membuahkan berita bagus. Baik Mallory dan Irvine tak kembali dalam keadaan hidup. Jenazah Mallory baru ditemukan pada tahun 1999 sedangkan tubuh Irvine tidak berbekas.

Perdebatan tentang apakah Mallory berhasil mencapai puncak Everest lantas muncul setelah kematiannya. Satu-satunya barang bawaan Mallory yang diyakini bisa membuktikan hal tersebut adalah kamera yang ia bawa. Menurut Encyclopӕdia Britannica, benda seperti kapak es, tabung oksigen, altimeter, dan pisau lipat milik pendaki itu berhasil ditemukan. Akan tetapi, hal ini tak berlaku pada kamera Mallory. Keberadaannya hingga kini masih misteri.

The Summit of the Gods
The Summit of the Gods yang dibuat berdasarkan serial manga karya Jiro Taniguchi via Netflix

Di The Summit of the Gods, kamera Mallory jadi penggerak jalan cerita dua orang: Makato dan Habu. Dua nama yang disebutkan terakhir merupakan tokoh fiktif yang muncul hanya dalam film. Dengan kata lain, kisah nyata George Mallory serta cerita Makato dan Habu diramu menjadi satu di The Summit of the Gods. Hasilnya, kisah tiga orang tersebut dapat berbaur dengan apik menjadi sebuah cerita baru yang enak buat diikuti walau awalnya penonton mungkin akan mengira film ini bakal banyak bercerita soal George Mallory.

Sejak film dimulai, baik Makato dan Habu ditampilkan sebagai tokoh dengan karakter yang kuat. Makato yang bekerja sebagai reporter majalah tak mundur buat menemukan Habu serta kamera Mallory meski petunjuk yang ia peroleh mulanya tak banyak. Ia orang yang gigih. Sementara itu, Habu adalah sosok yang teguh juga serius. Keteguhan tersebut digambarkan di beberapa adegan dalam film. Contohnya, Habu terus mendaki gunung selama ia hidup meski kegiatan itu tak jarang membahayakan dirinya.

Karakter tokoh di The Summit of the Gods pada akhirnya cukup bisa menghibur penonton yang awalnya barangkali berekspektasi film ini bakal banyak bercerita tentang Mallory. Kenapa? Karena karakter teguh Habu yang seorang pendaki dapat dipastikan juga dimiliki mountaineer seperti Mallory. Keteguhan itu lantas turut digambarkan lewat animasi di film ini.

The Summit of the Gods
Makato dan Habu hendak mendaki Gunung Everest via IMDb

Dari awal hingga akhir, animasi The Summit of the Gods menampilkan karakter para tokoh lewat bahasa nonverbal seperti gesture dan mimik wajah dengan apik. Ia memperkokoh cerita film sehingga menjadi lebih kuat. Selain itu, animasi di film ini juga menggambarkan kegiatan pendakian gunung yang dilakukan Makato, Habu, dan lainnya secara detail serta realistis.

Di beberapa adegan, visual tersebut mampu menggambarkan kesulitan para tokoh saat mendaki gunung dengan jelas. Adegan yang menyuguhkan kesusahan sewaktu mendaki, dalam film ini, tak melulu soal si tokoh yang cedera atau peralatan personal yang jatuh. Di salah satu scene, Habu bahkan pernah bertemu dengan sosok kawannya yang telah meninggal. Cerita model seperti ini kerap kali terdengar saat seseorang mendaki gunung.

Animasi di film ini pun sanggup membuat penonton seakan ikut dalam pendakian. Hal ini jadi sesuatu yang menarik buat mereka yang sama sekali belum pernah mendaki gunung. 

Animasi The Summit of the Gods lebih lanjut juga bisa menjahit cerita dua tokoh, yakni Makato serta Habu yang disampaikan lewat alur maju sehingga tak membuat penonton kebingungan. Hal ini dikarenakan kisah keduanya diceritakan berdasarkan lini masa atau timeline yang berbeda dari awal hingga dua pertiga film.  

Transisi yang berfungsi buat membedakan kisah Makato dan Habu pun ditampilkan dengan jelas. Salah satu contohnya ada di adegan ketika Habu serta kawannya berhasil mendaki Tembok Iblis di musim dingin. Foto momen keberhasilan keduanya yang dimuat di majalah lantas jadi penghubung cerita Makato yang tengah mencari keberadaan Habu yang menghilang. Dalam hal ini, animasi film The Summit of the Gods sanggup menyajikan kisah tentang mereka yang tak bisa hidup tanpa mendaki gunung.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post The Summit of the Gods: Kisah Mereka yang Tak Bisa Hidup Tanpa Mendaki Gunung appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/the-summit-of-the-gods/feed/ 0 37563
Sebelum Bertualang, Sebaiknya Jangan Nonton 5 Film Petualangan Barat Berikut https://telusuri.id/film-petualangan-barat-thriller/ https://telusuri.id/film-petualangan-barat-thriller/#respond Tue, 07 Aug 2018 08:44:57 +0000 https://telusuri.id/?p=10081 Sebagian film petualangan memang bikin kita berdebar-debar dan buru-buru bertualang. Tapi sebagian lain malah bikin kita jiper duluan karena cerita yang diangkat adalah pengalaman-pengalaman buruk pas berkelana. Lima film petualangan barat berikut contohnya: 1. The...

The post Sebelum Bertualang, Sebaiknya Jangan Nonton 5 Film Petualangan Barat Berikut appeared first on TelusuRI.

]]>
Sebagian film petualangan memang bikin kita berdebar-debar dan buru-buru bertualang. Tapi sebagian lain malah bikin kita jiper duluan karena cerita yang diangkat adalah pengalaman-pengalaman buruk pas berkelana. Lima film petualangan barat berikut contohnya:

1. The River Wild (1994)

Film petualangan barat bergenre adventure thriller ini tentang sebuah keluarga kecil yang rafting menelusuri sebuah sungai di Idaho. Sang istri, Gail (Meryl Streep), adalah seorang skipper jago, sementara suaminya, Tom (David Strathairn) adalah arsitek yang sudah terlalu lama keasyikan kerja. Mereka bertualang sama anak laki-lakinya, yakni Roarke (Joseph Mazzello), dan anjing peliharaan bernama Maggie.

Mereka sengaja meluangkan waktu buat rafting demi merekatkan hubungan yang kian hari makin renggang. Konfliknya muncul waktu dua orang rafter lain, yakni Wade (Kevin Bacon) dan Terry (John C. Reilly) hadir. Setelah nonton film ini kamu pasti bakal jadi overprotective sama pasanganmu pas bertualang.

2. The Hostel Trilogy (2005-2011)

Trilogi film Hostel ini adalah kebalikan dari EuroTrip (2004). Kalau EuroTrip (2004) isinya adalah kesenangan, trilogi film Hostel isinya kemalangan. Ceritanya tentang sepasang sahabat yang backpacking melintasi Eropa dari satu negara ke negara lain—dan ketemu psikopat.

Film petualangan barat ini berdarah-darah dan bikin mual seperti serial film Saw. Bedanya, ceritanya dibalut nuansa perjalanan. Pokoknya kalau nggak terbiasa sama adegan-adegan bikin eneg, jangan sekali-sekali deh nonton film Hostel, baik yang pertama, kedua, atau ketiga.

3. A Perfect Getaway (2009)

Latar film ini adalah Hawaii. Bintang-bintangnya lumayan kece, salah satunya adalah Milla Jovovich yang tenar karena main serial Resident Evil. Ceritanya tentang sepasang suami-istri yang sedang bulan madu dengan trekking melintasi jalur lintas alam di kepulauan yang dulu pernah diperintah sama Raja Kamehameha itu.

Plot film ini lumayan bagus. Premis-premisnya bakal mengelabui kamu. Di akhir film kamu bakal geleng-geleng kepala sendiri menyadari bahwa tokoh-tokoh yang semula kamu anggap protagonis ternyata malah jadi pemeran antagonis yang jadi biang kerok dari segala persoalan yang muncul di film itu.

4. 127 Hours (2010)

Film ini diangkat dari kisah nyata seorang petualang Amerika Serikat bernama Aron Ralston (diperankan oleh James Franco). Sebagai insinyur dan penggiat alam-bebas, Aron pede banget bertualang sendirian. Sering banget dia tiba-tiba menghilang tanpa kata ke temen-temennya buat berkelana jauh, sampai akhirnya dia terjebak di Blue John Canyon selama enam hari!

Tangan kanannya kejepit di sebuah batu yang nyempil di tebing dan dia nggak bisa ke mana-mana. Parahnya nggak ada satu pun kawan dekatnya yang tahu keberadaannya. Akhirnya, setelah survive hampir selama 127 jam, dia bikin keputusan besar: mengamputasi tangannya dengan pisau Swiss Army KW. Abis nonton ini pasti kamu jadi mikir-mikir lagi buat jalan, apalagi sendirian.

5. A Lonely Place to Die (2011)

Ceritanya tentang sekelompok pemanjat tebing yang sedang rendezvous di sebuah tebing di Skotlandia. Di suatu tempat, mereka menemukan seorang anak yang tampaknya sengaja dikurung di sebuah bunker bawah tanah. Siapa yang mengurung, mereka nggak tahu. Yang jelas anak ini bicara pakai bahasa yang mereka nggak mengerti, tapi mereka menduga si anak ngomong bahasa Kroasia.

Bisa diduga bahwa akhirnya para pemanjat tebing itu dikejar-kejar sama orang yang mengurung sang anak itu. Mereka musti lari-larian melintasi hutan, memanjat tebing, melalui semua rintangan supaya bisa selamat. Banyak adegan DP-nya. Jadi film ini nggak disarankan buat kamu yang nggak kuat lihat darah.

Jadi, sebelum bertualang, tonton film petualangan barat yang lain aja, yes.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Header: pexels.com/JESHOOTS.com

The post Sebelum Bertualang, Sebaiknya Jangan Nonton 5 Film Petualangan Barat Berikut appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/film-petualangan-barat-thriller/feed/ 0 10081
Tak Bisa Berpura-pura di “Jumanji” https://telusuri.id/tak-bisa-berpura-pura-di-jumanji/ https://telusuri.id/tak-bisa-berpura-pura-di-jumanji/#respond Fri, 29 Dec 2017 02:30:02 +0000 https://telusuri.id/?p=5100 Jumanji: Welcome to the Jungle (2017) beda sekali dari Jumanji (1995) yang dibintangi Robin Williams. Pada edisi baru ini, empat orang pelajar SMA Brantford yang sedang didetensi menemukan sebuah konsol permainan “Jumanji” di gudang. Rasa...

The post Tak Bisa Berpura-pura di “Jumanji” appeared first on TelusuRI.

]]>
Jumanji: Welcome to the Jungle (2017) beda sekali dari Jumanji (1995) yang dibintangi Robin Williams. Pada edisi baru ini, empat orang pelajar SMA Brantford yang sedang didetensi menemukan sebuah konsol permainan “Jumanji” di gudang. Rasa penasaran khas remajalah yang membuat mereka tergoda untuk memainkannya.

Begitu pemain terakhir selesai memilih avatar, sinar hijau keluar dari konsol. Suara gendang memenuhi ruang. Bumi bergetar. Satu per satu keempat remaja itu terurai dan tersedot ke dalam dunia Jumanji.

Dalam dunia baru itu, keempatnya berubah jadi avatar yang mereka pilih. Spencer Gilpin (Alex Wolff) yang kurang percaya diri menjadi Dr. Smolder Bravestone (Dwayne Johnson), antropolog cerdas berbadan kekar dan berjiwa pemimpin. Anthony “Fridge” Johnson (Ser’Darius Blain), seorang atlet populer di sekolah, malah jadi Franklin “Mouse” Finbar (Kevin Hart), seorang ahli hewan yang cuma jadi “pemeran pendukung.” Martha Kaply (Morgan Turner) yang kikuk dan pendiam jadi Ruby Roundhouse (Karen Gillan), seorang komando sexy yang jago dansa. Bethany Walker (Madison Iseman) yang pesolek jadi Professor Sheldon “Shelly” Oberon, seorang laki-laki, padahal di dunia “nyata” dia perempuan.

jumanji
Poster film “Jumanji”/Fuji Adriza

Keempat pemuda itu bisa keluar. Tapi syaratnya mereka harus menyelesaikan misi, yakni menyelamatkan Jumanji dari kehancuran. Untuk menyelesaikan segala rintangan, setiap orang hanya punya jatah tiga nyawa. Tak seorang pun yang tahu apa yang bakal terjadi begitu jatah mereka habis.

Memimpin ketika harus memimpin

Anehnya, dalam Jumanji, Spencer si kutu buku dan tak dianggap malah tampil sebagai orang yang berjiwa pemimpin. Sebaliknya, Fridge yang di dunia nyata hanya menganggap Spencer sebagai kacung malah jadi lembek. Kenapa?

Dalam perjalanan, persoalan mengintai di setiap sudut. Masalah yang muncul tak akan bisa diatasi dengan kepura-puraan. Yang diperlukan adalah tindakan nyata. Dan yang bisa menyelesaikan permasalahan dalam perjalanan hanyalah mereka yang benar-benar mampu, sudah punya persiapan, bukan yang piawai melakukan pencitraan.

Karena itulah Spencer si kutu buku bisa tampil sebagai pemimpin bagi teman-temannya saat berusaha keluar dari arena Jumanji. Disadari atau tidak, selama ini mestilah ia terus-menerus “membekali diri” dengan segala skill dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memimpin. Saat diperlukan, sekeras apapun usaha Spencer untuk menyembunyikan, keterampilan yang sudah menubuh itu pasti akan keluar (tereksternalisasi) secara alami.

Sebaliknya, Fridge yang merasa dirinya lebih baik dari Spencer juga takkan bisa tampil sebagai pemimpin, sebab ia tidak membekali diri dengan keterampilan yang diperlukan.

Perjalanan menyingkap watak asli seseorang

Spencer pun jadi lebih disukai teman-temannya dibanding Fridge. Ia jadi orang yang paling berani dan bisa diandalkan. Karakter Spencer yang selama ini “disembunyikan” peradaban disingkap oleh perjalanan.

Teman-teman yang menurutmu asyik waktu nongkrong di kafe bisa berbalik menjadi menyebalkan saat melakukan perjalanan. Tukang bully bisa jadi melempem dan manutan setelah “dihajar” alam. Teman baik bisa jadi musuh. Lawan bisa jadi kawan. Perjalanan memang ajaib.

Sekali waktu, saya pernah backpacking ke Bali bersama seorang teman sekolah. Dia orang yang halus dan sopan sekali di peradaban. Tipikal anak teladan. Pemuda harapan bangsa. Bertualang dengannya membuat saya mengira bahwa perjalanan itu akan asyik. Sepulang jalan-jalan, barangkali kami akan jadi sahabat.

Ternyata tidak. Dalam perjalanan pulang, saat kami di stasiun kecil di ujung timur Pulau Jawa, teman teladan itu pulang duluan meninggalkan saya yang cuma mengantongi uang untuk beli tiket, plus sisa seribu rupiah. Ia buru-buru pulang karena ketakutan setelah mengobrol dengan janitor stasiun yang berkata bahwa stasiun itu tidak aman.

Bukan dia yang salah. Saya saja yang keliru memilih teman jalan-jalan. Dulu saya belum paham bahwa perjalanan bisa mengeluarkan watak asli seseorang.

Pilih sendiri, jadi “non-player character” atau tokoh utama

Di Jumanji, keempat tokoh utama berjumpa dengan banyak NPC alias non-player character. Para NPC adalah tokoh-tokoh pasif yang diciptakan hanya untuk memberi petunjuk pada para jagoan.

Mereka tidak berpikir. Segala ucapan dan tingkah laku mereka sudah diatur program. Para NPC hadir tapi tidak memberi warna pada petualangan keempat tokoh itu di Jumanji.

Singkatnya, NPC adalah makhluk pasif yang tidak mampu berbuat apa-apa selain yang sudah diprogramkan bagi mereka. Mereka bisa membantu, tapi tidak banyak. Kata-kata seperti “inisiatif,” “improvisasi,” “empati,” “benar,” atau “salah” tidak pernah ada dalam kamus mereka. Tujuan mereka dibatasi program. Tak ada ambisi.

Karakter-karakter NPC di Jumanji ini bikin saya bercermin pada diri sendiri. Apakah dalam petualangan-petualangan saya selama ini—dan kehidupan sehari-hari—saya memainkan peran sebagai tokoh utama atau malah cuma NPC yang tidak signifikan, yang cuma jalan kalau ada yang menyuruh jalan, yang cuma berhenti kalau ada yang menyuruh untuk menghentikan perjalanan, yang akan makan hanya kalau ada yang memberi komando untuk makan.

Padahal kesadaran dan inisiatif penting artinya dalam sebuah perjalanan. Pikiran sehat dan kritis dibutuhkan agar seseorang dapat menyelesaikan segala tantangan yang dihadapi saat sedang bertualang. Ketika nyasar, individu yang berpikir kritis tak hanya akan pasrah menghadapi keadaan—pikirannya akan mencari cara untuk menyelesaikan permasalahan itu.

Untungnya, tidak seperti para tokoh Jumanji (yang karakternya “ditentukan” oleh penulis skenario dan sutradara), manusia punya “kehendak bebas” yang membuatnya punya kesempatan untuk memilih: jadi non-player character tak berarti atau jadi tokoh utama yang akan dikenang oleh orang lain, minimal oleh orang-orang terdekat. Seorang NPC hanya akan lewat sekelebat, terus dilupakan.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Tak Bisa Berpura-pura di “Jumanji” appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/tak-bisa-berpura-pura-di-jumanji/feed/ 0 5100
11 Film Petualangan yang Bakal Bikin Kamu Pengen Jalan-Jalan https://telusuri.id/11-film-petualangan-yang-bakal-bikin-kamu-pengen-jalan-jalan/ https://telusuri.id/11-film-petualangan-yang-bakal-bikin-kamu-pengen-jalan-jalan/#comments Mon, 06 Nov 2017 02:00:00 +0000 http://telusuri.id/?p=3161 Film punya cara sendiri buat mempengaruhi penontonnya. Setelah nonton film The Martian, bisa jadi orang bakal pengen jadi astronot. Atau, setelah nonton film The Godfather, mungkin ada juga yang malah pengen jadi pengusaha…atau mafia. Begitu...

The post 11 Film Petualangan yang Bakal Bikin Kamu Pengen Jalan-Jalan appeared first on TelusuRI.

]]>
Film punya cara sendiri buat mempengaruhi penontonnya. Setelah nonton film The Martian, bisa jadi orang bakal pengen jadi astronot. Atau, setelah nonton film The Godfather, mungkin ada juga yang malah pengen jadi pengusaha…atau mafia. Begitu juga dengan jalan-jalan. Ada juga film yang juga membuat kamu pengen jalan-jalan. Penasaran? Simak 11 film petulangan yang bakal bikin kamu pengen jalan-jalan ini, dabs!

1. Kiki’s Delivery Service (1989)

kiki's delivery service
“Credit Title” Kiki’s Delivery Service via animetosho.org

Ini adalah film kartun karya Studio Ghibli. Kiki’s Delivery Service bercerita tentang seorang penyihir perempuan yang pada usia ke-13 mesti menjalankan sebuah tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh para penyihir, yakni memulai hidup baru di kota baru dan bertahan dengan mengandalkan kemampuan yang dimiliki. Tujuannya satu, buat belajar mandiri.

Tanpa tahu harus ke mana, Kiki terbang semalaman dengan sapu terbangnya. Ia sempat beristirahat sebentar di gerbong kereta api yang sedang berhenti. Namun, ketika ia sedang tidur kereta itu berjalan menuju sebuah kota. Di kota itu, Kiki memulai hidup baru dan mencoba bertahan hidup dengan menjadi kurir pengantar barang.

2. Seven Years in Tibet (1997)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Brad Pitt jadi Heinrich Harrer dalam “Seven Years in Tibet” via uk.newonnetflix.info

Film petualangan ini diangkat dari memoar Heinrich Harrer, pendaki Austria yang ikut rombongan ekspedisi Jerman, yang ditangkap otoritas Inggris saat mencoba mencapai puncak Nanga Parbat. Ia pun jadi tawanan perang inggris dan dimasukkan ke kamp. Di kamp, ia tak menyerah dan berkali-kali mencoba melarikan diri.

Setelah berkali-kali mencoba melarikan diri secara “swadaya” dan gagal, ia pun diajak beberapa tawanan lain untuk ikut bergabung dalam percobaan meloloskan diri dari kamp. Berhasil. Tapi, ia tertahan lama di Tibet—tujuh tahun—dan menjadi teman bagi Dalai Lama kecil. Menariknya, Heinrich Harrer ini adalah salah satu dari empat pendaki yang pertama kali tiba di Puncak Carstensz Pyramid Papua.

3. Im Juli (2000)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Salah satu adegan dalam film “Im Juli” via nnm.me

Film Im Juli adalah tentang seorang pemuda, calon guru, yang secara impulsif pergi ke jembatan di Selat Bosphorus, Istanbul, Turki dari Hamburg demi mengejar seorang perempuan yang baru semalam dikenalnya. Daniel Banner (Moritz Bleibtreu), pemuda itu, pergi ke Turki naik mobil sedan butut temannya yang dititipkan padanya selama musim panas.

Secara tak sengaja, Juli (Christiane Paul) yang tiap musim panas pergi hitchiking, secara tak sengaja mencegat mobil yang ditumpangi Daniel. Juli, yang telah lama memendam rasa buat Daniel, terpaksa ikut Daniel, sebab ia sudah bikin kaul bakal ikut ke mana pun orang yang menumpanginya pergi. Petualangan Daniel dan Juli melintasi Eropa melibatkan acara hilang paspor, rusaknya kendaraan, dan pengakuan cinta.

4. The Beach (2000)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Sampul DVD “The Beach” via alphamediazone.com

The Beach adalah salah satu film terbaik Leonardo DiCaprio. Film petualangan ini bercerita tentang Richard (Leonardo DiCaprio), seorang anak muda dari Amerika Serikat yang sedang bertualang ke Thailand. Di Khaosan Road, ia bertemu dengan seorang pejalan misterius, Daffy (Robert Carlyle). Suatu saat, sebelum ditemukan tewas (bunuh diri) di kamarnya, Daffy memberikan secarik kertas kepada Richard. Kertas itu adalah peta menuju sebuah pulau.

Dengan bekal peta tak jelas itu, Richard mengajak dua kenalannya untuk mencari pulau yang dimaksud Daffy. Perjalanan ke pulau itu akhirnya jadi salah satu pengalaman paling mengesankan buat Richard. Di sana ia harus berjuang melawan maut melarikan diri dari kejaran senapan penjaga kebun ganja. Tapi, ia juga bertemu dengan sekelompok pejalan yang bikin koloni di samping sebuah laguna indah, dengan air jernih dan pasir putih, yang dipagari oleh tebing batugamping.

5. Eurotrip (2004)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Film yang sempat ngehits, “Eurotrip” via metro.co.uk

Scotty (Scott Mechlowicz) digerakkan oleh cinta untuk bertualang ke Eropa. Ia jauh-jauh ke tanah leluhur itu untuk bertemu Mieke (Jessica Boehrs), sahabat pena online yang selama ini ia kira laki-laki, yang tinggal di Jerman. Ia pergi ke Eropa bersama sahabat karibnya, Cooper (Jacob Pitts). Di Paris, kedua sahabat itu bertemu dua orang teman sekolahnya, saudara kembar, yang ternyata juga sedang bertualang ke Eropa.

Akhirnya mereka jalan berempat dan mengalami petualangan-petulangan yang aneh bin ajaib. Di London, mereka bertemu hooligan MU. Sementara sewaktu mengantre masuk Louvre di Paris mereka terlibat perkelahian dengan seniman jalanan. Di Vatikan, ulah mereka bikin heboh para uskup, kardinal dan umat Katolik sedunia. Tapi mereka juga sempat jadi “orang kaya” di Bratislava yang nilai mata uangnya jauh di bawah Amerika Serikat.

6. Into the Wild (2007)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Tokoh Chris McCandless dalam “Into the Wild” via insessiofilm.com

Rasa-rasanya nggak afdol kalau ngomongin film petualangan yang bikin pengen jalan-jalan tanpa menyebutkan Into the Wild. Film ini diangkat dari buku Jon Krakauer, yang menelusuri jejak seorang pemuda bernama Christopher Johnson McCandless.

Chris McCandless (Emile Hirsch) hilang begitu saja dari radar keluarganya segera setelah wisuda di Emory, Atlanta. Dia memutuskan untuk menjalani kehidupan yang bebas, menjauh dari segala macam otoritas. Setelah menyumbangkan sebagian besar tabungannya ke Oxfam, ia berkendara ke tempat terpencil dan meninggalkan mobil kesayangannya di sana. Ia lalu berjalan menelusuri Amerika, mengayuh kayak sampai ke Mexico, naik kereta kargo, lalu pergi ke utara sampai ke Alaska. Tapi malang, dia meninggal seorang diri di Alaska karena kelaparan dan tak sengaja memakan tumbuhan beracun.

7. The Bucket List (2007)

the bucket list
Dua aktor legendaris main dalam film “Bucket List” via sanctuaryofstyle.net

Dua orang tua pengidap kanker, Edward Cole (Jack Nicholson) dan Carter Chambers (Morgan Freeman), bertemu di rumah sakit. Cole milyarder sementara Chambers orang biasa saja. Mereka berdua kabur dari rumah sakit buat mewujudkan keinginan-keinginan yang belum terpenuhi, yang dicatat dalam sebuah daftar (bucket list).

Petualangan yang mereka lakukan pasti bakal bikin kamu iri: terjun payung, nyetir mobil Shelby Mustang yang garang, terbang melintas Kutub Utara. Mereka juga jalan-jalan ke destinasi-destinasi bersejarah seperti Taj Mahal, motoran di Tembok Besar China, dan nongkrong di puncak Piramida. Oh, iya. Mereka juga sempat ke Everest Base Camp! Kalau nggak mau ngiler, mending jangan ditonton!

8. The Way (2010)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Film “The Way” tentang peziarahan “El Camino de Campostela” via columbianewsandviews.com

Pernah dengar rute peziarahan bernama El Camino del Santiago? El Camino adalah rute peziarahan St. James (Santo Yakobus) yang berakhir di Katedral Santiago de Campostela, Galicia, Spanyol. Untuk menyelesaikan dari titik awal sampai akhir, konon perlu waktu sekitar dua bulan. Cara klasik adalah jalan kaki. Tapi sekarang sudah ada juga yang menempuhnya dengan naik sepeda.

The Way menceritakan kisah seorang pria tua, Dr. James Avery (Martin Sheen), yang menyelesaikan trek El Camino setelah mendapat kabar bahwa anaknya, Daniel (Emilio Estevez), tewas terkena badai ketika sedang menjalani El Camino. Semula, ia berangkat dari Amerika Serikat cuma untuk mengambil abu sang anak. Tapi setelah tiba di El Camino, ia malah jadi tertarik buat menuntaskan perjalanan yang sudah dimulai oleh anaknya itu. Di jalan—bisa ditebak—ia bertemu dengan teman-teman baru yang mewarnai peziarahannya di El Camino.

9. The Secret Life of Walter Mitty (2013)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Film “The Secret Life of Walter Mitty” via heyuguys.com

Walter Mitty (Ben Stiller) bekerja sebagai Negative Assets Manager (manajer yang mengurusi negatif film) di majalah LIFE yang sedang transisi ke dotcom. Ia sudah lebih dari satu dekade bekerja di sana. Nah, di saat-saat krusial itu ia melakukan kesalahan yang tak pernah dilakukannya selama bekerja di LIFE, yakni gagal menemukan klise yang bakal dicetak buat sampul terakhir majalah LIFE.

Rasa tanggung jawab pun memaksanya untuk keluar dari zona nyaman. Dengan petunjuk berupa klise-klise foto yang dikirimkan Sean O’Connell (Sean Penn), fotografer misterius yang fotonya akan dipasang di sampul terakhir majalah LIFE itu, Mitty berusaha melacak keberadaan Sean untuk menanyakan keberadaan negatif film untuk sampul pamungkas LIFE itu. Pencariannya itu secara tak terduga membawanya bertualang ke Greenland, Iceland, dan pedalaman Afghanistan. Tanpa sadar, ia telah mewujudkan perjalanan yang selama ini hanya ada dalam angan-agannya.

10. Hector and the Search for Happiness (2014)

hector and the search for happiness
Simon Pegg dan Rosamund Pike dalam Hector and the Search for Happiness via uk.newonnetflix.info

Film bergenre komedi ini menceritakan seorang psikiater bernama Hector (Simon Pegg). Terlalu lama menyelesaikan masalah-masalah kejiwaan pasien-pasiennya, malah dia sendiri yang akhirnya stress. Padahal ia sudah menjalani hidup dengan wajar. Jadi dokter, kaya, dan punya istri (Rosamund Pike) yang menyayanginya. Tapi, anehnya, ia merasa tak bahagia.

Akhirnya, Hector memutuskan untuk melakukan perjalanan untuk mencari arti kebahagiaan. Dari rumahnya di London, ia pergi ke China, Afrika, dan Amerika untuk mengalami sebuah perjalanan yang akan mengubah caranya berpikir tentang kebahagiaan. Serunya, film petualangan Hector and the Search for Happiness ini juga dilengkapi dengan animasi-animasi menarik!

11. Wild (2014)

11 Film Petualangan yang Wajib Ditonton
Sampul “Wild” via telegraph.co.uk

Film petualangan ini diangkat dari kisah nyata Cheryl Strayed (yang diperankan oleh Reese Witherspoon) yang berjalan seorang diri di Pacific Crest Trail (PCT), salah satu jalur lintas alam terkemuka di Amerika Serikat tahun 1995. Dia trekking PCT bukan karena iseng doang, melainkan buat melupakan kesedihan karena ibunya meninggal.

Dari total 4.279 kilometer trek PCT, Strayed yang waktu itu baru berumur 26 tahun melintasi sekitar 1.770 kilometer. Sendirian melintasi Amerika Serikat, Strayed punya kesempatan banyak buat merenung—yang ia manfaatkan sebaik-baiknya. Tapi, dalam perjalanan itu pula ia menemukan teman-teman baru yang mewarnai perjalannya melintasi PCT.

Jadi, dari 11 film petualangan yang bakal bikin kamu pengen jalan-jalan itu, yang mana nih yang mau kamu tonton duluan? Atau sudah pada nonton semuanya?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 11 Film Petualangan yang Bakal Bikin Kamu Pengen Jalan-Jalan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/11-film-petualangan-yang-bakal-bikin-kamu-pengen-jalan-jalan/feed/ 2 3161