PPKM Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/ppkm/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Thu, 13 Jan 2022 06:07:07 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 PPKM Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/ppkm/ 32 32 135956295 Berburu Ikan Hias Pasar Muara Bandung https://telusuri.id/berburu-ikan-hias-pasar-muara-bandung/ https://telusuri.id/berburu-ikan-hias-pasar-muara-bandung/#respond Fri, 22 Oct 2021 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=29860 Jika di Jakarta, aku mengenal Pasar Ikan Muara Angke untuk membeli ikan yang akan dikonsumsi, sedang di Kota Bandung aku mendapati Pasar Ikan Hias Muara. Kawasan ini adalah tempatnya para penikmat ikan hias karena menyediakan...

The post Berburu Ikan Hias Pasar Muara Bandung appeared first on TelusuRI.

]]>
Jika di Jakarta, aku mengenal Pasar Ikan Muara Angke untuk membeli ikan yang akan dikonsumsi, sedang di Kota Bandung aku mendapati Pasar Ikan Hias Muara. Kawasan ini adalah tempatnya para penikmat ikan hias karena menyediakan beragam ikan hias yang sudah ada sejak tahun 1980-an. Sementara pengambilan nama Muara, sesungguhnya diambil dari sebuah Komplek Perumahan Muara terletak di Jalan Peta, Kota Bandung.

Keindahan ikan-ikan itu terpampang di kolam, aquarium dan juga plastik-plastik yang berisi air dan di dalamnya. Ada pula yang ikan tergantung pada gerobak, berjejer di sepanjang jalan dan trotoar. Mengunjungi tempat ini sebaiknya mulai pukul 09.00 WIB karena para penjual ikan hias sudah siap menjajakan jualannya hingga sore hari.

Salah satu lapak yang menjual ikan hias
Salah satu lapak yang menjual ikan hias/Deffy Ruspiyandy

Aku merasa senang jalan-jalan ke tempat ini, selain tidak dipungut biaya, juga rasanya mengasyikkan melihat ikan-ikan hias yang ada. Lalu lalang orang yang melihat ikan-ikan itu menjadi sebuah potret yang kentara. Hal ini menjadikan Pasar Ikan Muara sebagai primadona, khususnya untuk mereka yang punya hobi memelihara ikan hias.

Jalan Peta sendiri tidak hanya menempatkan pasar ini sebagai pasar khas dan unik tetapi berjarak kurang lebih 1,5 km ke arah barat terdapat pula Pasar Burung Sukahaji. 

Aku mendengar kawasan ini dari teman-teman dan saudaraku serta kukenal juga saat berselancar di mesin pencari Google. Sebenarnya aku sering melewati dan melihat kerumunan orang yang asyik melihat jenis-jenis ikan yang akan dibelinya untuk dipelihara di rumah. Sekali lagi aku memang tidak sengaja untuk datang ke tempat itu karena tak ada hubungan dengan hobiku sendiri.

Ikan hias yang disimpan di kolam dari terpal
Ikan hias yang disimpan di kolam dari terpal/Deffy Ruspiyandy

Kali ini lain ceritanya. Aku memang sengaja mendatangi kawasan itu tetapi bukan untuk membeli ikan hias melainkan sekedar jalan-jalan saja menikmati hari libur. Tak mengherankan walaupun sedang diberlakukan PPKM Level 4 di kotaku, namun orang-orang yang hobi terhadap ikan hias tampak antusias memadati pasar khas yang ada di Kota Kembang ini. Kulihat tidak saja kaum pria, tetapi kaum wanita pun tampak lalu-lalang dan membeli ikan hias yang disukainya. Bisa mungkin ia sendiri penggemar ikan tersebut, mungkin bisa juga untuk anaknya atau memang ada suami isteri yang sama-sama penyuka ikan hias juga. 

Menariknya, di sini tersedia ikan-ikan hias yang sedang tren saat ini seperti ikan cupang, ikan koi, ikan koki, ikan arwana, ikan louhan, dan beberapa jenis ikan hias lainnya. Pembelinya bukan saja datang dari seputaran Kota Bandung tetapi mereka datang dari luar kota juga seperti Jakarta, Bogor, Depok atau Sukabumi bahkan dari luar Jawa barat pun ada yang sengaja datang mencari ikan sekaligus jalan-jalan di Kota Bandung. 

Harga-harga ikan yang ditawarkan di sini termasuk murah, dari harga Rp5000,- sampai Rp30.000,- untuk ikan-ikan hias biasa. Namun ikan-ikan hias yang ekslusif tentunya memiliki nilai harga yang terbilang jauh lebih mahal. Tak sekedar menyediakan ikan hias semata, tersedia pula pakan ikan, aquarium kaca, batu-batu untuk di aquarium, pohon penghias tempat menyimpan dan peralatan pendukung untuk mereka yang menggemari ikan-ikan hias itu. Aku yakin pasar ini mampu memenuhi kebutuhan mereka dan jika sudah datang ke sini maka mereka akan asyik melihat ikan-ikan hias di sepanjang jalan kurang lebih 300 meter.

Lapak penjualan ikas hias di trotoar
Lapak penjualan ikas hias di trotoar/Deffy Ruspiyandy

Letak Pasar Ikan Muara termasuk wilayah yang strategis. Tak jauh dari sana, siapapun bisa mendapati Museum Sri Baduga dan juga Taman Tegallega. Bahkan untuk menuju Terminal Leuwi Panjang pun cukup mengeluarkan uang Rp2.000,- dengan angkutan kota. Kawasan yang berada di Jalan Peta ini menjadi rangkaian sebuah jalan panjang dan lurus dengan mengambil nama yang terkait organisasi atau lembaga yang terkait perjuangan kemerdekaan di negeri ini. Dimulai Jalan Peta sendiri, kemudian ada Jalan BKR, Jalan Pelajar Pejuang dan berakhir di Jalan Laswi.

Ketenaran Pasar Ikan Hias Muara ini justru mampu mengalahkan nama Komplek Perumahan Muara itu sendiri. Jika ingin mengenal komplek tersebut maka cukup menanyakan pasar ikan hias ini karena dengan sendiri orang dari manapun akan diberi patokan pasar ikan tersebut. Bahkan selain kendaraan pribadi, banyak angkutan kota yang lewat ke kawasan ini. Aku pun bersyukur karena dengan menggunakan angkutan kota yang ongkosnya hanya Rp4.000,- saja. Kalau haus dan ingin membeli minuman, tinggal mencari Jalan Inhoftank. Ada Es Cendol Elizabeth di sana. Wah jadinya terasa komplit jalan-jalan kali ini.

Mengunjungi Pasar Ikan Muara Bandung hatiku sedikit terhibur. Terasa menyenangkan dan menyejukkan hati ketika melihat ikan-ikan hias itu hidup di air,  pemandangan yang tak kunikmati sebelumnya. Memang aku bisa melihat ikan-ikan hias di aquarium milik teman atau tetanggaku. Namun cerita menjadi lain ketika aku datang langsung ke tempat penjualan ikan hiasnya. Selain banyak ikan hias yang bisa kulihat juga menyadarkanku jika di Kota Bandung ternyata banyak tempat yang sungguh rugi jika dilewatkan begitu saja. Setelah puas, aku pun pulang ke rumah dengan menggunakan angkutan kota berwarna kuning.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Berburu Ikan Hias Pasar Muara Bandung appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/berburu-ikan-hias-pasar-muara-bandung/feed/ 0 29860
PPKM Diperpanjang Kebun Nanas menjadi Pilihan https://telusuri.id/ppkm-diperpanjang-kebun-nanas-menjadi-pilihan/ https://telusuri.id/ppkm-diperpanjang-kebun-nanas-menjadi-pilihan/#respond Fri, 08 Oct 2021 01:23:00 +0000 https://telusuri.id/?p=30862 Semasa corona, pasien COVID-19 terus bertambah, ekonomi semakin turun, dan kebutuhan hidup terasa menjadi mahal. Semua masyarakat dipukul rata dengan keadaan yang kala itu terus mencekam. Tidak sedikit yang mengalami rasa takut untuk sakit yang...

The post PPKM Diperpanjang Kebun Nanas menjadi Pilihan appeared first on TelusuRI.

]]>
Semasa corona, pasien COVID-19 terus bertambah, ekonomi semakin turun, dan kebutuhan hidup terasa menjadi mahal. Semua masyarakat dipukul rata dengan keadaan yang kala itu terus mencekam. Tidak sedikit yang mengalami rasa takut untuk sakit yang berujung pada kematian. Untuk itu pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meredam penyebaran COVID-19. Mulai dari social distancing, PSBB, dan sekarang PPKM. 

PPKM pertama kali diberlakukan sejak tanggal 11-25 Januari 2021 untuk wilayah DKI Jakarta dan 23 Provinsi lainnya yang memiliki risiko tinggi penyebaran COVID-19. Namun, solusi ini dianggap belum efektif dan akhirnya muncul  PPKM mikro yang mulai 9-22 Februari 2021 yang berlaku untuk tujuh provinsi.

Pada bulan Juli PPKM diberlakukan lagi dengan sebutan PPKM darurat yang berlaku mulai tanggal 3-20 Juli 2021, khususnya wilayah Jawa-Bali. Namun, seiring kasus yang terus meningkat PPKM darurat terus diperpanjang hingga saat ini. Seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring, mal/swalayan/pusat perdagangan ditutup total, tempat wisata ditutup dan tidak boleh makan di restoran (dine-in).

Bagi kami seorang mahasiswa yang suka me-refresh pikiran disela-sela kesibukan kuliah terasa bosan dan sumpek. Mal, restoran, dan tempat wisata yang biasa dikunjungi tutup total. Bertemu dengan teman sekelas pun hanya bisa tatap muka secara daring. Tidak ada tawa renyah saat duduk di taman depan kelas sambil menunggu dosen. Kami hanya bisa berdoa wabah pandemi segera berakhir.Kesibukan yang tidak pernah usai walau hanya via daring, tapi membuat rasa jenuh semakin membara. Lalu bagaimana harus menghibur diri? Baca novel, nonton drama korea, dan bermain game online menjadi kebiasaan baru kami. Nyatanya itu semakin membuat beban menumpuk. Sedangkan untuk kondisi sekarang kita harus tetap bahagia supaya bisa meningkatkan iman dan imun.

Buah nanas
Buah nanas/Dwi Wigati

Kami orang desa yang memiliki mayoritas mata pencaharian sebagai petani menjadikan sawah sebagai tempat hiburan utama. Mulai dari menanam padi, jagung, tembakau, sayur-mayur, hingga buah-buahan. Salah satunya menanam buah nanas. Menanam nanas ini menjadi salah satu mata pencaharian pokok masyarakat Desa Ponggok, Kabupaten Blitar untuk memenuhi kebutuhan. Untuk itu, mayoritas lahan yang dimiliki masyarakat penuh dengan tanaman nanas. Anehnya hanya tanaman ini yang bisa tumbuh hingga berbuah dengan baik. 

Meskipun jalanan sawah yang kecil dan berliku tidak menyurutkan rasa bahagia kami yang mendapat hiburan sederhana. Bentuk unik dari pohon nanas, daun hijau yang runcing dan bergerigi pada sisi-sisinya, serta buah yang ada daunnya runcing menjadi pengetahuan baru bagi kami, khususnya saya. Ini adalah pengalaman pertama yang saya dapat. Selama ini suka dengan buah nanas tetapi tidak mengetahui wujud dari pohonnya.

Susur
Sungai dikelilingi pohon besar/Dwi Wigati

Tepat pada sawah paling bawah terdapat sungai kecil yang dikelilingi pohon-pohon besar. Saat turun ke bawah kami harus melewati jalan berkelok dan tertutupi daun nanas juga. Namun, membuat kami semakin penasaran dan tertantang. Sedikit demi sedikit melewati jalan yang licin dan menurun. Teman-teman yang ada di belakang saya harus bersabar dan perlahan menunggu antrian melalui jalan kecil. 

Sungai itu dikelilingi pohon besar yang sedikit rimbun. Walaupun sungainya kecil seperti tidak berpenghuni, di dalamnya juga ada ikan-ikan kecil dan kepiting sungai yang hidup. Bebatuan yang besar menjadikan mereka mudah untuk berlindung dari hujan dan panas. Airnya tidak begitu dalam, sehingga kami berani memanfaatkannya untuk menghibur diri dengan bermain air. Air-air yang mengalir dengan mudahnya membawa daun-daun yang berserakan di atasnya. Sungai ini sepi dan berada paling bawah, tetapi tidak membuat kami takut dan menyurutkan rasa ingin tahu kami untuk bermain air dan berfoto ria di tengah rasa panas dari matahari yang menyengat. 

Tempat yang sederhana itu tidak kalah estetis dengan tempat wisata lainnya. Sederhana tapi angelnya dapat. Matahari pun mau berkongsi dengan kamera ponsel Android sederhana milik Ila, teman saya. Pohon-pohon besar yang mengelilingi sungai juga tidak mau menghalangi sinar surya yang menerpa. Warna pastel dari jilbab dan jaket Levi’s warna hitam yang saya pakai mendukung background sekitar. 

Nanas yang berbuah manis dan segar ini biasanya dibuat rujak buah. Dan, ternyata satu buahnya memiliki harga yang sangat murah dari petani. Per biji yang lumayan besar hanya senilai Rp2 ribu. Bahkan harganya seperti makanan gorengan yang terdapat pada pinggir jalan. Padahal buah nanas ini memiliki banyak manfaat, loh. Salah satunya memiliki kandungan vitamin C yang berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh. Sedangkan gorengan memiliki banyak lemak yang bisa memicu kolesterol.

Pernahkah teman-teman membayangkan kalau harga hasil panen petani tidak sesuai dengan jerih payah mereka? Mulai dari menanam hingga menunggu hasil panennya yang paling cepat sekitar sepuluh bulan. Jika mereka menanam yang berjenis madu hingga 24 bulan baru bisa dipanen buahnya. Belum hitungan seberapa banyak biaya pupuk yang mereka keluarkan. Bisa rugi yang mereka dapatkan. Inilah hal yang sangat disayangkan juga selama pandemi. Penghasilan menurun dari banyak segi termasuk pertanian. Sedangkan bahan makanan pokok semakin mahal.

Siangnya pada salah satu rumah masyarakat, kami diberi suguhan buah nanas yang sudah dipotong, cilok, kerupuk sambal, semangka, dan es sirup segar. Suguhan ringan tetapi menggiurkan. Rasa asam, manis, dan segar dari nanas cocok dimakan dengan cilok bersaus dan kerupuk sambal. Begitulah indahnya sikap dan nuansa desa yang tidak terlupakan.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post PPKM Diperpanjang Kebun Nanas menjadi Pilihan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/ppkm-diperpanjang-kebun-nanas-menjadi-pilihan/feed/ 0 30862
Jalan-Jalan ke “Galeri” ketika PPKM Diperpanjang https://telusuri.id/ppkm-diperpanjang-cobain-jalan-jalan-di-galeri/ https://telusuri.id/ppkm-diperpanjang-cobain-jalan-jalan-di-galeri/#respond Sat, 21 Aug 2021 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=30038 Senin kemarin diumumkan lagi bahwa PPKM diperpanjang seminggu kedepan. Perpanjangan kesekian kalinya yang tentunya kembali harus menunda rindu kita untuk traveling. Semenjak PPKM, pembatasan sosial dan istilah lainnya yang diberlakukan, aktivitas kunjungan wisata pun ikut...

The post Jalan-Jalan ke “Galeri” ketika PPKM Diperpanjang appeared first on TelusuRI.

]]>
Senin kemarin diumumkan lagi bahwa PPKM diperpanjang seminggu kedepan. Perpanjangan kesekian kalinya yang tentunya kembali harus menunda rindu kita untuk traveling.

Semenjak PPKM, pembatasan sosial dan istilah lainnya yang diberlakukan, aktivitas kunjungan wisata pun ikut terdampak. Jika kita tengok bulan Juli–Agustus di tahun-tahun sebelum pandemi, tingkat kunjungan wisatawan akan meningkat di bulan-bulan ini. Hal itu dikarenakan musim libur panjang semester genap bagi pelajar dan mahasiswa. Lalu menjadi libur musim panas bagi para wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.

Setahun terakhir ini, ketika kawasan wisata dibuka pun ada aturan yang ikut mendampingi. Seperti pembatasan jumlah kunjungan atau pembatasan jam operasional, dan beberapa aturan lainnya. Setahun terakhir ini pula rasanya berwisata mungkin kurang maksimal, baik  di sisi keleluasan atau kepuasannya.

Bukit Nipah, Malimbu/Sandy Miftah

Mungkin sebagian dari kita sudah mulai merindukan, rasanya berjalan di pinggir pantai hingga menanti matahari tenggelam. Atau lelahnya mendaki gunung hingga mengejar puncak untuk menyaksikan matahari terbit. Atau mungkin kerinduan lain seperti halnya berjalan menyusuri suatu kota, mencari kuliner lezat dan nikmat, lalu berfoto dan mengabadikan banyak momen di tempat-tempat yang dikunjungi.

Mungkin juga kita sudah mulai merindukan rasa atau suasana sebelum tiba di objek wisata. Rasanya berburu tiket promo, berkemas dan packing, atau menyibukan diri mencari referensi untuk mendapatkan penginapan murah. 

Hingga hal sederhana yang mungkin kita abaikan. Seperti suasana bis malam yang kadang kebut-kebutan, suasana kereta bersama penumpang lain dengan berbagai tujuan, atau melihat awan dari dalam pesawat. Ya, kita mungkin sama-sama merindukan banyak hal dari traveling itu sendiri. Bagian kerinduan yang mungkin akan beda juga antara satu orang dengan yang lainnya. Dan salah satu cara untuk mengisi waktu senggang saat merindukannya, cobalah untuk menelusuri galeri ponsel, laptop, atau harddisk eksternal. Tempat yang biasanya kita jadikan media penyimpangan untuk momen-momen yang kita alami, temui, dan rasakan saat traveling atau melakukan perjalanan.

Pulau Kelor, NTT/Sandy Miftah

Terkadang ada banyak momen yang pernah kita abadikan bahkan bertahun-tahun yang lalu, yang mungkin hingga saat ini belum kita buka lagi. Dari sekian banyak foto yang dibagikan di Instagram, biasanya akan lebih banyak lagi foto tersimpan dalam memori. Menelusuri galeri ponsel misalnya, akan membawa imajinasi kita pada masa atau momen di saat kita mengalaminya. 

Ada banyak hal yang mungkin kita lewatkan saat berjalan, karena kita terlalu fokus pada destinasi atau objek yang ingin kita tuju. Hal-hal sederhana itu kadang kita temukan dari bagian-bagian foto yang sempat kita ambil yang mungkin tidak diniatkan.

Bukan hanya destinasi, melalui galeri foto pula kita bisa mengenang orang-orang yang pernah menemani. Karena mungkin saja orang tersebut kini berjarak terlalu jauh atau sulit untuk melakukan perjalanan yang sama bersama kita. Hingga orang-orang baru yang kita temui, yang terkadang hanya menjadi teman perjalanan atau liburan singkat, karena bertemu atau menuju destinasi yang sama, yang sulit untuk dilakukan lagi. 

Galeri foto juga dapat membawa imajinasi kita tentang perubahan dan perkembangan, baik tentang perubahan suatu tempat atau objek wisata, hingga perubahan dan perkembangan diri kita sendiri. Mungkin kita masih sangat mengingat perasaan pertama traveling ke luar kota naik pesawat, atau betapa cemas dan khawatirnya saat pertama kali mencoba solo traveling.

Hal itu perlahan menumbuhkan kita hingga hari ini, menjadi lebih dewasa dan matang saat melakukan perjalanan. Menjadi lebih bijak saat merencanakan dan memutuskan kemana akan berjalan lagi. Dan beberapa foto yang masih tersimpan mungkin saja menjadi saksi yang menemani perkembangan tersebut.  

Dan salah satu yang menarik dari berjalan-jalan melalui galeri foto, seharusnya menunjukkan bahwa masih ada banyak hal yang bisa kita syukuri dalam hidup ini. Sesederhana banyak hal yang pernah kita lakukan dan kita miliki hingga hari ini, yang orang-orang sebut pengalaman. Banyak orang yang mengatakan atau menuliskan bahwa pengalaman adalah hal yang berharga, dan kita memiliki itu. 

Pengalaman berjalan di berbagai daerah, berkunjung ke berbagai macam objek wisata, mencicipi rasa aneka kuliner, hingga menginjakkan kaki di beberapa puncak gunung. Semua itu adalah pengalaman luar biasa yang kadang kita lupakan sebagai hal yang berharga. Karena di setiap bagian dari perjalanan yang telah kita alami, ada cerita yang akan selalu tersimpan sebagai milik kita. 

Dan bersama foto-foto serta dokumentasi lainnya yang tersimpan, seharusnya dapat menjadi pintu yang mengantarkan kita untuk kembali menelusuri perjalanan. Mengingat, mengenang, bahkan merenungi tentang banyak hal yang pernah kita lewati. Entah tentang tempatnya, orangnya, hingga rasanya, yang akan selalu terselip sebagai bagian dari cerita.  

Jadi, sudah siapkah untuk berjalan-jalan di galeri?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Jalan-Jalan ke “Galeri” ketika PPKM Diperpanjang appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/ppkm-diperpanjang-cobain-jalan-jalan-di-galeri/feed/ 0 30038
Menuntut Ilmu saat PPKM Darurat https://telusuri.id/menuntut-ilmu-saat-ppkm-darurat/ https://telusuri.id/menuntut-ilmu-saat-ppkm-darurat/#respond Tue, 10 Aug 2021 14:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=29513 Jika kamu adalah orangtua, bisa jadi selama satu tahun terakhir ini kamu menjadi saksi anak-anak belajar di ruang sunyi. Mereka hanya ditemani oleh sebuah ponsel yang jadi navigator bagaimana harus mengerjakan tugas pada hari itu....

The post Menuntut Ilmu saat PPKM Darurat appeared first on TelusuRI.

]]>
Jika kamu adalah orangtua, bisa jadi selama satu tahun terakhir ini kamu menjadi saksi anak-anak belajar di ruang sunyi. Mereka hanya ditemani oleh sebuah ponsel yang jadi navigator bagaimana harus mengerjakan tugas pada hari itu. Mereka hanyut dalam sepi dan sibuk menuntaskan pelajaran demi nilai dan tak ketertinggalan pelajaran yang bisa membuatnya menjadi sibuk dibanding hari-hari sebelumnya.

Hari-hari mereka tanpa teman dan kala itu ternyata mau tak mau harus mengedepankan ego, kecuali yang belajar dibimbing orang tuanya anak-anak SD. Tentu, semua itu bukan mereka yang mau, namun keadaan yang memaksa harus begitu.

Bukan hal yang mengasyikkan bagi anak-anak kita, namun itulah yang harus mereka terima. Hal yang tak pernah mereka pikirkan sebelumnya ternyata menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupannya.

anak SD belajar dengan menggunakan gadgetnya 2
Anak SD belajar dengan menggunakan gawai/Deffy Ruspiyandy

Belajar daring atau dalam jaringan tentu bukan hal yang nyaman bagi sebagian pelajar, entah itu pelajar SD, SMP, SMA, maupun mahasiswa. Setuju atau tidak, semua pelajar mesti menerima kenyataan pahit belajar di rumah dengan arahan yang terkadang tak mampu disimak secara baik, kendati ada Zoom Meeting. Karenanya, hanya anak-anak yang bermental baja dan pembelajar saja yang mungkin bisa mengubah kenyataan ini menjadi sebuah hal lumrah untuk dilakukan.

Tanpa ada teman, tanpa ada guru. Apa yang terlihat di layar tak sepenuhnya mengasyikkan hingga tentu saja mengerjakan tugas-tugas dengan cara sendiri lebih asyik dilakoni setiap hari. Sungguh menjenuhkan  tapi tak ada pilihan lain yang mesti dihadapi. 

Ketika sedang belajar daring, sesekali mereka rehat untuk bermain game atau sekedar nonton video di aplikasi TikTok. Bagi mereka, itu kebebasan yang takkan ada yang bisa melarang.

Jelas di sini kita tak bisa membahas lagi tentang apa itu kedisiplinan karena hal ini adalah nomor kesekian. Dua hal penting bagi anak-anak yang sekolah daring yakni, presesi dan mengerjakan tugas dari guru.

Tak jarang, saya dengar rekan-rekan guru curhat bahwa mereka sulit menerapkan kedisiplinan terhadap siswa didik karena siswa sering mengerjakan tugas pada malam hari. Pada akhirnya, guru harus meluangkan waktu ekstra untuk mendampingi dan mengoreksi tugas yang diberikan.

Tentu saja, perubahan yang terjadi telah membuat sebagian besar anak didik menganggap jika belajar di rumah jelas lebih longgar dibanding belajar di sekolah. Sebuah realita yang tak terbantahkan.

Kalaulah menjadi penulis, penyair, pelukis, dan kreator lainnya, ruang sunyi adalah keniscayaan yang tak terbantahkan untuk menghasilkan karya-karya besar. Tapi apa yang dialami anak-anak yang kini berstatus pelajar? Ruang sunyi bukanlah hal yang mengasyikkan malah telah banyak membuat mereka jenuh. Justru anak-anak yang merasa asyik belajar dalam sunyi untuk bisa meraih nilai yang baik, suasana seperti ini jelas menguntungkan mereka. Mereka yang tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya jelas akan fokus dalam belajar. Anak-anak yang berpikiran seperti ini jelas mereka yang akan mampu belajar daring karena mereka tahu tugas mereka belajar, apapun kondisinya, mau belajar di sekolah atau di rumah, toh mereka tetap harus belajar. 

Tak kupungkiri, anak-anak kita sebenarnya jenuh menghadapi kenyataan seperti itu. Tapi apalagi yang bisa mereka tunjukkan sebagai kebanggaan selain belajar dengan baik. Benar memang, secara intelektual mereka yang asyik belajar dalam ruang sunyi akan terasah dan memiliki kemampuan tersendiri di dalam mengatasi persoalan belajar yang dilakukan secara mandiri. Tentu saja ini modal mereka yang tekun dan mau memanfaatkan momentum belajar daring karena mereka menjadi terlatih belajar tanpa bantuan guru, terserah mereka yang sekolah di negeri atau sekolah swasta.

Mereka sedikit berdebar ketika harus melakukan ujian tengah semester atau ujian akhir semester. Tentu saja untuk menuntaskan jawaban-jawaban yang menjadi soal ujian tidak sepenuhnya bisa menyontek dari bahan ajar yang pernah dipelajarinya. Tentu saja di sini pun mereka belajar tentang kejujuran karena walau bagaimanapun kejujuran memiliki peranan penting untuk kemajuan belajar.

Beruntung anak-anak kita selalu mengedepankan hal itu. Sungguh jika mereka menyontek maka akan rugi besar, nilai boleh besar tapi diraih dengan cara curang. Anak-anak itu telah belajar hal itu sejak kecil.

Ketika mereka telah selesai melaksanakan ujian pada akhirnya mereka mendapatkan selembar raport yang dikirim secara daring juga. Raut wajah kedua anak-anak kita gembira menerima kenyataan itu karena lelah mereka terbayar dengan nilai-nilai baik yang mereka dapatkan. Tentu saja selama satu tahun terakhir, jelas semua itu menguras tenaga dan pikiran mereka. Sementara kita melihat kali ini corona bukannya surut tapi makin menggila.

Rasanya pesimis jika bulan-bulan dekat ini sekolah akan segera dibuka.

Jelas banyak anak-anak yang tertinggal dalam proses pembelajaran ini, namun kemudian timbul pertanyaan, apakah akan mengutamakan keselamatan anak didik dengan tetap belajar di rumah atau belajar di sekolah tetapi ada kemungkinan anak-anak terpapar corona? Gamang juga akhirnya kita.

Saat ini anak-anak kita sedang menikmati masa liburannya. Sewaktu PPKM Darurat  diberlakukan jelas mereka tak bisa ke mana-mana. Mereka hanya bisa menikmati liburan di rumah saja dan paling ngusilin adik-adik mereka. Kita kadang berpikir sampai kapan anak-anak kita harus selalu belajar di ruang sunyi. Bukankah hal itu akan membuat mereka jenuh dan tak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya. Tapi sudahlah tak perlu diperdebatkan kita manut saja kepada Pemerintah. Belajar, bekerja dan beribadah dari rumah saja.

Aku dan juga banyak para orangtua yang berkeinginan agar anak-anaknya bisa kembali bersekolah. Tapi saatnya belum tepat anak-anak kita. Tenaga kesehatan masih berjibaku menyelamatkan para pasien yang terpapar COVID-19 dengan varian baru.

Sudahlah, kalian kembali saja belajar di ruang sunyi karena tugas kalian memang belajar.  Raihlah prestasi sebaik mungkin sampai kondisinya menjadi normal dan kalian bisa kembali bersekolah bersama teman-teman.

Kapan itu?

Ketika saatnya telah tiba.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Menuntut Ilmu saat PPKM Darurat appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/menuntut-ilmu-saat-ppkm-darurat/feed/ 0 29513
PPKM Darurat: Jalan Sepi, Pasar Tetap Ramai https://telusuri.id/sepi-di-jalanan-tetapi-pasar-tetap-ramai-saat-ppkm/ https://telusuri.id/sepi-di-jalanan-tetapi-pasar-tetap-ramai-saat-ppkm/#respond Wed, 04 Aug 2021 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=29445 Hampir dua minggu ini kotaku jelas sepi. Kendati aktivitas orang-orang masih berseliweran mengendarai kendaraan dengan beragam kepentingan yang ada. Namun begitu, volume kendaraan yang ada tak sebanyak hari-hari sebelumnya. Semuanya nyaris tinggal di rumah. Penjual...

The post PPKM Darurat: Jalan Sepi, Pasar Tetap Ramai appeared first on TelusuRI.

]]>
Hampir dua minggu ini kotaku jelas sepi. Kendati aktivitas orang-orang masih berseliweran mengendarai kendaraan dengan beragam kepentingan yang ada. Namun begitu, volume kendaraan yang ada tak sebanyak hari-hari sebelumnya. Semuanya nyaris tinggal di rumah. Penjual makanan dan minuman tak berani untuk berjualan karena saat ini sedang PPKM Darurat.

Jika melanggar tentu saja akan dihukum dengan denda dan mungkin saja bisa mendapatkan kurungan. Sebagian toko ada yang tutup ada pula yang buka tetapi mereka pun malu-malu kalau buka sepenuhnya karena bisa menjadi bahan sorotan dari petugas yang hilir mudik mengawasi penerapan PPKM Darurat di berbagai tempat.

Sebenarnya aku sedih sekali melihat jalanan yang begitu lengang. Bandung itu kota yang menyenangkan hati, tetapi kali ini memang seharusnya mesti sepi. Ragam aktivitas orang-orang setidaknya harus bisa berkurang hingga 30% dari biasanya. Syukur-syukur bisa lebih supaya dianggap efektif untuk meredam penyebaran corona.

Sepi kali ini bukan sepi yang menakutkan. Sepi kali ini supaya orang-orang terhindar dari COVID-19. Apalagi tingkat hunian rumah sakit kini melonjak tajam, banyak banyak pasien yang harus dirawat. Sebuah realita yang begitu memprihatinkan.

Sebenarnya, jika tak terlalu penting-penting amat, aku malas untuk keluar rumah. Namun karena ada yang harus meminta bantuanku untuk masuk sekolah, maka aku beranjak keluar rumah.

Aku sesungguhnya lebih suka diam di rumah nonton kanal YouTube. Membaca buku atau surat kabar, mendengarkan musik atau yang mengasyikkan berkumpul dengan keluargaku sembari mendukung program pemerintah yang digencarkan untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah. Bukan aku banyak uang dan memiliki tabungan, tetapi sebagai mahluk hidup aku yakin Tuhan telah menjamin rezeki bagiku.

Suasana sebuah pasar saat pagi mulai beranjak
Suasana sebuah pasar saat pagi mulai beranjak/Deffy Ruspiyandy

Namun, hal berbeda terlihat saat aku melewati sebuah pasar. Rasa sepi itu tak tergambarkan sama sekali. Yang ada justru transaksi jual beli berjalan dengan cukup hangat. Bahkan terkadang social distancing tak berjalan sebagaimana mestinya. Tak hanya itu, banyak dari mereka tidak mengenakan masker.

Pasar memang tidak ditutup total selama PPKM. Hanya dibatasi waktu dan jumlah pengunjungnya saja karena termasuk dalam sektor kritikal. Setidaknya dengan tetap dibukanya pasar, roda ekonomi terus berputar meski lambat.

Pasar yang ramai ini membuat saya tertegun, seolah-olah keadaan berjalanan seperti biasa dan tak ada tanda-tanda corona hadir di sana. Tentu, karena aku sempat mendengar dan melihat beberapa pasar harus tutup karena penjual dan pembeli terpapar virus corona. Padahal, tentu jika ada orang yang terpapar corona datang ke sini—atau ke pasar lain— tanpa menerapkan protokol kesehatan, bukan mustahil orang lain akan tertular. Namun, pikiran tersebut kemudian kubuang jauh-jauh.

Ku doakan, semoga saja para penjual pembeli yang setiap hari bertemu semuanya selalu sehat dan diberi antibodi yang kuat agar tidak terpapar COVID-19.

Seorang pedagang tengah sibuk membereskan barang jualannya
Seorang pedagang tengah sibuk membereskan barang jualannya/Deffy Ruspiyandy

Jelas tak salah jika aku mengkhawatirkan hal itu karena pasar didatangi orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda. Persoalannya bukan dari mana mereka datang melainkan yang jadi pertanyaan apakah mereka yang datang itu dipastikan benar-benar sehat dan tidak terpapar COVID-19? Namun mungkin yang paling penting sesungguhnya adalah bagaimana mereka semua tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Tetapi yang kulihat ada sebagian dari penjual dan pembeli yang lalai terhadap hal ini. Seringkali begitu diingatkan, mereka tak peduli. Aku tak bisa memaksanya, tapi aku merasa sadar diri untuk mengingatkan mereka. Demi kesehatan orang banyak.

Harus diakui pula, pasar merupakan tempat yang menyenangkan dan mengasyikkan. Orang-orang yang datang ke pasar ternyata tidak hanya berbelanja kebutuhan sehari-hari. Bisa jadi mereka refreshing dari kepenatan dan rasa kesal setelah beberapa hari tinggal di rumah. Wisata belanja sungguh mengasyikkan walaupun harus menguras isi dompet.

Keadaan pasar tumpah sedikit lengang setelah sebagian telah pulang
Keadaan pasar tumpah sedikit lengang setelah sebagian telah pulang/Deffy Ruspiyandy

Tak bisa dipungkiri, pasar menjadi sentral aktivitas ekonomi masyarakat. Selain ada yang mencari keuntungan juga ada yang mencari barang kebutuhan pokok untuk kebutuhan sehari-hari. Sekali lagi, jika memang ingin beraktivitas jual beli di pasar, baiknya tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Menjadi hal unik karena selama satu tahun terakhir ini sejak diumumkannya pertama kali pada April 2020, hanya segelintir orang di pasar dekat tempat tinggalku yang terpapar virus corona. Namun, apakah pasar ini relatif aman walaupun bahaya virus tetap selalu mengancam?

Keberadaan pasar tetap dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-harinya. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga bisa mampu mempertahankan roda ekonomi karena mereka yang berdagang masih bisa mencari nafkah untuk keluarganya. Sekali lagi, apapun kondisinya, yuk jaga pasar agar tetap aman dari corona.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post PPKM Darurat: Jalan Sepi, Pasar Tetap Ramai appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/sepi-di-jalanan-tetapi-pasar-tetap-ramai-saat-ppkm/feed/ 0 29445