seni tari Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/seni-tari/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Mon, 13 May 2024 07:36:00 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 seni tari Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/seni-tari/ 32 32 135956295 Meriahnya Perayaan Hari Tari Sedunia di Cimahi https://telusuri.id/meriahnya-perayaan-hari-tari-sedunia-di-cimahi/ https://telusuri.id/meriahnya-perayaan-hari-tari-sedunia-di-cimahi/#respond Mon, 13 May 2024 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=41902 Jalan Gandawijaya merupakan salah satu jalan utama di Kota Cimahi, Jawa Barat. Membentang dari selatan ke utara, jalan ini mengarah langsung ke Jalan Raya Bandung–Cianjur dan ke Alun-alun Cimahi. Boleh dibilang Jalan Gandawijaya tak pernah...

The post Meriahnya Perayaan Hari Tari Sedunia di Cimahi appeared first on TelusuRI.

]]>
Jalan Gandawijaya merupakan salah satu jalan utama di Kota Cimahi, Jawa Barat. Membentang dari selatan ke utara, jalan ini mengarah langsung ke Jalan Raya Bandung–Cianjur dan ke Alun-alun Cimahi. Boleh dibilang Jalan Gandawijaya tak pernah sepi disesaki kendaraan bermotor sepanjang pagi, siang, petang, hingga malam.

Di kanan-kiri Jalan Gandawijaya berderet toko-toko yang menawarkan berbagai jenis barang. Di ujung selatan berdiri Cimahi Mall, satu-satunya mal yang berada di Kota Cimahi.

Ahad (28/4/2024) pagi lampau, tak jauh dari Taman Segitiga yang menjadi salah satu ikon Kota Cimahi, beberapa petugas dinas perhubungan dan anggota kepolisian tampak berjaga. Mereka mengarahkan para pengendara untuk tidak memasuki Jalan Gandawijaya. Para pengendara yang hendak menuju Padalarang maupun Kota Bandung via Jalan Gandawijaya diarahkan untuk menggunakan Jalan Sisingamangaraja. 

Meriahnya Perayaan Hari Tari Sedunia di Cimahi
Para penari pentas di tengah kerumunan penonton/Djoko Subinarto

Merayakan Hari Tari

Meski pagi itu Jalan Gandawijaya ditutup untuk semua jenis kendaraan, toh jalan tersebut sama sekali tidak lengang. Persis di depan toko emas yang masih dalam keadaan tutup, seorang penari tampak tengah berdandan. Di seberangnya, tiga penari lainnya sedang dirias. Mereka adalah sebagian dari para penari yang dijadwalkan tampil pagi itu dalam event “Cimahi Ngibing Kiwari 2024”. Acara ini diselenggarakan untuk merayakan Hari Tari Sedunia yang jatuh setiap 29 April.

Di halaman depan Cimahi Mall, yang menghadap ke arah timur, keriuhan dan kesibukan lebih kentara. Sebagian besar penari melakukan persiapan di depan mal ini. Tampak dua orang penata tari sedang membantu memakaikan kostum burung pada seorang penari, yang berdiri persis di depan tangga masuk mol. 

Di ujung selatan halaman mal, tepatnya dekat pos satpam dan anjungan tunai mandiri, sekelompok penari yang telah beres berdandan menyempatkan diri untuk melakukan sesi foto bersama.

Tak lama, terdengar pengumuman lewat pelantang suara yang meminta agar para penari segera bersiap, membentuk barisan sesuai kelompok dan nomor urutan yang telah ditetapkan. Mereka berbaris menghadap ke arah utara. Di depan barisan para penari, bejejer rapi para mojang dan jajaka Kota Cimahi.

Sementara itu, warga terus berdatangan menyesaki trotoar Jalan Gandawijaya. Tak sedikit yang menyempatkan foto bersama para penari. Pembawa acara beberapa kali mengingatkan penonton agar tetap berada di trotoar.

Meriahnya Perayaan Hari Tari Sedunia di Cimahi
Nayaga atau para penabuh gamelan mengiringi lantunan sang sinden/Djoko Subinarto

Suara gamelan Sunda yang dimainkan secara live dari sebuah panggung berkarpet kelir merah mulai terdengar menggelegar. Terlihat ada kemenyan yang dibakar di atas dupa kecil di ujung panggung sisi belakang.

Bunyi gamelan lantas berhenti. Pembawa acara meminta para penari bersiap. Sejurus kemudian, bunyi gamelan kembali bergema mengiringi seorang pesinden. Acara pun resmi dimulai dengan tarian prosesi pembuka, yang dilanjutkan dengan tarian kolosal massal bertajuk Cimahi Ngibing.

Para penonton yang membawa ponsel sontak mengabadikan momen para penari yang tengah beraksi. Beberapa di antaranya bahkan melakukan tayangan live di kanal media sosial mereka.

Tak kurang dari 1.600 penari ikut terlibat dalam acara ini. Mereka berasal dari puluhan sanggar tari yang ada di Cimahi, perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Cimahi, unsur Forkopimda, dan instansi vertikal seperti BPJS, kejaksaan, serta para pelajar di kota tersebut.

Meriahnya Perayaan Hari Tari Sedunia di Cimahi
Konvoi mojang-jajaka Cimahi turut meramaikan Cimahi Ngibing Kiwari 2024/Djoko Subinarto

Pentingnya Seni Tari

Acara “Cimahi Ngibing Kiwari 2024” yang digelar pemkot dan diinisiasi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi ini lumayan menyedot atensi masyarakat Cimahi. Terbukti, warga menyemut di sepanjang Jalan Gandawijaya hingga Alun-alun Cimahi. Selain menampilkan tarian kolosal massal, “Cimahi Ngibing Kiwari 2024” juga menyuguhkan 23 tarian dari 23 provinsi di Indonesia.

Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, menyampaikan bahwa “Cimahi Ngibing Kiwari 2024” digagas untuk memperingati Hari Tari Sedunia, sekaligus merupakan terobosan dari pemerintah daerah untuk mendukung sanggar-sanggar kebudayaan di wilayahnya.

“Cimahi Ngibing menjadi satu inovasi supaya kita semua ikut bangga melestarikan budaya di Indonesia, khususnya kebudayaan tari di Cimahi. Acara ini juga sekaligus memberi ruang bagi sanggar, seniman, dan budayawan supaya punya ruang berekspresi,” kata Dicky Saromi.

Ketua Panitia Cimahi Ngibing Kiwari 2024, Dikdik Nugrahawan, yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cimahi, dalam laporannya yang disampaikan di Alun-alun Cimahi, menegaskan bahwa acara “Cimahi Ngibing Kiwari 2024” adalah event pertama yang digelar di Cimahi dalam rangka merayakan Hari Tari Sedunia.

“Acara ini dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan budaya untuk diwariskan kepada generasi muda, sekaligus perhelatan ini menjadi upaya untuk menikmati universalitas bentuk seni,” sebut Dikdik.

Hari Tari Sedunia sendiri pertama kali digagas oleh Komite Tari Institut Teater Internasional (ITI), yang merupakan mitra utama Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) untuk bidang seni pertunjukan.

Pertama kali dirayakan pada tahun 1982, tujuan Hari Tari Sedunia adalah menegaskan nilai dan pentingnya seni tari, di samping juga untuk menggugah pemerintah, politisi, dan lembaga yang belum mengakui manfaat tari bagi masyarakat dan individu, serta belum menyadari potensinya untuk pertumbuhan ekonomi. ITI memilih tanggal 29 April sebagai Hari Tari Sedunia untuk menghormati Jean-Georges Noverre, tokoh balet modern, yang lahir pada 29 April 1727, di Paris, Prancis.


Foto sampul:
Parade penari membelah kerumunan penonton di festival Cimahi Ngibing Kiwari 2024/Pemkot Cimahi


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Meriahnya Perayaan Hari Tari Sedunia di Cimahi appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/meriahnya-perayaan-hari-tari-sedunia-di-cimahi/feed/ 0 41902
Mengenal Tari Gondorio, Seni Pertunjukan Khas Grobogan https://telusuri.id/mengenal-tari-gondorio-seni-pertunjukan-khas-grobogan/ https://telusuri.id/mengenal-tari-gondorio-seni-pertunjukan-khas-grobogan/#respond Mon, 15 Jan 2024 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=40912 Tak banyak seni pertunjukan yang autentik dan khas dari Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Menurut sejumlah sumber, satu-satunya seni pertunjukan yang secara valid bisa disebut sebagai warisan budaya Grobogan adalah Tari Gondorio. Atau ada yang menyebutnya...

The post Mengenal Tari Gondorio, Seni Pertunjukan Khas Grobogan appeared first on TelusuRI.

]]>
Tak banyak seni pertunjukan yang autentik dan khas dari Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Menurut sejumlah sumber, satu-satunya seni pertunjukan yang secara valid bisa disebut sebagai warisan budaya Grobogan adalah Tari Gondorio. Atau ada yang menyebutnya dengan nama Reog Gondorio.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia, melalui situs web warisanbudaya.kemdikbud.go.id, telah mencatat Kesenian Reog Gondorio sebagai ikon tarian tradisional Kabupaten Grobogan dengan nomor 2011002085 (tahun 2011). Disebutkan dalam situs tersebut, Kesenian Reog Gondorio merupakan ikon tarian tradisional yang cukup terkenal di Grobogan dan sudah berusia ratusan tahun.

Kesenian Reog Gondorio masih sangat asing di telinga masyarakat. Bahkan banyak warga Grobogan belum mengetahui bentuk kesenian tersebut. Berbeda dengan Reog Ponorogo yang mempunyai ikon Singo Barong raksasa, Reog Gondorio lebih menonjolkan gerakan akrobatik dari dua orang penari utama.

Mengenal Tari Gondorio, Seni Pertunjukan Khas Grobogan
Persembahan Tari Gondorio dari anak-anak Padepokan Adhem Ayom Ayem asuhan Mbah Raden, Desa Godan, Grobogan/Badiatul Muchlisin Asti

Meski narasi kesenian Reog Gondorio telah berusia ratusan tahun perlu dikoreksi, tetapi sejumlah sumber memang menyebut Reog Gondorio—secara genealogis—merupakan seni pertunjukkan asli Kabupaten Grobogan. Menurut Mbah Reban (76), generasi kedua yang memopulerkan Reog Gondorio, dalam sebuah kesempatan wawancara dengan saya, menyatakan Reog Gondorio dikreasi oleh seorang seniman bernama Mbah Porjo. 

Mbah Reban sendiri mengaku sebagai generasi kedua yang mewarisi Reog Gondorio dari Mbah Porjo, sekaligus dialah yang memopulerkannya pada era 1980 hingga 1990-an. Mbah Reban mengaku, saat masih aktif mementaskan Reog Gondorio, dirinya tidak hanya diundang pentas di wilayah Kabupaten Grobogan saja, tetapi juga sudah lintas kabupaten, seperti Demak, Magelang, dan Kudus.

Sejak jatuh sakit, Mbah Reban tak bisa lagi pentas sampai sekarang. Menurutnya, generasi pelaku Reog Gondorio yang autentik sudah tidak ada lagi. Walaupun saat ini masih ada yang mementaskannya dengan sedikit perubahan.

Sekilas Tari Gondorio

Cahyani (2019) dalam tugas akhir sarjananya menyebutkan, Kesenian Reog Gondorio merupakan tari berpasangan laki-laki dan perempuan yang biasa difungsikan sebagai hiburan dalam upacara-upacara adat Jawa, seperti bersih desa, pernikahan, sunatan, dan slametan.

Tari Gondorio memiliki ragam gerak yang unik dengan posisi penari perempuan yang lebih banyak digendong oleh penari laki-laki. Selain itu, terdapat pula bentuk saweran dengan cara penari perempuan menerima uang menggunakan mulut. Momen menyawer ini sering dimanfaatkan penonton untuk mencari kesempatan agar bisa berciuman dengan penari.

Mengenal Tari Gondorio, Seni Pertunjukan Khas Grobogan
Penari sintren menerima saweran dari penonton/Badiatul Muchlisin Asti

Terkait genealogi nama Gondorio, Saptinasari (2020) dalam tugas akhirnya berpendapat, nama Gondorio diambil dari gendhing yang mengiringi tarian tersebut, yaitu gendhing Gondorio. Gondorio merupakan sebuah gendhing yang menggambarkan seorang bapak yang sedang ngudang—menghibur atau menimang—anaknya. 

Dalam Tari Gondorio, sang penari biasanya merangkap sebagai pemain jaranan. Gerak Tari Gondorio menuntut peran pengghondo (penari laki-laki) untuk mampu menopang tubuh penari sintren (penari perempuan) dan melakukan atraksi gendongan-gendongan yang atraktif dan variatif. 

Menurut Saptinasari, Tari Gondorio merupakan kesenian yang paling populer dan menjadi primadona di Grobogan. Selain menghibur, Tari Gondorio juga disajikan cukup interaktif di tengah-tengah masyarakat. 

Dalam pertunjukannya, Tari Gondorio selalu melibatkan penonton. Misalnya, penonton yang memberikan saweran kepada penari. Tari Gondorio konon terinspirasi dari tarian khas Bali. Pola gerak yang dihadirkan tarian tersebut sedikit banyak terdapat dalam pola-pola Tari Bali.

Sejumlah sumber menyebutkan, Tari Gondorio memiliki problem di regenerasi yang kurang baik. Dari sekitar 57 grup reog di Kabupaten Grobogan, tidak semuanya memiliki penari gondorio—ada pun hanya bisa dihitung dengan jari. Penyebabnya tak lain karena tari ini membutuhkan teknik yang khusus, fisik kuat, dan kedisiplinan tinggi. Kalau seorang pemain sembrono, akibatnya bisa sangat fatal. Regenerasi yang buruk inilah tampaknya menjadi penyebab Tari Gondorio sulit dijumpai saat ini.

Mengenal Tari Gondorio, Seni Pertunjukan Khas Grobogan
Penari Gondorio membutuhkan kepiawaian dan keluwesan fisik saat beratraksi/Badiatul Muchlisin Asti

Gendhing Gondorio

Pertunjukan Tari Gondorio memiliki ciri kerakyatan yang memberikan kebebasan berekspresi dan spontanitas para pendukungnya. Pola-pola gerak tarinya sederhana dan akrab dengan masyarakat. Keleluasaan dalam berekspresi juga memungkinkan terjadinya interaksi komunikasi antarpelaku secara harmonis.  

Gendhing dalam Tari Gondorio dinyanyikan berulang-ulang sampai Tari Gondorio selesai. Alat musik yang digunakan adalah saron, drum, bonang, kenong, kempul, gong, dan gambang. Berikut adalah lirik dari gendhing yang digunakan dalam Tari Gondorio. 

Gandhuk gondorio
(Lagu gondorio)
Gandhuk manuke opo
(Lagunya burung apa)
Manuk manuk plenjak
(Burung-burung plenjak)
Menclokane witing jarak
(Hinggapnya di pohon jarak)
Ojo mlencok witing jarak
(Jangan hinggap di pohon jarak)
Mlenclok seng tukang pencak
(Hinggaplah pada pemain pencak)
Eeee… sawonggaling

Dighondo karo dililing
(Ditimang sambil dihibur)
Gandhuk gondorio
(Lagu gondorio)
Gandhuk manuke opo
(Lagunya burung apa)
Manuk manuk lori
(Burung-burung lori)
Menclokane witing pari
(Hinggapnya di batang padi)
Ojo menclok witing pari
(Jangan hinggap di batang padi)
Menclok o seng dadi siji
(Hinggaplah untuk bersatu)
Eee…. sawo glethak

Jenggelek bali meneh
(Berdiri kembali lagi)
Gandhuk gondorio
(Lagu gondorio)
Gandhuk manuke opo
(Lagunya burung apa)
Manuk-manuk podhang
(Burung-burung podang)
Penclokane witing gedhang
(Hinggapnya di pohon pisang)
Ojo menclok witing gendang
(Jangan hinggap di pohon pisang)
Menclok o nang tukang kendang
(Hinggaplah di pemain kendang)
Eeee… sawo glethak
Aja delek bali meneh
(Jangan sembunyi kembali lagi)

Referensi

Cahyani, C. N. (2019). Fenomena Erotis Tari Gondorio dalam Kesenian Reog Gondorio Grup Indah Priyagung Laras Kabupaten Grobogan. (Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2019). Diakses dari https://lib.unnes.ac.id/35168/1/2501414004_Optimized.pdf.
Saptinasari, N. (2020). Garap Tari Gondorio di Paguyuban Reog Wahyu Banteng Kembar Kabupaten Grobogan. (Skripsi, Institut Seni Indonesia Suarakarta, 2020). Diakses dari http://repository.isi-ska.ac.id/4715/1/Nurfarida%20Saptina%20Sari.pdf.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Mengenal Tari Gondorio, Seni Pertunjukan Khas Grobogan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/mengenal-tari-gondorio-seni-pertunjukan-khas-grobogan/feed/ 0 40912