petualangan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/petualangan/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Mon, 29 Jul 2019 08:28:07 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 petualangan Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/petualangan/ 32 32 135956295 Inilah Para Perempuan Petualang Tangguh yang Kamu Perlu Tahu https://telusuri.id/para-perempuan-petualang-tangguh/ https://telusuri.id/para-perempuan-petualang-tangguh/#respond Wed, 19 Sep 2018 09:00:45 +0000 http://telusuri.org/dev/?p=834 Selamat Hari Perempuan Sedunia, teman-teman TelusuRI! Untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada beberapa hari yang lalu, TelusuRI akan menceritakan kisah beberapa perempuan yang melakukan petualangan gila. Perjalanan mereka begitu dramatis sampai-sampai beberapa di...

The post Inilah Para Perempuan Petualang Tangguh yang Kamu Perlu Tahu appeared first on TelusuRI.

]]>
Selamat Hari Perempuan Sedunia, teman-teman TelusuRI! Untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada beberapa hari yang lalu, TelusuRI akan menceritakan kisah beberapa perempuan yang melakukan petualangan gila. Perjalanan mereka begitu dramatis sampai-sampai beberapa di antaranya sudah diangkat menjadi film. Siapa saja perempuan petualang ini dan bagaimana petualangannya?

1. Amelia Earhart, Pilot 

perempuan petualang tangguh

Amelia Earhart via atlasobscura.com

Meskipun pilot perempuan sudah lumayan banyak akhir-akhir ini, tetap saja angkanya belum cukup banyak untuk menandingi jumlah pilot laki-laki. Apalagi di masa lalu. Nah, di masa-masa pahit, tahun 1932, Amelia Earhart menjadi perempuan pertama yang terbang solo melintasi Samudra Atlantik. Lepas landas di Newfoundland, Amerika Serikat, dan mendarat di sebuah padang rumput di Culmore, Irlandia Utara, Amelia Earhart terbang sendirian selama 14 jam 56 menit.

Tentu saja Amelia Earhart tidak serta merta jadi pilot perempuan petualang pertama yang melintasi Samudra Atlantik sendirian. Ada proses yang panjang sebelum pencapaiannya itu. Ia pernah bekerja di industri penerbangan sebagai sales representative. Selain itu ia juga pernah mengisi sebuah rubrik penerbangan di surat kabar lokal. Namun sayang sekali, Amelia Earhart hilang di Samudra Pasifik saat ia mencoba mengelilingi dunia menggunakan pesawat. Sampai sekarang pun masih banyak yang bertanya-tanya tentang keberadaan perempuan petualang legendaris ini.

2. Maureen Wheeler, Co-Founder Lonely Planet

perempuan petualang tangguh

Tony (kiri) dan Maureen Wheeler (kanan) via outsideonline.com

Maureen Wheeler sama gilanya dengan suaminya, Tony Wheeler. Ia mau-mau saja diajak melakukan perjalanan “overland and sea” dari Inggris sampai Australia. Semula mereka ingin naik mobil sampai ke tujuan. Namun pada akhirnya mereka harus rela menjual mobilnya di sebuah titik sebab mustahil untuk membawanya melintasi wilayah tersebut, kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi umum.

Tiba di Bali, mereka duduk termenung di sebuah bar sambil memikirkan cara untuk menuju Australia—masalahnya uang mereka sudah hampir habis. Lalu mereka seperti mendapat cahaya terang sebab seorang kapten yacht asal Selandia Baru yang sedang mencari kru “untuk berlayar ke selatan” menghampiri mereka. Mereka pun senang sebab dapat tumpangan gratis. Akhirnya setelah perjalanan panjang mereka mendarat di pesisir barat Australia dengan uang hanya beberapa sen. Namun pendaratan mereka di Benua Kanguru itu menandai dimulainya sejarah buku panduan perjalanan legendaris, Lonely Planet.

3. Robyn Davidson, Naik Onta Sepanjang Australia

perempuan petualang tangguh

Robyn Davidson via proof.nationalgeographic.com

Road-trip dengan van, mobil, sepeda motor, atau sepeda sudah lazim dilakukan para petualang. Namun tidak banyak petualang yang bepergian dengan binatang. Robyn Davidson, entah apa yang ada dalam kepalanya saat memulai petualangannya pada tahun 1977, traveling bersama seekor anjing dan empat onta. Ya, kamu tidak salah baca; travelmate-nya onta.

Jarak yang ditempuhnya tidak main-main, sekitar 1.700 mil (sekitar 2735 km) dari Alice Springs ke pesisir barat Australia yang ditempuhnya selama sekitar sembilan bulan.

Semula Robyn Davidson tidak berniat untuk menuliskan kisah perjalanannya. Namun setelah kisahnya terbit di National Geographic, ia menjadi tertarik untuk menuliskan kisahnya secara utuh dalam sebuah buku berjudul Tracks yang terbit pada 1980 silam. Lalu pada 2013 lalu film tentang perjalanannya pun dirilis dan dan bahkan sempat diputar di Venice Film Festival.

4. Tim Ekspedisi Puncak Annapurna, A Woman’s Place is On Top

perempuan petualang tangguh

Di Base Camp Annapurna via arleneblum.com

Agustus tahun 1978, dipimpin oleh Arlene Blum, 13 orang perempuan petualang tangguh berangkat dari Amerika Serikat ke Nepal untuk mendaki Puncak Annapurna I. Mereka berasal dari latar belakang beragam—usia, asal, pekerjaan—namun disatukan oleh mimpi untuk mencapai salah satu puncak yang jarang dijamah manusia. Untuk mengumpulkan dana, mereka memakai cara yang sekarang banyak dipakai oleh organisasi-organisasi: jual kaos. Tapi tidak main-main, mereka berhasil menjual sekitar 15.000 kaos bertuliskan kalimat ambigu: “A Woman’s Place is On Top.”

Dalam perjalanan mereka harus berhadapan dengan masalah-masalah yang lazim dihadapi oleh tim ekspedisi lainnya, seperti porter yang mogok kerja, perselisihan antaranggota tim, sampai ancaman avalanche alias longsoran salju. Namun ketabahan mereka menghadapi segala permasalahan itu menuai hasil sebab pada 15 Oktober 1978 dua anggota tim plus dua sherpa berhasil mencapai Puncak Annapurna I, meskipun harus dibayar dengan hilangnya nyawa dua anggota tim.

5. Cheryl Strayed, Jalan Kaki Menelusuri “Pacific Crest Trail”

perempuan petualang tangguh

Cheryl Strayed via oprah.com

Pada tahun 1995 di usia 26 tahun Cheryl Strayed berusaha untuk melupakan kesedihan dan penyesalan atas kematian sang ibu dengan jalan kaki menelusuri Pacific Crest Trail (PCT), Amerika Serikat bagian barat, sendirian. Dalam perjalanannya Cheryl berjumpa dengan banyak orang dan kejadian yang pada akhirnya akan mengubah cara pandangnya terhadap hidup. Uniknya, setiap kali melintasi pos PCT, Cheryl mengisi buku registrasi dengan kutipan-kutipan menarik, entah buatannya sendiri maupun yang diambilnya dari buku-buku yang telah ia baca.

Ia berhasil menyelesaikan sekitar 1.100 mil (sekitar 1770 km) dari total 2.659 mil (sekitar 4279 km) trek PCT. Perjalanannya itu diabadikan dalam memoar berjudul Wild: From Lost to Found on the Pacific Crest Trail dan adaptasinya dalam bentuk film dirilis pada bulan Desember 2014.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Inilah Para Perempuan Petualang Tangguh yang Kamu Perlu Tahu appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/para-perempuan-petualang-tangguh/feed/ 0 834
Merasakan 1 dari 4 Hal Berikut? Tandanya Kamu Harus Bertualang https://telusuri.id/4-alasan-melakukan-petualangan/ https://telusuri.id/4-alasan-melakukan-petualangan/#respond Mon, 16 Jul 2018 09:35:53 +0000 https://telusuri.id/?p=9722 Satu dari empat hal berikut mungkin pernah dirasakan oleh sebagian besar manusia. Tapi, kebanyakan orang meresponnya dengan menggerutu—atau menyesali nasib. Nah, coba kita lihat empat hal itu dari sudut pandang yang berbeda: bisa jadi itu...

The post Merasakan 1 dari 4 Hal Berikut? Tandanya Kamu Harus Bertualang appeared first on TelusuRI.

]]>
Satu dari empat hal berikut mungkin pernah dirasakan oleh sebagian besar manusia. Tapi, kebanyakan orang meresponnya dengan menggerutu—atau menyesali nasib. Nah, coba kita lihat empat hal itu dari sudut pandang yang berbeda: bisa jadi itu adalah alasan bagimu untuk bertualang.

Apa saja sih memangnya?

1. Merasa bosan dengan keadaan kota

petualangan

Naik jip di menelusuri setapak di hutan via pexels.com/Tirachard Kumtanon

Hal ini mungkin pernah dialami oleh setiap orang. Lelah dengan hiruk-pikuk kehidupan kota, misalnya pekerjaan, kemacetan jalanan, pergi berbelanja, atau bahkan istirahat di rumah, mungkin terpikirkan olehmu untuk liburan.

Namun ada yang aneh. Semestinya ‘kan liburan “menghasilkan” sesuatu, misalnya perasaan senang, sehingga sepulang dari liburan kamu bakal kembali bersemangat melanjutkan rutinitas. Tapi kok ya sepulang liburan rasanya begitu-begitu saja?

Hm… Barangkali yang kamu perlukan bukan liburan tapi petualangan. “Lho, memang apa bedanya liburan dengan petualangan? Bukannya sama saja?”

Saat liburan, kamu sudah merencanakan semuanya dari awal sampai akhir. Kamu pergi ke tempat-tempat wisata yang sudah tenar, makan di tempat ngehits versi media sosial.

Petualangan agak lain. Kamu memang harus punya rencana mau pergi ke mana. Tapi, rencana yang kamu buat sekadar garis besar tujuan dan timeline perjalanan. Kamu memberikan ruang selebar-lebarnya pada spontanitas. Makanya cerita kamu nantinya bakal otentik, beda sama cerita-cerita liburan lainnya.

Jadi, siap untuk cuti dari rutinitas dan memulai sebuah petualangan?

2. Mengalami krisis kehidupan

petualangan

Berjalan di samping rel kereta api via pexels.com/Ajay Bhargav Guduru

Momen-momen ketika kamu mengalami krisis kehidupan adalah saat yang paling tepat untuk pergi bertualang. “Krisis kehidupan yang kayak gimana?” kamu bertanya.

Misalnya tugas akhir kuliah yang mentok, usaha yang sedang turun, atau mungkin kamu lagi bingung dengan kehidupanmu yang begitu-begitu saja.

Sebuah petualangan mungkin bisa jadi solusi atas persoalan-persoalan itu. Kamu bakal dapat banyak ide baru, hal baru, yang mungkin berada di luar nalarmu sendiri. Nggak jarang kamu bakal bilang “Oh, begitu” karena sadar kamu selama ini kamu melewatkan satu, dua hal penting.

Jangan lupa juga buat bawa buku catatan kecil untuk menuliskan setiap kejadian unik yang kamu alami. Mungkin itu nantinya bakal menjadi referensi dari ide-ide gila yang akan membantumu melanjutkan hidup.

3. Putus cinta

petualangan

Mengagumi pemandangan via pexels.com/Oziel Gómez

Iya, sih. Putus cinta itu berat. Tapi kamu tetap harus move on. “Iya, tapi nggak bisa. Aku bingung,” jawabmu.

Nah, mungkin kamu harus pergi ke tempat-tempat yang selama ini belum pernah kamu kunjungi. Kenapa? Karena kalau kamu cuma pergi ke tempat yang biasa kamu datangi, pasti susah banget buat move on.

Bumbui perjalananmu itu dengan petualangan. Nggak usah petualangan-petualangan besar—kecil-kecil aja. Yang penting kamu keluar dan bersenang-senang.

Mungkin malah saat bepergian kamu akan ketemu sama cemceman baru—ya, itu bonus saja. Selain itu, petualangan bakal ngasih kamu banyak topik untuk dibicarakan, yang bakal membantu kamu untuk melupakan mantan.

Tapi, meskipun pada akhirnya kamu belum ditakdirkan ketemu “yang baru” pas bertualang, jangan sedih. Setidaknya kamu sudah mencoba sekuat tenaga untuk move on.

4. Ingin punya cerita yang berbeda

petualangan

Terjun payung via pexels.com/Pixabay

Kalau kamu pengen punya cerita yang berbeda dari kisah-kisah yang banyak diceritakan di blog orang, bertualanglah.

Cobalah segala alternatif yang ada. Memang benar, kadang petualangan “buta” sangat berisiko. Kamu mungkin bakal mengalami hal-hal nggak enak, misalnya nyasar jauh dari tujuanmu. Mungkin juga kamu akan menggerutu dan membatin dalam hati bahwa ini adalah petualangan terburukmu.

Tapi, siapa tahu juga petualangan itu malah membawa kamu ke tempat-tempat baru yang cuma segelintir orang yang tahu. Kamu bakal bawa pulang cerita-cerita yang otentik.

Pertanyaannya sekarang: apakah kamu siap buat mengambil risiko yang menyertai sebuah petualangan? Orang-orang zaman dulu yang melakukan first ascent ke puncak-puncak tertinggi berani mengambil risiko itu, dan sekarang nama mereka jadi legenda.

“Terus gimana caranya bertualang?” Saya nggak akan menuliskan cara bertualang. Itu tugasmu untuk merangkumnya dari setiap cerita teman-temanmu, buku, film, atau blog.

Selain itu, kumpulkan juga mental dan keyakinanmu untuk bertualang. Ini penting, sebab petualangan sama halnya dengan memasuki pintu-pintu baru yang akan membawa kepada banyak kemungkinan.

Pokoknya, kata kuncinya adalah do it, deal with it, live with it, love it, and remember all of it.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Merasakan 1 dari 4 Hal Berikut? Tandanya Kamu Harus Bertualang appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/4-alasan-melakukan-petualangan/feed/ 0 9722
Kalau Cuaca Lagi Nggak Enak buat Naik Gunung, 7 Aktivitas Ini Bisa Jadi Alternatif https://telusuri.id/7-aktivitas-petualangan-selain-naik-gunung/ https://telusuri.id/7-aktivitas-petualangan-selain-naik-gunung/#comments Thu, 14 Dec 2017 02:30:23 +0000 http://telusuri.id/?p=4510 Kalau cuaca memang lagi nggak mendukung buat naik gunung, nggak ada gunanya buat dipaksain, lur. Mending cari aktivitas-aktivitas petualangan lain yang juga nggak kalah seru dari naik gunung. Penasaran? Nih, aktivitas petualangan lain yang bisa...

The post Kalau Cuaca Lagi Nggak Enak buat Naik Gunung, 7 Aktivitas Ini Bisa Jadi Alternatif appeared first on TelusuRI.

]]>
Kalau cuaca memang lagi nggak mendukung buat naik gunung, nggak ada gunanya buat dipaksain, lur. Mending cari aktivitas-aktivitas petualangan lain yang juga nggak kalah seru dari naik gunung. Penasaran? Nih, aktivitas petualangan lain yang bisa kamu lakukan selain naik gunung:

1. Backpacking

Selain Naik Gunung

Asyiknya backpacking via pexels.com/Porapak Apichodilok

Aktivitas seru yang bisa kamu lakukan selain naik gunung adalah backpacking. Sebelum naik gunung jadi tren nomor wahid di Indonesia, ada masanya backpacking jadi kegiatan yang paling digemari para petualang. Dengan ransel besar di punggung—atau ransel kecil saja—kamu bisa menelusuri pulau-pulau di Indonesia, entah naik kereta api, bis, mencegat truk, naik odong-odong… Pokoknya, backpacking bakal membuatmu melihat dunia dari sudut yang berbeda.

Untuk menghemat biaya supaya bisa jalan lebih jauh, para backpacker biasanya mencari yang murah-murah. Kereta api memilih yang ekonomi, penginapan yang seadanya, sarapan di warung-warung kaki lima. Tapi, kalau kamu memang punya anggaran berlebih, sah-sah saja kalau kamu memilih naik angkutan yang agak mewah seperti kereta eksekutif dan menginap di hotel berbintang.

2. Sepedaan

Selain Naik Gunung

Keliling-keliling naik sepeda via pexels.com/Gratisography

Sepedaan juga bisa jadi petualangan alternatif selain naik gunung. Kamu bisa sepedaan keliling kota, antarkota, atau menelusuri perbukitan (downhill). Kalau takut sendirian, kamu bisa cari teman dengan cara gabung sama komunitas-komunitas sepeda yang bertebaran di penjuru Indonesia. Bikin aja thread ajakan di grup FB komunitas sepeda, dijamin pasti ada yang bakal kepancing buat ikutan.

Jangan salah. Para pesepeda Indonesia lumayan “gila,” lho. Mereka nggak ragu-ragu buat melakukan perjalanan jauh, baik lintas kota, provinsi, atau lintas negara. Pernah denger nama petualang bernama Paimo? Buat yang belum pernah denger, siap-siap kaget, ya. Mas Paimo ini adalah pesepeda jarak jauh yang sudah bertualang ke banyak negara. Dia udah ngeluarin satu buku yang menceritakan petualangannya selama berbulan-bulan bersepeda menelusuri Amerika Latin!

3. Road trip

Selain Naik Gunung

Perjalanan panjang road trip naik kendaraan pribadi juga seru via pexels.com/rawpixel.com

Road trip naik motor atau naik mobil bisa juga jadi alternatif kalau kamu lagi nggak bisa menyalurkan hobi naik gunung. Ajak temen satu-dua orang, cari jalur yang kira-kira menarik, isi bensin, terus gas deh kendaraanmu.

Jalan-jalan dengan kendaraan pribadi memberikan kamu keleluasaan untuk mengendalikan perjalananmu. Kamu bebas menentukan mau lewat mana hari itu dan mau nginap di mana malam itu. Waktu berada dalam kendali kamu! Dijamin, setelah melakukan road trip kamu bakal membawa pulang pengalaman-pengalaman berharga yang mungkin nggak dimiliki oleh orang lain.

4. Rafting

Selain Naik Gunung

Kayaking via pexels.com/Johan Bos

Arung jeram juga bisa jadi pengganti naik gunung. Jangan takut rafting kalau kamu nggak bisa renang; bakal disediakan pelampung. Tapi, ya, mesti rame-rame. Kalau mau sendirian mending kamu sewa kano atau kayak.

Rafting bareng temen-temen bakal mempererat ikatan persahabatan kalian. Soalnya kamu dan temen-temenmu bakalan ngerasain berjuang sama-sama supaya perahu tetap melaju dan seimbang waktu menembus jeram. Tapi, biasanya di beberapa titik skipper (nakhoda perahu karet) bakal iseng membalikkan perahu supaya semuanya bisa ngerasain sensasi kecebur di sungai.

5. Canyoning

Selain Naik Gunung

Serunya Canyoning/Dhave Dhanang

Sama seperti rafting, yang kamu lakukan waktu canyoning juga menyusuri sungai atau lembahan. Bedanya, yang biasanya disusuri ketika melakukan aktivitas canyoning adalah sungai-sungai kecil yang punya air terjun-air terjun rendah. Kalau rafting pakai perahu karet, canyoning pakai tali!

Maka, kemampuan Single Rope Technique (SRT) dasar diperlukan waktu canyoning. Minimal kamu harus bisa memasang harness, figure 8, dan karabiner, dan bisa rappelling. Tapi, olahraga ini berbahaya: bisa bikin kecanduan! Nah, ini juga bisa jadi kegiatan alternatif selain naik gunung.

6. Susur gua alias “caving”

Selain Naik Gunung

Di dalam gua via pexels.com/Pixabay

Caving juga bisa jadi pilihan kalau memang cuaca lagi nggak memungkinkan. Tapi, pilih-pilih guanya juga. Kalau musim lagi jelek, kamu jangan pilih gua vertikal yang buat turun aja kamu perlu pake tali. Kalau sewaktu-waktu hujan deras turun dan air meluap repot juga mesti bergegas SRT-an ke atas.

Pilih saja gua horizontal yang cuma memerlukan perlengkapan seperti sepatu boots, helm, dan head lamp. Stalaktit dan stalagmit bisa jadi pengobat rasa kangenmu pada pohon cemara yang berjejeran di gunung. Aliran air di dalam gua bisa jadi pengobat kerinduanmu pada aliran kecil yang jadi sumber mata air di pegunungan.

8. Freediving dan scuba diving

Selain Naik Gunung

SCUBA diving via pexels.com/Pixabay

Pada dasarnya, kedua aktivitas itu—freediving dan scuba diving—sama, yakni menyelam. Bedanya, freediving nggak pakai tabung oksigen sementara scuba diving pakai tabung oksigen. Scuba dalam scuba diving adalah singkatan dari self-contained underwater breathing apparatus.

Buat freediving, yang kamu perlukan adalah masker, fins, dan pemberat. Teknik freediving juga bakal diajarin pas kamu dapet materi watermanship waktu ngambil linsensi scuba diving. Tapi, kalau menyelam, kamu nggak boleh sendirian. Soalnya penyelam punya motto: never dive alone.

Gimana? Ternyata masih banyak ‘kan kegiatan petualangan lain selain naik gunung?

The post Kalau Cuaca Lagi Nggak Enak buat Naik Gunung, 7 Aktivitas Ini Bisa Jadi Alternatif appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/7-aktivitas-petualangan-selain-naik-gunung/feed/ 3 4510