Museum Sonobudoyo Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/museum-sonobudoyo/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Wed, 25 Jun 2025 15:07:29 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 Museum Sonobudoyo Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/museum-sonobudoyo/ 32 32 135956295 Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo https://telusuri.id/amex-2024-museum-sonobudoyo-yogyakarta/ https://telusuri.id/amex-2024-museum-sonobudoyo-yogyakarta/#respond Tue, 11 Feb 2025 03:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=45604 Di Yogyakarta, selain Malioboro dan Keraton Jogja yang jadi destinasi wisata favorit turis, Museum Sonobudoyo juga sebenarnya tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Apalagi setiap akhir tahun Museum Sonobudoyo mengadakan pameran yang bernama Annual Museum Exhibition...

The post Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo appeared first on TelusuRI.

]]>
Di Yogyakarta, selain Malioboro dan Keraton Jogja yang jadi destinasi wisata favorit turis, Museum Sonobudoyo juga sebenarnya tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Apalagi setiap akhir tahun Museum Sonobudoyo mengadakan pameran yang bernama Annual Museum Exhibition (Amex).

Museum Sonobudoyo merupakan museum negeri di bawah naungan Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum ini mempunyai fungsi mengelola koleksi-koleksi sarat nilai budaya dan sejarah. Selain itu Sonobudoyo juga memiliki tugas untuk mengumpulkan, merawat, pengawetan, melaksanakan penelitian, pelayanan pustaka, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda koleksi. Lokasi museum berada di pusat kota Yogyakarta, tepatnya Jalan Trikora/Pangurakan No. 6, berdekatan dengan keraton dan Malioboro.

Museum Sonobudoyo menyimpan 10 jenis koleksi, yang meliputi: Koleksi Geologi, Koleksi Biologi, Koleksi Etnografi, Koleksi Arkeologi, Koleksi Numismatika, Koleksi Historika, Koleksi Filologika, Koleksi Seni Rupa, Koleksi Teknologika, dan Koleksi Keramologika. Museum buka setiap hari Selasa–Minggu pukul 08.00–21.00 WIB. Adapun harga tiket masih relatif terjangkau dan terbagi menjadi dua kategori. Tiket domestik dewasa Rp10.000 dan anak-anak Rp5.000, sedangkan wisatawan mancanegara Rp20.000.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengunjungi pameran AMEX 2024 lalu. Pertama, pameran menerapkan sistem “one way”, jadi para pengunjung tidak boleh keluar lewat pintu masuk. Kedua, para pengunjung harus menjaga kebersihan. Ketiga, dilarang untuk menyentuh setiap koleksi yang dipamerkan. Keempat, dilarang untuk mengambil gambar menggunakan kamera flash.

  • Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo
  • Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo

AMEX 2024

AMEX merupakan pameran tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Museum Sonobudoyo, yang jadi wujud aksi museum dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya. AMEX 2024 bertajuk “Meet The Myth: From Mythology to Art and Sustainability” dan berlangsung pada 6 November–31 Desember 2024 di Gedung Pamer Saraswati selama jam operasional museum. Untuk melihat pameran hanya perlu menunjukkan tiket masuk museum.

AMEX kali ini berupaya mengeksplorasi figur-figur mitologi berupa makhluk yang eksistensinya dikisahkan dalam folklor, legenda, dan fabel. Figur mitologi tersebut dihadirkan dalam imajinasi dan dalam berbagai wujud karya seni baik klasik, kontemporer, maupun modern. Di dalamnya memuat aspek-aspek simbolik karena sering ada suatu mitos di dalamnya. Melalui pameran ini Museum Sonobudoyo menghadirkan berbagai bentuk visualisasi figur mitologi berdasarkan koleksi yang ada di dalam museum. 

Selain visualisasi figur mitologi dalam karya seni, AMEX 2024 juga bertujuan untuk mengajak pengunjung belajar mengenai peran, fungsi, dan nilai budaya mitologi yang mempunyai nilai-nilai simbolik dalam tatanan kehidupan masyarakat. Selain itu perlu digarisbawahi juga bahwa pameran ini menyinggung aspek “sustainability” yang menyangkut isu-isu ekologi dan kelestarian alam. Tanpa disadari, keberadaan mitos yang ada pada kehidupan masyarakat sering kali bertautan dengan pentingnya menjaga alam, lingkungan, dan kesinambungan hubungan manusia dengan alam. Dalam konteks “cultural sustainability”, pameran ini hadir sebagai sebuah upaya berkelanjutan untuk pemeliharaan dan pelestarian warisan budaya.

Pameran ini dihadirkan dengan konsep kekinian sehingga tidak akan membuat para pengunjung merasa bosan. Tata letak pameran diatur secara khusus dan beberapa ruang dilengkapi dengan teknologi proyeksi video mapping. Di setiap ruangan juga ada pemandu yang siap memberikan penjelasan lebih lanjut kepada setiap pengunjung.

Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo
Video mapping AMEX 2024/Imam Basthomi

Garuda dan Lambang Negara

Di ruangan pertama, tersaji figur mitologi burung garuda. Garuda merupakan figur mitologi yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena menjadi lambang negara. Berdasarkan infografis di pameran ini, dijelaskan bahwa garuda merupakan lambang dunia dan kelahiran. 

Pada berbagai karya seni garuda digambarkan berwujud setengah manusia dan setengah burung raksasa. Figur garuda ini juga banyak jenisnya, di antaranya Garuda Wisnu Kencana, Jatayu, dan Wilmana. Dalam perkembangannya, figur garuda memberikan pengaruh dalam hal kesenian di Indonesia. Kita dapat menemukan figur-figur garuda dalam berbagai macam bentuk kesenian, baik versi yang klasik maupun modern. 

Istana Garuda di IKN merupakan contoh nyata bahwa figur garuda dimanfaatkan dalam seni arsitektur di era modern seperti sekarang. Melalui AMEX kali ini, para pengunjung juga dapat belajar sejarah tentang perjalanan dan latar belakang Indonesia menggunakan garuda sebagai lambang negara dalam bentuk infografis yang menarik dan mudah untuk dipahami.

Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo
Lambang negara, Garuda Pancasila/Imam Basthomi

Mitologi Naga

Di ruangan berikutnya dipaparkan mengenai figur mitologi naga. Naga merupakan figur mitologi yang sering kali muncul dalam berbagai tradisi dan kebudayaan di dunia. Dalam konteks Nusantara, kisah naga banyak dijumpai dalam tradisi lisan (folklor) yang ada di masyarakat.

Dijelaskan bahwa figur naga dalam konteks Nusantara biasanya dipakai sebagai analogi morfologi alam. Dalam pengertian lainnya, naga dijadikan simbolisasi penyebab terjadinya peristiwa alam dan asal usul terjadinya suatu tempat (wilayah). Mitologi naga juga dijadikan alasan pelaksanaan ritual atau upacara tradisional masyarakat.

Kisah-kisah mengenai naga terkadang juga berisi pesan moral yang berkaitan dengan pedoman hidup masyarakat, termasuk dalam menjaga keseimbangan alam. Visual naga sendiri sering dijumpai dalam berbagai bentuk seni dan ornamentasi. Beberapa contoh yang ditampilkan antara lain Naga Antaboga, Naga Basuki, dan Naga Taksaka.

Ragam koleksi figur mitologi di AMEX 2024, di antaranya Ganesha, makara, dan naga/Imam Basthomi

Figur Zoomorfik dan Antropomorfik

Di ruangan berikutnya disajikan figur-figur mitologi selain garuda dan naga yang tertuang dalam karya seni lainnya. Figur-figur ini banyak ditemukan dalam folklor dan beberapa divisualisasikan dalam wujud hibridisasi. Contohnya saja makara yang biasanya ada pada bangunan candi. Makara berarti naga laut yang visualnya berupa wujud hibrida dari gajah-buaya-rusa dan di belakangnya berupa hewan air, seperti ikan atau naga. Peran makara pada bangunan candi dianggap sebagai tolak bala (musibah atau marabahaya).

Selanjutnya ada Ganesha yang dikenal sebagai dewa pengetahuan dan kecerdasan. Ganesha sering divisualisasikan bertubuh manusia dan berkepala gajah. Visual Ganesha tidak hanya dijumpai dalam seni arca atau patung, tetapi juga dapat dijumpai dalam lambang suatu institusi formal maupun nonformal.

Selain Ganesha dan makara, pameran ini juga menampilkan mitologi hibrida lainnya, seperti Rusa Bersayap, Singa Ambara, Paksi Naga Liman, Phoenix, Flying Mermaid, Barong dan Rangda, Malekat Lindhu, dan Bedawang Nala.

  • Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo
  • Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo

Mitologi sebagai Personifikasi dan Alegori

Dari AMEX 2024, para pengunjung bisa mempelajari bahwa figur mitologi sering dipakai untuk personifikasi atau penggambaran kekuatan atau fenomena alam. Selain itu juga bisa digunakan sebagai alegori atau sebuah simbol untuk menyampaikan pesan. Misalnya saja, ada figur Bedawang Nala yang berupa kura-kura raksasa, yang sering diasosiasikan dengan peristiwa gempa bumi dan tsunami.

Melalui pameran ini pengunjung juga dapat mengetahui bahwa mitos selalu berkaitan dengan isu-isu pelestarian alam, menciptakan harmoni dan kesinambungan antara warisan budaya dan tantangan lingkungan. Mitos secara tidak langsung menjadi media konservasi alam yang harus diperhatikan.

AMEX 2024 sukses menghadirkan instalasi artistik kontemporer berupa figur-figur mitologi sebagai bentuk reimajinasi dan reinterpretasi. Adanya ruangan dengan beberapa instalasi artistik juga menjadi media interaktif bagi para pengunjung. Para pengunjung di akhir ruangan juga bisa memproduksi hasil imajinasi atau fantasi mengenai figur mitologi dalam bentuk karya seni. 

Sebagai pelengkap acara, pihak Museum Sonobudoyo juga menghadirkan berbagai kegiatan pendukung, seperti seminar, workshop, talkshow, tur kuratorial untuk umum dan difabel, serta kelas kuratorial. 


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Liburan Akhir Tahun ke AMEX 2024 Museum Sonobudoyo appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/amex-2024-museum-sonobudoyo-yogyakarta/feed/ 0 45604
Abhinaya Karya 2023: Membaca Peran Ibu dalam Kebudayaan Jawa https://telusuri.id/abhinaya-karya-2023-membaca-peran-ibu-dalam-kebudayaan-jawa/ https://telusuri.id/abhinaya-karya-2023-membaca-peran-ibu-dalam-kebudayaan-jawa/#respond Sat, 26 Aug 2023 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=39660 Dalam tradisi tutur kebudayaan Jawa, ibu kerap kali diasosiasikan sebagai pusat dari keteraturan dan keseimbangan jagat. Keteraturan dan keseimbangan itulah yang mendasari berlangsungnya kehidupan yang selaras dan sejahtera. Maka tak heran banyak narasi bertebaran mengenai...

The post Abhinaya Karya 2023: Membaca Peran Ibu dalam Kebudayaan Jawa appeared first on TelusuRI.

]]>
Dalam tradisi tutur kebudayaan Jawa, ibu kerap kali diasosiasikan sebagai pusat dari keteraturan dan keseimbangan jagat. Keteraturan dan keseimbangan itulah yang mendasari berlangsungnya kehidupan yang selaras dan sejahtera.

Maka tak heran banyak narasi bertebaran mengenai Nyai Roro Kidul yang telah menguasai wilayah laut selatan Jawa. Bahkan narasi tersebut terus diproduksi dan dihadirkan kembali, salah satunya dalam bentuk tarian Bedhaya. Kemudian terdapat pula kisah wuku yang mengangkat tabu inses antara Prabu Watugunung dengan ibu kandungnya sendiri. Alhasil sang prabu pun diangkat menjadi dewa penjaga waktu guna menjaga keseimbangan siklus kosmis.

Akan tetapi, pengistimewaan kaum perempuan—terkhusus ibu—juga tak luput dari upaya mendisiplinkan kaum perempuan itu sendiri. Keistimewaan mereka kerap kali tersudut dalam perannya menata beban domestik, sehingga banyak ketimpangan dan stigma yang cukup kejam terhadap perempuan. Cara kuasa arus utama telah langgeng memproduksi narasi semacam ini.

Sekilas tentang Abhinaya Karya 2023

Narasi tersebut merupakan catatan pengantar mengenai Abhinaya Karya 2023. Sebuah pameran temporer inisiasi Museum Sonobudoyo Yogyakarta yang mengangkat cerita sosok Ibu dan bertajuk “Kamala Padma: Laga dalam Hening, Pijar dalam Petang”.

Pameran ini terbuka untuk umum selama satu bulan lebih, dari tanggal 6 Juni sampai 28 Juli 2023 dengan waktu operasional mulai pukul sembilan pagi sampai delapan malam. Pameran berlangsung di Gedung Pameran Temporer Museum Sonobudoyo, Jl. Pangurakan, Gondomanan, Yogyakarta. Tak jauh dari kawasan Titik Nol Yogyakarta.

Abhinaya Karya 2023 merupakan ragam koleksi dan artefak kebudayaan yang dimiliki Museum Sonobudoyo. Pameran ini berupaya mengangkat tema mengenai sosok ibu dalam ragam kisah. Dari kisah secara digdaya hingga sisi paling tidak sempurna, dari zaman prasejarah hingga masa penguasa Orde Baru.

Sejalan dengan itu, kisah ibu dan pegulatan batinnya menanggung stigma sejatinya telah hadir di banyak naskah hingga artefak arkeologis kuno. Maka beberapa kisah yang cukup memilukan, bahkan sering menampilkan kegemilangan tersusun rapi di sepanjang lobi pameran. 

Beberapa ketidaksempurnaan yang seorang ibu alami kerap menjadi stigma negatif. Lebih-lebih mirisnya, sampai saat ini masyarakat kita masih memegang lekat stigma tersebut terhadap seorang ibu. 

Sesungguhnya beberapa perempuan telah mendobrak habis-habisan beberapa upaya dan rangkaian stigma tersebut. Namun, aksi-aksi yang mereka lakukan tak jarang tersingkir melalui narasi sejarah. Abhinaya Karya 2023 berupaya menghadirkan kembali perlawanan para perempuan dan beragam narasi yang tak pernah sejarah ungkapkan terhadap mereka.

Abhinaya Karya 2023: Membaca Peran Ibu dalam Kebudayaan Jawa
Instalasi R.A. Kartini dalam Abhinaya Karya 2023/Mohamad Ichsanudin Adnan

Bertandang ke Setiap Biliknya

Bersama seorang kawan, saya berkesempatan menghadiri pameran tersebut pada 15 Juni 2023 lalu. Berbekal uang Rp10.000 per orang, kami sudah dapat menikmati pameran tersebut hingga lorong paling akhir.

Melalui informasi yang saya peroleh dari seorang penjaga, pameran tersebut terbagi menjadi delapan ruangan. Ruang pertama bercerita mengenai konsep ibu bumi serta berbagai kisah dan artefak di dalamnya. Ruang kedua dan ketiga berkisah tentang sosok ibu dalam berbagai mitologi Jawa, mulai dari Bali, Madura, hingga Kesultanan Mataram. Kemudian ruang keempat berisi mengenai narasi gender dan seksualitas.

Ruang kelima berupaya menghadirkan interaksi bilik intip yang membawa kisah mengenai Ken Dedes. Menuju ruang selanjutnya berisi tentang kehadiran ibu dalam pusaran politik. Ruang ketujuh merepresentasikan sosok ibu melalui beragam budaya yang melekat. Terakhir, ruang kedelapan, berupaya merefleksikan kembali peran ibu yang terjadi pada konteks hari ini.

Saya cukup takjub dengan beragam instalasi dan artefak yang hadir di pameran ini. Bahkan beberapa instalasi tersebut baru pertama kali saya temukan melalui pameran ini. Menariknya, setiap bilik di dalamnya telah memiliki pemandunya masing-masing yang bertugas menjaga dan menyampaikan narasinya kepada pengunjung. Sehingga siapa pun tidak perlu risau dan kebingungan, karena setiap pemandu akan dengan senang hati mengarahkan dan membantu memahami maksud dari setiap instalasinya.

  • Abhinaya Karya 2023: Membaca Peran Ibu dalam Kebudayaan Jawa
  • Abhinaya Karya 2023: Membaca Peran Ibu dalam Kebudayaan Jawa

Sejauh pengalaman saya, ruang kelima merupakan yang paling berkesan bagi saya. Sebab bilik tersebut menyuguhkan sebuah medium instalasi yang membuat saya hanya bisa melihatnya dengan cara mengintip. Melalui proyeksi layar serta sebilah kaca di dalamnya, saya bisa melihat aktivitas seksual yang berlangsung guna mengobjektifikasi Ken Dedes. 

Cara saya menatap aktivitas seksual itu sejatinya tak ada bedanya dengan cara laki-laki menatap dan memperlakukan perempuan. Melalui medium “mengintip”, perempuan menjadi sarana untuk memuaskan nafsu dari para pengunjung yang hadir di ruang tersebut.

Melalui berbagai macam ruangan yang sudah saya lewati, saya menjadi punya refleksi baru. Sosok perempuan, khususnya ibu, ternyata telah menanggung berbagai beban yang cukup kejam. Beban tersebut bisa bersumber dari kita sebagai masyarakat yang masih mengamini hadirnya patriarki, serta cara kekuasaan yang terus-menerus melanggengkan narasi tersebut melalui pelbagai jenis tradisi.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Abhinaya Karya 2023: Membaca Peran Ibu dalam Kebudayaan Jawa appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/abhinaya-karya-2023-membaca-peran-ibu-dalam-kebudayaan-jawa/feed/ 0 39660
Mengenang Histori dan Kultur Jawa Melalui Koleksi Museum Sonobudoyo https://telusuri.id/mengenang-histori-dan-kultur-jawa-melalui-koleksi-museum-sonobudoyo/ https://telusuri.id/mengenang-histori-dan-kultur-jawa-melalui-koleksi-museum-sonobudoyo/#comments Sun, 06 Feb 2022 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=32518 Yogyakarta begitu terik siang itu. Suara kendaraan bermotor berderu keras dari jalan utama Alun-alun Utara menjelang jam makan siang. Dari balik pagar, saya melihat sejumlah bus berjalan pelan dari kawasan Titik Nol Kilometer, tanda musim...

The post Mengenang Histori dan Kultur Jawa Melalui Koleksi Museum Sonobudoyo appeared first on TelusuRI.

]]>
Yogyakarta begitu terik siang itu. Suara kendaraan bermotor berderu keras dari jalan utama Alun-alun Utara menjelang jam makan siang. Dari balik pagar, saya melihat sejumlah bus berjalan pelan dari kawasan Titik Nol Kilometer, tanda musim liburan telah tiba. Topeng karakter wayang menyambut saya dan seorang teman kala kami turun dari sepeda motor. Bangunan bergaya keraton, dengan bangunan putih dan pagar hijau khasnya, mengundang kami untuk segera menjelajahinya. Setelah membayar tiket masuk senilai Rp3.000,00 per orang, kami bergegas masuk dengan antusiasme seorang anak sekolah yang sedang karyawisata.

Suara gamelan yang berdenting lembut menegaskan suasana anggun dan aura kuat dari Keraton Yogyakarta. Saya menyempatkan diri untuk mencatat kesan pertama saya terhadap Museum Sonobudoyo selama kami memenuhi syarat untuk berwisata di masa pandemi. Saya membayangkan sebuah museum klasik tanpa adanya teknologi atau sentuhan modern, seperti museum di dalam kawasan Keraton. Namun, Museum Sonobudoyo berdiri tegak dengan arsitektur Jawa yang apik sekaligus teknologi yang membuat kunjungan lebih nyaman dan interaktif. Contoh sederhananya, ada air conditioner di museum ini. Kunjungan jadi nyaman dan menyenangkan, terutama di tengah panasnya Kota Yogyakarta. 

Museum Sonobudoyo
Ruang koleksi pertama yang bernuansa keraton dengan ornamen yang kental akan budaya Jawa/Dyah Sekar P

Dua ruang pertama di Museum Sonobudoyo membuat saya dan teman saya menolak untuk berjalan berjauhan. Ruangan pertama, dengan nuansa warna cokelat dan penerangan yang muram, memajang artefak Jawa klasik. Tempat tidur beratap dari kayu yang mewah, cawan kuningan, guci, wayang kulit, dan beberapa artefak lain dipajang di ruangan tersebut. Nuansa Jawa kental dan tidak adanya pengunjung menciptakan aura mistis sekaligus menakjubkan. 

Di ruangan selanjutnya, terdapat peninggalan purbakala seperti alat-alat batu dan tulang serta tengkorak manusia purba. Terdapat kubur batu di bagian lantai, dengan kerangka manusia yang entah asli atau replika, menjadi highlight dari bagian prasejarah di Museum Sonobudoyo. Sebagai generasi Z, tidak dapat dipungkiri bahwa kami ingin mengabadikan apapun yang kami lihat di museum. Namun saat itu, terdorong respek, rasa kagum, sekaligus bergidik, kami menyimpan ponsel dalam tas masing-masing dan memutuskan menyaksikan bukti kejayaan nenek moyang yang terpajang di seluruh museum. 

Ruangan selanjutnya merupakan ruang yang memajang artefak dari candi Hindu-Buddha di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta serta peninggalan Mataram Islam. Benda-benda seperti cermin, miniatur patung Ganesha, artefak pemujaan bernama gentha dan darpana, guci, replika kapal, dan teko antik terpajang cantik dan dapat diamati melalui kaca. Ruangan ini juga dihiasi oleh stained glass—kaca berwarna-warni—khas Eropa yang dipajang dekat dengan langit-langit museum. Uniknya, stained glass tersebut berdampingan dengan dinding kayu khas Keraton, menciptakan perpaduan arsitektur Jawa-Eropa yang cantik. 

Kesenian merupakan tema dari ruang-ruang berikutnya. Terdapat ruangan yang memamerkan kain batik dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Di ruangan tersebut, terpajang juga pakaian pengantin khas Yogyakarta dan informasi mengenai filosofi yang terkandung di dalamnya. Terdapat ruang yang memajang berbagai wayang kulit, mulai dari wayang berbentuk manusia, seperti tokoh dewa-dewi dan pahlawan, hingga hewan seperti kancil dan buaya. Ruangan wayang dilengkapi oleh layar besar yang menampilkan video animasi wayang yang menceritakan kisah Ramayana. 

Ruangan selanjutnya memamerkan topeng dari pelbagai daerah, lengkap dengan informasi mengenai bagian, cara pembuatan, hingga karakter dari topeng. Kali ini, tidak hanya budaya Jawa yang dibawakan. Topeng-topeng khas Bali, seperti leak dan barong, juga terpajang apik. Usai menjelajah ruangan tersebut, saya kembali diingatkan akan kekayaan dan keindahan budaya negeri kita. Itupun baru Jawa Tengah dan Yogyakarta, bagaimana dengan daerah lain? Pastinya menakjubkan dan kaya sekali!

Sebuah ruangan luas dengan dinding berhiaskan ukiran khas Jawa menjadi tempat saya dan teman beristirahat sejenak. Mengagumi ukiran-ukiran kayu yang kami taksir harganya mencapai ratusan juta rupiah, berbincang sebentar, hingga mengambil foto di depan dinding dan pintu kayu yang cantik. Cahaya siang yang masuk melalui pintu kaca di sebelah barat membuat ruangan ini terlihat kian apik pada lensa kamera. Cocok untuk mengabadikan momen berkunjung ke Museum Sonobudoyo! 

Ternyata, tidak hanya artefak dan peninggalan budaya Jawa saja yang disimpan di Museum Sonobudoyo, tetapi juga artefak Bali. Seusai menjelajahi peninggalan Jawa berupa keris dan permainan tradisional, pengunjung diarahkan ke ruangan besar yang memajang peninggalan khas Pulau Dewata. 

Museum Sonobudoyo
Nuansa khas Bali di tengah Kota Yogyakarta/Dyah Sekar P

Patung dewa-dewi Hindu yang megah, pintu dan ukiran kayu bernuansa keemasan, dan masih banyak lagi. Di bagian outdoor dari kawasan Bali, terdapat sebuah taman kecil bergaya Bali dengan gapura dan adanya patung berkain kotak-kotak. Terdapat juga pendopo dengan arsitektur khas Bali di balik gapura. Nuansa Bali yang kental membuat kita merasa bukan lagi berada di Yogyakarta. Cocok untuk berfoto dan “menipu” para followers di sosial media bahwa kita sedang berlibur di Bali. 

Kunjungan yang tak terbilang panjang ke Museum Sonobudoyo tersebut mencetak pengalaman berharga untuk kami. Selama tiga tahun berkuliah di Kota Pelajar, hal ini menjadi satu momen dimana kami diingatkan akan pesona dan kekayaan kultur Jawa. Koleksi, artefak, dan karya seni yang terpajang rapi dalam gedung museum menjadi pesan pada generasi saat ini mengenai budaya, kecerdasan, dan pamor nenek moyang bangsa Indonesia. 

Tak ada alasan untuk tidak mengunjungi museum ini bila berkunjung ke Yogyakarta. Lokasi di pusat kota, mudah diraih oleh berbagai moda transportasi, hingga tiket masuknya yang ramah untuk dompet menjadi alasan Museum Sonobudoyo layak menjadi tempat wisata yang populerhits. Entah untuk wisata bernuansa kental budaya Yogyakarta atau sekadar membunuh kebosanan, Museum Sonobudoyo akan menjadi tempat yang saya rekomendasikan.  


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Mengenang Histori dan Kultur Jawa Melalui Koleksi Museum Sonobudoyo appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/mengenang-histori-dan-kultur-jawa-melalui-koleksi-museum-sonobudoyo/feed/ 1 32518