tips mendaki gunung Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/tips-mendaki-gunung/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Tue, 30 Jul 2019 11:24:58 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 tips mendaki gunung Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/tips-mendaki-gunung/ 32 32 135956295 7 Tips dan Trik Naik Gunung di Puncak Musim Kemarau https://telusuri.id/naik-gunung-di-puncak-musim-kemarau/ https://telusuri.id/naik-gunung-di-puncak-musim-kemarau/#respond Fri, 27 Jul 2018 12:30:39 +0000 https://telusuri.id/?p=9923 Puncak musim kemarau adalah saat favorit para pendaki untuk naik gunung. Sebabnya jelas, yakni nggak ada hujan. Meskipun begitu, kamu perlu baca 7 tips dan trik berikut biar naik gunung di puncak musim kemarau jadi...

The post 7 Tips dan Trik Naik Gunung di Puncak Musim Kemarau appeared first on TelusuRI.

]]>
Puncak musim kemarau adalah saat favorit para pendaki untuk naik gunung. Sebabnya jelas, yakni nggak ada hujan. Meskipun begitu, kamu perlu baca 7 tips dan trik berikut biar naik gunung di puncak musim kemarau jadi jauh lebih seru:

1. Bawa air agak banyak

Memang banyak gunung yang punya mata air di sekitar jalur pendakian, jadi kamu nggak perlu bawa air banyak-banyak. Masalahnya, mata air yang biasanya ada di gunung saat musim hujan bisa jadi kering di musim kemarau.

Makanya pas naik gunung di puncak musim kemarau kamu mesti bawa air yang agak banyak supaya nggak kehabisan di tengah jalan. Cuma kamu sendiri yang tahu seberapa banyak konsumsi airmu, jadi jangan ikut-ikutan pake takaran temen-temenmu.

2. Pakai “water bladder”

Kadang kalau minum air dari botol kita suka kalap. Pengennya minum dikit malah kebablasan. Alhasil, sebelum tiba di kamp terakhir sebelum puncak air bawaanmu tinggal sedikit—harus berhemat, deh.

Memakai water bladder bisa mengurangi konsumsi air. Soalnya kamu bakal menyeruput air sedikit-sedikit pakai sedotan. Jadi air yang kamu bawa bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya memasak.

3. Buff jangan lupa

View this post on Instagram

#PNDKIDtips from @inosetyo_ TREKKING POLE . TRAKKING POLE atau di kenal para pendaki indonesia Tongkat Pendaki. TRAKKING POLE adalah perlengkapan standar bagi penggiat outdoor terutama dalam kegiatan hiking. Penggunaan tongkat sebagai perlengkapan pendukung sudah lama digunakan oleh penggiat outdoor. Di etsa dari William Blake’s Europe of the Prophecy yang dicetak pada tahun 1794, terlihat seorang orang menggunakan trekking pole. . Lanjut gue bagi fungsi dari Trakking Pole tersebut : . 1. Sebagai peralatan pendukung dalam berjalan.Penggunaan trekking pole dapat meningkatkan keseimbangan tubuh pada saat berjalan, mampu memberikan dorongan tenaga tambahan pada saat tanjakan, dan bisa membantu pengereman pada saat turunan yang curam. . 2. Menjaga postur tubuh. Penggunaan trekking pole membantu badan untuk tetap berjalan dengan tegak, nggak membungkuk. Terlalu sering berjalan membungkuk dapat menyebabkan berbagai gangguan metabolisme, nyeri punggung dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. . 3. Membagi pembakaran kalori secara merata. Penggunaan trekking pole memaksa tangan untuk tetap bergerak. . 4. Tempat nyender pas lagi istirahat. Saya sendiri seringkali istirahat kecil sejenak untuk mengambil nafas dengan cara bersandar di trekking pole. Hal ini bisa dilakukan apabila tidak ditemukan pohon yang pas buat nyander dan dirasa belum terlalu butuh buat dudukin bokong. Tapi Lihat-lihat sikon juga kalau mau melakukan ini, jangan nyender-nyender trekking pole di pinggir jurang. Bahaya bray.. ? . 5. Sebagai tiang tarp, flysheet, atau vestibule tenda. Dengan membawa trekking pole, tidak lagi dibutuhkan tiang tambahan untuk flysheet sehingga bisa menghemat beban. . 6. Menghalau rumput, duri, ranting yang menghalangi jalan. . 7. Menghalau binatang buas. ( trakking pole juga efektif untuk menghalau orang yang mau nikung gebetan ? ) . Sekian berbagi ilmu tentang Trakking Pole kali ini. . HAPPY SAVE TRAKKING! Salam Lestari, Sampai Jumpa.. ? . #PNDKID #pendakiindonesia

A post shared by Pendaki Indonesia (@pendakiindonesia) on

Naik gunung di puncak musim kemarau, yang kamu hadapi bukan trek yang lembap dan berair, tapi trek yang kering dan berdebu. Kalau kamu naik sendirian, debu itu barangkali nggak bakal jadi persoalan—soalnya ‘kan biasanya terbangnya ke belakang. Tapi kalau kamu naik berombongan ada kemungkinan kamu bakal terpapar debu yang dihasilkan kawan di depan.

Makanya kamu mesti bawa buff. Tapi kalau nggak ada buff juga nggak apa-apa, sih, sebenernya. Pokoknya kamu mesti bawa sesuatu yang bisa melindungi hidung dan mulut dari debu-debu yang mengepul di trek, misalnya slayer atau masker.

4. Mulai mendaki pagi-pagi sekali

Naik pagi-pagi sekali, tubuh kamu bakal perlahan menyesuaikan suhu. Jadi ntar badanmu nggak kaget-kaget amat kalau pas siang tiba-tiba udara jadi panas meranggas.

Hindari memulai perjalanan tengah hari pas naik gunung di puncak musim kemarau. Soalnya pasti bakal panas banget. Bisa jadi kamu bakal mengalami dehidrasi atau serangan panas. Selain itu kamu juga pasti bakal mengonsumsi air dalam jumlah yang lebih banyak.

5. Bawa “sleeping bag” yang nyaman dipakai pada suhu rendah

Suhu malam hari di gunung akan lebih rendah di musim kemarau. Kamu pasti udah familiar sama cerita-cerita tentang butir-butir es di Ranu Kumbolo atau di Dataran Tinggi Dieng yang selalu muncul di puncak-puncak musim kemarau kayak gini.

Supaya tidur kamu di gunung nyaman, pastikan sleeping bag yang kamu pakai kuat menahan suhu rendah. Biasanya, sleeping bag yang nyaman dipakai pada suhu rendah harganya memang agak mahal. (Yang cuma Rp 100 ribuan biasanya cuma kuat sampai 15 derajat Celsius.) Daripada kedinginan, nggak apa-apa investasi agak banyak dikit buat sleeping bag.

6. Kalau mau menghindari keramaian hindari gunung-gunung tertinggi atau favorit

Ingin mencari ketenangan? Pas musim kemarau jangan sekali-sekali ke gunung-gunung tertinggi atau favorit. Pasti bakal ramai. Nggak percaya? Coba aja lihat sendiri di akun-akun media sosial berbau pendakian.

Naik aja gunung-gunung yang nggak terlalu tenar atau yang jarang tampil di media sosial. Nekat naik Semeru di puncak musim kemarau cuma bakal mempertemukanmu sama lautan manusia.

7. Hindari turun berlari, kecuali kalau trek lagi sepi

Sebagian pendaki lebih senang turun berlari. Alasannya biasanya dua: supaya lebih cepat tiba di base camp dan supaya nyeri di dengkul bisa tersamarkan.

Kalau mau turun lari silakan saja. Tapi pastikan trek lagi sepi dan di sekitarmu nggak ada orang. Kasian orang lain kalau kamu berlari, soalnya kamu bakal ninggalin debu yang mengepul kayak mobil rally.

Jadi kamu mau naik gunung apa pas musim kemarau ini?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 7 Tips dan Trik Naik Gunung di Puncak Musim Kemarau appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/naik-gunung-di-puncak-musim-kemarau/feed/ 0 9923
10 Alasan Kenapa Cewek Naik Gunung https://telusuri.id/10-alasan-pendaki-wanita/ https://telusuri.id/10-alasan-pendaki-wanita/#comments Thu, 13 Apr 2017 22:51:54 +0000 http://telusuri.org/dev/?p=649 Pasti biasa saja buatmu kalau lihat pria naik gunung. Tapi kalau pendaki wanita itu bukan pemandangan biasa—meskipun akhir-akhir ini mulai ramai wanita yang naik gunung. Kamu yang pernah nanjak pasti ngerti kalau naik gunung itu bikin...

The post 10 Alasan Kenapa Cewek Naik Gunung appeared first on TelusuRI.

]]>
Pasti biasa saja buatmu kalau lihat pria naik gunung. Tapi kalau pendaki wanita itu bukan pemandangan biasa—meskipun akhir-akhir ini mulai ramai wanita yang naik gunung. Kamu yang pernah nanjak pasti ngerti kalau naik gunung itu bikin capek. Jalan kaki soalnya. Terus kok bisa para wanita senang naik gunung? Penasaran nggak, sih, apa yang bikin para wanita tertarik buat naik gunung? Nih, coba simak 10 alasan kenapa pendaki wanita banyak yang suka :

1. Biar nggak dibilang manja

Kalau berjalan lama-lama bahkan hingga berjam-jam sambil menggendong ransel di punggung saja seorang wanita tahan, pasti nggak ada yang berani bilang dia manja. Belum lagi harus membawa air dan makanan, serta membuang feses di antara reremputan. Nggak semua orang bisa tahan menghadapi “cobaan-cobaan” pas naik gunung, tak peduli wanita ataupun pria. Tahu kamu suka naik gunung, yakin, deh, orang-orang bakal mikir seratus kali sebelum melabeli kamu “manja.”

Trekking via pexels.com

2. Untuk mengetahui kemampuan diri

Kalau kamu sudah pernah merasakan mendaki gunung pastinya kamu akan mengangguk kalau ada yang bilang, “Mendaki gunung itu susah.” Tapi, positifnya, dengan mendaki gunung kamu bisa mengukur kemampuan dirimu sendiri, mulai dari kecepatan berjalanmu, seberapa jauh kamu kuat melangkah, berapa lama waktu yang kamu perlu untuk istirahat, dan berapa besar tekadmu untuk terus melangkah untuk sampai di destinasi terakhir.

Bukan hanya kemampuan diri, kamu juga bisa menakar kemampuan teman-temanmu. Nanti kalau suatu saat mendaki lagi kamu sudah tahu harus jalan bareng siapa, lalu beristirahat lama-lama dengan siapa, dan ketika tertinggal jauh harus berjalan dengan siapa. Mengetahui kemampuan diri dan orang lain akan membuat perjalanan-perjalananmu lebih menyenangkan dan bermakna.

3. Buat olahraga demi menjaga vitalitas

Manusia perlu berolahraga untuk menjaga kesehatan. Kalau kamu masih malas olahraga dan lebih milih ke salon ketimbang lapangan, olahraga, deh, dari sekarang. Naik gunung bisa menjadi salah satu caramu untuk berolahraga. Saat persiapan, kamu bakalan berkeringat. Saat benar-benar nanjak, pastinya kamu akan mengeluarkan lebih banyak keringat. Pulang naik gunung, apalagi kalau yang treknya panjang seperti Argopuro, badan kamu akan semakin kenceng dan fit.

4. Mencari pengalaman berharga yang akan berguna di masa depan

Masa muda adalah waktu yang paling pas untuk mencari pengalaman-pengalaman baru. Mendaki gunung bisa jadi adalah salah satu pengalaman baru yang akan bermanfaat bagi kehidupanmu kelak di masa depan. Nah, pendaki wanita-wanita sekarang banyak yang naik gunung untuk mencari pengalaman supaya tidak canggung ketika terjun ke masyarakat nanti. (Basi, ya? Tapi beneran, lho.) Selain itu kamu yang wanita-wanita juga akan dapat bonus ilmu memasak di gunung dan untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Menatap mentari via pexels.com

5. Mencari tantangan baru dan menuntaskan rasa penasaran

Hal lain yang dicari oleh para pendaki wanita di gunung adalah tantangan baru, sebab lama-lama kehidupan kota jadi cukup membosankan dan terasa begitu-begitu saja—rutinitasnya, kebisingannya, orangnya yang suka tak sabaran. Juga, para wanita pendaki biasanya penasaran dengan kegiatan yang dilakukan oleh kaum Adam. Naik gunung contohnya. Maka untuk menuntaskan rasa penasaran itu, kaum Hawa mencoba tantangan baru, salah satunya mendaki gunung.

6. Untuk menyegarkan pikiran

Rutinitas selama lima hari seminggu di depan laptop, sibuk menerima telepon dari klien, berangkat pagi pulang petang, juga bikin butek pikiran. Wanita juga perlu pikiran yang segar, yang mungkin tak bisa begitu saja diberikan oleh salon atau mall. Gunung bisa menjadi tempat bagi para wanita untuk menyegarkan kembali pikiran, rehat sejenak, sebelum kembali ke rutinitas kehidupan kota yang serba cepat.

7. Belajar untuk lebih memahami orang lain

Aktivitas naik gunung katanya mengeluarkan sifat asli manusia. Yang tak peduli dengan orang lain akan ketahuan betapa pun jagonya ia menyembunyikan sifat itu di “peradaban.” Yang aslinya peduli walaupun terkesan cuek juga akan kelihatan waktu naik gunung. Mendaki gunung membuatmu belajar memahami orang lain, selain tentu saja mengajarkan kita tentang diri sendiri. Kamu juga bisa lebih mengenal karakter cowok, karena sebagian besar teman seperjalananmu adalah cowok. Sifat orang memang beragam, begitu pula karakternya. Ambil saja yang baik dan tinggalkan yang tak ada faedahnya.

8. Biar jadi rajin masak

Kebanyakan wanita zaman sekarang enggan memasak. Mereka lebih senang memesan makanan atau makan di resto tertentu sambil ngobrol ngalor ngidul dengan teman-teman. Keadaan akan sedikit berbeda waktu kamu naik gunung. Di gunung tidak ada resto; kamu tidak bisa memesan makanan. Terpaksa, deh, kamu harus memasak makanan buatmu dan kelompokmu. Biasa naik gunung, lama-lama di rumah kamu juga akan jadi rajin masak.

pendaki wanita di hammock

Di atas hammock via pexels.com

9. Biar lebih paham tentang gunung

Kalau selama ini kamu hanya paham dengan lipstik Matte, pensil alis yang bagus, harga tas Charles & Keith, harga jeans Zara, naik gunung akan membuatmu lebih familiar dengan jaket windproof dan waterproof yang bagus, sepatu yang cocok untuk medan batu atau tanah, gunung yang paling tinggi, gunung yang banyak hewan langka, dan lain sebagainya.

10. Sekalian belajar mengatur waktu

Mendaki gunung bukan hanya soal melangkahkan kaki ke titik tertinggi. Naik gunung juga soal kelihaian mengatur waktu. Estimasi waktu dari satu pos hingga pos selanjutnya harus jelas agar tidak terjebak melakukan trekking malam hari. Perhitungan waktu yang tepat juga akan membuat jam istirahatmu selama naik gunung teratur, sehingga tubuh yang lelah setelah berjalan sekian jam bisa kembali pulih.

Tidak hanya mengatur waktu, wanita pendaki gunung juga akan terbiasa mengatur logistik. Skill ini lumayan bermanfaat di kota, terutama ketika kamu sedang belanja bulanan.

Jadi, begitulah kira-kira alasannya mengapa kebanyakan wanita masa kini suka mendaki gunung. Kalau yang kamu banget bagian yang mana? Atau punya tambahan lain?

The post 10 Alasan Kenapa Cewek Naik Gunung appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/10-alasan-pendaki-wanita/feed/ 2 649