traveling Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/traveling/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Tue, 22 Nov 2022 23:41:56 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 traveling Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/traveling/ 32 32 135956295 Tak Sengaja Menemukan Tugu Helm Kopral Syarif https://telusuri.id/tak-sengaja-menemukan-tugu-helm-kopral-syarif/ https://telusuri.id/tak-sengaja-menemukan-tugu-helm-kopral-syarif/#respond Wed, 23 Nov 2022 04:01:00 +0000 https://telusuri.id/?p=36157 Iseng-iseng ngelayap merayapi salah satu sisi selatan kawasan Cianjur, Jawa Barat, akhirnya malah menemukan lokasi Tugu Kopral Syarif. Siapakah dia? Dan apa jasanya bagi Indonesia? Minggu (2/10/2022) pagi, saya iseng dolan ke kawasan Cibeber, salah...

The post Tak Sengaja Menemukan Tugu Helm Kopral Syarif appeared first on TelusuRI.

]]>
Iseng-iseng ngelayap merayapi salah satu sisi selatan kawasan Cianjur, Jawa Barat, akhirnya malah menemukan lokasi Tugu Kopral Syarif. Siapakah dia? Dan apa jasanya bagi Indonesia?

Minggu (2/10/2022) pagi, saya iseng dolan ke kawasan Cibeber, salah satu kecamatan di Kabupaten Cianjur. Dari ibu kota Kabupaten Cianjur, Cibeber berjarak sekitar 17 kilometer ke arah selatan. Adapun dari Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, Cibeber berjarak sekitar 80 kilometer ke arah barat daya.

Terdapat sejumlah rute yang dapat kita pilih dari Bandung menuju Cibeber. Rute mainstream yaitu melalui jalan nasional, Jalan Raya Bandung–Cianjur via Lingkar Selatan yang menuju Terminal Pasir Hayam. Dari Pasir Hayam, kita masih terus ke selatan mengikuti jalur jalan yang mengarah ke Sindang Barang, di kawasan Laut Kidul. Jarak dari Pasir Hayam ke Cibeber sekitar 11 kilometer—tak begitu jauh.

sawah
Hamparan Sawah di Cibeber/Djoko Subinarto

Minggu pagi di awal Oktober itu, dari arah Bandung, saya memilih tak sepenuhnya menggunakan rute mainstream untuk menuju Cibeber. Saya merayapi Jalan Raya Bandung–Cianjur hanya sampai kawasan Cipeuyem. Persis sebelum Stasiun Kereta Api Cipeuyeum, ada jalan ke arah kiri. Nama jalannya adalah Jalan Hegarmanah. Saya masuk ke jalan tersebut. 

Beberapa kali meneliti peta Google, jalan tersebut tampak bisa tembus ke kawasan Cibeber. Saya pikir kenapa tidak mencoba menjelajahi jalan ini. 

Beberapa meter memasuki Jalan Hegarmanah, yang tak terlalu lebar itu, saya jumpai seorang penjual roti bakar. Sekalian saja saya istirahat sembari membeli roti bakarnya. Penjual roti bakar itu seorang pria. Sudah rada sepuh. Ia menjual roti bakar menggunakan sebuah gerobak dorong. 

“Mau yang mana? Ada yang lima ribu. Ada yang tiga ribu,” katanya, dalam bahasa Sunda aksen Cianjuran.

Saya memilih yang tiga ribu. Saya memesan tiga potong roti. Bapak penjual roti bakar itu segera menyiapkan pesanan saya.

Sembari menunggu pesanan, saya menanyakan rute menuju Cibeber kepadanya.

“Ikuti terus saja jalan ini. Nanti bisa sampai Cibeber. Sudah bagus jalannya. Dulu mah, jalannya rusak. Cuma ke sana nggak ada angkot. Kalau pun mau pakai sepeda motor, harus yang mesinnya bagus dan remnya juga pakem. Ke selatan, jalannya nanjak-mudun,” jelasnya.

Penjual roti bakar itu menambahkan bahwa untuk menuju Cibeber bisa juga naik kereta api Siliwangi, dari Stasiun Cipeuyeum. Kereta ini melayani trayek Sukabumi–Cianjur–Cipatat. Ia mengatakan hal tersebut sembari membungkus tiga potong roti bakar pesanan saya dan kemudian memberikannya kepada saya.

Saya masukkan roti bakar dalam bungkusan plastik putih dan masih terasa hangat itu ke dalam ransel. Kemudian saya sodorkan selembar uang kertas Rp5.000 dan dua lembar Rp2.000. Saya pun segera pamit.

Suasana perdesaan kental terasa. Sawah maupun ladang terlihat membentang di sela-sela permukiman. Di kejauhan, tumpukan gunung serta bukit juga terlihat jelas berkat cuaca cerah pagi itu.

Benar kata bapak penjual roti bakar, mendekati kawasan Cibeber, kontur jalan turun-naik. Di beberapa titik, turunannya lumayan curam. Beruntung, jalan sudah berupa cor beton. Cukup mulus.

Di salah satu titik jalan yang agak landai, saya berhenti persis di bawah naungan sebuah pohon pisang yang tumbuh di kebun milik warga. Di depan saya, terbentang hamparan sawah. Terlihat samar-samar, nun jauh di sisi barat, Gunung Gede–Pangrango.

Saya teruskan perjalanan. Tiga atau empat tanjakan tebal saya lewati. Termasuk juga beberapa jembatan. 

Di sebuah titik lain, kembali saya berhenti. Yang membuat saya berhenti adalah deretan pohon bunga zinnia yang menjadi pembatas antara tepi jalan dengan lahan sawah yang terlihat sedang dipersiapkan untuk ditanami. Saya menyaksikan beberapa kumbang mungil dan kupu-kupu kuning kecil terbang hilir mudik mengitari rumpun bunga zinnia itu.

  • Bunga Zinia/Djoko Subinarto (1)
  • Bayam ekor kucing

Bergegas lagi menuju lebih ke selatan, kali ini yang saya temui sebagai pembatas antara tepi jalan dan sawah yang masih belum digarap adalah bunga bayam ekor kucing (boroco). 

Beberapa tanjakan tipis kembali harus saya lewati. Cuaca yang kian terik membuat butir-butir peluh bermunculan menghiasi sudut-sudut wajah saya. Saya perlu menepi mencari warung untuk membeli air minum. Tak jauh dari sebuah pertigaan, ketika celingukan kanan-kiri mencari warung itulah, pandangan mata saya tertumbuk pada sebuah tugu yang ada di seberang jalan.

Saya segera dekati tugu itu. Tertulis di dinding belakang tugu: “Tugu Pahlawan Revolusi Kemerdekaan.” Adapun tulisan yang tertera di tugu berbunyi: ”Gugurnya Kopral Syarif 1949”. Di atas tugu teronggok sebuah helm tentara.

Lantas, siapakah Kopral Syarif? Dan mengapa ada tugu untuknya? Pertanyaan itu terngiang di kepala saya.

Beberapa literatur menyebut nama lengkap Kopral Syarif adalah Kopral Syarif Waluyo. Ia adalah anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dari Resimen Tangerang yang, saat masa Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia, sempat ditugaskan di kawasan Cianjur.

Konon, suatu ketika, satu kompi pasukan Belanda melintas di wilayah Cijaruman, Cibeber. Kopral Syarif, bersama dua temannya, melihat hal ini dan segera memutuskan melakukan penghadangan. Kontak senjata tak terhindarkan. Namun, karena ketiga pejuang itu kalah jumlah dan juga kalah dalam hal amunisi, ketiganya terkepung oleh pasukan Belanda. Kopral Syarif bersama dua rekannya akhirnya gugur di medan laga.

Untuk menghormati dan mengingat jasa Kopral Syarif inilah, warga lantas membuat tugu di lokasi di mana berlangsungnya pertempuran yang menewaskan Kopral Syarif dengan dua rekannya—yang hingga kini tidak pernah diketahui namanya.

Tugu Kopral Syarif
Tugu Kopral Syarif di Cibeber Cianjur/Djoko Subinarto

Tugu Kopral Syarif sendiri telah ada sejak tahun 1950. Tahun 2013 silam, tugu ini direnovasi. Posisi Tugu Kopral Syarif berada di sisi kanan jalan menuju arah Cibeber, yang berbukit-bukit, sekitar lima kilometer sebelum Kantor Kecamatan Cibeber.Tentu saja, sampai kapanpun, saya tak akan pernah mengetahui keberadaan Tugu Kopral Syarif ini andai tidak iseng ngelayap ke Cibeber via jalur Hegarmanah di awal Oktober itu.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Tak Sengaja Menemukan Tugu Helm Kopral Syarif appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/tak-sengaja-menemukan-tugu-helm-kopral-syarif/feed/ 0 36157
Penting! 5 Destinasi yang Pas buat Memulai Hobi Traveling https://telusuri.id/5-destinasi-buat-memulai-hobi-traveling/ https://telusuri.id/5-destinasi-buat-memulai-hobi-traveling/#respond Mon, 09 May 2022 04:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=5580 Tiap kali buka-buka media sosial dan melihat foto-foto perjalanan, jantung kamu berdebar-debar. Kamu pengen memulai hobi traveling tapi masih takut buat mengayunkan langkah pertama. Padahal kata Lao Tzu, “The journey of a thousand miles begins...

The post Penting! 5 Destinasi yang Pas buat Memulai Hobi Traveling appeared first on TelusuRI.

]]>
Tiap kali buka-buka media sosial dan melihat foto-foto perjalanan, jantung kamu berdebar-debar. Kamu pengen memulai hobi traveling tapi masih takut buat mengayunkan langkah pertama. Padahal kata Lao Tzu, The journey of a thousand miles begins with a single step.”

Berbagai pertanyaan berseliweran di pikiranmu: “Aman nggak, ya?” “Murah nggak, ya?” “Ntar kalau gue diculik gimana?” Kalau kamu masih ragu untuk melakukan perjalanan perdana, nggak ada salahnya buat nyimak 5 destinasi yang pas buat memulai hobi traveling yang khusus TelusuRI persembahkan buat kamu.

1. Bali—destinasi paling pas buat memulai hobi traveling

memulai hobi traveling
Salah satu sudut Pasar Ubud/TelusuRI

Nggak ada destinasi di Indonesia yang lebih pas buat memulai hobi traveling selain Bali. Pulau Dewata punya sejuta destinasi wisata yang bisa kamu kunjungi, dari mulai air terjun, pantai, sampai pulau sepi di tengah-tengah samudra.

Hal lain yang bikin Bali pas banget buat memulai hobi traveling adalah keberadaan kawasan backpacker tempat kamu bisa menemukan penginapan murah. Di Kuta ada Poppies Lane II. Kalau mau yang lebih tenang, kamu bisa stay di Jalan Monkey Forest, Ubud. Mau keliling-keliling? Kamu tinggal sewa kendaraan di rental motor-mobil yang bertebaran di Bali.

2. Yogyakarta—kota sederhana dan berbudaya

memulai hobi traveling
Angkringan KR Jogja/Fuji Adriza

Selain dikenal sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta berangsur-angsur menyusul Bali menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Karena itu, sarana dan prasarana pariwisata di Yogyakarta kian hari semakin berkembang. Itulah yang bikin Yogyakarta jadi salah satu destinasi yang cocok buat memulai hobi traveling.

Seperti halnya Bali, Yogyakarta juga punya beberapa kawasan backpacker tempat kamu bisa menyewa penginapan murah. Dua lokasi, Sosrowijayan dan Dagen, berada di kawasan Malioboro, sementara satu lokasi lain, yakni Prawirotaman, berada di Jalan Parangtritis. Enaknya Jogja, kamu nggak perlu keliling jauh-jauh. Di sekitar Malioboro dan Keraton Yogyakarta saja sudah banyak banget atraksi wisata yang bisa kamu lihat.

3. Cirebon—wisata kuliner, sejarah, dan budaya

memulai hobi traveling
Salah satu spot wisata kuliner di Cirebon/TelusuRI

Kalau kamu tinggal di Jakarta, Cirebon pas banget kamu jadiin destinasi buat memulai hobi traveling. (Kamu bisa one-day trip!) Tinggal naik kereta beberapa jam, kamu bakal tiba di kota yang punya beberapa bangunan keraton bersejarah itu.

Cirebon pas banget buat kulineran. Di kota ini kamu bisa nyicipin santapan-santapan tradisional lezat seperti empal gentong, mie koclok, nasi jamblang, docang, sampai yang kekinian seperti es krim batok.

4. Malang—mengintip masa lalu

memulai hobi traveling
Katedral Malang di Jalan Ijen via instagram.com/failureproject

Kota sejuk di pegunungan Jawa Timur ini juga pas buat memulai hobi traveling. Sama kayak Jogja, kamu nggak perlu keliling jauh-jauh kalau lagi jalan ke Malang. Di pusat kota aja kamu sudah bakal menemukan banyak sekali atraksi wisata.

Tentu saja yang paling menyolok dari Malang adalah bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Tapi, selain itu kamu juga bisa mencicipi aneka kuliner Malang yang lezat dan bikin ketagihan. Di sekitar Alun-Alun Malang, ada Toko Oen, Rawon Nguling, dan Bakso Cak Toha.

5. Belitung—menelusuri jejak-jejak “Laskar Pelangi”

memulai hobi traveling
Menikmati pemandangan Tanjung Kelayang/TelusuRI

Pulau Belitung yang tak terlalu besar ini juga cocok untuk memulai hobi traveling. Jalan di pulau ini sudah lumayan bagus dan terkoneksi. Jadi, meskipun angkutan umum di sini nggak begitu lancar, kamu bisa dengan leluasa berkeliling dengan kendaraan sewaan.

Kalau ke Belitung jangan lupa mampir ke Tanjung Kelayang. Dari pantai berpasir putih itu kamu bisa menyeberang ke Pulau Lengkuas buat snorkeling atau naik ke atas mercusuar. Main ke Belitung Timur, kamu bisa mengunjungi Museum Kata Andrea Hirata dan jejak-jejak kisah “Laskar Pelangi.”

Sepulang dari 5 destinasi di atas, kamu pasti bakal langsung nyari tanggal merah lagi!

The post Penting! 5 Destinasi yang Pas buat Memulai Hobi Traveling appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/5-destinasi-buat-memulai-hobi-traveling/feed/ 0 5580
Kenapa Masa Kuliah Waktu yang Pas untuk Traveling? https://telusuri.id/waktu-yang-pas-untuk-traveling/ https://telusuri.id/waktu-yang-pas-untuk-traveling/#respond Sun, 26 Jan 2020 09:34:28 +0000 https://telusuri.id/?p=9428 Kalau kamu lagi kuliah, pengen cobain traveling tapi masih ragu-ragu, tulisan ini pas banget buat kamu. Ini TelusuRI kasih 5 alasan kenapa masa kuliah adalah waktu yang paling pas untuk traveling: 1. Masih punya waktu...

The post Kenapa Masa Kuliah Waktu yang Pas untuk Traveling? appeared first on TelusuRI.

]]>
Kalau kamu lagi kuliah, pengen cobain traveling tapi masih ragu-ragu, tulisan ini pas banget buat kamu. Ini TelusuRI kasih 5 alasan kenapa masa kuliah adalah waktu yang paling pas untuk traveling:

1. Masih punya waktu luang yang banyak

waktu yang pas untuk traveling

Mengisi waktu luang dengan bertualang via pexels.com/Lucas Allmann

Alasan pertama kenapa kuliah adalah waktu yang pas untuk traveling adalah karena kamu masih punya waktu luang yang banyak. Kalau ngambil antara 20-24 SKS, dalam seminggu kemungkinan kamu bisa libur 3-4 hari tergantung jadwal.

Waktu libur itu bisa kamu manfaatin buat berkelana. Nggak perlu ke tempat yang jauh-jauh. Kamu bisa keliling-keliling menelusuri kota, atau kalau sempat ke kota sebelah. Kalau libur panjang kamu bisa jalan-jalan lamaaa… banget sampai berbulan-bulan. Kalau udah kerja bakal susah buatmu traveling selama itu.

2. Masih punya banyak tenaga

waktu yang pas untuk traveling

Menelusuri jalan panjang via pexels.com/Pixabay

Karena melibatkan banyak kegiatan fisik, perlu tenaga yang prima buat traveling. Nah, biasanya masa-masa kuliah adalah masa-masa paling fit dalam hidup seseorang. Kenapa? Soalnya pas kuliah banyak kegiatan yang bakal selalu ngeluarin keringatmu.

Semakin bertambah umur semakin lemah fisik seseorang. Kalau pas kuliah kamu bisa jalan tanpa ngos-ngosan sejauh 10 km, ntar kalau kamu udah lulus dan sibuk kerja belum tentu kamu betah jalan kaki barang 1-2 km saja. Makanya masa kuliah adalah waktu yang pas buat traveling.

3. Belum punya beban hidup yang bertumpuk-tumpuk

waktu yang pas untuk traveling

Menikmati libur panjang via pexels.com/Rawpixel

Meskipun banyak juga yang kuliah sambil kerja, beban yang ditanggung masih belum ada apa-apanya dibanding, katakanlah, orang yang sudah menikah dan punya keluarga kecil. Kamu bisa seketika berkelana jauh terus pulang seminggu atau sebulan kemudian dengan bawa banyak pengalaman.

Nah, pas udah kerja bakal beda lagi. Buat keluar rumah saja mungkin kamu punya sejuta pertimbangan. Kakimu bakal terasa begitu tertanam di teritori kecil milikmu. “Apaan sih maksudnya?” Ah, ntar juga kamu bakal ngerti.

4. Nambah pengalaman dan ilmu yang nggak didapat di sekolah formal

waktu yang pas untuk traveling

Menambah pengalaman via pexels.com/Abhiram Prakash

Katanya “pengalaman adalah guru yang terbaik.” Memang benar. Pengalaman bakal ngasih kamu banyak pelajaran yang nggak disampaikan di kelas-kelas di sekolah formal. (Ilmunya mungkin nggak bisa bantu kamu pas ujian akhir, tapi bakal bantu kamu banget dalam menjalani kehidupan.)

Dibanding temen-temenmu yang kurang suka berkelana, kamu bakal punya aura yang berbeda. Mungkin kamu sendiri nggak bisa ngerasain, tapi orang lain bakal melihatmu sebagai pribadi yang berbeda.

5. Karena traveling bakal menyegarkan pikiran sehingga kamu bakal selalu siap menerima materi perkuliahan

waktu yang pas untuk traveling

Menyegarkan pikiran dengan bertualang via pexels.com/Rawpixel

Traveling di sela-sela perkuliahan bakal bikin pikiranmu selalu segar. Pikiran yang segar bakalan jadi kayak spons yang selalu siap menyerap setiap materi yang disampaikan pas perkuliahan.

Kalau kamu terus maksain ikut perkuliahan dalam keadaan butek—sementara kamu tau kalau kamu lagi butuh piknik—apa yang diajarin dosen cuma bakal lewat doang kayak gerobak es dung dung. Catatanmu mungkin penuh, tapi ilmunya nggak sampai ke kepala.

Itulah lima alasan kenapa masa kuliah adalah waktu yang pas buat traveling. Berani coba?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

 

The post Kenapa Masa Kuliah Waktu yang Pas untuk Traveling? appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/waktu-yang-pas-untuk-traveling/feed/ 0 9428
Bingung Mau Traveling ke mana pas Musim Hujan? Baca Ini Dulu, Deh! https://telusuri.id/traveling-musim-hujan/ https://telusuri.id/traveling-musim-hujan/#respond Wed, 08 Jan 2020 01:44:02 +0000 https://telusuri.id/?p=10931 Enaknya tinggal di Indonesia, musim hujan begini pun kamu masih bisa jalan-jalan. Tapi, supaya perjalanan musim hujanmu makin seru, coba deh pilih destinasi yang punya salah satu—atau dua, atau tiga—dari lima karakter berikut: 1. Destinasi...

The post Bingung Mau Traveling ke mana pas Musim Hujan? Baca Ini Dulu, Deh! appeared first on TelusuRI.

]]>
Enaknya tinggal di Indonesia, musim hujan begini pun kamu masih bisa jalan-jalan. Tapi, supaya perjalanan musim hujanmu makin seru, coba deh pilih destinasi yang punya salah satu—atau dua, atau tiga—dari lima karakter berikut:

1. Destinasi yang pas buat males-malesan

Wisata di Sekitar Alun-Alun Malang
Salah satu bangunan tua di Malang/Fuji Adriza

Kalau lagi musim hujan, kemungkinan besar kamu bakalan lebih banyak males-malesan. Rintik-rintik yang turun dari langit itu kayaknya memang punya substansi ajaib yang bikin manusia jadi lebih betah di kasur ketimbang berkeliaran.

Nah, makanya kalau musim hujan mending kamu sekalian pilih destinasi yang pas aja buat males-malesan. Tempat-tempat dingin seperti Bandung, Malang, Ambarawa, atau Tawangmangu enak banget, tuh.

2. Tempat yang di mana-mana ada kafe

toko oen
Suasana Toko Oen di pagi hari/Fuji Adriza

Tapi nggak mungkin juga selama liburan kamu ngendon doang di kamar. Setidaknya kamu mesti melangkahkan kaki, sekurang-kurangya ke kafe. Makanya coba cari destinasi yang punya banyak kafe, seperti Jogja, Bandung, Malang, atau Ubud.

Terus di kafe ngapain? Pastinya sih pesan makanan atau minuman—kalau nggak mau diusir. Nah, sambil makan atau minum, kamu bisa ngeluarin novel favorit kamu dan membacanya sampai capek. Ntar, kalau udah capek, balik lagi deh ke penginapan.

3. Banyak galeri seni tempat kamu bisa… nyeni

museum affandi
Patung “self portrait” karya Affandi via instagram.com/jejeprimaw

Pastinya kalau traveling musim hujan kamu nggak bakal bisa melakukan banyak aktivitas luar ruangan. Jadi, coba deh pilih destinasi yang banyak atraksi dalam ruangannya, contohnya galeri seni—atau museum.

Pulang dari sana, setidaknya kamu punya stok obrolan tambahan. Kamu jadi tahu beberapa orang pelukis, misalnya, atau perupa. Salah satu destinasi yang banyak galeri seninya adalah Ubud di Gianyar, Bali. Jogja juga lumayan, sih.

4. Banyak pilihan “workshop”

ke bali
Pasar oleh-oleh di Tanah Lot/Fuji Adriza

Pas traveling musim hujan, kamu bisa mengisi waktu dengan ikut workshop. Biasanya sih di destinasi wisata itu yang banyak workshop memasak, melukis, memahat, atau bikin kerajinan tangan. Lumayan juga ‘kan. Pulang-pulang, kamu bawa skill baru.

Selain itu kamu juga bakal bisa lebih menghargai karya seni. Abis ikutan workshop-workshop itu kamubakal jadi nggak “afgan” lagi buat nawar karya seni sampai cuma tinggal “harga modal.” Nah, Ubud cocok banget nih buat kamu yang mau ikutan workshop.

5. Yang trotoarnya bagus—supaya kamu nggak sering kecipratan

ubud writers & readers festival
Trotoar di Ubud/Fuji Adriza

Pasti kamu nggak pengen ‘kan pas jalan terus kamu kecipratan kubangan yang digilas sama motor atau mobil? Nah, makanya pilih destinasi yang banyak ruas trotoar yang bagus. Tapi memang kalau di Indonesia agak susah nyari destinasi yang trotoarnya bagus.

Destinasi-destinasi turistik yang trotoarnya bagus itu misalnya Jogja, Malang, dan Ubud. Tapi, kota-kota kecil juga biasanya trotoarnya bagus, kok.

Jadi, udah kebayang mau traveling ke mana pas musim hujan?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Bingung Mau Traveling ke mana pas Musim Hujan? Baca Ini Dulu, Deh! appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/traveling-musim-hujan/feed/ 0 10931
5 Tanda Kamu Sudah Terbiasa Traveling Sendirian https://telusuri.id/tanda-terbiasa-traveling-sendirian/ https://telusuri.id/tanda-terbiasa-traveling-sendirian/#respond Mon, 02 Sep 2019 16:57:44 +0000 https://telusuri.id/?p=16961 Kalau kamu sudah merasakan kelima hal berikut, tandanya kamu sudah terbiasa traveling sendirian, Sob! 1. Nggak terlalu deg-degan menunggu hari-H Pertama kali traveling sendirian, kamu mungkin bakalan deg-degan menunggu jadwal keberangkatan. Selain itu, kemungkinan kamu...

The post 5 Tanda Kamu Sudah Terbiasa Traveling Sendirian appeared first on TelusuRI.

]]>
Kalau kamu sudah merasakan kelima hal berikut, tandanya kamu sudah terbiasa traveling sendirian, Sob!

1. Nggak terlalu deg-degan menunggu hari-H

Pertama kali traveling sendirian, kamu mungkin bakalan deg-degan menunggu jadwal keberangkatan. Selain itu, kemungkinan kamu juga bakal dilanda rasa takut dan khawatir, soalnya sebentar lagi kamu akan keluar sejenak dari zona nyamanmu.

Tapi tenang saja. Kalau sudah sering traveling sendirian, rasa deg-degan, takut, atau khawatir itu bakalan berkurang atau bahkan hilang. Sebagai gantinya, kami malah bakal merasa antusias menyambut petualangan baru.

traveling murah

2. Bikin itinerary nggak lagi berasa sebagai cobaan

Awal-awal traveling sendirian, kamu bakal ngerasa kalau bikin itinerary itu sebagai cobaan. Wajar saja, sih. Soalnya ‘kan kamu mesti cari info ke sana kemari dan merangkumnya sesuai dengan kebutuhanmu. Rasanya kayak lagi ngerjain tugas kuliah; kayak lagi bikin resume.

Tapi, lama-lama kamu juga bakal menikmatinya kok, Sob. Bikin itinerary bakal terasa jadi semacam pemanasan. Bukannya kesel, kamu malah bakal dapat suntikan semangat buat bertualang.

liburan mudik
Memotret matahari terbenam via pexels.com/Pixabay

3. Sudah hafal perlengkapan yang harus dibawa

Sekarang mungkin kamu masih harus bikin daftar barang yang harus dibawa pas perjalanan solo. Itulah yang jadi referensimu buat berkemas alias packing.

Nanti, kalau sudah terbiasa, daftar itu bakal menempel di kepalamu dan jadi semacam “mental note” yang bisa kamu baca pas kamu perlukan. Tapi, sebenernya nggak ada salahnya juga sih untuk tetap menuliskannya di kertas, buat jaga-jaga kali aja ada yang kelupaan.

pejalan terbiasa traveling sendirian
Menyepi di gua via pexels.com/Marius Venter

4. Sudah merasa siap menghadapi semua ketidakpastian dalam perjalanan

Sekarang mungkin kamu masih mengkhawatirkan berbagai ketidakpastian yang akan kamu alami pas jalan-jalan sendirian. “Gimana kalau gue nyampe di kota A tengah malem?” “Gimana kalau gue ketinggalan kereta?” dan “gimana-gimana” lainnya.

Tapi tenang saja. Lama-lama kamu bakal menikmati segala ketidakpastian itu. Soalnya kamu tahu bahwa di sanalah sumber keseruan perjalananmu.

menentukan destinasi terbiasa traveling sendirian
Menenangkan diri di dermaga via pexels.com/pixabay

5. Sudah nggak merasa kesepian

Lama-lama, kamu bakal ngerti sendiri bahwa traveling nggak “ngasih kamu kesempatan untuk sendirian.” Traveling solo justru bakal ngasih kesempatan selebar-lebarnya bagimu untuk bertemu teman-teman baru buat diajak ngobrol atau bahkan jalan bareng.

Jadi, kamu udah merasakan kelima hal di atas atau belum, Sob?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 5 Tanda Kamu Sudah Terbiasa Traveling Sendirian appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/tanda-terbiasa-traveling-sendirian/feed/ 0 16961
5 Penderitaan yang Biasanya Dialami Traveler sebelum Jalan-jalan https://telusuri.id/4-penderitaan-traveler-sebelum-jalan-jalan/ https://telusuri.id/4-penderitaan-traveler-sebelum-jalan-jalan/#respond Tue, 20 Aug 2019 11:57:32 +0000 https://telusuri.id/?p=16720 Pas ngeliat foto temen-temenmu yang sedang/baru pulang jalan-jalan, pasti kamu bakalan iri. Kamu pasti bakal ngebatin, “Enak banget sih dia jalan-jalan!” Kamu boleh saja mikir kayak gitu. Tapi kayaknya kamu mesti tahu juga kalau dia...

The post 5 Penderitaan yang Biasanya Dialami Traveler sebelum Jalan-jalan appeared first on TelusuRI.

]]>
Pas ngeliat foto temen-temenmu yang sedang/baru pulang jalan-jalan, pasti kamu bakalan iri. Kamu pasti bakal ngebatin, “Enak banget sih dia jalan-jalan!”

Kamu boleh saja mikir kayak gitu. Tapi kayaknya kamu mesti tahu juga kalau dia mesti melewati banyak penderitaan sebelum bisa jalan-jalan, misalnya:

Ilustrasi menabung via pexels.com/rawpixel.com

1. Rela menabung lama

Buat jalan-jalan, tentu mereka mesti punya modal. Untuk ngumpulin modal jalan-jalan, mereka mesti nabung lama banget. Sesekali mungkin saja mereka mesti puasa. Mereka juga bakal susah payah menahan godaan-godaan yang datang, misalnya buat beli ini-itu, nonton konser band ini-itu, dll.

Tapi ya mereka nggak peduli. Soalnya itu mereka lakukan demi pergi ke tempat-tempat yang sudah lama pengen mereka lihat, buat berinteraksi dengan orang-orang yang sudah lama pengen mereka temui, buat merasakan pengalaman-pengalaman yang hanya bisa dirasakan sedikit orang.

Ilustrasi mencari informasi via pexels.com/rawpixel.com

2. Ngubek-ngubek informasi dari sana-sini

Mereka juga mesti menginvestasikan banyak waktu buat riset kecil-kecilan menggali segala informasi yang bakalan dibutuhkan saat bertualang. Informasinya nggak sedikit, lho. Mereka mesti cari tahu soal aksesibilitas, informasi, bahkan sampai kondisi sosial kemasyarakatan setempat.

Nggak semua orang betah buat browsing lama-lama di dunia maya, atau nyamperin temen-temennya yang sudah pernah ke sana buat dimintain saran dsb. Tapi, ya, itu tadi. Mereka nggak bakal nganggap itu sebagai sebuah hambatan. Malah itu bakal jadi bahan bakar supaya mereka makin semangat buat mewujudkan keinginan jalan-jalan.

Asal Usul Kata Itinerary
Merencanakan perjalanan via pexels.com

3. Susah payah merencanakan perjalanan

Perjuangan mereka nggak berhenti di mengumpulkan informasi. Semua yang sudah mereka dapat itu kemudian mesti diolah dan dirangkai menjadi sebuah perencanaan perjalanan atau itinerary.

Proses penyusunan itinerary ini bisa berlangsung lama. Soalnya, bisa jadi mereka bakal menemukan alternatif lain yang lebih pas buat mereka, entah soal rute, tempat menginap, moda transportasi, dll. Banyak yang nggak tahan sama proses ini dan lebih memilih meng-copas itinerary orang lain.

cara melipat baju untuk traveling
Ilustrasi barang-barang yang hendak dikemas via pexels.com

4. Berkemas alias “packing”

Menjelang hari keberangkatan, mereka mesti repot-repot memilih-milih barang untuk dibawa berangkat. Semuanya yang dibutuhkan mesti dimasukkan ke dalam ransel atau koper yang dimensinya tidak seberapa.

Kalau ada yang masih kurang, mau nggak mau mereka mesti mendapatkannya, entah dengan cara meminjam atau—kalau harganya masih terjangkau—membelinya. Tapi ya kayaknya mereka merasa oke-oke saja. Soalnya ini adalah pertanda kalau sebentar lagi mereka bakal melanglang buana.

melakukan perjalanan
Memandang cakrawala kota via pexels.com/Picjumbo

5. Deg-degan menunggu jadwal keberangkatan

Saat semuanya sudah beres, mereka mesti deg-degan menunggu jadwal keberangkatan. Hari-hari bakalan terasa lama banget karena mereka menghitung detik demi detik yang berlalu. Tapi, penderitaan ini tentu bakal berakhir saat mereka bangun di hari-H.

Gimana? Mau ikut jejak mereka jalan-jalan? Sudah siap menahan segala penderitaan itu?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 5 Penderitaan yang Biasanya Dialami Traveler sebelum Jalan-jalan appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/4-penderitaan-traveler-sebelum-jalan-jalan/feed/ 0 16720
Setelah Traveling Menelusuri Indonesia, Kamu Bakal Sadar Hal-hal Berikut https://telusuri.id/setelah-keliling-indonesia/ https://telusuri.id/setelah-keliling-indonesia/#respond Tue, 11 Dec 2018 09:00:39 +0000 https://telusuri.id/?p=11209 Mengenal Indonesia itu nggak bisa hanya dengan membaca berita atau menonton televisi. Supaya bisa mengenal Indonesia, kamu mesti menjelajahinya. Nah, inilah beberapa hal yang bakalan kamu sadari setelah menjelajah negara besar bernama Indonesia ini: 1....

The post Setelah Traveling Menelusuri Indonesia, Kamu Bakal Sadar Hal-hal Berikut appeared first on TelusuRI.

]]>
Mengenal Indonesia itu nggak bisa hanya dengan membaca berita atau menonton televisi. Supaya bisa mengenal Indonesia, kamu mesti menjelajahinya. Nah, inilah beberapa hal yang bakalan kamu sadari setelah menjelajah negara besar bernama Indonesia ini:

1. Ternyata benar bahwa wilayah Indonesia sangat luas

Dari SD, kamu pasti udah dicekokin informasi kalau Indonesia itu luas. Pulau besarnya aja ada lima. Belum lagi pulau-pulau yang lebih kecil. Kalau dihitung-hitung, jumlah pulau di Indonesia ini banyak banget, sampai belasan ribu pulau.

Pas jalan-jalan, kamu bakalan membuktikan sendiri betapa luasnya Indonesia. Mau ke Papua dari Jakarta aja perlu waktu sekitar 6 jam perjalanan naik pesawat. (Naik kapal perlu waktu seminggu!) Itu baru tiga per empat panjang Indonesia. Luas banget ‘kan Indonesia?

2. Bentang alamnya beragam

Nggak peduli kamu bepergian lewat darat, laut, atau udara, kamu pasti bakalan melihat dengan mata sendiri bahwa Indonesia punya beragam bentang alam.

Negara ini punya pegunungan, padang rumput, hutan hujan tropis, pesisir, laut, bahkan sampai areal bersalju di Puncak Carstensz Pyramid sana. Tiap-tiap daerah punya ciri khasnya sendiri. Pastinya, perlu waktu yang lama banget buat menjelajahi semuanya.

3. Budayanya juga beragam

Setelah keliling Indonesia, kamu bakalan sadar bahwa negara yang luas ini dihuni oleh ratusan kelompok budaya atau suku bangsa. Mereka punya cara hidupnya sendiri-sendiri dan berkomunikasi dengan bahasanya sendiri-sendiri juga.

Tapi, meskipun demikian, kamu pasti bakalan bisa melihat sebuah benang merah dari kultur-kultur itu. Ada nilai-nilai tertentu yang sama-sama dianut oleh kelompok-kelompok budaya yang menghuni wilayah Indonesia.

4. Selalu terjadi perubahan

Kalau kamu pergi ke sebuat tempat lebih dari satu kali di Indonesia, kamu pasti bakalan melihat bahwa ada perubahan yang terjadi di sana.

Jadi, traveling juga bakalan memberikan kamu pemahaman bahwa perubahan selalu terjadi di Indonesia. Tempat-tempat yang dulunya nggak bisa diakses dengan kendaraan bermotor, sekarang sudah punya aspal mulus. Lokasi-lokasi yang dulunya belum dialiri listrik, sekarang sudah terang benderang tiap malam.

5. Apa yang biasa bagi kita, bagi orang lain bisa jadi luar biasa

Kamu bakalan kaget mendapati bahwa apa-apa yang bagimu biasa saja, bagi orang lain di Indonesia itu adalah sebuah kemewahan.

Contohnya soal fasilitas telekomunikasi. Kalau kita yang tinggal di kota bisa protes cuma gara-gara internet down selema beberapa menit, orang-orang di tempat-tempat lain di Indonesia sudah bersyukur sekali ketika di daerahnya sudah ada BTS.

Kalau kamu sendiri gimana, Sob? Apa pelajaran yang kamu dapat pas traveling keliling Indonesia?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Setelah Traveling Menelusuri Indonesia, Kamu Bakal Sadar Hal-hal Berikut appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/setelah-keliling-indonesia/feed/ 0 11209
Inovasi-inovasi yang Mengubah Wajah Dunia Traveling https://telusuri.id/inovasi-dunia-traveling/ https://telusuri.id/inovasi-dunia-traveling/#respond Sun, 11 Nov 2018 14:45:56 +0000 https://telusuri.id/?p=10957 Dulu, mungkin cuma orang bermental baja saja yang traveling. Kenapa? Soalnya zaman dulu perjalanan adalah soal menghadapi ketidakpastian. Sekarang sudah beda. Boleh dibilang, asal ada kemauan dan beberapa lembar duit, setiap orang sudah bisa traveling....

The post Inovasi-inovasi yang Mengubah Wajah Dunia Traveling appeared first on TelusuRI.

]]>
Dulu, mungkin cuma orang bermental baja saja yang traveling. Kenapa? Soalnya zaman dulu perjalanan adalah soal menghadapi ketidakpastian.

Sekarang sudah beda. Boleh dibilang, asal ada kemauan dan beberapa lembar duit, setiap orang sudah bisa traveling. Apalagi sekarang sudah banyak banget penemuan-penemuan yang mengubah wajah dunia traveling dan bikin perjalanan terasa jadi makin gampang:

1. Pesawat “low-cost carrier”

dunia traveling

Ilustrasi pesawat via pexels.com/Pixabay

Sebelum pesawat low cost carrier (LCC) muncul, perjalanan jarak jauh cuma bisa dilakukan oleh orang beruang. Dulu tiket pesawat mahal banget. Kamu yang modalnya pas-pasan harus rela menempuh perjalanan yang lebih “heroik”—atau duduk gembira saja di rumah.

Sekarang, setelah LCC dan tiket promo menjamur, semua orang bisa terbang. (Meskipun nggak sedikit juga yang harus menunggu setahun sebelum dapat giliran terbang.) Destinasi-destinasi yang dulunya cuma bisa dilihat lewat globe atau atlas, sekarang sudah berada dalam jangkauan.

2. Jejaring sosial para pejalan

dunia traveling

Menikmati pemandangan via pexels.com/Duong Nhan

Di beberapa destinasi, biaya menginap mungkin murah. Tapi nggak sedikit pula destinasi yang biaya menginapnya selangit. Makanya, kehadiran jejaring sosial pejalan seperti Couchsurfing atau Hospitality Club sangat membantu para pelancong berbujet minim.

Hanya dengan modal “PDKT” lewat fitur pesan, kamu bisa dapat tempat menginap gratis. Bahkan, kalau kamu beruntung dapat host yang selow, kamu juga bakal diajak keliling-keliling kota atau nongkrong di kafe-kafe hits. (Meskipun ada juga cerita-cerita nggak enak saat “numpang” di rumah orang.)

3. Aplikasi “online booking”

dunia traveling

Ponsel pintar via pexels.com/Adrianna Calvo

Kalau dulu kamu mesti pergi ke biro perjalanan buat pesan tiket, sekarang kamu cukup memesannya lewat aplikasi “online booking.” Harganya tentu saja lebih murah ketimbang kalau kamu memesan di biro perjalanan. Di samping itu, aplikasi online booking biasanya punya banyak diskon dan promo!

Aplikasi online booking sekarang sudah populer banget, terutama di kalangan anak muda. Apalagi sebagian besar aplikasi itu juga punya fitur-fitur yang sangat membantu seperti rubrik tulisan yang berisi rekomendasi tempat makan atau atraksi wisata.

4. Airbnb

dunia traveling

Ilustrasi kamar via pexels.com/Pixabay

Dunia traveling juga berubah drastis sejak Airbnb muncul. Airbnb memungkinkan para pejalan buat menginap di tempat yang nyaman dengan biaya yang juga bikin kantong nyaman.

Salah satu hal yang bikin Airbnb ini laris adalah kamu nggak perlu menghabiskan waktu buat basa-basi dengan pemilik “penginapan.” Kadang, kamu bakal sama sekali nggak ketemu dengan pemilik rumah tempat kamu menginap.

5. Aplikasi “ride sharing” alias angkutan online

dunia traveling

Jalanan via pexels.com/Steven Arenas

Salah satu hal yang lucu dari traveling adalah terkadang biaya yang kita habiskan buat transportasi dalam kota lebih besar ketimbang transportasi antarkota. Apalagi kalau kita nggak riset dulu tentang angkutan umum, dan ke mana-mana naik angkutan sewaan atau taksi.

Nah, aplikasi ride sharing alias angkutan online mengubah semua itu. Sekarang kamu nggak perlu takut lagi ditipu, sebab aplikasi ride sharing sudah ngasih harga yang pas dan terjangkau. Selain itu, biasanya aplikasi jenis ini juga punya fitur-fitur lain, seperti layanan pengiriman barang atau pembelian makanan.

Nah, kalau menurut kamu sendiri, mana di antara kelima inovasi itu yang paling berjasa mengubah wajah dunia traveling?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Inovasi-inovasi yang Mengubah Wajah Dunia Traveling appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/inovasi-dunia-traveling/feed/ 0 10957
Pejalan! Inilah 4 Cara Melipat Baju untuk Traveling https://telusuri.id/melipat-baju-untuk-traveling/ https://telusuri.id/melipat-baju-untuk-traveling/#comments Sat, 20 Oct 2018 11:52:19 +0000 https://telusuri.id/?p=10720 Meskipun berkemas (packing) adalah salah satu tahap yang paling seru saat traveling, kadang kamu pasti suka kesel juga pas ngelipat baju. Ngelipat baju memang gampang-gampang susah. Nggak jarang juga ‘kan kamu ngalamin kasus begini: sudah...

The post Pejalan! Inilah 4 Cara Melipat Baju untuk Traveling appeared first on TelusuRI.

]]>
Meskipun berkemas (packing) adalah salah satu tahap yang paling seru saat traveling, kadang kamu pasti suka kesel juga pas ngelipat baju. Ngelipat baju memang gampang-gampang susah. Nggak jarang juga ‘kan kamu ngalamin kasus begini: sudah tekun-tekun ngelipat, eh akhirnya malah berantakan.

Tapi tenang aja, Sob. Khusus buat kamu, ini TelusuRI kasih 4 cara melipat baju untuk traveling:

1. Melipat KonMari ala Marie Kondo

Kayaknya cara melipat baju untuk traveling yang paling populer sekarang—khususnya di YouTube—adalah KonMari. Nama metode melipat ini berasal dari nama orang yang mempoplerkannya, yakni Kondo Marie alias Marie Kondo.

Caranya sebenarnya hampir sama kayak cara melipat yang biasanya kamu lakukan. Bedanya, hal terakhir yang harus kamu lakukan adalah membagi segmen lipatan menjadi tiga, bukannya dua kayak biasanya. Metode KonMari ini bisa menghemat ruang dalam ranselmu.

2. Metode menggulung ala tentara atau “army roll method”

Cara melipat baju untuk traveling berikut juga lagi populer sekarang. Sebagian menyebut nama tekniknya sebagai army roll method, sebab beginilah para tentara melipat bajunya saat hendak pergi bertugas.

Kalau wujud akhir lipatan KonMari adalah kotak pipih, wujud akhir army roll method adalah silinder. Langkah pertamanya adalah melipat bagian bawah baju. Kemudian sisi kanan dan kiri baju dilipat ke tengah seperti biasa. Selanjutnya baju digulung dari arah leher menuju bawah. Langkah terakhir adalah memasukkan gulungan itu ke dalam kantong yang tercipta dari lipatan yang sudah kamu buat pada langkah pertama.

3. Melipat cepat ala Jepang

Metode ini pas banget buat kamu yang suka berkemas di saat-saat terakhir. Kenapa? Soalnya cara ini benar-benar cepat. Kamu cuma perlu bermanuver sedikit tanpa harus repot-repot melipat ini dan itu.

Cara ini efisien banget dan sama sekali nggak bakal menguras energi. Kalau dihitung-hitung, untuk melipat baju cara Jepang ini, kamu cuma perlu melakukan tiga langkah!

4. Melipat kemeja supaya nggak kusut

Semales-malesnya melipat kaos, lebih males lagi kalau disuruh melipat kemeja. Apalagi kemeja yang kaku. Tapi tenang saja, Sob. Ternyata ada tutorial buat melipat kemeja supaya nggak kusut setiba di tujuan.

Caranya agak beda dari melipat biasa. Kalau cara melipat biasa dimulai dari belakang, melipat kemeja buat traveling dimulai dari depan. Lengan dibuat menyilang, lalu kedua sisi dilipat ke tengah, baru kemudian dibagi tiga segmen sampai bagian lehernya tertutupi.

Gimana? Menarik, ‘kan? Atau kamu punya cara melipat baju untuk traveling ala kamu sendiri?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Pejalan! Inilah 4 Cara Melipat Baju untuk Traveling appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/melipat-baju-untuk-traveling/feed/ 3 10720
9 “Quotes” Pendakian yang Bermakna dari Para Petualang https://telusuri.id/quotes-pendakian/ https://telusuri.id/quotes-pendakian/#respond Tue, 14 Aug 2018 08:48:44 +0000 https://telusuri.id/?p=10183 Beberapa quotes pendakian dari para petualang berikut pasti bakal bikin kamu merenung dan jadi lebih rendah hati. Nggak percaya? Baca aja sendiri: Quotes pendakian dari Henry David Thoreau “I went to the woods because I...

The post 9 “Quotes” Pendakian yang Bermakna dari Para Petualang appeared first on TelusuRI.

]]>
Beberapa quotes pendakian dari para petualang berikut pasti bakal bikin kamu merenung dan jadi lebih rendah hati. Nggak percaya? Baca aja sendiri:

Quotes pendakian dari Henry David Thoreau

“I went to the woods because I wished to live deliberately, to front only the essential facts of life, and see if I could not learn what it had to teach, and not, when I came to die, discover that I had not lived.”

—Henry David Thoreau (1817-1862)

Thoreau adalah salah seorang filsuf modern Amerika Serikat yang dekat dengan alam. Makanya Chris McCandless alias Alex Supertramp sampai mengidolakan Thoreau dan membawa bukunya ke mana-mana.

Kamu pasti bakal merinding setelah membaca kutipan dari Thoreau di atas: “Aku pergi ke hutan karena aku ingin hidup apa adanya, untuk menghadapi semata fakta-fakta esensial dari kehidupan, dan mengetahui apakah aku tak mampu mencerna apa yang diajarkan [oleh alam], dan [agar] tidak, ketika aku akhirnya meninggal, menyesal bahwa aku tak pernah [benar-benar] hidup.”

quotes pendakian

Menuju gunung es via unsplash.com/Aaron Benson

Quotes pendakian dari John Muir

“We are now in the mountains and they are in us, kindling ethusiasm, making every nerve quiver, filling every pore and cell of us.”

—John Muir (1838-1914)

Kebangetan kalau kamu nggak tahu John Muir. Ia adalah naturalis Amerika Serikat, pendiri Sierra Club yang namanya kemudian diabadikan jadi sebuah trek lintas alam: John Muir Trail.

Arti dari ucapan John Muir di atas kurang lebih begini: “Kami sekarang berada di pegunungan dan pegunungan itu ada dalam kami, memercikkan antusiasme, membuat setiap saraf bergetar, mengisi setiap pori-pori dan sel kami.”

quotes pendakian

Senja di gunung via unsplash.com/Aneta Ivanova

Quotes pendakian dari Sir Martin Conway

“Each fresh peak ascended teaches something.”

—Sir Martin Conway (1856-1937)

Sir Martin Conway pernah jadi presiden Alpine Club, klub mountaineering pertama di dunia, dari tahun 1902-1904. Selama hidup, ia pernah ekspedisi di Eropa, Amerika Selatan, dan juga Asia.

Kalau dipikir-pikir, benar juga kata Sir Conway: “Setiap puncak baru yang didaki mengajarkan [kita] sesuatu.”

quotes pendakian

Mengagumi pemandangan via unsplash.com/Danka & Peter

Quotes pendakian dari Ansel Adams

“No matter how sophisticated you may be, a large granite mountain cannot be denied—it speaks in silence to the very core of your being.”

—Ansel Adams (1902-1984)

Aktivis lingkungan Amerika Serikat ini—pentolan Sierra Club—adalah juga seorang fotografer tenar. Foto-foto B/W Taman Nasional Yosemite karya Ansel Adams berkali-kali direpro dalam kalender, poster, buku, dan tersebar di pojok-pojok internet.

Menurut Adams, “Tak peduli semaju apa pun barangkali dirimu, sebuah gunung granit besar tak mungkin kamu sangkal—ia berbicara dalam diam kepada inti dari dirimu.”

quotes pendakian

Membelah lembah via unsplash.com/Holly Mandarich

Quotes pendakian dari Jack Kerouac

“Because in the end, you won’t remember the time you spent working in an office or mowing the lawn. Climb that goddamn mountain.”

—Jack Kerouac (1922-1969)

Jack Kerouac, penulis legendaris pentolan Beat Generation, ternyata juga punya tulisan yang bisa dikutip soal pendakian gunung.

Katanya, “Karena pada akhirnya, kamu takkan ingat waktu-waktu yang kamu habiskan untuk bekerja di kantor atau memotong rumput halaman. Panjatlah gunung sialan itu.”

quotes pendakian

Rehat sejenak via unsplash.com/Jake Ingle

Quotes pendakian dari Reinhold Messner

“It’s always further than it looks. It’s always taller than it looks. And it’s always harder than it looks.”

—Reinhold Messner (1944-…)

Messner adalah orang pertama yang mendaki Everest sendirian tanpa bantuan oksigen. Selain itu dia juga adalah manusia pertama yang mendaki ke-14 puncak di atas 8.000 mdpl. Bisa dibilang Messner adalah legenda hidup. Sudah ada sebuah film tentangnya yang dibuat, yakni Nanga Parbat (2010).

Bagi Messner, gunung itu, “Selalu lebih jauh dari kelihatannya. Ia selalu lebih tinggi dari kelihatannya. Dan selalu lebih berat [untuk ditempuh] dari kelihatannya.”

quotes pendakian

Duduk santai di puncak via unsplash.com/Joseph Barrientos

Quotes pendakian dari Anatoli Boukreev

“Mountains are not stadiums where I satisfy my ambition to achieve, they are the cathedrals where I practice my religion.”

—Anatoli Boukreev (1958-1997)

Nama Anatoli Boukreev muncul di memoar Tragedi Everest 1996-nya Jon Krakauer. Petualang Rusia ini jadi legenda karena menyelamatkan beberapa orang pendaki ketika insiden itu terjadi. (Meskipun satu tahun kemudian, 1997, Boukreev meninggal di Annapurna I.)

Kutipan di atas menunjukkan kalau Boukreev orangnya sangat rendah hati. Katanya, “Gunung-gunung bukanlah stadion tempat aku memuaskan ambisi untuk mencapai sesuatu, mereka adalah katedral-katedral tempatku menjalankan ajaran agamaku.”

quotes pendakian

Matahari terbit di ketinggian via unsplash.com/Tim Foster

Quotes pendakian dari Ed Viesturs

“It’s a round trip. Getting to the top is optional. Getting down is mandatory.”

—Ed Viesturs (1959-…)

Siapa lagi ini Ed Viesturs? Orang ini kayaknya orang Amerika Serikat satu-satunya yang sudah mencapai puncak 14 gunung di atas ketinggian 8.000 mdpl—tanpa oksigen botolan. Ke Everest saja Viesturs sudah 7 kali!

Menurut Ed Viesturs naik gunung itu, “Perjalanan pergi-pulang. Mencapai puncak adalah pilihan. Turun adalah wajib.”

quotes pendakian

Menjelang puncak via unsplash.com/Mathias Jensen

Quotes pendakian dari Conrad Anker

“If people want to go do some big outdoor thing for their ego, have them climb snowy mountains rather than shoot animals.”

—Conrad Anker (1962-…)

Nama Conrad Anker tercatat dalam sejarah karena pendaki Amerika Serikat ini adalah salah satu anggota ekspedisi yang, pada tahun 1999 silam, berhasil menemukan lokasi jasad George Mallory.

Kutipan dari Anker di atas sebenarnya agak-agak satire: “Kalau orang mau melakukan aktivitas alam bebas buat memenuhi egonya, suruh saja mereka mendaki gunung-gunung bersalju ketimbang menembak hewan.”

Jadi, mana quotes pendakian yang paling kamu suka, Sob?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 9 “Quotes” Pendakian yang Bermakna dari Para Petualang appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/quotes-pendakian/feed/ 0 10183