taman nasional komodo Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/taman-nasional-komodo/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Thu, 19 Nov 2020 09:56:21 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 taman nasional komodo Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/taman-nasional-komodo/ 32 32 135956295 Sepenggal Kisah tentang Komodo dan Ata Modo https://telusuri.id/sepenggal-kisah-tentang-komodo-dan-ata-modo/ https://telusuri.id/sepenggal-kisah-tentang-komodo-dan-ata-modo/#comments Thu, 19 Nov 2020 09:03:46 +0000 https://telusuri.id/?p=25369 Sekitar setahun lalu, sebelum isu pembangunan “Jurassic Park” di Pulau Rinca yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo itu diperbincangkan publik, saya baca buku Pulau Komodo Tanah, Rakyat, dan Bahasanya yang ditulis seorang antropolog bernama...

The post Sepenggal Kisah tentang Komodo dan Ata Modo appeared first on TelusuRI.

]]>
Sekitar setahun lalu, sebelum isu pembangunan “Jurassic Park” di Pulau Rinca yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo itu diperbincangkan publik, saya baca buku Pulau Komodo Tanah, Rakyat, dan Bahasanya yang ditulis seorang antropolog bernama J.A.J. Verheijen. Melalui buku lawas terbitan 1987 dengan judul asli Komodo: Her eiland, her volk en de taal (pdf) itu saya jadi tahu soal komodo yang lebih dari sekadar primadona objek pariwisata, juga soal ata Modo, penduduk Komodo, minoritas yang mungkin kian terpinggirkan bila berbagai cottage dan aneka bangunan lain dalam kerangka “Jurassic Park” terealisasi.

Sejarah, bahasa, perkawinan, teka teki, cerita, dan berbagai aspek budaya lain soal ata Modo dibahas cukup lengkap dalam buku yang versi digitalnya dapat diunduh gratis melalui situs Kemdikbud ini. Ada pula paparan terkait hubungan mereka dengan komodo, makhluk yang punya banyak alias itu—ora, hora, lawora, dan nggora.

Ada satu cerita yang tertulis menarik, yakni Ndadi-Ne Kiling Modo atau Terjadinya Desa Komodo. Alkisah, dulu masyarakat setempat tidak mengetahui cara perempuan melahirkan. Mereka hanya tahu bahwa saat perut perempuan sudah membesar perut itu dibelah dan sang perempuan meninggal dunia. Suatu ketika, lahir dua anak, yaitu ora (komodo/Varanus) dan manusia. Anak manusia dirawat oleh keluarga, sedangkan ora tidak. Ora yang diberi nama Si Sebelah itu pun akhirnya pergi ke hutan.

Rumah panggung di permukiman penduduk Kampung Komodo, Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maret 2003 via TEMPO/Agus Hidayat

Kisah serupa soal lahirnya anak kembar juga pernah saya dapat setelah membaca folklor lain terkait komodo. Putri Naga dan pemuda asal pulau seberang menikah. Mereka lantas memiliki anak kembar. Namun, salah satu anak mereka berwujud seperti kadal dan akhirnya disebut ora. Ia pun terasing di hutan. Singkatnya, terdapat larangan menyakiti ora.

Kedua cerita yang saya baca dalam waktu berbeda itu punya inti yang sama: komodo adalah saudara. Dan anggapan itu terus ada hingga sekarang bagi masyarakat setempat.

Masyarakat Modo sudah ada jauh sebelum wacana “Jurassic Park” muncul

Dalam bagian Pendahuluan buku disebut bahwa sejak penemuan kadal raksasa tahun 1912, sejumlah sarjana dan beberapa ratus wisatawan tertarik ke Pulau Komodo. Pulau pun kian mudah dijamah orang dan dikhawatirkan bahasa serta budaya masyarakat akan [luntur] akibat pergolakan yang mendadak. Adalah keinginan mempelajari bahasa—yang lalu berkembang ke hal—yang membawa J.A.J. Verheijen mendaratkan kaki di pulau kecil itu.

Fokus awal membedah bahasa membuat buku bersampul cokelat ini didominasi bahasan terkait hal tersebut. Antropolog itu bahkan membedah soal bunyi dan lafal dalam bahasa Komodo, kalimat preposisional, sampai mitos tentang bahasa yang ada. Lebih lanjut, masyarakat lokal pun diceritakan secara lengkap, termasuk soal mitologis-sejarah, kegiatan perikanan dan pertanian, kebiasaan dalam makanan, perkawinan, agama, lagu, dll.

Warga di Pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 9 Juli 2011 via TEMPO/Rully Kesuma

Berdasar informasi dalam buku, pada zaman Neolitikum agaknya Komodo memang sudah didiami manusia. Hal itu mengacu pada cerita “Mori Manggarai” yang mengisahkan perjalanan “Tuanku Manggai”. Ia menjadi raja Bima setelah menempuh perjalanan melalui Warloka, Rinca, Komodo, dan Dongga. Hal itu pun diperkuat dengan perkiraan lewat berbagai penyelidikan nama-nama geografis dan penggalian ilmiah lain. Misalnya, di Warloka ditemukan kuburan yang kaya keramik. Ditambah penemuan kuburan-kuburan di sebuah pulau kecil dalam Selat Molo dan di daratan Rinca, [dugaan] adanya hubungan antara Warloka dan Komodo pun kian kuat.

Beranjak ke akhir buku, terdapat renungan yang menarik dan mungkin masih relevan sampai saat ini:

“Pulau Komodo dibuka untuk pariwisata, maka amatlah dikhawatirkan bahwa pemburu wisatawan, dan pedagang akan berusaha menembus ke dalam masyarakat. Mungkin pengaruh yang lebih besar lagi atas bahasa dan kebudayaan akan datang dari sejumlah manusia yang dari segi intelektual, ekonomi, dan sosial, merupakan kelompok yang lebih tinggi tarafnya…

Ada bahaya bahwa pertanian, perikanan, pengumpulan di pantai dan di darat, serta kebebasan gerak penduduk pada umumnya akan lebih dibatasi lagi. Dengan demikian hancurlah hak mereka atas karya, tradisi, dan lingkungan hidup bebas. Kecintaan saya terhadap tumbuhan dan hewan cukup besar, tetapi kepentingan manusia harus didahulukan. Namun kesan saya ialah bahwa instansi tertinggi kepariwisataan bermaksud mempertahankan hak-hak penduduk Komodo.”

Membaca renungan tersebut membuat saya bertanya-tanya, apakah pemerintah Indonesia, khususnya Kemenparekraf, memang bermaksud akan mempertahankan hak-hak penduduk Komodo dalam pembangunan “Jurassic Park” ataukah hanya memuaskan para investor semata yang mungkin asing bagi ata Modo?

The post Sepenggal Kisah tentang Komodo dan Ata Modo appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/sepenggal-kisah-tentang-komodo-dan-ata-modo/feed/ 1 25369
6 Fakta Menarik tentang Pulau Padar yang Lagi Ngehits https://telusuri.id/6-fakta-menarik-tentang-pulau-padar/ https://telusuri.id/6-fakta-menarik-tentang-pulau-padar/#respond Sat, 24 Feb 2018 02:30:25 +0000 https://telusuri.id/?p=6835 Akhir-akhir ini foto Pulau Padar banyak beredar di media sosial. Foto-fotonya menggoda banget sampai-sampai banyak yang jadi tertarik buat ke sana. Nah, 6 fakta menarik tentang Pulau Padar ini bakal bikin kamu lebih ngebet buat...

The post 6 Fakta Menarik tentang Pulau Padar yang Lagi Ngehits appeared first on TelusuRI.

]]>
Akhir-akhir ini foto Pulau Padar banyak beredar di media sosial. Foto-fotonya menggoda banget sampai-sampai banyak yang jadi tertarik buat ke sana. Nah, 6 fakta menarik tentang Pulau Padar ini bakal bikin kamu lebih ngebet buat ke sana.

1. Berada dalam areal Taman Nasional Komodo

pulau padar

Perahu-perahu berlabuh di pesisir Padar via SkyGrapher.id/Sigit Hasnaro

Pulau ini berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo, perairan barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Karena berada di kawasan taman nasional, kamu nggak bisa sembarangan di sana. Kalau belum ngerti aturan, coba deh browsing dulu soal apa yang boleh dan nggak boleh kamu lakukan di kawasan taman nasional.

Buat ke sini, kamu mesti cari cara buat ke Labuan Bajo dulu. Banyak cara buat ke Labuan Bajo. Kamu bisa naik pesawat, naik kapal, atau ngeteng naik bis nyambung menumpang kapal ferry. Dari Jakarta, naik pesawat cuma beberapa jam, tapi kalau ngeteng bisa sekitar tiga hari!

2. Pulau ketiga terbesar di Taman Nasional Komodo

pulau padar

“Seascape” sekitar Padar via SkyGrapher.id/praditya adhi kurniawan

Dari tiga pulau utama di Taman Nasional Komodo, Pulau Padar menduduki posisi terakhir soal luas wilayah, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Kalau dilihat dari atas, sebagaimana Pulau Komodo dan Rinca, pulau ini bentuknya abstrak nggak beraturan.

Letaknya dekat Selat Lintah yang memisahkan Komodo dan Rinca. Selat Lintah ini dikenal punya arus yang kekuatannya lumayan. Jadi, pas naik perahu ke sana kamu mesti siap-siap kalau sewaktu-waktu gelombang jadi besar.

3. Lebih dekat dari Pulau Rinca ketimbang dari Pulau Komodo

Lokasi Pulau Padar ini di antara Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Jadi, kalau dari Labuan Bajo, kamu bakal lewat Pulau Rinca dulu sebelum tiba di Pulau Padar. Lanjut ke timur, baru kamu tiba di Pulau Komodo.

Tapi Pulau Padar lebih dekat ke Pulau Rinca dibandingkan ke Pulau Komodo. Jika dari Komodo perlu waktu maksimal 2 jam, dari Rinca paling hanya sekitar 1,5 jam. Nah, kalau sudah tahu waktu tempuhnya, ‘kan kamu bisa memperkirakan bagaimana rute yang paling sesuai buat kamu.

4. Pernah jadi lokasi pembuangan komodo-komodo “nakal”

pulau padar

Lanskap Padar via SkyGrapher.id/Wisnu Sulistio

Kamu pasti pernah dengar berita tentang komodo yang menggigit pengunjung Taman Nasional Komodo atau penduduk setempat. Tapi, kamu pernah bertanya-tanya nggak treatment apa yang dilakukan pada komodo-komodo bermasalah itu?

Liputan6 melansir bahwa ada masanya ketika komodo-komodo bermasalah itu “dibuang” ke Pulau Padar. Nggak main-main, katanya ada sekitar tujuh komodo yang ada di pulau ini. Jadi, kalau mau trekking mending sama pemandu lokal, ya!

5. Situs Warisan Dunia UNESCO

Nuansa Pulau Padar ini agak beda dari pulau-pulau lain. Saking uniknya, kalau kamu kebetulan ketiduran di Pulau Padar terus tiba-tiba kebangun, mungkin kamu bakal ngerasa sedang di planet lain. Nah, bentang alamnya yang unik ini bikin Pulau Padar dimasukkan UNESCO sebagai salah satu dari situs Warisan Dunia.

Bersama dengan Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Pulau Padar ternyata sudah dikukuhkan sebagai Warisan Dunia sejak lebih dari 25 tahun yang lalu, yakni tahun 1991.

6. Trekking ke puncak bukit sekitar 45 menit sampai 1 jam

pulau padar

“Golden sunrise” di Pulau Padar via SkyGrapher.id/Anton Chandra

Spot paling instagrammable di Pulau Padar adalah puncaknya. Dari sana kamu bakal melihat “pelana” yang menghubungkan dua bagian Pulau Padar, yang diapit sama pesisir-pesisir berpasir putih. Kalau mau dapat foto yang keren maksimal, kamu mesti udah di puncak pas sore hari waktu matahari hampir jatuh di cakrawala barat.

Trekkingnya juga sebenarnya nggak lama-lama amat, cuma sekitar 45 menit sampai satu jam. Nggak apa-apa lah ngeluarin keringat dikit buat menyaksikan pemandangan yang cakep abis. Tipsnya, kalau jalan siang-siang mending kamu pakai topi. Jangan lupa juga buat bawa sepatu trekking—jangan nekat pakai high heels!

Jadi kapan ke Pulau Padar?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 6 Fakta Menarik tentang Pulau Padar yang Lagi Ngehits appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/6-fakta-menarik-tentang-pulau-padar/feed/ 0 6835