wisata air terjun Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/wisata-air-terjun/ Media Perjalanan dan Pariwisata Indonesia Fri, 21 Feb 2025 07:52:25 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://i0.wp.com/telusuri.id/wp-content/uploads/2023/06/cropped-TelusuRI-TPPSquare-1.png?fit=32%2C32&ssl=1 wisata air terjun Archives - TelusuRI https://telusuri.id/tag/wisata-air-terjun/ 32 32 135956295 7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang https://telusuri.id/7-air-terjun-di-perbatasan-malang-lumajang/ https://telusuri.id/7-air-terjun-di-perbatasan-malang-lumajang/#respond Fri, 21 Feb 2025 03:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=45722 Di sejumlah daerah pegunungan, biasanya air terjun menjadi tempat favorit rekreasi yang menyasar semua kalangan. Mulai dari remaja, mahasiswa, hingga keluarga; dari wisatawan domestik sampai mancanegara. Seperti dua kabupaten bertetangga yang terletak di selatan Gunung...

The post 7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang appeared first on TelusuRI.

]]>
Di sejumlah daerah pegunungan, biasanya air terjun menjadi tempat favorit rekreasi yang menyasar semua kalangan. Mulai dari remaja, mahasiswa, hingga keluarga; dari wisatawan domestik sampai mancanegara. Seperti dua kabupaten bertetangga yang terletak di selatan Gunung Semeru, yaitu Malang dan Lumajang. Nyaris tak terhitung aliran-aliran air terjun yang mengalir di kedua daerah tersebut, baik yang sudah dibuka untuk wisata maupun yang masih tertutup karena sulit dijangkau akibat medan yang ekstrem.

Dari banyaknya air terjun, TelusuRI merangkum tujuh air terjun yang mengalir sepanjang tahun, yang bisa jadi pilihan buat mengisi waktu liburan atau akhir pekan, karena lokasinya berdekatan. Beberapa air terjun bisa digapai dalam sehari. Namun, jika ingin menjangkau semuanya, setidaknya perlu waktu dua hari dan menginap satu malam di homestay warga sekitar. Sebab, sejumlah titik air terjun memerlukan ketahanan fisik dan waktu ekstra untuk dijangkau.

Umumnya, tarif masuk wisata air terjun dipatok sekitar Rp10.000 per orang, belum termasuk parkir kendaraan. Untuk jasa pemandu maupun permintaan khusus lainnya seputar kegiatan berwisata bisa didiskusikan dengan pengelola wisata setempat.

1. Coban Sewu atau Tumpak Sewu

7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang
Coban Sewu atau Tumpak Sewu saat musim kemarau/Rifqy Faiza Rahman via TelusuRI

Air terjun ini berada di aliran sungai yang menjadi pembatas alami antara Kecamatan Ampelgading (Kabupaten Malang) dan Kecamatan Pronojiwo (Lumajang). Di Malang disebut coban, sedangkan di Lumajang disebut tumpak. Keunikan formasi arus airnya membuat Coban Sewu populer dan banyak dikunjungi wisatawan. Aliran dari satu sungai besar berwarna kecokelatan jatuh dasar jurang sedalam ratusan meter bersama puluhan aliran mata air yang mengucur dari balik celah tebing. Debit air saat musim hujan lebih deras daripada musim kemarau.

Untuk melihat air terjun ini bisa melalui dua pintu masuk, dari sisi Desa Wonokerto (Malang) maupun Desa Sidomulyo (Lumajang). Wisatawan bisa cukup sekadar melihat panorama dari pinggiran tebing, atau menuruni jalur setapak ekstrem dan sangat curam ke dasar jurang untuk lebih dekat ke guyuran air terjunnya. Lebih aman membawa pemandu lokal untuk memastikan keamanan jalur.

2. Coban Ciblungan

7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang
Kolam pemandian alami Coban Ciblungan/Rifqy Faiza Rahman via TelusuRI

Mulanya, Coban Ciblungan digunakan warga sekitar untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi atau mencuci baju. Namun, begitu popularitas Coban Sewu meningkat, kelompok sadar wisata setempat berinisiatif membuka Coban Ciblungan untuk umum sebagai tempat wisata. Coban Ciblungan hanya terletak sepelemparan batu dari rumah warga terdekat di Dusun Sumberpitu, Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading. Pekarangan rumah warga tersebut biasa digunakan untuk tempat parkir motor dan mobil.

Melihat Coban Ciblungan sedikit mengingatkan pada formasi aliran Coban Sewu, hanya dalam versi yang jauh lebih mini. Terdapat satu sungai yang mengalir dari belakang Pasar Jagalan (jaraknya sekitar 1,5 km), lalu bercampur dengan deretan aliran mata air berdebit deras yang keluar dari celah tebing, mengguyur satu area kolam yang sama. Jika terjadi hujan di daerah hulu, air sungai dan kolam akan berwarna cokelat keruh sehingga tidak bisa digunakan untuk mandi atau berenang untuk sementara waktu.

3. Coban Gintung

7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang
Aliran kembar Coban Gintung sebelum salah satunya disudet/Rifqy Faiza Rahman via TelusuRI

Masih berada di satu desa yang sama, Coban Gintung berjarak sekitar 2,5 kilometer ke arah tenggara dari Coban Ciblungan. Aliran Coban Gintung bersumber dari mata air Sumber Gintung yang menghidupi kebutuhan air rumah tangga dan pertanian masyarakat setempat. Akses menuju tempat wisata Coban Gintung hanya bisa menggunakan sepeda motor. Jika membawa mobil, bisa dititipkan di pekarangan rumah warga terdekat.

Dari tempat parkir motor, hanya perlu trekking ringan membelah ladang warga tak sampai 10 menit untuk menuju air terjun. Dahulu, Coban Gintung memiliki dua aliran air yang mengalir bersisian sehingga membuatnya tampak seperti air terjun kembar. Namun, beberapa waktu kemudian salah satu aliran disudet oleh pihak PDAM setempat untuk memenuhi pasokan air masyarakat. 

4. Coban Naga Gintung

7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang
Seberkas pelangi di dasar Coban Naga Gintung/Rifqy Faiza Rahman via TelusuRI

Aliran Coban Naga Gintung berada di atas Coban Gintung dan masih satu payung pengelolaan. Di rute jalan setapak yang sama, terdapat percabangan jalur. Jika berbelok ke kanan, jalur akan menurun menuju Coban Gintung, sedangkan jika lurus, akan mengarah ke Coban Naga Gintung yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Ada dua cara untuk menikmati kesegaran Coban Naga Gintung. Dari atas jembatan bambu yang dipasang warga, atau sedikit turun ke tepian jika ingin sedikit basah-basahan. Debit Coban Naga Gintung cukup deras, sehingga menimbulkan suara gemuruh. 

5. Coban Gua Kelelawar

Lokasi Coban Gua Kelelawar—dalam bahasa Jawa disebut Goa Lowo—cukup jauh dari tempat parkir Coban Gintung. Air terjun ini merupakan ujung dari aliran Coban Gintung dan nantinya akan bertemu dengan aliran Sungai Glidik yang merupakan jalur lahar dingin Semeru. Untuk menuju ke coban ini, perlu trekking sekitar 30 menit lewat jalan cor hingga meniti pematang sawah. Bisa juga diakses langsung dari Coban Gintung dengan menyusuri tepian sungai dan ladang warga.

Formasi aliran air Coban Gua Kelelawar cukup unik. Air keluar dari celah sempit di bagian atas, lalu jatuh menyebar dan membasahi dinding tebing. Terdapat satu lubang kecil yang muat dimasuki manusia, yang oleh warga setempat disebut sebagai sarang kelelawar. Dari situlah nama Coban Gua Kelelawar berasal. Aliran coban ini membentuk sungai kecil penuh batuan dan diapit persawahan yang banyak ditumbuhi pohon kelapa.

6. Air Terjun Kapas Biru

7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang
Seorang wisatawan di air terjun Kapas Biru/Rifqy Faiza Rahman via TelusuRI

Bergeser ke Lumajang, Kapas Biru bisa menjadi opsi wisata air terjun dengan sentuhan petualangan. Sebab, jaraknya cukup jauh dari Dusun Mulyoarjo, Desa Pronojiwo—kampung warga terdekat yang membuka akses masuk wisata—dan beberapa titik jalur trekking cukup ekstrem sehingga memerlukan kehati-hatian. Salah satunya tangga besi vertikal setinggi kurang lebih tiga meter yang mau tidak mau tetap harus dilewati. Namun, gemuruh dan kesegaran air Kapas Biru bisa mengobati lelah setelah 45 menit berjalan dengan kontur naik-turun.

Formasi geologi air terjun Kapas Biru berbeda dengan kebanyakan coban di wilayah Malang. Dinding tebingnya cadas berwarna cokelat terang dengan vegetasi hijau di sekitarnya. Saking derasnya aliran air, terkadang muncul buih-buih selembut kapas dan jika terkena sinar matahari seperti berwarna kebiruan. Aliran sungai kecil yang dibentuk dari air terjun ini juga dimanfaatkan pengelola untuk atraksi wisata tubing dengan ban karet.

7. Air Terjun Kabut Pelangi

7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang
Panorama air terjun Kabut Pelangi/Rifqy Faiza Rahman via TelusuRI

Air terjun ini berada di Dusun Besukcukit, Desa Sidomulyo. Satu desa dengan Tumpak Sewu, bertetangga dengan Kapas Biru. Akses wisata air terjun ini dibuka beberapa lama setelah Tumpak Sewu dan Kapas Biru. Letaknya yang tersembunyi dan cukup jauh dari perkampungan membutuhkan usaha lebih untuk bisa melihat air terjun ini dalam jarak dekat. Setidaknya perlu waktu 30–45 menit trekking, melewati jalan setapak di tengah ladang warga, sesekali menyeberangi sungai dengan arus cukup deras, yang terbentuk dari aliran Kabut Pelangi.

Mendekati air terjun, wisatawan seperti dikepung ngarai menjulang. Perlu kehati-hatian saat melangkah dan mewaspadai perubahan cuaca maupun arus bah mendadak. Air terjun Kabut Pelangi lebih tinggi dan lebih deras daripada Kapas Biru. Jika beruntung dan berada dalam momen yang pas, akan terlihat segaris pelangi sesuai namanya. 

Menjadi pejalan bijak: hal-hal yang harus diperhatikan

Semua air terjun tersebut berada di wilayah perdesaan dan aksesnya melewati kawasan ladang dan permukiman warga. Oleh karena itu pengunjung harus menghormati peraturan setempat yang mungkin diberlakukan. 

Selain itu, TelusuRI juga menyarankan setiap pengunjung agar menjadi pejalan bijak, serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga lingkungan di sekitar tempat wisata. Berikut sejumlah tips yang bisa kamu lakukan selama berwisata di coban-coban tersebut.

  1. Menghormati adat istiadat di dusun sekitar tempat wisata.
  2. Mematuhi peraturan yang diberlakukan pengelola wisata.
  3. Mewaspadai perubahan cuaca, karena hujan deras di aliran hulu bisa menyebabkan bah kencang dan membahayakan keselamatan.
  4. Melengkapi diri dengan peralatan dan logistik yang memadai agar perjalanan berwisata aman dan nyaman.
  5. Meminimalisasi penggunaan botol minum kemasan dan plastik sekali pakai.
  6. Gunakan kotak makan untuk menyimpan bahan-bahan makanan kamu selama perjalanan.
  7. Memilih menu-menu makanan organik, seperti sayur, buah, dan bahan lainnya untuk meminimalisasi makanan kemasan sekali pakai.
  8. Membawa pulang sampah anorganik yang kamu hasilkan.
  9. Membawa kantung sampah secukupnya.

Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post 7 Pilihan Wisata Air Terjun di Perbatasan Malang-Lumajang appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/7-air-terjun-di-perbatasan-malang-lumajang/feed/ 0 45722
Rekomendasi Wisata Pantai dan Air Terjun di Sumba Timur https://telusuri.id/rekomendasi-wisata-pantai-dan-air-terjun-di-sumba-timur/ https://telusuri.id/rekomendasi-wisata-pantai-dan-air-terjun-di-sumba-timur/#respond Thu, 26 Oct 2023 09:00:00 +0000 https://telusuri.id/?p=39939 Selama periode Mei—Juli lalu, saya dan seorang teman seperjalanan, Marselina Jami—biasa saya panggil Kasel—memiliki sejumlah agenda pelesir untuk menikmati akhir pekan. Kami mengunjungi sejumlah destinasi wisata alam yang ada di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. ...

The post Rekomendasi Wisata Pantai dan Air Terjun di Sumba Timur appeared first on TelusuRI.

]]>
Selama periode Mei—Juli lalu, saya dan seorang teman seperjalanan, Marselina Jami—biasa saya panggil Kasel—memiliki sejumlah agenda pelesir untuk menikmati akhir pekan. Kami mengunjungi sejumlah destinasi wisata alam yang ada di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. 

Destinasi-destinasi tersebut kiranya bisa juga menjadi opsi teman-teman yang ingin berlibur ke Pulau Sumba, khususnya Sumba Timur. Terutama buat kalian yang gemar bertualang ke pantai maupun air terjun.

Berikut rekomendasi destinasi wisata alam pilihan kami, beserta informasi umum seputar kondisi akses dan transportasi menuju lokasi.

1. Pantai Watu Parunu dan Pantai Puttu Kapu

Batu berlubang di Pantai Watu Parunu (kiri) dan tebing karang di Pantai Puttu Kapu (kanan)/Yeni Marlina Mangngi

Pantai Watu Parunu terletak di Desa Lainjanji, Kecamatan Wulla Waijelu. Dari pusat kota Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur, perjalanan ke Pantai Watu Parunu memerlukan waktu tempuh 3,5 jam dengan kendaraan roda dua. Akses ke Wulla Waijelu sudah sangat baik, tetapi jalur setelahnya menuju pantai masih belum terlalu bagus. 

Watu Parunu memiliki hamparan garis pantai yang sangat panjang dan berpasir putih, dengan tebing batu putih yang tinggi di ujung timur pantai. Debur ombaknya lumayan besar, karena berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Meskipun begitu, kontur pantai relatif landai. Jika ingin berenang, pastikan kondisi ombak aman.

Nama Watu Parunu berkaitan dengan fenomena alam batu berlubang yang menjadi ciri khas atau keunikan dari pantai ini. Dalam bahasa setempat, Watu berarti batu dan Parunu berarti merunduk. Kebetulan saat kami ke sini air laut sedang surut, sehingga kami dapat melihat jelas bentuk batu yang berlubang. Sedikitnya ada lima lubang, dua di antaranya berukuran cukup besar.

Selain Watu Parunu, kami mampir juga ke Pantai Puttu Kapu. Lokasinya berada di barat daya dari Watu Parunu. Meskipun masih satu garis pantai, tetapi akses menuju Puttu Kapu harus sedikit memutar lewat jalan kampung kembali. Jaraknya sekitar 1-1,5 kilometer. Daya tarik Puttu Kapu adalah batu karang unik berwarna kecokelatan yang mengelilingi pantai dan juga berpasir putih.

2. Air Terjun Wai Marang

Rekomendasi Wisata Pantai dan Air Terjun di Sumba Timur
Kolam alami di air terjun Wai Marang/Yeni Marlina Mangngi

Air terjun Wai Marang berada di Ngaru Kanoru, Kecamatan Umalulu. Perjalanannya sekitar dua jam dari Waingapu dengan sepeda motor. Akses jalan menuju lokasi lumayan bagus dan bisa dijangkau baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Lokasi air terjunnya berada di tengah hutan. Untuk sampai ke air terjun harus melewati 165 anak tangga dan beberapa jalur landai. Air terjun ini terdiri dari dua tingkat, salah satunya mengalir ke area tempat berenang berbentuk kolam alami dengan kedalaman sekitar delapan meter. Bagi pengunjung yang tidak bisa berenang, terdapat kolam kecil yang kedalamannya 1,5—2 meter. Kesegaran air yang jernih, tebing batu kapur di sekeliling, dan nuansa sejuk bisa membuat siapa pun—termasuk kami—betah berlama-lama untuk berenang atau sekadar bermain air sambil duduk di tepian.

3. Air Terjun Laiwi

Air terjun Laiwi terletak di Desa Matawai Amahu, Kecamatan Katala Hamu Lingu. Perjalanannya memakan waktu sekitar 2,5 jam dari Waingapu dengan kendaraan roda dua. Jalan menuju air terjun masih rusak dan belum terlalu bagus.

Air terjun ini memiliki empat tingkat. Tingkat pertamanya agak jauh dari tingkat kedua, ketiga, dan keempat. Air terjun tingkat pertama berada di tengah kebun atau sawah warga. Tingkat kedua berada di samping lokasi parkiran dengan ketinggian setidaknya satu meter,  lalu yang ketiga agak lebih tinggi sekitar empat meter. Air terjun tingkat keempat adalah yang paling tinggi. Informasi yang saya dapat sekitar 60 meter, dengan medan jalur yang lumayan bikin kaki gemetaran karena terdapat anak tangga yang cukup banyak untuk turun. Air terjun Laiwi dikelilingi tebing batu vertikal dan hutan dengan pepohonan yang tumbuh menjulang.

4. Pantai Tarimbang

Rekomendasi Wisata Pantai dan Air Terjun di Sumba Timur
Pantai Tarimbang saat senja/Yeni Marlina Mangngi

Ini adalah salah satu pantai yang menjadi daftar keinginan saya sejak tahun 2019. Terletak di Desa Tarimbang, Kecamatan Tabundung, pantai ini bisa dijangkau sekitar 3—4 jam dari Waingapu. Secara keseluruhan akses jalan sudah cukup bagus, tetapi 500 meter memasuki kawasan pantai masih rusak.

Pantai ini memiliki daya tarik yang memikat pengunjung. Selain kontur yang cenderung landai, pasirnya putih dan bertekstur lembut. Terdapat tebing karang yang populer menjadi latar foto wisatawan, pun dengan gradasi warna air laut yang kontras saat hari terang. Ombak relatif tenang sehingga aman untuk berenang. 

Tak hanya untuk anak-anak muda. Pantai Tarimbang juga cocok jadi salah satu destinasi piknik keluarga, sembari menggelar tikar dan makan bersama.

5. Air Terjun Tanggedu dan Pantai Puru Kambera

Perjalanan menuju air terjun Tanggedu yang berada di Desa Tanggedu, Kecamatan Kanatang, memerlukan waktu berkendara setidaknya 2,5 jam dengan sepeda motor dari Waingapu. Akses menuju lokasi sudah lebih baik dari tiga tahun lalu ketika saya pertama kali ke sini. Durasi selama itu tidak membuat kami bosan dan lelah, karena pemandangan alam memanjakan mata.

Saat ini, air terjun yang terletak di tengah hutan dengan trek curam dan melewati beberapa anak tangga itu, telah mengalami perubahan lebih baik. Pengelola telah memberlakukan karcis masuk, membangun lopo untuk tempat istirahat, serta penambahan fasilitas kamar mandi maupun kamar ganti.

Air terjun Tanggedu merupakan salah satu air terjun yang dikenal orang agak berbau mistis, mengingat lokasinya berada di kawasan lembah-lembah yang jauh dari permukiman warga. Ada beberapa titik yang dilarang oleh pengelola untuk mandi maupun berfoto terlalu lama. Walaupun demikian, panorama alam yang tersaji memang memukau. Ciri khasnya adalah relief bebatuan yang unik. Terdapat goresan alam bekas aliran sungai hingga kolam alami untuk berenang.

Selepas berwisata dari air terjun Tanggedu, kami menyempatkan mampir ke Pantai Puru Kambera yang juga berpasir putih dan lembut. Letaknya berada di pesisir utara Kecamatan Kanatang. Tak jauh dari situ, kami juga singgah di padang rumput atau sabana Puru Kambera, yang terkenal menjadi tempat mengabadikan matahari terbenam.

6. Air Terjun Laputi

Destinasi terakhir kami dan paling jauh adalah air terjun Laputi, Praing Kareha, Kecamatan Tabundung. Kami harus menempuh perjalanan 3 jam 45 menit dengan motor dari Waingapu. Jalan menuju lokasi sudah lumayan bagus. Hanya saja kami pergi ketika cuaca sedang hujan. Sempat ingin putar balik, tetapi kami nekat menerobos hujan karena sudah tanggung di pertengahan jalan. Kami menginap terlebih dahulu di rumah Om Ndahangai yang dekat dengan lokasi air terjun sekaligus danau Laputi, baru keesokan paginya berkunjung ke sana.

Air terjun dan Danau Laputi berada di kawasan konservasi Taman Nasional Matalawa (Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti). Menurut cerita mama dari Om Ndahangai, Danau Laputi merupakan sumber mata air Kali Kambaniru dan warga setempat percaya tempat tersebut masih mistis. Terdapat sejumlah rambu tidak tertulis yang harus dihormati, di antaranya dilarang ribut atau bicara sembarangan ketika melihat sesuatu yang aneh di sekitar danau. Oleh karena itu bagi pengunjung yang ingin ke sini disarankan untuk didampingi warga lokal. 

Mata air di Danau Laputi juga terkenal memiliki khasiat kesehatan. Selain itu berlaku aturan khusus lainnya bagi seluruh pengunjung, yaitu tidak boleh menggunakan sabun saat mandi dan jika ingin cuci muka maka harus menyamping dari pusat mata air. Terlepas dari itu, air terjun dan danau ini memang membuat kami betah berlama-lama dan menikmati keindahan alam yang tersaji.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

The post Rekomendasi Wisata Pantai dan Air Terjun di Sumba Timur appeared first on TelusuRI.

]]>
https://telusuri.id/rekomendasi-wisata-pantai-dan-air-terjun-di-sumba-timur/feed/ 0 39939