hari perempuan sedunia 2020 Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/hari-perempuan-sedunia-2020/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Sat, 16 May 2020 15:42:02 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 hari perempuan sedunia 2020 Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/hari-perempuan-sedunia-2020/ 32 32 135956295 Githa Anathasia: Memberdayakan Masyarakat Arborek untuk Pariwisata Berkelanjutan https://telusuri.id/githa-anathasia-memberdayakan-masyarakat-arborek-untuk-pariwisata-berkelanjutan/ https://telusuri.id/githa-anathasia-memberdayakan-masyarakat-arborek-untuk-pariwisata-berkelanjutan/#respond Thu, 12 Mar 2020 15:50:28 +0000 https://telusuri.id/?p=20111 Masih dalam rangka #TelusuRIHariPerempuan, kali ini TelusuRI ngobrol dengan seorang perempuan asli Jawa yang sekarang menetap di Arborek, Raja Ampat. Namanya Githa Anathasia. Ia adalah penggiat Kampung Wisata Arborek. Awalnya, Githa menjadi volunteer pada program...

The post Githa Anathasia: Memberdayakan Masyarakat Arborek untuk Pariwisata Berkelanjutan appeared first on TelusuRI.

]]>
Masih dalam rangka #TelusuRIHariPerempuan, kali ini TelusuRI ngobrol dengan seorang perempuan asli Jawa yang sekarang menetap di Arborek, Raja Ampat. Namanya Githa Anathasia. Ia adalah penggiat Kampung Wisata Arborek.

Awalnya, Githa menjadi volunteer pada program pengembangan destinasi wisata berbasis komunitas. Ia lalu memutuskan menjalankan program sendiri, mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Arborek dan membuka Arborek Dive Shop bersama suaminya. Misinya sederhana, melakukan empowering terhadap masyarakat Arborek.

“Awalnya cuman mikir gimana caranya bisa empowering orang-orang di sini. Meski sudah jadi kawasan wisata, tapi potensinya harus terus digali. Waktu itu udah ada homestay, tapi belum yang kayak sekarang. Mereka masih kayak yang, ya ada tamu syukur, nggak juga nggak apa. Jadi semua serba apa adanya,” Gita bercerita.

Ia juga aktif sebagai CEO Kitong Bisa Learning Center Raja Ampat yang berfokus pada sustainable entrepreneurship. Di program ini, Githa mengajak masyarakat untuk tidak hanya fokus pada pendapatan, tetapi juga bisa bertanggung jawab terhadap bisnis, keluarga, dan lingkungan.

“Di Arborek Dive Shop, diving bukan sekedar diving doang,” jelas Gita. “Tapi ada edukasi-edukasi ke masyarakat misalnya kenapa kita harus melindungi pari manta dan apa alasannya. Kita juga sering kasih kelas-kelas edukasi ke masyarakat.”

Kalau dihitung-hitung, sudah sekitar 7 tahun Githa tinggal menetap di Arborek. Tentunya dampak dari program-program yang dijalankan Githa mulai memperlihatkan hasil. Dari situ, aktivitasnya mulai dapat penghargaan dari masyarakat dan orang sekitar, dan satu per satu penghargaan mulai datang. Tahun 2017, misalnya, ia mengantar dan men-support kampung Arborek jadi kampung terbersih tingkat provinsi se-Papua Barat. Katanya, “Kebayang nggak, sih, kampung kecil gini tiba-tiba menang se-provinsi pula. Gilak ‘kan?”.

Nah, yuk simak perbincangan TelusuRI dengan Githa lebih lanjut!

Jadi, Githa sudah memutuskan untuk tinggal dan membantu masyarakat Arborek?

Iya, memang pada awalnya ada yang bilang, “Ah elu tinggal di Arborek pasti gara-gara dapet duit kan?” Mungkin iya, pas baru beberapa bulan di sini. Tapi lama-lama setelah beberapa bulan, it’s not about money. Di sini, orang Jawa-nya kan sedikit, hanya ada dua orang. Nah, saya kepikiran untuk belajar banyak dari masyarakat asli supaya bisa hidup serba cukup, nggak lebih nggak kurang, jadi bener-bener cukup. Yang bikin aku senang ya bisa membantu sana sini, dan sekarang punya dive shop juga.

Salah satu program dari dive shop-ku yakni, mengajarkan bahasa Inggris kepada masyarakat, supaya ketika ada turis berkunjung, mereka sudah siap. Nggak cuman itu, ada juga training diving. Saya juga mengerjakan banyak project salah satunya dengan Kitong Bisa.

Di Kitong Bisa ini kita ada kelas satu minggu sekali dengan anak-anak. Nama kelasnya, Marine Conservation Entrepreneur. Di situ kita melatih dan empowering anak-anak masyarakat Arborek untuk jadi entrepreneur di masa depan untuk bidang kelautan dan konservasi.

Bentuk kelasnya dari kelas presentasi tentang manta yang selalu kita ulang-ulang, kita ajak mereka snorkeling untuk melihat manta, pengangkatan bintang laut berduri, kelas sampah, dan yang lainnya.

Apa, sih, makna pemberdayaan perempuan untuk Githa?

Ya bagaimana kita bisa saling support satu sama lain. Misalnya, nih, di sini ada ibu-ibu yang bikin Kapowen, tas yang mirip kayak Noken tapi dibuat dari pandan laut. Nah, kita support kasih masukan ke mereka terkait desain/modelnya sehingga ada inovasi, lalu support ke pemasarannya juga.

Apalagi di sini kan jauh dari kota, biasanya ada yang beli kalau pas ada tamu dateng aja. Nah, tapi kalau ada tamu dan mereka nggak beli, dari Arborek Dive Shop ngasih ke tamu-nya sebagai suvenir. Jadi kita tetep beli dari ibu-ibu ini, untuk kita kasih ke tamu. Jadi kayak program CSR-nya kita gitu.

Pada akhirnya, kerajinan kapowen ini tetep bisa jalan terus di sini.

Gimana pendapat Githa terkait dengan perempuan harus bisa menjadi leader?

Sangat penting untuk perempuan harus bisa menjadi seorang leader. Kalau dilihat profilnya, I am the only one di sini. Jadi pemimpin perempuan harus bisa sabar, banyak legowo, bekerja pakai hati tapi nggak boleh dibawa perasaan. Tetap disiplin, tegas, bisa ngasih contoh, dan cerewet itu juga jadi satu keharusan.

Menjadi leader nggak semata-mata hanya memimpin, menjadi leader juga harus bisa menjadi teman. Lebih banyak ngobrol supaya pekerjaan ini terorganisir dan terencana dengan baik. Sebagai leader, kita nggak bisa berada di depan mereka, tetapi harus bisa berjalan bersama-sama. Kalau mereka kerja, yang kita kerja. Kalau mereka capek, ya kita seharusnya lebih capek dari mereka. Susah senang harus bisa sama-sama.

Satu lagi, sih. Kalau perempuan menjadi leader itu harus bisa fleksibel, tapi nggak menganggap semua hal jadi gampang. Semua bisa dikerjakan, saya bisa bilang ya, tapi ada waktunya saya untuk bilang tidak.

Siapa, sih, role model kamu? Kenapa?

Perempuan yang dijadikan role model buat saya yakni Ibu Kartini dan Christina Martha Tiahahu. Kalau Christina Martha Tiahahu ‘kan memimpin perang, tapi yang perang adalah laki-laki sedangkan dia ada di garis depan. Sedangkan, Ibu Kartini, dengan kelembutan hatinya, dia bisa menjadi pelopor pendidikan dan dia seorang perempuan. Misinya sederhana: Ibu Kartini ingin perempuan nggak terbelakang secara pendidikan. Saya juga nggak pengen orang-orang yang ada di tempat saya terus terbelakang.

Pokoknya, mereka berdua itu buat saya itu “ini gue nih!”

Ada pesan untuk teman perempuan lain yang masih merasa takut untuk berkarya?

No, jangan takut untuk berkarya!

Satu, never give up. Jangan takut berkarya. Kedua, kita sebagai perempuan harus punya self confidence dalam arti … saya tau perempuan di luar sana merasa “Saya ini perempuan jadi gue harus di belakang.” Enggak. [ Dan sebenarnya] perempuan tidak harus [pula] di depan, tapi harus sejajar … Kalau punya ide, dicatet, bikin flowchart untuk gimana caranya bisa dieksekusi. Ide itu gampang, eksekusi-nya yang kadang susah. Dan kita sebagai perempuan juga harus bisa menemukan support system yang tepat untuk mencapai mimpi dan tujuan kita.


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Githa Anathasia: Memberdayakan Masyarakat Arborek untuk Pariwisata Berkelanjutan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/githa-anathasia-memberdayakan-masyarakat-arborek-untuk-pariwisata-berkelanjutan/feed/ 0 20111
Rizki Kelimutu: Bicara soal Perempuan di Bidang Teknologi https://telusuri.id/rizki-kelimutu-bicara-soal-perempuan-di-bidang-teknologi/ https://telusuri.id/rizki-kelimutu-bicara-soal-perempuan-di-bidang-teknologi/#respond Wed, 11 Mar 2020 01:00:37 +0000 https://telusuri.id/?p=20081 Ngomongin teknologi dan perempuan memang nggak jauh-jauh dari tingkat partisipasi perempuan yang terjun di bidang ini. Masih belum banyak, tapi sudah mulai meningkat karena sekarang ini ada banyak banget program yang bertujuan meningkatkan jumlah partisipasi...

The post Rizki Kelimutu: Bicara soal Perempuan di Bidang Teknologi appeared first on TelusuRI.

]]>
Ngomongin teknologi dan perempuan memang nggak jauh-jauh dari tingkat partisipasi perempuan yang terjun di bidang ini. Masih belum banyak, tapi sudah mulai meningkat karena sekarang ini ada banyak banget program yang bertujuan meningkatkan jumlah partisipasi perempuan di bidang teknologi, dan juga program yang mewadahi perempuan untuk berkarya di bidang ini.

Nah, beberapa waktu lalu TelusuRI ngobrol dengan Rizki Kelimutu. Ia bekerja sebagai Manajer Komunitas di perusahaan teknologi yang juga menulis buku dan menjadi host di podcast Kartini Teknologi. Inilah ceritanya.


Halo! Namaku Kiki. Sehari-hari bekerja sebagai Manajer Komunitas. Tapi selain itu, aku juga nulis buku dan tentunya jadi host di podcast Kartini Teknologi @kartiniteknologi. Kartini Teknologi sendiri aku mulai bareng seorang teman, namanya Galuh. Lucunya, rencana awal kita dulu sebenarnya adalah membuat podcast untuk keperluan promosi acara kita waktu itu. Tapi, ternyata baru sempet kita buat setelah acaranya selesai dan malah keterusan sampai sekarang.

Misi Kartini Teknologi sebenarnya sederhana aja. Kita pengen memperkenalkan lebih banyak sosok perempuan keren dari Indonesia yang berkarya di bidang teknologi untuk menyemangati lebih banyak perempuan agar bisa berpartisipasi di bidang ini (cerita selengkapnya di sini). Karena, yang kita lihat, role model itu penting banget buat perempuan. Sebagai minoritas, kita butuh sosok dari sesama perempuan yang bisa kita jadikan inspirasi, sehingga memotivasi kita untuk ikut berkarya. Kalo sesama perempuan ‘kan biasanya kita bisa lebih relate karena kendala yang kita alami mungkin kurang lebih sama.

Kalau ngomongin soal kenapa perempuan harus berani berkarya dan nggak perlu takut terjebak dengan stereotip masyarakat, ya apa salahnya dengan berkarya? Kenapa enggak? Mungkin karena aku yakin perempuan juga punya kesempatan yang sama, tapi kita kebanyakan mikir. Padahal, dunia teknologi butuh lebih banyak perempuan untuk ikut serta membangun teknologi bersama karena perempuan biasanya punya perspektif berbeda yang justru bisa menambah nilai tersendiri di produk yang kita buat. Kalau nggak jadi berkarya cuma karena takut, sayang banget. Padahal peluang bagi perempuan untuk berkontribusi di dunia teknologi saat ini justru lagi banyak-banyaknya.

Kalau aku pribadi, terus terang keluarga punya banyak pengaruh hingga membentuk diriku jadi yang kayak sekarang ini. Dalam arti, selama ini mereka—terutama orangtua—selalu mendukung pilihanku asal aku bisa tanggung jawab dengan keputusan yang kuambil. Selain itu, kebiasaanku merantau dari kecil juga kayaknya berpengaruh besar. Dari situ aku jadi tau lebih banyak hal dan kenal lebih banyak orang yang berperan banyak dalam hidupku selama ini.

OMG, I have so many women that I look up to! Mereka yang menjadi role model buatku selama ini. Kalau in general di Indonesia, aku suka Najwa Shihab, Ligwina Hananto, Windy Ariestanty dan Alanda Kariza. Kalau yang secara spesifik di dunia teknologi, aku banyak terinspirasi sama Veni Johanna (Engineering Manager di Quora), Jessica Rose (Founder Open Code dan Trans*Code), April Wensel (Founder Compassionate Coding), dan Saron Yitbarek (Founder CodeNewbie).

Lalu, kalau ngomongin soal pemberdayaan perempuan, nih, buat aku, pemberdayaan perempuan lebih ke tentang gimana kita membantu menciptakan lingkungan yang aman untuk para perempuan untuk bisa mengatasi kendala-kendala yang mereka hadapi agar bisa tetap berkarya.

Karena, balik lagi, sebagai perempuan, nggak bisa dipungkiri kita menghadapi lebih banyak tantangan dan prasangka, baik itu dari society atau bahkan dari diri sendiri. Jadi, kita perlu policy yang mendukung, industri yang juga mau terbuka dengan kontribusi perempuan, dan tentu aja, masyarakat yang perlu menerima bahwa perempuan juga bisa berperan sesuai dengan ketertarikan masing-masing, sama seperti manusia pada umumnya.


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Rizki Kelimutu: Bicara soal Perempuan di Bidang Teknologi appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/rizki-kelimutu-bicara-soal-perempuan-di-bidang-teknologi/feed/ 0 20081
Leonika “Reblood”: Tidak Semua Harus “Dikompetisikan” https://telusuri.id/leonika-reblood-tidak-semua-harus-dikompetisikan/ https://telusuri.id/leonika-reblood-tidak-semua-harus-dikompetisikan/#respond Tue, 10 Mar 2020 01:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=20075 Leonika adalah co-founder dari Reblood, sebuah startup yang menyediakan platform untuk membantu orang membangun gaya hidup sehat melalui donor darah. Reblood memiliki fitur-fitur seperti lokasi donor terdekat, pengingat donor, donasi online, dan banyak lagi. Reblood...

The post Leonika “Reblood”: Tidak Semua Harus “Dikompetisikan” appeared first on TelusuRI.

]]>
Leonika adalah co-founder dari Reblood, sebuah startup yang menyediakan platform untuk membantu orang membangun gaya hidup sehat melalui donor darah. Reblood memiliki fitur-fitur seperti lokasi donor terdekat, pengingat donor, donasi online, dan banyak lagi.

Reblood berawal dari pengalaman pribadi Leo ketika teman sekampusnya membutuhkan donor darah namun persediaan di PMI sedang kosong. Leo kemudian mengetahui bahwa permasalahan seperti ini hampir terjadi setiap minggu di Surabaya dan daerah lainnya. Apalagi penduduk Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya. Permasalahan ini mendorongnya dan tim untuk membuat Reblood.

Dalam rangka #TelusuRIHariPerempuan, TelusuRI meluncurkan beberapa pertanyaan mengenai perempuan kepada Leonika. Apa kira-kira tanggapannya, ya?

Banyak perempuan yang tidak berani berkarya karena stereotip di masyarakat. Apa, sih, yang bikin Leo berani berkarya? 

Menurut saya, stereotip seharusnya tidak menjadi halangan, dan terkadang halangan itu datang dari diri kita sendiri yang kurang percaya diri dan menjadi semakin takut dengan adanya stereotip.

Awalnya banyak orang yang tidak percaya, bahkan meremehkan, ketika [saya] pertama kali membangun Reblood. Apalagi ketika orang tahu bahwa yang bikin Reblood ini perempuan. “Emang bisa coding?” “Wah, masih mahasiswa,” dan stigma lainnya yang meragukan adanya Reblood ini.

Justru hal-hal tersebut yang menjadi motivasi bagi tim untuk membuktikan bahwa kita sedang membangun solusi nyata, dan tidak seperti yang dipikirkan oleh kebanyakan orang saat itu. Fokus dengan pekerjaan yang kita lakukan; hal itu dapat membantu pikiran kita agar tidak terlalu terpengaruh oleh apa yang dipikirkan atau diomongkan oleh orang lain.

Apa pendapatmu tentang perempuan harus bisa menjadi seorang pemimpin?

Semua orang bisa menjadi pemimpin, terlepas dia perempuan atau laki-laki. Karena seorang pemimpin tidak dilahirkan, melainkan dibentuk. Menjadi pemimpin adalah sebuah proses yang membutuhkan kegagalan dan pembelajaran yang terus-menerus.

Saya rasa semua orang berhak untuk belajar menjadi pemimpin, baik dalam skala kecil maupun skala yang besar. 

Siapakah perempuan inspirasional yang menjadi role model kamu? Kenapa?

Ibu Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya. Beliau adalah sosok pekerja keras yang bekerja demi amanah dan tulus dalam membantu orang banyak. Dari beliau, saya banyak belajar mengenai “sulit bukan hal yang tidak mungkin.” 

Apa pesan Leo untuk perempuan di luar sana yang masih saling menjatuhkan?

Saya harap kita semua bisa saling mendukung satu sama lain. Karena seharusnya kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Karena seharusnya kita bisa saling menguatkan dan bekerja sama dalam hal-hal yang positif. Tidak semua harus “dikompetisikan,” barangkali [justru] bisa “dikolaborasikan”?

***

Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Leonika “Reblood”: Tidak Semua Harus “Dikompetisikan” appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/leonika-reblood-tidak-semua-harus-dikompetisikan/feed/ 0 20075
Siska Nurmala: Bicara tentang Gerakan “Zero Waste Adventure” dan Peran Perempuan https://telusuri.id/siska-nurmala-bicara-tentang-gerakan-zero-waste-adventure-dan-peran-perempuan/ https://telusuri.id/siska-nurmala-bicara-tentang-gerakan-zero-waste-adventure-dan-peran-perempuan/#comments Mon, 09 Mar 2020 09:12:32 +0000 https://telusuri.id/?p=20059 Kegiatan alam bebas, salah satunya mendaki gunung, emang lagi naik daun. Tapi, nggak cuma penjualan perlengkapan outdoor yang meningkat, jumlah sampah yang menumpuk di gunung juga ikut naik. Hampir sepuluh tahun belakangan, pemandangan tumpukan sampah...

The post Siska Nurmala: Bicara tentang Gerakan “Zero Waste Adventure” dan Peran Perempuan appeared first on TelusuRI.

]]>
Kegiatan alam bebas, salah satunya mendaki gunung, emang lagi naik daun. Tapi, nggak cuma penjualan perlengkapan outdoor yang meningkat, jumlah sampah yang menumpuk di gunung juga ikut naik. Hampir sepuluh tahun belakangan, pemandangan tumpukan sampah semacam jadi hal yang lazim ditemui saat mendaki gunung. Padahal, seharusnya sampah-sampah ini dibawa kembali turun ke bawah (base camp pendakian), bukan malah ditimbun di gunung lalu dibakar.

Namanya Siska Nirmala. Sejak 2012 ia menjalani gaya hidup zero waste. Zero Waste Adventure sendiri lahir dari kegelisahan Siska melihat banyaknya sampah saat mendaki Rinjani (2010) dan Semeru (2011). Tahun 2013, ia memulai Zero Waste Adventure dengan Ekspedisi Nol Sampah, pendakian lima gunung di Indonesia tanpa menghasilkan sampah.

“Kegelisahan membawa saya berpikir cara mendaki tanpa menghasilkan sampah. Lalu tercetus untuk mendaki dengan konsep zero waste, yakni pendakian dengan tidak membawa perbekalan dan peralatan [yang] berpotensi [menghasilkan] sampah sejak awal. Alternatifnya ya membawa sayur, buah, lap sebagai pengganti tisu, hingga bahan bakar yang minim sampah,” Siska bercerita.

Ekspedisi Nol Sampah sendiri berjalan di Gunung Gede, Gunung Papandayan, Gunung Lawu, Gunung Tambora, dan Gunung Argopuro. Dari yang awalnya menjawab kegelisahan pribadi, Siska menemukan bahwa konsep ini menjadi metode efektif untuk mengampanyekan gaya hidup zero waste ke generasi muda, terutama mereka yang suka berkegiatan di alam bebas.

Sampai sekarang pun, Siska masih aktif mengampanyekan gaya hidup zero waste kepada para penggiat kegiatan petualangan. Misinya, mendobrak budaya petualangan Indonesia yang kental dengan masalah sampah menjadi budaya yang tidak menghasilkan sampah sama sekali, dan menyebarkan gaya hidup zero waste seluas-luasnya.

Tentang bagaimana lingkungan membentuk Siska menjadi seperti sekarang

“Saya percaya jalan hidup terbentuk karena puzzle-puzzle kecil yang selama ini saya temui. Saya merasa, mengampanyekan gaya hidup zero waste adalah titik temu dari semua puzzle kehidupan yang saya jalani selama ini. Ketertarikan saya terhadap isu lingkungan, aktif di organisasi pencinta alam saat kuliah, hingga pekerjaan sebagai jurnalis, berkontribusi besar pada apa yang saya kerjakan saat ini,” ungkap Siska panjang lebar.

Butet Manurung pun menjadi sosok yang menginspirasi Siska. Ia adalah seorang aktivis pendidikan dan juga lingkungan, berjuang untuk pendidikan di rimba dengan metode mendidik yang out of the box. Siska kagum terhadap cara pandang Butet terhadap lingkungan dan bagaimana ia memperjuangan kehidupan Orang Rimba.

Pendapat Siska tentang pemimpin dan pemberdayaan perempuan

Nah, saatnya ngomongin soal perempuan. Menurut Siska, perempuan harus bisa menjadi seorang pemimpin. Katanya, yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai perempuan harus bisa mengambil peran masing-masing sesuai dengan porsinya.

“Dalam bidang apa pun perempuan adalah penggerak perubahan. Bahkan, dalam fitrahnya, perempuan memang punya peran besar untuk kehidupan—keluarga, lingkungan, kelestarian alam, bahkan dunia—yang lebih baik,” tutur Siska. “Tentunya dalam porsi yang berbeda-beda. Ada yang porsinya menjadi pemimpin/role model bagi anak-anaknya, lingkungan masyarakat, dunia pendidikan, pemerintahan, dan lain-lain,” Siska berpendapat.

Sedangkan, pemberdayaan perempuan menurutnya adalah melibatkan perempuan dalam bidang apa pun untuk tujuan kebaikan.

“Bukan hanya untuk sekadar memberikan ruang bagi perempuan untuk tampil, tapi, lebih dari itu, pemberdayaan perempuan adalah percaya bahwa perempuan adalah bagian tak terpisahkan dari kelestarian alam dan keseimbangan kehidupan,” ungkapnya.


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Siska Nurmala: Bicara tentang Gerakan “Zero Waste Adventure” dan Peran Perempuan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/siska-nurmala-bicara-tentang-gerakan-zero-waste-adventure-dan-peran-perempuan/feed/ 1 20059
#TelusuRIHariPerempuan: 8 Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan https://telusuri.id/telusurihariperempuan-8-perempuan-indonesia-penggerak-perubahan/ https://telusuri.id/telusurihariperempuan-8-perempuan-indonesia-penggerak-perubahan/#respond Sun, 08 Mar 2020 01:00:42 +0000 https://telusuri.id/?p=20039 Hampir 50% penduduk di Indonesia adalah perempuan. Semakin didorongnya persentase pegawai wanita di perusahaan-perusahaan besar menandakan semakin maju pula pemberdayaan perempuan di Indonesia. Nah, ternyata kontribusi perempuan juga tidak kalah dengan laki-laki. Ibu Sri Mulyani,...

The post #TelusuRIHariPerempuan: 8 Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan appeared first on TelusuRI.

]]>
Hampir 50% penduduk di Indonesia adalah perempuan. Semakin didorongnya persentase pegawai wanita di perusahaan-perusahaan besar menandakan semakin maju pula pemberdayaan perempuan di Indonesia. Nah, ternyata kontribusi perempuan juga tidak kalah dengan laki-laki. Ibu Sri Mulyani, Ibu Retno Marsudi, dan Mbak Najwa Shihab adalah bukti bahwa perempuan hebat Indonesia telah berhasil berkarya di bidangnya.

Namun, masih banyak lagi sebenarnya perempuan hebat Indonesia yang juga berkarya besar dalam bidangnya masing-masing. Dengan gembira, dalam rangka #TelusuRIHariPerempuan, kami memiliki kesempatan untuk mewawancarai delapan perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk menceritakan pendapat mereka tentang pemberdayaan perempuan.


Arumdrya/Istimewa

Arumdriya dan Kawan Bhinneka

Arum, Adey, dan Nia adalah mahasiswi tahun akhir ketika mereka memutuskan untuk membuat Kawan Bhinneka. Berangkat dari keresahan akan kasus intoleransi yang mulai masuk di kalangan anak kecil, mereka membuat buku cerita dan sesi berbagi bersama anak-anak kecil guna memberi ruang belajar tentang perbedaan dan penerimaan. Misi utama Kawan Bhinneka adalah untuk mengajarkan kebhinnekaan dengan cara yang mudah dipahami oleh anak kecil.


Gemala Hanafiah/Istimewa

Gemala Hanafiah

Gemala Hanafiah, atau biasa dipanggil Al, jatuh cinta dengan dunia surfing sejak tahun 2008. Bisa dibilang ia merasa hidup ketika berada di laut dan berada di atas papan selancar. Kecintaannya itu dan keinginannya untuk sharing ke banyak orang membuat ia rajin bercerita di blog, buku, dan sekarang di @wettraveler. Bermula dari surfing dan mengikuti berbagai kompetisi, kini Al terjun pula ke dunia scuba diving sampai free diving. Al bermisi untuk tak henti mengungkap keindahan laut Indonesia melalui foto dan video, ke mana pun ia pergi.


Wida Winarno/Istimewa

Wida Winarno

Wida Winarno bersama ayahnya, Prof. F.G. Winarno, dan putra pertamanya, Amadeus Driando, seorang kandidat Ph.D., mendirikan Indonesian Tempe Movement pada tahun 2015. Tempe Movement adalah organisasi non-profit yang bertujuan mempromosikan Indonesia melalui pangan tradisional asli milik bangsa Indonesia. Lewat Tempe Movement, mereka mempromosikan tempe dari sisi sains, sambil mengedukasi masyarakat agar bangga dengan kekayaan pangan, menghubungkan berbagai pihak di bidang pertempean seperti petani kedelai lokal, para pengrajin tempe, R&D yang berkaitan dengan tempe, serta memberdayakan masyarakat melalui tempe.


Siska Nurmala/Istimewa

Siska Nurmala

Ia adalah penggerak dari kampanye Zero Waste Adventure. Zero Waste Adventure sendiri lahir dari kegelisahan Siska melihat banyaknya sampah saat mendaki Rinjani (2010) dan Semeru (2011). Tahun 2013, ia memulai Zero Waste Adventure dengan Ekspedisi Nol Sampah (pendakian 5 gunung di Indonesia tanpa menghasilkan sampah). Konsep ini menjadi metode efektif untuk mengampanyekan gaya hidup zero waste ke generasi muda, terutama mereka yang suka berkegiatan di alam bebas. Misinya, mendobrak budaya petualangan Indonesia yang kental dengan masalah sampah menjadi budaya petualangan yang tidak menghasilkan sampah sama sekali, dan menyebarkan gaya hidup tanpa sampah seluas-luasnya.


Annisa Fauziah/Istimewa

Annisa Fauziah

Annisa, yang akrab disapa Nisa, membuat @triupcycle di tahun 2016. TRI Upcycle ini adalah sebuah produk yang dibuat dari limbah tekstil dan pabrik garmen. Mendaur ulang limbah pabrik ini memberi peluang untuk memperlambat proses pembuangan limbah tekstil di Bali. Tri Upcycle juga menyumbangkan profit yang mereka dapatkan kepada NGO yang memiliki misi [bersifat] konservatif. Nisa juga ingin meningkatkan kesadaran akan konsumsi berlebihan.


Leonika Sari/Istimewa

Leonika Sari

Leonika adalah co-founder dari Reblood, sebuah startup yang menyediakan platform untuk membantu orang membangun gaya hidup sehat melalui donor darah. Reblood memiliki fitur-fitur seperti lokasi donor terdekat, pengingat donor, donasi online, dan banyak lagi. Berawal dari pengalaman pribadi Leo, ketika teman sekampusnya membutuhkan donor darah namun persediaan di PMI sedang kosong, Leo kemudian mengetahui bahwa permasalahan seperti itu hampir terjadi setiap minggu di Surabaya dan daerah lainnya. Apalagi penduduk Indonesia selalu bertambah setiap tahun.


Rizki Kelimutu/Istimewa

Rizki Kelimutu

Ia lebih akrab disapa Kiki. Selain bekerja sebagai Manajer Komunitas, ia juga menulis buku dan jadi host di podcast Kartini Teknologi. Kartini Teknologi ia mulai bersama temannya, Galuh. Lewat Kartini Teknologi, kita hendak memperkenalkan lebih banyak sosok perempuan keren dari Indonesia yang berkarya di bidang teknologi untuk menyemangati lebih banyak perempuan agar bisa berpartisipasi di bidang tersebut.


Githa Anasthasia/Istimewa

Githa Anathasia

Githa Anathasia adalah penggiat Kampung Wisata Arborek. Di sana, Githa mengembangkan pariwisata berkelanjutan dengan melakukan empowering terhadap masyarakat lokal dan membuka Arborek Dive Shop bersama suaminya, Marcel Mambrasar. Ia juga aktif dalam program Kitong Bisa Learning Center di Arborek yang berfokus pada sustainable entrepreneurship yang mengajak masyarakat untuk tidak hanya fokus pada pendapatan, tetapi juga bisa bertanggung jawab terhadap bisnis, keluarga, dan lingkungan.


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post #TelusuRIHariPerempuan: 8 Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/telusurihariperempuan-8-perempuan-indonesia-penggerak-perubahan/feed/ 0 20039
Wida Winarno: Memberdayakan Masyarakat melalui Tempe https://telusuri.id/wida-winarno-memberdayakan-masyarakat-melalui-tempe/ https://telusuri.id/wida-winarno-memberdayakan-masyarakat-melalui-tempe/#respond Sat, 07 Mar 2020 01:00:14 +0000 https://telusuri.id/?p=20025 Wida Winarno bersama ayahnya, Prof. F.G. Winarno, dan putra pertamanya, Amadeus Driando, seorang kandidat Ph.D., mendirikan Indonesian Tempe Movement tahun 2015. Tempe Movement adalah organisasi non-profit yang bertujuan mempromosikan Indonesia melalui pangan tradisional asli milik...

The post Wida Winarno: Memberdayakan Masyarakat melalui Tempe appeared first on TelusuRI.

]]>
Wida Winarno bersama ayahnya, Prof. F.G. Winarno, dan putra pertamanya, Amadeus Driando, seorang kandidat Ph.D., mendirikan Indonesian Tempe Movement tahun 2015. Tempe Movement adalah organisasi non-profit yang bertujuan mempromosikan Indonesia melalui pangan tradisional asli milik bangsa Indonesia.

Lewat Tempe Movement, mereka mempromosikan tempe dari sisi sains, sambil mengedukasi masyarakat agar bangga dengan kekayaan pangan, menghubungkan berbagai pihak di bidang pertempean seperti petani kedelai lokal, para pengrajin tempe, R&D yang berkaitan dengan tempe, serta memberdayakan masyarakat melalui tempe. Ringkasnya, misi Tempe Movement adalah educating, connecting, dan empowering.

Nah, untuk menyemarakkan kampanye #TelusuRIHariPerempuan, TelusuRI berbincang dengan Tante Wida dan meminta beberapa pendapatnya terkait isu perempuan. Simak obrolan kami, ya!

Bagaimana pendapat Tante Wida tentang pemimpin perempuan?  

Perempuan sebagai leader memiliki keluwesan dalam mengkoordinir anak buah, suatu saat perempuan bisa memanfaatkan sifat lembutnya untuk menguraikan pihak yang bersikukuh, saat lain menggunakan sifat keibuannya untuk mengendalikan milenial, bisa juga menggunakan sifat teguh pantang menyerah untuk mencapai tujuannya.

Wida Winarno/Istimewa

Apa sih makna pemberdayaan perempuan buat Tante Wida?

Ada kekuatan besar di balik para wanita karena biasanya wanita multitasking. Membangkitkan kekuatan wanita dan menggabungkan kekuatan tersebut akan menghasilkan karya yang besar. 

Bagaimana pendapat Tante Wida tentang pernyataan “perempuan harus memilih antara berkeluarga dengan berkarier”? 

Saya sendiri tipe yang menikmati seluruh proses mengurus dan membesarkan anak, sehingga bukan karena “harus” memilih, namun saya mengupayakan supaya saya bisa memilih untuk menikmati proses membesarkan seorang bayi hingga dewasa, memilih makanan terbaik bagi mereka, mendampingi ulangan umum dan ujian, mengajak bermain dan olahraga bersama, dll. Setelah itu baru saya mengepakkan sayap dan berkarier.

Beberapa perempuan memilih untuk berkarier dahulu, perempuan lain memilih untuk mengurus anak, ada juga yang berkarier dan berkeluarga sekaligus. Yang penting perempuan melakukan semua itu bukan karena terpaksa namun karena perempuan memiliki power untuk memilih yang terbaik bagi dirinya.

Nah, yang terakhir, nih, Tante Wida punya wejangan untuk kamu para perempuan yang ingin berkarya namun takut dengan keterbatasan yang ada.

Perempuan yang masih takut dengan keterbatasannya bisa bergabung dengan perempuan lain yang sudah berkembang, sehingga bisa saling mengisi; mengisi keterampilan, mengisi kedewasaan, mengisi strategi, dan akhirnya saling mendukung,” pesan Tante Wida Winarno.


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Wida Winarno: Memberdayakan Masyarakat melalui Tempe appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/wida-winarno-memberdayakan-masyarakat-melalui-tempe/feed/ 0 20025
Gemala dan Kecintaannya pada Laut Indonesia https://telusuri.id/gemala-dan-kecintaannya-pada-laut-indonesia/ https://telusuri.id/gemala-dan-kecintaannya-pada-laut-indonesia/#respond Fri, 06 Mar 2020 06:37:57 +0000 https://telusuri.id/?p=20016 Perempuan dan kegiatan alam bebas masih kerap dianggap sebagai dua hal yang tidak biasa dipertemukan. Kesan itu juga berlaku bagi perempuan dan bidang-bidang olahraga yang berkaitan dengan laut, seperti selancar dan menyelam, yang kebanyakan didominasi...

The post Gemala dan Kecintaannya pada Laut Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
Perempuan dan kegiatan alam bebas masih kerap dianggap sebagai dua hal yang tidak biasa dipertemukan. Kesan itu juga berlaku bagi perempuan dan bidang-bidang olahraga yang berkaitan dengan laut, seperti selancar dan menyelam, yang kebanyakan didominasi oleh laki-laki.

Namun, hal ini justru dilihat sebagai peluang yang asyik bagi Gemala Hanafiah, ketika di tahun 2008 ia fokus ke dunia selancar bersama salah satu surf brand ternama. Niat awalnya hanya supaya olahraga ini bisa lebih diterima oleh masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan perempuan. 

Gemala juga aktif membagikan pengalamannya keliling nusantara di blog pribadinya dan situs Wet Traveler. Wet = basah, traveler = pejalan. Jadi situs itu memang adalah kumpulan kisah perjalanan yang tidak jauh-jauh dari air. Bersama dengan partner jalannya, Gemala bercerita pengalaman berselancar dan menyelam di berbagai destinasi cantik di Indonesia. Ia tak hanya bercerita tentang ombak, tapi juga dunia bawah laut Indonesia yang merupakan rumah bagi mayoritas spesies laut di dunia.

Tentang mengabdi dan berkarya untuk Indonesia bagi Gemala

Bagi Gemala, pengabdiannya sesederhana membagikan kecintaannya pada Indonesia kepada teman-teman di luar sana yang belum punya kesempatan sebanyak dirinya.

“Aku percaya [dengan pepatah] ‘tak kenal maka tak sayang.’ Untuk segala potensi dan kecantikan yang ada di Indonesia, gimana kita bisa cinta kalau kita gak tau dan kenal apa-apa aja yang ada di Indonesia?” ungkap Gemala. “Maka dari itu aku berkarya sebagai perantara [yang] bercerita untuk teman-teman yang mungkin belum bisa datang sendiri kelilingan, supaya teman-teman itu tau, kenal, dan jadinya sayang. Kayak aku ini, nih.”

Pesan untuk teman-teman perempuan yang juga ingin berkarya

Untuk hal ini, Gemala tegas dan lugas menyatakan kalau perempuan jangan terlalu banyak berpikir tentang halangan terus. Katanya, kalau ingin memulai berkarya, mulai saja dulu dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan.

“Saat yang tepat gak pernah ada. Kita yang harus yakin ini saat yang tepat. Langkah sekecil apa pun, yang penting mulai … mau mulai jalan eskplor Indonesia, ya mulai dulu aja dari nabung, riset, dan mungkin cari teman jalan. Dan yang terutama, nih, dear teman-teman perempuanku, jangan takut item!” pesan Gemala.

Jadi, masih takut sama sinar matahari?


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Gemala dan Kecintaannya pada Laut Indonesia appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/gemala-dan-kecintaannya-pada-laut-indonesia/feed/ 0 20016
Arumdriya: Memperjuangkan Kebinekaan lewat Kawan Bhinneka https://telusuri.id/kawan-bhinneka/ https://telusuri.id/kawan-bhinneka/#comments Thu, 05 Mar 2020 09:37:06 +0000 https://telusuri.id/?p=20002 Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan, dari mulai suku, agama, sampai bahasa yang beragam dari Sabang hingga Merauke. Maka, hidup bermasyarakat tidak luput dari yang namanya perbedaan dan penerimaan. Namun...

The post Arumdriya: Memperjuangkan Kebinekaan lewat Kawan Bhinneka appeared first on TelusuRI.

]]>
Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan, dari mulai suku, agama, sampai bahasa yang beragam dari Sabang hingga Merauke. Maka, hidup bermasyarakat tidak luput dari yang namanya perbedaan dan penerimaan. Namun sayangnya perbedaan dan intoleransi masih tetap menjadi masalah yang meresahkan di Indonesia.

Arumdriya Murwani Putri dan teman-temannya adalah sekelompok perempuan yang peduli akan masalah intoleransi dan mencoba membuat sebuah perubahan. Pada tahun terakhir kuliah, Arum, Adey, dan Nia membentuk sebuah organisasi non-profit, Kawan Bhinneka, untuk memperkenalkan perbedaan dan penerimaan kepada anak-anak Indonesia.

Berangkat dari keresahan atas intoleransi yang mulai masuk ke institusi pendidikan, Kawan Bhinneka memulai pergerakannya dengan membuat buku cerita anak-anak. Acara peluncuran buku itu juga dibarengi sesi bermain dan berbagi agar anak-anak memiliki ruang untuk belajar tentang penerimaan dan toleransi.

Tim TelusuRI diberi kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Arum tentang Kawan Bhinneka dan pandangannya tentang pemberdayaan perempuan.

Arum dan pemberdayaan perempuan

Dari kacamata Arum, pemberdayaan perempuan adalah ketika setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memilih. Ketika seorang perempuan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, wanita karir, ibu rumah tangga yang berkarir, atau tidak memilih sama sekali, pilihannya tersebut tidak harus menjadi masalah bagi orang lain.

“Pemberdayaan perempuan adalah ketika perempuan merasa aman menentukan pilihan hidupnya sendiri,” tutur Arum.

Ia juga sempat bercerita masa-masa ketika ia sering dinasihati atas keinginannya mengambil jurusan Hubungan Internasional. Oleh karena jurusan itu kerap kali dikaitkan dengan profesi diplomat, orang terdekatnya khawatir bahwa mobilitas karier seperti itu akan menghalangi perannya mengurus anak kelak. 

“[S]eakan sejak kecil sudah disuruh memilih antara kerja atau berumah tangga … tapi sebenarnya ya tidak perlu juga [memilih],” ungkap Arum. 

Menurutnya, saat ini sudah banyak sekali pilihan bagi perempuan. “[J]ika memilih menjadi ibu rumah tangga sekarang bukan berarti tidak bisa berkarir nanti,” imbuhnya.

Pandangannya tentang patriarki

Patriarki oleh Arum dikaitkan erat dengan konteks budaya. Setiap negara memiliki konteks budaya yang berbeda, di mana relasi antara perempuan dan laki-laki juga berbeda. 

Konsep pemberdayaan perempuan oleh budaya Barat tentunya berbeda dari Indonesia. Ketika konsep Barat diambil dan diterapkan mentah-mentah pada budaya Indonesia, hasilnya pun akan bertabrakan.

“Ya mungkin konsepsi pemberdayaan perempuan yang mereka pahami berbeda, mungkin mereka memiliki latar belakang pemikirannya sendiri … [M]enurutku orang-orang patriarkis itu bukan untuk dimusuhi, bagiku, kita butuh aliansi, mengingat bagaimana laki-laki mendominasi di masyarakat kita, kita butuh aliansi, caranya adalah dengan tidak mengalienasi mereka,” Arum berpendapat.

Arum juga menyebutkan bahwa contoh pemberdayaan perempuan di Indonesia bisa terlihat dari berkembangnya kelompok ibu-ibu UKM dan PKK yang memiliki caranya sendiri untuk mencari pendapatan. 

Pesannya untuk para perempuan muda

“Jangan takut [berkarya], maju aja, kegagalan itu bukan masalah,” pesan Arum. Menurutnya perempuan zaman sekarang sudah jarang sekali kekurangan dorongan. Mereka lebih sering diajak untuk maju, dan berhasil.


Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2020, TelusuRI mempersembahkan #TelusuRIHariPerempuan, sebuah kampanye untuk menceritakan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang berkarya dan memberikan inspirasi bagi masyarakat.

The post Arumdriya: Memperjuangkan Kebinekaan lewat Kawan Bhinneka appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/kawan-bhinneka/feed/ 1 20002