hari kartini Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/hari-kartini/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Fri, 22 Jul 2022 01:35:32 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 hari kartini Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/hari-kartini/ 32 32 135956295 Kartini Akan Tersenyum Bahagia kalau… https://telusuri.id/kartini-akan-tersenyum-bahagia-kalau/ https://telusuri.id/kartini-akan-tersenyum-bahagia-kalau/#respond Tue, 21 Apr 2020 12:57:28 +0000 https://telusuri.id/?p=21045 Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia! Seperti yang kita tahu, setiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini, hari kelahiran sosok yang telah berjuang untuk kesetaraan hak perempuan dengan laki-laki di masa lalu. Sosok...

The post Kartini Akan Tersenyum Bahagia kalau… appeared first on TelusuRI.

]]>
Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia! Seperti yang kita tahu, setiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini, hari kelahiran sosok yang telah berjuang untuk kesetaraan hak perempuan dengan laki-laki di masa lalu. Sosok pejuang emansipasi perempuan dengan karakter cerdas, berani, optimis, dan sederhana.

Sebagai perempuan, tentunya kita juga ingin menjadi sosok yang sama. Menjadi teman berkarya untuk para perempuan lain, berkolaborasi, dan mendorong perempuan-perempuan lain untuk lebih maju serta bisa menemukan value di dirinya masing-masing.

Nah, lalu apa, sih, makna Hari Kartini dan emansipasi wanita untuk para perempuan yang beberapa waktu lalu menjadi narasumber “Ngobrol Bareng” di Instagram Live TelusuRI? Simak di bawah ini ya!

Patricia Ranieta, Penyiar Radio

Untuk Patricia Ranieta, Kartini adalah pengingat untuk para perempuan yang dianggap lemah. Nggak harus perempuan, ini berlaku untuk semua orang yang ngerasa dirinya nggak berdaya dan nggak punya kuasa. Katanya, “Kartini jadi pengingat yang sangat baik kalau dengan kemauan keras, tekad dan kegigihan, setiap orang bisa melakukan perubahan.”

Rani menekankan, emansipasi wanita yang menjadi perjuangan di mana perempuan bisa menjadi setara bukanlah perlombaan gender mana yang lebih baik. Namun, kondisi di mana perempuan harus sadar betul dengan value-nya sendiri dan berani bergerak untuk sesuatu yang ia yakini.

Inggit Ganarsih yang merupakan istri presiden pertama RI, Sukarno, sebelum Ibu Fatmawati, menjadi sosok perempuan inspiratif untuk Rani. Menurutnya, beliau adalah orang yang super kuat dan setia. Dan yang paling Rani suka dari beliau adalah pendirian yang kuat dan tahu betul value dirinya sendiri. Katanya, nggak ada Inggit Ganarsih, nggak ada Sukarno yang bisa jadi presiden.

Rani pun ingin sesama perempuan saling support. Katanya, “[Saya] selalu akan ngingetin (perempuan-perempuan) lewat platform apa pun itu kalau industri pariwisata ini bener-bener sangat terbuka untuk para perempuan, nggak perlu takut nyoba dan nggak perlu ragu.”

Trinity Traveler, Penulis Buku

Karena Trinity seorang penulis, emansipasi wanita buatnya adalah bagaimana kita sebagai perempuan mau lebih lebih banyak membaca dan berkarya dengan  menulis. Katanya, “Ibu Kartini itu membaca dan pengetahuannya sangat luas, dia juga open minded dan punya temen-temen banyak di luar negeri, dan terpenting tentunya karena dia menulis kita jadi tau tentang pemikiran dia yang kala itu tentang Indonesia yang dibandingkan dengan Belanda.”

Ya, coba kalau beliau nggak nulis, sampai sekarang mungkin nggak akan ada pemikiran dan nggak ada gerakan emansipasi wanita. Trinity menekankan, kalau kita nggak menulis, nggak akan ada orang yang mengubah sejarah. “Penulis-penulis lain banyak yang bisa mengubah dunia, dan Kartini adalah salah satunya,” imbuhnya.

Menurutnya, emansipasi wanita adalah persamaan hak antara pria dan wanita. Trinity sendiri merasa beruntung hidup dan tinggal di Indonesia pada zaman modern ketika ia bisa bersekolah dan melakukan apapun yang ia mau. Berbeda jika hidup di negara seperti Pakistan, di sana perempuan nggak boleh keluar rumah, apalagi sekolah.

Untuk Trinity, sosok perempuan yang menjadi inspirasinya adalah sang ibu.

“Nyokap gue adalah wanita karier dengan tiga anak. Beliau bisa bekerja sekaligus mengurus anak. Ketika suaminya meninggal duluan, beliau bisa memberikan nafkah untuk anak-anaknya dan tetap belajar. Ijazah S2-nya beliau dapatkan ketika usia 50 tahunan,” ungkapnya.

Sang ibu, menurut Trinity, mengerti value dirinya sebagai seorang perempuan, dan ia berhasil karena dirinya sendiri. Ia tidak menggantungkan kebahagiaan dirinya mapun finansialnya pada orang lain. “Makanya, kita sebagai perempuan harus punya modal untuk itu semua,” sambungnya.

Trinity pun berharap perempuan yang terjun di industri apa pun nggak dibeda-bedakan. Menurutnya, tantangan dan kekuatan perempuan sama, entah di industri apa. Yang terpenting, katanya, nggak usah takut untuk bergerak. Seperti yang ia tekankan ke followers dan pembacanya: “Kita sebagai cewek jangan takut buat traveling sendiri, apalagi sekarang pengetahuan begitu mudah didapatkan, jadi nggak perlu membedakan cewek dengan cowok untuk traveling ke dunia. Pokoknya kita sebagai cewek mau traveling ke mana pun, dan dengan siapa pun, kita bisa”.

Satya Winnie, Travel Blogger

“Emansipasi wanita adalah mendobrak batasan dan halangan [bagi] wanita [untuk] berkembang dan maju,” ujar Satya Winnie.

Untuk Satya, Hari Kartini menjadi hari perayaan bagi perempuan Indonesia, ketika kita mengakui bahwa perempuan juga bisa berdaya, bukan manusia kelas dua, dan bisa turut membantu dalam memajukan dunia.

Nah, saat ditanya siapa perempuan yang menjadi role model, ia menjawab, “Ya, pasti akan menjawab ibu mereka masing-masing. Buatku, mamaku emang keren. Mamaku salah satu yang menjadi contoh dari kecil bahwa perempuan bisa melakukan apa pun yang biasa dilakukan oleh laki-laki.”

Selain itu, Satya juga mengidolakan Ibu Susi Pudjiastuti. Ia buat kagum dengan kegigihan dan perjuangan beliau yang menginspirasinya bahwa perempuan Indonesia juga bisa jadi menteri seperti dia, yang berani mendobrak batasan-batasan dalam artian yang baik dan untuk tujuan yang baik.

Katanya, ia akan selalu teringat bahwa semua yang Bu Susi lakukan untuk negeri ini adalah untuk kesejahteraan orang-orang kecil, nelayan-nelayan. Dia nggak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain. Itulah Kartini untuk Satya.

Satya sendiri punya keinginan untuk bisa terus melakukan pelatihan untuk para perempuan di beberapa daerah yang susah mendapatkan akses untuk pendidikan, melanjutkan apa yang sudah ia lakukan beberapa waktu sebelumnya, misalnya saat melakukan pelatihan di Raja Ampat.

“Jadi kami memberdayakan perempuan untuk lebih bisa kreatif, bahwa perempuan di sana juga bisa menghasilkan sesuatu dan punya penghasilan sendiri. Aku pribadi berharap itu akan menjadi salah satu alasan buat mereka untuk semakin punya keinginan untuk berdiri di kaki sendiri. Karena rata-rata kekerasan hubungan dan masalah dalam rumah tangga terjadi karena mereka nggak berani untuk [berdiri] di kaki sendiri. Dan ternyata hasilnya memuaskan; mereka bisa berdaya,” tutupnya.

Githa Anathasia, Pelaku Usaha

“Wanita layak berpartisipasi dan ikut memajukan kesejahteraan suatu kaum tanpa lupa jati dirinya sebagai wanita,” begitu ketika ia ditanya tentang emansipasi wanita. Buatnya, emansipasi wanita adalah di mana perempuan layak menjadi pemimpin bagi semua orang tanpa melupakan jati dirinya sebagai perempuan.

Untuk Githa, Ibu Kartini dan Christina Martha Tiahahu adalah sosok yang menjadi role model-nya.

“Kalau Christina Martha Tiahahu ‘kan memimpin perang. Tapi yang perang adalah laki-laki sedangkan dia ada di garis depan. Sedangkan, Ibu Kartini, dengan kelembutan hatinya, dia bisa menjadi pelopor pendidikan dan dia seorang perempuan. Misinya sederhana: Ibu Kartini ingin perempuan nggak terbelakang secara pendidikan. Saya juga nggak pengen orang-orang yang ada di tempat saya terus terbelakang. Pokoknya, mereka berdua itu buat saya itu, ‘ini gue nih!’” jelas Githa panjang lebar.

Di Hari Kartini ini, Githa ingin lebih banyak melibatkan dan memberdayakan perempuan dalam setiap aspek kemasyarakatan. Menurutnya, perempuan menjadi lebih kuat ketika mendapatkan dukungan dari wanita-wanita kuat lainnya. Saling dukung dan bekerja sama.

Marischka Prudence, Travel Blogger

Nah, kalau menurut Kak Prue, Hari Kartini biasa aja. Karena buat dia nggak perlu hari tertentu untuk mengangkat, menginspirasi, atau memajukan hak-hak perempuan. Buatnya, setiap hari adalah hari ketika teman-teman perempuan bisa menginspirasi dan melakukan banyak hal positif yang berdampak.

Ia pun memberikan pendapatnya terkait dengan emansipasi wanita. Ia bilang, “Sebenarnya gue lebih ingin emansipasi itu untuk mengenal ke dalam. Biasanya ‘kan untuk menuntut kesetaraan ke yang berbeda gender—dalam hal ini laki-laki atau budaya patriarki, tapi juga penting untuk perempuan mengetahui, menyadari kalau mereka punya hak dan kesempatan yang luas pula di berbagai bidang supayaperempuan sadar kalau mereka punya value yang sama dengan laki-laki.”

“Karena kadang dari pihak perempuannya sendiri yang suka tidak menghargai diri mereka sendiri, mungkin karena konstruksi sosial yang udah lama mereka terima atau kebiasaan di lingkungan atau keluarga,” lanjut Kak Prue. Menurutnya, kalau perempuan bisa menghargai dirinya sendiri dengan baik, ia tidak akan mau “diinjak-injak” dan akan lebih suportif pada perempuan lainnya.

Made Tiara Maharani, Pelaku Usaha

Masih banyak wanita nggak berani ambil keputusan dalam hidupnya untuk melakukan apa yang dia suka karena masih takut dinilai orang lain,” ungkap Made Tiara Maharani.

Emansipasi wanita, menurut perempuan yang akrab disapa Rara ini, adalah ketika wanita itu berani menentukan pilihan hidupnya tanpa ada rasa beban/paksaan dan menjalaninya dengan bahagia juga bertanggung jawab. Katanya, yang penting bisa merasakan bahagia dengan diri sendiri dulu kalau mau menjadi sosok seperti Kartini.

“Kita, sebagai perempuan, harus saling mendukung dan gimana caranya kita bisa bahagia untuk terus berkembang,” begitu pendapatnya.

Perempuan inspiratif yang jadi menginspirasi Rara adalah Novita Theresia. Rara bercerita bahwa Novita Theresia adalah sosok yang membantu perempuan di Poso untuk berkembang dengan memanfaatkan SDA yang ada. Novita sekarang mendirikan Cinta Bumi Artisans yang menghasilkan produk lokal seperti pakaian dan tas menggunakan bahan dari pewarna alami.

Di Hari Kartini ini, Rara punya keinginan untuk membantu teman-teman perempuan yang ada di Labuan Bajo, khususnya di Indahnesia dan Bajo Rental, agar mereka bisa meningkatkan skill dan bisa bekerja di segala bidang pekerjaan pariwisata di Labuan Bajo.

Nah, itulah makna makna Hari Kartini untuk para sobat perempuan TelusuRI. Kalau dulu Kartini membaca, belajar, menulis surat, dan berjuang untuk memajukan perempuan Indonesia dari rumah, sekarang kamu pun jangan patah semangat meski harus #dirumahaja. Tetap bekerja, tetap berkarya, meski lagi #dirumahaja.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Kartini Akan Tersenyum Bahagia kalau… appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/kartini-akan-tersenyum-bahagia-kalau/feed/ 0 21045
Di Depan 7 Perempuan Petualang Berikut Kamu Bakal Ngerasa Cemen https://telusuri.id/7-perempuan-pertama-yang-menjelajah-dunia/ https://telusuri.id/7-perempuan-pertama-yang-menjelajah-dunia/#comments Sun, 21 Apr 2019 00:00:14 +0000 https://telusuri.id/?p=13378 Perempuan bukan pemain baru dalam dunia petualangan. Sejak berabad-abad lalu, kaum hawa sudah berkeliaran menjelajah dunia, entah mengarungi lautan, menelusuri daratan, mendaki gunung-gunung tertinggi, atau terbang melesat ke angkasa raya. Tujuh perempuan berikut adalah beberapa...

The post Di Depan 7 Perempuan Petualang Berikut Kamu Bakal Ngerasa Cemen appeared first on TelusuRI.

]]>
Perempuan bukan pemain baru dalam dunia petualangan. Sejak berabad-abad lalu, kaum hawa sudah berkeliaran menjelajah dunia, entah mengarungi lautan, menelusuri daratan, mendaki gunung-gunung tertinggi, atau terbang melesat ke angkasa raya. Tujuh perempuan berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Jeanne Baret, perempuan pertama yang berlayar mengelilingi dunia

Jeanne Baret lahir di daerah Burgundy, Prancis, 27 Juli 1740. Saat berumur 20-an, ia mulai bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah seorang naturalis Prancis, Philibert Commerçon. Saat Commerçon diajak bergabung dalam ekspedisi Louis Antoine de Bougainville (yang dimulai bulan Desember 1766), sang naturalis itu membawa serta Jeanne Baret. Supaya nggak ketahuan bahwa Baret adalah perempuan, nama depannya diganti menjadi Jean.

perempuan petualang yang
Jeanne Baret via en.wikipedia.org

Penyamaran Jeanne Baret itu bisa dikatakan berhasil, setidaknya sampai ekspedisi itu tiba di Tahiti, sekitar dua tahun kemudian (April 1768). Entah bagaimana ceritanya, saat kapal sandar di pelabuhan, beberapa orang lokal Tahiti teriak-teriak menuding bahwa ia adalah seorang perempuan. Untung saja Baret bisa diselamatkan.

Sialnya, tahun 1773 Commerçon meninggal di Mauritius. Sepeninggal Commerçon, Baret menyambung hidup dengan bekerja di Port Louis, Mauritius, sampai ia akhirnya menikah dengan seorang opsir Prancis, Jean Dubernat, tanggal 17 Mei 1774. Soal kapan persisnya Baret kembali ke Prancis belum dapat dipastikan. Namun, menurut dugaan, ia kembali ke tanah kelahirannya sekitar tahun 1775.

2. Isabella Bird, penjelajah perempuan pertama yang jadi “fellow” Royal Geographical Society of London

Perjalanan jauh pertama Isabella Bird, perempuan kelahiran Yorkshire, Inggris, 15 Oktober 1831, adalah perjalanan menuju Amerika Serikat tahun 1854. Itu bukan petualangan yang lama diimpikannya, tapi perjalanan yang terpaksa ia lakukan untuk menyembuhkan dirinya yang sakit-sakitan. Akun perjalanan di Amerika Serikat itu kemudian terbit tahun 1856 dalam sebuah buku berjudul An Englishwoman in America.

perempuan pertama yang
Isabella Bird via en.wikipedia.org

Di kemudian hari, hidup Isabella Bird jadi penuh petualangan. Ia menjelajah ke penjuru dunia—Australia, Hawaii (yang dulu dikenal sebagai Sandwich Islands), Jepang, China, Korea, Vietnam, Singapura, Malaya, India, Persia, Kurdistan, Turki, Balukistan, Persia, Armenia, Maroko, dll.—dan membawa pulang “oleh-oleh” berupa catatan perjalanan. Tahun 1892, ia jadi fellow perempuan pertama Royal Geographical Society of London.

3. Nellie Bly, perempuan pertama yang keliling dunia dalam 72 hari

Nellie Bly adalah nama pena dari Elizabeth Jane Cochran, seorang wartawan investigatif yang namanya melambung setelah melaporkan praktik perawatan di sebuah rumah sakit jiwa khusus perempuan, Women’s Lunatic Asylum, Blackwell’s Island, New York. Buat bikin laporan itu (yang kemudian dikembangkan jadi sebuah buku berjudul Ten Days in a Mad-House), perempuan kelahiran 5 Mei 1864 ini bela-belain buat menyamar jadi orang yang sedang mengalami gangguan kejiwaan.

perempuan pertama yang
Nellie Bly (difoto oleh H.J. Myers) via en.wikipedia.org

Tanggal 14 November 1889, untuk “membuktikan” kesahihan “ide” Around the World in 80 Days dalam novel Jules Verne, Nellie Bly memulai perjalanan keliling dunia.

Selama bertualang, ia mampir di Inggris, Prancis (ketemu Jules Verne), Italia (Brindisi), Terusan Suez, Srilanka, Malaysia (Penang), Singapura, Hong Kong, dan Jepang. Ia akhirnya berlabuh di San Francisco, 21 Januari 1890. Dari West Coast, ia naik kereta api ke East Coast dan tiba di New Jersey tanggal 25 Januari 1890. Jika ditotal, perjalanannya itu berlangsung selama 72 hari, delapan hari lebih cepat ketimbang perjalanan fiksi dalam novel Jules Verne.

4. Bessie Coleman, pilot perempuan Afro-Amerika pertama

Nama Bessie Coleman, setidaknya di Indonesia, memang kurang populer ketimbang rekan sezamannya, yakni Amelia Earhart. Tapi, kamu sepertinya perlu tahu kalau Coleman ternyata dua tahun lebih dulu dapat lisensi pilot ketimbang Earhart. Coleman dapat lisensi pilot tahun 1921 di Prancis.

perempuan pertama yang
Bessie Coleman via en.wikipedia.org

Keinginannya buat jadi pilot muncul saat Coleman bekerja sebagai manicurist di sebuah pangkas rambut di Chicago, sekitar tahun 1916. Di salon itu, ia sering dengar cerita-cerita para pilot yang baru saja pulang dari medan Perang Dunia I. Ia pun mulai mengumpulkan uang untuk ikut pendidikan pilot.

Sayang sekali saat itu sekolah pilot di Amerika cuma menerima murid laki-laki. Tapi, Robert S. Abbot, pendiri koran Chicago Defender, menyarankan Coleman untuk belajar terbang di luar negeri. November 1920 ia pergi ke Prancis. Tanggal 15 Juni 1921, nama Coleman tercatat dalam sejarah sebagai perempuan Afro-Amerika (dan keturanan orang asli Amerika) pertama yang jadi pilot.

5. Amelia Earhart, pilot perempuan pertama yang terbang solo melintasi Samudra Atlantik

Di zaman pahit, tahun 1932, Amelia Earhart jadi perempuan pertama yang terbang solo melintasi Samudra Atlantik. Lepas landas di Newfoundland, Amerika Serikat, dan mendarat di sebuah padang rumput di Culmore, Irlandia Utara, Amelia Earhart terbang sendirian selama 14 jam 56 menit.

perempuan pertama yang
Amelia Earhart via en.wikipedia.org

Tentu saja pencapaian Amelia Earhart nggak instan. Ia sudah melewati proses yang panjang. Earhart pernah kerja di industri penerbangan sebagai sales representative. Selain itu, ia juga pernah jadi penulis rubrik penerbangan di surat kabar lokal. Namun sayang sekali, Amelia Earhart hilang di Samudra Pasifik waktu ia mencoba mengelilingi dunia dengan pesawat. Nasibnya masih jadi misteri sampai saat ini.

6. Valentina Tereshkova, kosmonot perempuan pertama yang “solo traveling” ke luar angkasa

Valentina Tereskhova lahir di Desa Maslennikovo, Uni Soviet, 6 Maret 1937. Bapaknya adalah seorang supir tank dan pahlawan perang. Sedari muda, ia sudah senang terjun payung. Ia pertama kali terjun pas umur 22 tahun. Hobi terjun payung inilah yang membuka jalannya jadi kosmonot. Tanggal 16 Februari 1962, Tereskhova jadi salah satu dari lima perempuan Uni Soviet yang lolos seleksi masuk korps kosmonot perempuan, mengalahkan lebih dari 400 orang pendaftar.

perempuan pertama yang
Valentina Tereshkova (difoto oleh V. Malyshev) via en.wikipedia.org

Tereskhova dikirim ke orbit tanggal 16 Juni 1963. Setelah melakukan tradisi mengencingi ban shuttle bus yang membawanya ke lokasi peluncuran, ia melesat ke langit naik Vostok 6 dan menjadi perempuan pertama yang melayang-layang di luar angkasa. Ia mengorbit sendirian selama hampir tiga hari (2 hari, 22 jam, 50 menit) dan mengelilingi bumi selama 48 kali!

7. Junko Tabei, perempuan pertama yang menginjakkan kaki di Seven Summits

Junko Tabei lahir di Miharu, Prefektur Fukushima, Jepang, 22 September 1939. Secara fisik, ia bukan anak yang kuat. Ia nggak olahraga. Bahkan, beberapa kali ia juga kena pneumonia. Tapi, pas kelas empat sekolah dasar, saat berumur 10 tahun, ia mendaki Gunung Nasu dan Gunung Asahi di Gugusan Pegunungan Nasu, Prefektur Tochigi, bersama guru dan teman-teman sekelasnya. Pengalaman itu mengubah hidupnya.

perempuan pertama yang
Junko Tabei via en.wikipedia.org

Pas kuliah, ia gabung dengan kelompok pencinta alam di Showa Woman’s University. Tahun 1969 ia bikin Ladies Climbing Club (LCC), klub pendakian khusus perempuan pertama di Jepang, yang slogannya “Let’s go on an overseas expedition by ourselves.” Setahun kemudian, Junko Tabei jadi perempuan pertama yang menapaki pucuk Annapurna III.

Karir Tabei jelas nggak berhenti di Annapurna III. Puncak Everest ia daki tahun 1975; Uhuru Kilimanjaro 1980; Aconcagua 1988; Elbrus setahun kemudian (1989); Vinson Massif di Antartika musim pendakian 1990-1991; dan Puncak Jaya 28 Juni 1992. Ia adalah perempuan pertama yang bertandang ke tujuh puncak tertinggi di tujuh benua (the Seven Summits).

Bagaimana? Terpesona?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Di Depan 7 Perempuan Petualang Berikut Kamu Bakal Ngerasa Cemen appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/7-perempuan-pertama-yang-menjelajah-dunia/feed/ 1 13378