pasuruan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/pasuruan/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Wed, 30 Aug 2023 16:30:06 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 pasuruan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/pasuruan/ 32 32 135956295 Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo https://telusuri.id/panduan-pendakian-gunung-arjuno-welirang-via-tretes-si-gunung-kembar-di-kawasan-tahura-raden-soerjo/ https://telusuri.id/panduan-pendakian-gunung-arjuno-welirang-via-tretes-si-gunung-kembar-di-kawasan-tahura-raden-soerjo/#respond Wed, 30 Aug 2023 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=39693 Gunung Arjuno dan Gunung Welirang (atau biasa disebut Arjuno-Welirang) termasuk dalam kelompok gunung tertinggi di Jawa Timur. Kedua gunung tersebut bak saudara kembar siam karena berada dalam satu gugusan pegunungan yang sama di kawasan konservasi...

The post Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo appeared first on TelusuRI.

]]>
Gunung Arjuno dan Gunung Welirang (atau biasa disebut Arjuno-Welirang) termasuk dalam kelompok gunung tertinggi di Jawa Timur. Kedua gunung tersebut bak saudara kembar siam karena berada dalam satu gugusan pegunungan yang sama di kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Tahura Raden Soerjo, sebuah Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Meskipun tergolong tidak mudah untuk didaki, Gunung Arjuno-Welirang tetap menjadi tujuan pendakian favorit di Jawa Timur, selain Semeru, Argopuro, Raung, Butak, Kawi, maupun Lawu. Selain panorama alam yang ditawarkan, masing-masing jalur resmi yang tersedia, mulai dari Tretes, Tambaksari, Lawang, dan Sumberbrantas memungkinkan pendaki untuk menggapai kedua puncaknya. Tentu dengan tingkat kesulitan dan karakteristik trek yang berbeda. 

Kali ini TelusuRI akan membahas jalur pendakian Tretes, sebuah area wisata berhawa sejuk yang terletak di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Pos perizinannya saat ini berlokasi di batas hutan kawasan konservasi Tahura Raden Soerjo. Persisnya di atas destinasi wisata air terjun Kakek Bodo. Meski trek terbilang panjang, terjal, dan hampir penuh bebatuan karena merupakan jalur jip pengangkut belerang, jalur Tretes jadi favorit karena ketersediaan sumber air melimpah di hampir setiap posnya.

Buat kamu yang ingin mendaki Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, panduan singkat ini bisa kamu jadikan pegangan sebelum melakukan pendakian. 

Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo
Pos perizinan Gunung Arjuno-Welirang via Tretes (Bartian Rachmat/bartzap.com)

Perencanaan dan Persiapan Pendakian

Mendaki gunung termasuk kegiatan ekstrem yang membutuhkan perencanaan matang dan banyak persiapan. Jadi, jangan sampai kamu masuk hutan dengan tangan kosong. Terlebih jalur Tretes yang menuntut kamu mempersiapkan fisik dan mental ekstra, karena titik awal pendakiannya baru setinggi sekitar 800 mdpl. Setidaknya terdapat 5 (lima) tahapan yang harus kamu lakukan sebelum berangkat mendaki:

1) Menentukan waktu perjalanan dan mengecek status jalur pendakian berkala

Daripada bersusah payah mendaki saat musim hujan dan rawan badai, lebih baik mencari waktu libur di musim kemarau. Selain cuaca dan kondisi jalur yang relatif lebih bersahabat, pemandangan sepanjang pendakian berpotensi lebih terbuka. Fisik juga akan lebih terjaga dan tidak se-ngoyo saat bulan-bulan hujan.

2) Melakukan riset jalur pendakian dan prakiraan cuaca terkini

Sebelum berangkat, terlebih dahulu melakukan riset jalur Tretes dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Data tersebut mencakup peta jalur, estimasi jarak dan waktu tempuh, lokasi berkemah, sumber air, vegetasi, hingga jenis flora dan fauna yang mungkin akan ditemui. Jangan lupa pula mengecek prakiraan cuaca terkini melalui radar BMKG atau aplikasi sejenis.

3) Membuat perencanaan pendakian

Pendakian sebagai kegiatan ekstrem tidak bisa sekadar asal jalan begitu saja. Kamu harus membuat perencanaan dengan benar-benar matang, sehingga pendakianmu lebih nyaman dan terukur. Siapkan pula rencana-rencana cadangan jika terjadi sesuatu yang bersifat darurat, seperti perubahan cuaca, anggota tim mengalami cedera, logistik menipis, dan lain-lain.

4) Latihan fisik secukupnya

Ketahanan fisik yang baik berpengaruh pada kelancaran pendakian. Untuk itu kamu perlu merancang latihan fisik berkala setidaknya sebulan sebelum tanggal pendakian. Lalu sekitar seminggu sebelum berangkat, kurangi frekuensi latihan agar mencegah potensi cedera atau kelelahan. Beberapa opsi latihan fisik yang bisa kamu lakukan antara lain jogging, squat, plank, burpees, atau berenang. 

5) Mempersiapkan logistik dan perlengkapan pendakian standar

Peralatan pendakian yang sesuai standar dan logistik (bahan makanan-minuman) yang cukup merupakan aspek yang wajib dipenuhi agar pendakianmu nyaman. Alat pendakian tidak harus mahal, yang penting sesuai fungsi dan mengutamakan faktor keselamatan. Sebagai panduan, TelusuRI membuat daftar peralatan yang sifatnya wajib atau opsional sehingga kamu bisa mengecek apakah sudah lengkap atau belum:

Reservasi Daring dan Alur Pendakian

Sejak 2019, Tahur telah memberlakukan sistem reservasi pendakian secara daring (online booking) untuk semua jalur, termasuk Tretes. Masing-masing jalur memiliki batasan maksimal kuota atau daya dukung mencapai 500 orang per hari. Saat ini durasi maksimal pendakian adalah tiga hari dua malam.

Sistem reservasi pendakian daring dapat dilakukan satu pintu melalui situs resmi: tahurarsoerjo.dishut.jatimprov.go.id. Di halaman sistem reservasi daring tersebut, kamu akan menemukan ketentuan umum pendaftaran, tarif pendakian (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi/SIMAKSI), alur pelaksanaan pendakian, kewajiban dan larangan selama pendakian, hingga mengecek kuota pendakian di waktu yang kamu jadwalkan untuk mendaki. Jika masih bingung dengan alurnya, kamu juga bisa membaca serta mempelajari Panduan Booking dan Panduan Pembayaran terlebih dahulu.

Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo
Tampilan halaman reservasi daring pendakian Gunung Arjuno-Welirang di situs resmi Tahura Raden Soerjo

Jika mengalami kendala atau memerlukan informasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi administrator Tahura Raden Soerjo maupun petugas pengelola pos perizinan jalur Tretes sebagai berikut.

Admin:
Amiruzzuhhad Gunes – 085156579564 (chat only)

Pos Tretes:
Rudiono – 081330787722
Mujianto – 089661413345
Kasiyanto – 081336889910
Wahyu Rama Dhoni – 08973854949

Peta Jalur Pendakian via Tretes

Jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes hampir didominasi oleh trek makadam sejak Pos 1 Perizinan hingga Pos 3 Pondokan. Karena titik awal pendakian cukup rendah, penting buat kamu mempersiapkan fisik dan mengatur manajemen waktu agar pendakian berjalan sesuai rencana. 

Jalur Tretes sangat jelas dan relatif minim percabangan yang membingungkan. Selalu ikuti petunjuk yang tersedia di masing-masing pos maupun penanda berupa tali atau pita di beberapa ranting pohon. Adapun elevasi dan jarak merupakan estimasi sesuai tercatat dalam alat navigasi GPS maupun peta pendakian. 

(Silakan klik di sini untuk mengunduh tracklog pendakian dalam format GPX)

Parkir Kendaraan (800 mdpl) — Pos 1 Pet Bocor 💧 (964 mdpl): +1 kilometer

  • Dari parkir kendaraan di belakang Hotel Surya Tretes, ikuti jalan aspal menanjak melewati loket wisata air terjun Kakek Bodo. Beberapa puluh meter kemudian kamu akan menjumpai persimpangan, pilih ke kiri menuju jalur pendakian ke puncak Arjuno-Welirang. Jalur akan berganti cor sampai kamu tiba di Pos 1 Pet Bocor.
  • Pos 1 Pet Bocor berada di sisi kanan jalur, terdapat warung sederhana yang biasanya buka dan ramai saat akhir pekan; serta area camping ground di seberang warung yang cukup luas memuat belasan tenda. Tersedia sumber air bersih di sini berupa keran dan fasilitas mandi cuci kakus (MCK).
  • Estimasi: 20—30 menit dengan jalan kaki

Pos 1 Pet Bocor 💧 (964 mdpl) — Pos Perizinan Tahura (1.028 mdpl): +300 meter

  • Jalan masih berupa cor beton yang relatif tidak terlalu menanjak hingga menemui portal batas area Perhutani dengan kawasan konservasi Tahura Raden Soerjo
  • Pos perizinan berada di sebelah kanan jalur. Di pos ini kamu harus segera melapor ulang hasil registrasi perizinan daring kepada petugas yang berjaga. Jangan lupa meminta petugas untuk membantu mengecek perlengkapan tim kamu, serta memberikan briefing agar mendapatkan arahan dan informasi jelas seputar jalur, sumber air, cuaca, ataupun aturan-aturan lain sebelum memulai pendakian.
  • Terdapat fasilitas MCK, musala, dan warung sederhana di pos ini
  • Estimasi: 5—10 menit

Pos Perizinan Tahura (1.028 mdpl) — Pos 2 Kokopan 💧 (1.576 mdpl): +2,5 kilometer

  • Pendakian sesungguhnya telah dimulai, dengan jenis trek berupa batu-batu makadam selebar mobil karena merupakan jalur jip pengangkut belerang hasil penambang dari Pos 3 Pondokan. Biasanya jip akan berangkat dari Tretes sejak pagi, lalu jelang sore sudah turun kembali.
  • Elevasi jalur secara bertahap akan menanjak dan berkelok hingga Pos 2 Kokopan
  • Vegetasi beragam, mulai dari pohon pisang, ladang perkebunan warga, hingga tanaman semak
  • Pos 2 Kokopan berupa dataran yang cukup lapang dan terbuka, dengan tanah keras dan dominan bebatuan. Terdapat sumber air bersih di pos ini dengan debit yang cukup besar dan mengalir sepanjang tahun.
  • Saat musim ramai pendaki (biasanya akhir pekan) warung di Pos 2 Kokopan akan buka dan menjajakan gorengan maupun minuman kemasan lainnya
  • Estimasi: 2—3 jam

Pos 2 Kokopan 💧 (1.576 mdpl) — Pos 3 Pondokan 💧 (2.389 mdpl): +3,8 kilometer

  • Perjalanan dari Pos 2 Kokopan menuju Pos 3 Pondokan adalah yang terpanjang di jalur Tretes. Trek akan makin terjal, lalu cenderung landai ketika mendekati Pos 3 Pondokan. Waspada dengan satwa ulat bulu yang biasanya banyak terdapat di semak-semak atau tanah ketika ingin beristirahat.
  • Vegetasi di atas Pos 2 Kokopan mulai berangsur berubah dengan pepohonan cemara gunung dan tanaman perdu di bawahnya
  • Sesuai namanya, Pos 3 Pondokan merupakan tempat para penambang beristirahat setelah menambang belerang di kawah Welirang. Ada beberapa gubuk atau pondok sederhana bagaikan rumah hobbit di film The Lord of The Rings. Terdapat pula warung milik warga yang buka saat ramai pendaki di akhir pekan. Pos 3 Pondokan merupakan persimpangan jalur ke puncak Welirang dan Arjuno.
  • Pos 3 Pondokan bisa menjadi salah satu alternatif tempat berkemah karena tersedia sumber air di sungai yang terletak di bawah warung. Namun, TelusuRI merekomendasikan kamu untuk terus berjalan dan mendirikan tenda di Lembah Kidang saja. Pertimbangannya adalah suasana yang lebih kondusif, tetap dekat dengan mata air yang lebih bersih, serta bisa melihat pemandangan sabana Lembah Kidang yang luas dan tebing puncak Arjuno nan cadas.
  • Estimasi: 3—4 jam

Pos 3 Pondokan 💧 (2.389 mdpl) — Lembah Kidang 💧 (2.588 mdpl): +1 kilometer

  • Ikuti petunjuk ke arah puncak Arjuno untuk menuju Lembah Kidang. Jalurnya berupa jalan setapak tanah sempit di sebelah selatan, melipir lereng bukit di antara semak-semak liar dan cemara gunung.
  • Opsi tempat camp yang representatif berada di Camp 2 Lembah Kidang, tepatnya dekat mata air kedua dan di tepi jalur pendakian ke arah puncak. Saat musim kemarau, sumber air pertama di Camp 1 akan kering. Sebaiknya konfirmasi terlebih dahulu pada petugas di pos perizinan untuk memastikan ketersediaan air.
  • Waspada dengan keberadaan babi hutan saat malam, sehingga kamu perlu menjaga bahan makanan maupun sampah dengan cara menyimpannya rapat di dalam tenda atau menggantungnya di ranting pohon.
  • Lembah Kidang merupakan sabana luas dengan banyak tumbuh pepohonan cemara gunung dan pemandangan tebing puncak Ogal-Agil Arjuno yang menguji mental
  • Estimasi: 20—30 menit

Jika kamu ingin ke puncak Gunung Welirang terlebih dahulu, rutenya sebagai berikut:

Lembah Kidang 💧 (2.588 mdpl) — Pos 3 Pondokan 💧 (2.388 mdpl): +1 kilometer

  • Kembali ke jalur yang sama saat berjalan dari Pos 3 Pondokan
  • Estimasi: 20—30 menit

Pos 3 Pondokan 💧 (2.388 mdpl) — Taman Edelweiss (2.952 mdpl): +1,8 kilometer

  • Jalur selepas Pos 3 Pondokan masih dominan batu-batu makadam, karena menjadi tumpuan gerobak para penambang belerang saat naik turun untuk menambang. Treknya kombinasi tanjakan dan bonus mendatar di beberapa titik.
  • Vegetasi masih didominasi cemara gunung dan terdapat beberapa pohon cantigi (manisrejo) saat mendekati pos Taman Edelweiss. Di Taman Edelweiss, sesuai namanya, kamu akan menjumpai banyak tanaman edelweiss. Dari sini biasanya bau belerang dari kawasan puncak Welirang mulai tercium.
  • Taman Edelweiss merupakan persimpangan jalur menuju puncak Gunung Kembar I dan II. Kamu bisa mengunjungi kedua puncak bersebelahan itu setelah dari Welirang, tetapi pastikan kondisi fisik dan perbekalanmu cukup.
  • Estimasi: 2—3 jam

Taman Edelweiss (2.952 mdpl) — Puncak Welirang (3.156 mdpl): +425 meter

  • Kontur jalur berupa jalan setapak melipir tebing dengan jurang di sisi kiri. Hati-hati dalam melangkah dan jangan sampai kebablasan mengikuti jalur penambang ke arah kiri menuju kawah. Jalur ke puncak selalu mengarah ke kanan hingga tiba di lapangan luas penuh bebatuan dan bongkahan belerang.
  • Vegetasi masih didominasi edelweiss dan pohon cantigi (manisrejo)
  • Dalam perjalanan ke puncak akan menemui gua batu besar di sisi kanan jalur, namanya Gua Sriti (3.126 mdpl). Terkadang ada beberapa pendaki yang camp di tanah datar di depan gua. Namun, tidak dianjurkan karena rawan badai dan bau belerang pekat dari arah puncak.
  • Kawasan puncak Welirang tidak terlalu luas dan sebaiknya menggunakan masker untuk mencegah bau belerang yang menyengat dari arah kawah terbesar di bawah puncak
  • Estimasi: 45—60 menit

Jika kamu ingin ke puncak Gunung Arjuno, rutenya sebagai berikut:

Lembah Kidang 💧(2.740 mdpl) — Pasar Dieng (3.329 mdpl): +1,1 kilometer

  • Perjalanan ke puncak Ogal-Agil Gunung Arjuno akan melewati kawasan hutan Alas Lali Jiwo. pos Watu Gede (2.789 mdpl), pertigaan jalur Cangar–Tretes (2.849 mdpl), serta patok perbatasan Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang (3.318 mdpl)
  • Jalur ke puncak sangat terjal dan panjang. TelusuRI menyarankan kamu mulai berjalan dari Lembah Kidang paling lambat pukul 02.00 agar tidak terlalu kesiangan sampai puncak dan bisa berkesempatan melihat matahari terbit.
  • Mendekati puncak, kamu akan melewati kawasan terbuka bernama Pasar Dieng. Di sini terdapat beberapa petilasan atau batu-batu memorial untuk mengenang para pendaki yang gugur di gunung. Dari Pasar Dieng, kamu sudah bisa melihat batu-batu besar dan bendera merah putih sebagai tanda puncak Ogal-Agil sudah dekat.
  • Ketinggian Pasar Dieng hampir sama dengan puncak Arjuno
  • Estimasi: 3—4 jam

Pasar Dieng (3.329 mdpl) — Puncak Arjuno (3.339 mdpl): +800 meter

  • Meskipun sudah tampak dekat, tetapi kamu harus menuruni jalur terjal penuh batu terlebih dahulu sampai ke sebuah dataran kecil. Dataran tersebut merupakan persimpangan jalur dari arah Tretes dan Cangar bertemu dengan jalur Purwosari dan Lawang. Dari sini kamu tinggal menapaki anak tangga kecil dari batu sampai ke puncak.
  • Puncak Ogal-Agil ditandai dengan batu-batu besar yang sayangnya penuh dengan coretan vandalisme pendaki usil. Terdapat plakat yang menandakan kamu telah tiba di puncak tertinggi Arjuno, tanah tertinggi di Tahura Raden Soerjo.
  • Dari puncak Arjuno, kamu bisa melihat pemandangan Pegunungan Tengger dan Semeru, Gunung Penanggungan, Gunung Panderman, Gunung Butak, Gunung Kawi, Gunung Wilis, dan Gunung Kelud
  • EstimasI: 30—45 menit

Akses Transportasi dan Akomodasi

Pos perizinan pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes terletak di kawasan wisata Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Tidak tersedia basecamp khusus di sini, tetapi kamu bisa menyewa homestay atau penginapan murah di sekitar Tretes jika ingin beristirahat dahulu sebelum mendaki keesokan harinya. Buat kamu yang membawa kendaraan pribadi, kamu bisa menitipkan motor atau mobilmu di halaman belakang Hotel Surya Tretes. Ikuti peta berikut untuk memandu perjalanan kamu ke pos perizinan. Jika bingung, kamu bisa bertanya pada warga sekitar atau petugas Tahura Raden Soerjo untuk meminta petunjuk arah.

Rute menuju Tretes cukup mudah. Apabila kamu membawa kendaraan pribadi dari arah Surabaya maupun Malang melalui jalan tol, kamu bisa keluar di pintu tol Pandaan. Dari Pandaan, ikuti jalur menuju Tretes sesuai aplikasi peta di gawai kamu. Adapun jika menumpang kendaraan umum, seperti bus, kamu bisa turun di Terminal Pandaan lalu lanjut naik ojek ke Tretes.

Menjadi Pendaki Bijak

Saat ini setiap orang—termasuk kamu—bisa dengan mudah menjadi pendaki gunung. Siapa pun memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pendakian, dengan tujuan dan misi yang berbeda-beda. Namun, tidak semua pendaki memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang sama untuk ikut menjaga gunung itu sendiri. TelusuRI punya sejumlah tips agar kamu bisa menjadi pendaki yang bijak:

  1. Menghormati adat istiadat di dusun setempat
  2. Mematuhi peraturan yang berlaku di kawasan taman nasional
  3. Melengkapi diri dengan peralatan pendakian standar dan menyiapkan logistik yang cukup selama pendakian, serta tetap waspada dan hati-hati dengan barang-barang bawaan pribadi dari potensi pencurian oleh sejumlah oknum di area berkemah
  4. Jangan mengikuti ego dan memaksakan diri, terutama ketika cuaca buruk atau kondisi tim tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendakian
  5. Meminimalisasi penggunaan plastik sekali pakai
  6. Gunakan botol minum non-plastik kemasan dan membawa jeriken portabel untuk isi ulang air
  7. Gunakan kotak makan untuk menyimpan bahan-bahan makanan kamu
  8. Memilih menu-menu makanan organik, seperti sayur, buah, dan bahan lainnya yang limbahnya bisa kamu timbun di dalam tanah saat pendakian
  9. Membawa pulang sampah anorganik yang mungkin dihasilkan
  10. Membawa kantung sampah secukupnya

Pemutakhiran terakhir pukul 16.00 WIB, 30/08/2023.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/panduan-pendakian-gunung-arjuno-welirang-via-tretes-si-gunung-kembar-di-kawasan-tahura-raden-soerjo/feed/ 0 39693
Liburan Indie di Kakek Bodo Campground, Pasuruan https://telusuri.id/liburan-indie-di-kakek-bodo-campground/ https://telusuri.id/liburan-indie-di-kakek-bodo-campground/#respond Mon, 20 Sep 2021 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=29274 Saya adalah seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu dari Senin-Sabtu untuk datang ke kantor jam 08.30 WIB dan pulang bersama dengan para pekerja lain—yang seringkali terjebak kemacetan setiap jam 18.00 WIB. Kalian pasti bisa menebak,...

The post Liburan Indie di Kakek Bodo Campground, Pasuruan appeared first on TelusuRI.

]]>
Saya adalah seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu dari Senin-Sabtu untuk datang ke kantor jam 08.30 WIB dan pulang bersama dengan para pekerja lain—yang seringkali terjebak kemacetan setiap jam 18.00 WIB. Kalian pasti bisa menebak, apa yang saya rasakan jika kegiatan ini kita ulangi terus menerus setiap hari selama  satu tahun lebih. Ya, bosan, jenuh, lelah, itu semua saya rasakan. 

Pandemi yang belum menunjukkan tanda-tanda reda ini, membuat banyak sekali rencana perjalanan saya tertunda. Bahkan, saya hampir tidak pernah meninggalkan Kota Surabaya selama satu tahun ke belakang. 

Sekitar bulan April 2021, dua orang kawan mengajak saya liburan santai—dan tentu saja murah, saya langsung mengiyakan saja karena sudah penat dengan situasi dan kondisi yang sedang saya hadapi. 

Camping di Kakek Bodo Campground, Prigen, Pasuruan

Setelah mencocokkan jadwal pekerjaan, terpilihlah tanggal 12-13 Juni 2021. Bertepatan dengan hari ulang tahun saya ke- 25 tahun. Itung-itung, ini adalah rasa terimakasih terhadap diri saya sendiri setelah berhasil bertahan melewati satu tahun yang sulit—paling sulit karena ibu saya berpulang pada 18 Februari 2021 lalu.Bersama lima orang  kawan, saya berbagi tugas membawa barang. Kurang lebih, ini daftar perlengkapan yang kita bawa: 2 tenda ukuran sedang, 1 kompor portable, 1 set nasting (pinjam teman), sendok (bawa dari rumah masing-masing), 1 buah gas (beli di minimarket sekitar Rp30 ribu).

Untuk meminimalisir biaya, kami memanfaatkan bahan makanan yang ada di rumah, seperti mie instan, garam, lada, saos sambal, dan penyedap masakan. Khusus daging barbeque, sosis & bakso, kami membelinya. Kami tidak membawa nasi atau beras untuk dimasak, karena kami pikir, bahan-bahan ini sudah cukup untuk kita makan 2 kali. 

Sabtu  ba’da Maghrib, saya dan kawan-kawan berangkat ke campground Kakek Bodo. Dari Surabaya, normalnya perjalanan sekitar 90-120 menit. Tetapi, terjebak macet di sepanjang Bungurasih-Gedangan Sidoarjo. Alhasil, kami mencari jalan alternatif lain agar tidak terlalu lama dikepung kemacetan.

Suasana Campground
Suasana campground/Izzatul Mucharrom

Pintu masuk ke Campground Kakek Bodo ada 3, tetapi kita memilih masuk lewat jalur belakang yakni Hotel Surya karena lebih dekat dengan campground. Kami tiba di sana sekitar jam 20.00, harga tiket masuk Rp20 ribu per orang, kami harus mengisi semacam formulir pendaftaran dengan nama dan tanda tangan 1 orang penanggung jawab, kami cantumkan juga jumlah orang di rombongan yang ikut serta.

Harga tiket parkir motor Rp3 ribu. Dari tempat parkir, kami harus berjalan sekitar 5-10 menit sedikit menanjak untuk sampai di campground. Kami memilih lokasi yang dekat dengan kamar mandi, tidak terlalu ke atas. Karena kondisi malam hari, kami segera membangun tenda untuk kemudian menyiapkan makan malam. 

Kami masih mendengar kawan-kawan yang telah sampai lebih dulu di campground bercengkrama, bergurau, memetik gitar sambil bernyanyi, dan ada pula yang memasak. Setelah tenda berdiri, kami menyiapkan perlengkapan untuk pesta perut, alias makan-makan. Dengan bumbu-bumbu sederhana dan racikan ala kadarnya, kami berhasil menyantap mie instan dengan topping daging, sosis dan bakso sapi. Ditambah saus sambal dan dinginnya udara Prigen pada 12 Juni. Ah, sungguh momen perayaan ulang tahun yang tak akan pernah saya lupakan. 

Kami berbincang tentang banyak hal, mulai dari yang biasa-biasa saja sampai merembet ke gosip. Maklum, kami berenam sudah jarang bertemu. Padahal, semasa satu UKM saat kuliah dahulu, hampir setiap hari kami bertemu. Ini adalah kegiatan sederhana, terlampau sederhana, atau, kalian lebih sering melakukannya. Tetapi bagi saya yang masa mudanya direnggut kapitalisme ini, momen ini sangat berharga. Istilahnya, golden moment-lah ya.

Saat itu terbersit di pikiran saya: banyak sekali tempat indah dan waktu-waktu yang bisa dihabiskan dengan orang-orang tersayang, tapi mengapa masa muda saya harus dihabiskan setiap hari dari pagi-petang untuk duduk menatap layar komputer? Dengan tuntutan ini itu dan rasa jenuh yang kian menumpuk. Tapi ya sudahlah.

Telentang Dibawah Langit
Telentang Dibawah Langit/Izzatul Mucharrom

Esok paginya, saya bangun paling akhir. Kawan-kawan sudah membuatkan kopi sambil merokok, berbincang entah membicarakan apa. Saya bangun dan pergi ke kamar mandi untuk bersih diri, kemudian bergabung dengan mereka. Saya tidur telentang menatap langit, dengan pohon-pohon di sekeliling. Sesekali, saya memejamkan mata sambil menghirup-hembuskan napas dalam-dalam. Rasanya, saya tidak ingin pulang. Tidak ingin ke kantor dan pulang dengan rasa penat lagi. 

Setelah itu, kami sarapan, dengan menu yang sama, tetapi suasana berbeda. Karena terang, kami bisa melihat kawan-kawan yang lain. Mereka memasak, mengantre di kamar mandi, bergurau, berfoto, mencuci piring, dan lain-lain. 

Urusan perut beres, saya jalan-jalan ke ground atas. Ada Ground A sampai F, kalau saya tidak salah lihat. Alternatif lain setelah kalian camping di sini, kalian bisa mampir ke air terjun, sekalian berendam di sana. Semua rasa penat kalian terhadap kota akan hilang sejenak!

Kami juga mampir ke warung yang ada di campground, di warung itu tersedia beberapa minuman hangat seperti kopi, teh, dan minuman sachet lain. Ibu warungnya juga jual gorengan lho, saya sempat mencoba pisang gorengnya, rasanya enak, cuma Rp1 ribu harganya. Awalnya, saya mau pesan es, lalu ibunya berkata, ”Nggak ada es di sini Mbak, lagi pula sudah dingin gini kok ya cari es to?” 

Salah seorang laki-laki usia 50 tahun di warung itu menjawab cepat, “Ini saya lihat-lihat sepertinya orang Surabaya yaa. Dari cara bicaranya saja sudah kelihatan, memang orang Surabaya ya kalo nggak minum es nggak afdhol.”

Kami semua tertawa.

Kami sempat mengobrol dan akhirnya kami tahu bahwa bapak itu mampir di campground setelah melakukan perjalanan bersama komunitas sepeda gunungnya.

Dari penjual makanan dan bapak tersebut pula kami tahu bahwa daerah ini sempat diguyur hujan deras Sabtu malam sekitar jam 18.00-19.00. Bahkan ibu warung sampai meminjamkan terpalnya ke salah satu pengunjung ground karena air hujan yang akhirnya becek di tanah masuk ke tendanya.  Alhamdulillah, kami terhindar dari hujan itu. Kami kembali ke Surabaya jam 13.00, bonus landscape pegunungan dalam perjalanan pulang. Benar-benar refresh otak dengan harga murah, kurang lebih saya mengeluarkan budget Rp150 ribu saja. Singkat memang, tak sampai satu hari, tapi ini sungguh berharga bagi saya.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Liburan Indie di Kakek Bodo Campground, Pasuruan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/liburan-indie-di-kakek-bodo-campground/feed/ 0 29274
Asyiknya Menjelajah Sawah Desa Gerbo https://telusuri.id/menjelajah-sawah-desa-gerbo/ https://telusuri.id/menjelajah-sawah-desa-gerbo/#comments Fri, 26 Apr 2019 16:00:27 +0000 https://telusuri.id/?p=13497 Sore hari itu mendung tampak menggantung di langit Desa Gerbo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Namun hal itu tidak menyurutkan niat orang-orang untuk berkumpul di depan balai desa. Sebagai rangkaian perayaan ulang tahun, salah satu komunitas...

The post Asyiknya Menjelajah Sawah Desa Gerbo appeared first on TelusuRI.

]]>
Sore hari itu mendung tampak menggantung di langit Desa Gerbo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Namun hal itu tidak menyurutkan niat orang-orang untuk berkumpul di depan balai desa.

Sebagai rangkaian perayaan ulang tahun, salah satu komunitas pemuda di desa yang berada di jalur menuju Gunung Bromo via Pasuruan itu akan mengadakan kegiatan jalan sehat berhadiah. Komunitas itu bernama Planker (Pemuda Langganan Keramaian). Meski ada kata “pemuda” dalam namanya, anggota Planker lintas usia dan gender. Mereka terbilang aktif mengadakan kegiatan sosial dan budaya di Desa Gerbo. Dananya pun digalang secara swadaya. Mereka bahkan telah mencoba menginisiasi pengelolaan kegiatan yang mengarah pada wisata.

Setiap warsa, perayaan ulang tahun komunitas yang didirikan pada 1996 itu dimeriahkan dengan kegiatan jalan sehat. Namun, tahun ini gelaran jalan sehat terasa berbeda, tidak hanya dari segi tema namun juga rute yang akan dilalui. Jalan sehat tahun ini dipadukan dengan trekking menjelajahi persawahan di desa. Momen perayaan ulang tahun komunitas ini juga sekaligus jadi soft opening wisata perdesaan.

desa-gerbo-pasuruan
Jalan sehat menelusuri lahan pertanian/Hanifati Alifa Radhia

Jam telah menunjukkan pukul dua siang. Saya bersama partner, seorang gadis desa setempat, segera bergabung dengan kerumunan masyarakat yang akan mengikuti jalan sehat. Sebuah panggung disediakan, lengkap dengan seperangkat alat musik pengiring.

Acara diawali dengan prosesi seremonial, yakni sambutan kepala desa serta pemotongan tumpeng. Tak lupa, sebelum jalan sehat dimulai kami membeli kupon berhadiah yang akan diundi di akhir. Siapa tahu sehabis jalan sehat keliling sawah kami bisa pulang membawa hadiah yang jadi incaran semua peserta, yakni sepeda motor. 

Jalan sehat menelusuri persawahan dan perkebunan

Sekitar setengah jam kami berjalan menyusuri permukiman desa. Dengan penduduk sekitar 10.195 jiwa, Gerbo adalah desa terbesar kedua di Pasuruan. Desa ini terbagi menjadi enam dusun, yakni Lorkali, Tengah, Jajang, Kejoren, Pagergunung dan Rojopasang.

desa gerbo pasuruan
Wisata Lembah Gunung Tumpeng/Hanifati Alifa Radhia

Kegiatan ini membawa kami melewati tiga dusun. Dari Dusun Tengah dan Jajang yang terbilang padat penduduk, perjalanan kami kemudian memasuki areal persawahan dan perkebunan yang sungguh menawan di Dusun Kejoren.

Masyarakat Desa Gerbo mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian. Padi serta aneka sayuran seperti wortel, kubis, tomat, dan timun tumbuh subur di tanah Gerbo. Hasil-hasil panen itu biasanya akan dibeli oleh juragan setempat kemudian dikirim ke beberapa pasar di luar desa.

Pemandangan Desa Gerbo sungguh menawan karena berupa undakan atau terasering. Potensi inilah yang kelak, jika dikelola dengan baik tanpa mengesampingkan kelestarian, akan mampu menjadi salah satu daya tarik wisata.

desa gerbo
Berjalan di antara kehijauan perkebunan/Hanifati Alifa Radhia

Masyarakat Desa Gerbo yang mengikuti kegiatan jalan sehat ini terlihat begitu antusias. Orang-orang dari berbagai kalangan serta usia tampak bersemangat menelusuri sawah. Para ibu berjalan beriringan, asyik mengobrol dan bercengkerama. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari apa yang mereka lihat. Mereka seolah-olah punya cadangan energi yang melimpah, sebab tak tampak tanda-tanda bahwa mereka lelah.

Di tengah perjalanan, hujan deras sempat mengguyur Desa Gerbo. Meskipun demikian, masyarakat tetap antusias dan terus berjalan sampai kembali ke sekitar panggung.

Tetap senang meskipun sepeda motor gagal dibawa pulang

Berbagai macam hadiah disediakan oleh panitia untuk memeriahkan kegiatan ini, dari mulai perkakas rumah tangga, uang dari sponsor, serta hadiah utama berupa sepeda motor.

desa gerbo
Foto bersama/Hanifati Alifa Radhia

Pengundian hadiah berjalan cukup menegangkan, namun menyenangkan karena diselingi musik dangdut koplo. Saya dan partner setia memandangi kupon. Namun, tidak ada satu pun nomor kupon saya yang disebut panitia. Nomor-nomornya selalu meleset.

Petang mulai datang. Acara jadi makin menegangkan sebab sebentar lagi hadiah utama akan segera diundi. Salah satu nomor kupon partner saya berhasil masuk nominasi. Sayang sekali, rupanya keberuntungan belum berpihak padanya. Namun, mekipun demikian, kami tetap pulang dengan hati senang, sebab kami sudah telanjur gembira karena bisa ikut menjelajah persawahan Gerbo yang hijau menyegarkan mata. Kalau sempat, kamu semua juga harus coba!


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.


Pemutakhiran terakhir 30/04/19 01:22 WIB

The post Asyiknya Menjelajah Sawah Desa Gerbo appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/menjelajah-sawah-desa-gerbo/feed/ 1 13497